Pengelolaan Sumberdaya Perikanan Berbasis Komunitas

2.2. Pengelolaan Sumberdaya Perikanan Berbasis Komunitas

Pengelolaan perikanan yang sebelumnya bersifat tersentralisir berubah menjadi desentralisasi sebagaimana tertuang dalam Undang-Undang Nomor 22 tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah. Dalam pasal 3 UU No. 221999 disebutkan bahwa wilayah daerah provinsi terdiri dari wilayah darat dan wilayah laut sejauh 12 mil laut yang diukur dari garis pantai. Sedangkan, pasal 10 UU No. 221999 menyebutkan kewenangan daerah kabupatenkota sejauh sepertiga dari batas laut provinsi. Namun hingga saat ini masih belum ada aturan secara umum yang jelas untuk diterapkan di daerah bahkan secara nasional Nikijuluw, 2002 Menurut FAO dalam Robert Pomeroy,dkk. 2009 dalam Nurhayati, A 2011 ‘‘ managing fisheries in a manner that addresses multiple needs and desires of society, without jeopar- dizing options for future generations, to benefit from the full- range of goods and services provided by marine ecosystems’’. Lackey 1998 dalam Nurhayati, A 2011 Fisheries management has been defined as “the practice of analyzing and selecting options to maintain or alter the structure, dynamics, and interaction of habitat, aquatic biota, and man to achieve human goals and objectives” . Pada definisi tersebut pada prinsipnya pengelolaan sumberdaya perikanan bertujuan untuk memenuhi kebutuhan manusia tanapa merusak sumberdaya perikana tersebut untuk generasi yang akan datang. Pengelolaan Berbasis Masyarakat atau biasa disebut Community Based Management CBM menurut Nikijuluw 1994 merupakan salah satu pendekatan pengelolaan sumberdaya alam, misalnya perikanan yang meletakkan pengetahuan dan kesadaran lingkungan masyarakat lokal sebagai dasar pengelolaannya. Lawson 1984 dalam Nikijuluw 2002, beberapa kelemahan dari rezim pengelolaan sumberdaya perikanan berbasis pemerintah, adalah: 1 kegagalan mencegah over exploitation sumberdaya perikanan; 2 kegagalan dalam penegakkan hukum; 3 kemampuan dan keberhasilan masyarakat untuk menghindar dari peraturan perundang-undangan; 4 kebijakan yang tidak tepat; 5 administrasi yang tidak efisien dalam bentuk biaya transaksi yang cukup tinggi; 6 kewenangan yang terbagi- bagi kepada beberapa lembaga pemerintahan; 7 data dan informasi yang diperoleh kurang akurat; dan 8 kegagalan dalam merumuskan keputusan manajemen dalam mengatasi masalah-masalah di lapangan. Dalam konteks hubungan eksploitasi sumberdaya perikanan, masyarakat nelayan kita memerankan empat perilaku sebagai berikut: 1 mengeksploitasi terus-menerus sumberdaya perikanan tanpa memahami batas-batasnya; 2 mengeksploitasi sumberdaya perikanan, disertai dengan merusak ekosistem pesisir dan laut, seperti menebangi hutan bakau serta mengambil terumbu karang dan pasir laut; 3 mengeksploitasi sumberdaya perikanan dengan cara-cara yang merusak destructive fishing , seperti kelompok nelayan yang melakukan pemboman ikan, melarutkan potasium sianida, dan mengoperasikan jaring yang merusak lingkungan, seperti trawl atau minitrawl ; serta 4 mengeksploitasi sumberdaya perikanan dipadukan dengan tindakan konservasi, seperti nelayan-nelayan yang melakukan penangkapan disertai dengan kebijakan pelestarian terumbu karang, hutan bakau, dan mengoperasikan jaring yang ramah lingkungan. Kusnadi, 2009:126-127.

III. Metode Penelitian

Dokumen yang terkait

ANALISIS KOMPARATIF PENDAPATAN DAN EFISIENSI ANTARA BERAS POLES MEDIUM DENGAN BERAS POLES SUPER DI UD. PUTRA TEMU REJEKI (Studi Kasus di Desa Belung Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang)

23 307 16

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

DEKONSTRUKSI HOST DALAM TALK SHOW DI TELEVISI (Analisis Semiotik Talk Show Empat Mata di Trans 7)

21 290 1

MANAJEMEN PEMROGRAMAN PADA STASIUN RADIO SWASTA (Studi Deskriptif Program Acara Garus di Radio VIS FM Banyuwangi)

29 282 2

FREKWENSI PESAN PEMELIHARAAN KESEHATAN DALAM IKLAN LAYANAN MASYARAKAT Analisis Isi pada Empat Versi ILM Televisi Tanggap Flu Burung Milik Komnas FBPI

10 189 3

MOTIF MAHASISWA BANYUMASAN MENYAKSIKAN TAYANGAN POJOK KAMPUNG DI JAWA POS TELEVISI (JTV)Studi Pada Anggota Paguyuban Mahasiswa Banyumasan di Malang

20 244 2

PERANAN ELIT INFORMAL DALAM PENGEMBANGAN HOME INDUSTRI TAPE (Studi di Desa Sumber Kalong Kecamatan Wonosari Kabupaten Bondowoso)

38 240 2

FENOMENA INDUSTRI JASA (JASA SEKS) TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU SOSIAL ( Study Pada Masyarakat Gang Dolly Surabaya)

63 375 2

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK PARTAI POLITIK PADA PEMILIHAN KEPALA DAERAH TAHUN 2012 DI KOTA BATU (Studi Kasus Tim Pemenangan Pemilu Eddy Rumpoko-Punjul Santoso)

119 459 25