Gambaran Stres Akulturasi Mahasiswa Papua yang Menjalani Perkuliahan di Universitas Sumatera Utara

(1)

Lampiran 1.JADWAL TENTATIF PENELITIAN No AktivitasPeneliti

an September 2015 Oktober 2015 November 2015 Desember 2015

Januari Februari 2016

Maret 2016

April 2016

Mei Juni Juli

2016 2016 2016 2016

MingguKe- 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 Pengajuanjudulp

enelitian 2 Menyusun Bab 1 3 Menyusun Bab 2

4 Menyusun Bab 3 5 Menyusun Bab 4

6

Menyerahkan proposal penelitian

7 Ujiansidingprop

osal 8 Revisi proposal

penelitian 9 UjiValiditas&Re

liabilitas 10 Pengumpulan

data 11 Analisa data 12 Pengajuansiding

skripsi 13 Ujiansidingskrip

si 14 Revisiskripsi

15 Mengumpulkans

kripsi Diketahui

DosenPembimbing


(2)

Lampiran 2.LEMBAR BUKTI BIMBINGAN

NAMA : Chyntia Septiani Br. Sinaga

NIM : 121101063

JUDUL PENELITIAN : Gambaran Stres Akulturasi Mahasiswa Papua Yang Menjalani Perkuliahan Di Universitas Sumatera Utara

PEMBIMBING : Nunung Febriany Sitepu, S.Kep., Ns., MNS

NO TANGGAL MATERI

BIMBINGAN

Komentar/ Saran

Paraf 1. Kamis, 27

Agustus 2015 Perkenalan dengan dosen pembimbing Mencari judul proposal

2. Selasa, 1 September 2015

Konsul judul proposal Lanjutkan ke Bab 1

3. Rabu, 23 September 2015

Konsul Bab 1 Perbaikan judul proposal dan Bab 1

4. Kamis, 8 Oktober 2015

Perbaikan judul proposal dan Konsul

Bab 1 Tambahkan dampak yang dapat terjadi akibat stres akulturasi (dari jurnal)

5. Selasa, 13 Oktober 2015

Konsul Bab1 Lanjutkan ke Bab 2


(3)

6. Selasa, 20 Oktober 2015

Konsul Bab 2 Bab 2 di tambahkan teori tentang stres dan lanjut Bab 3

7. Senin, 9 November 2015

Konsul Bab 2, Bab 3 Perbaiki skema 3.1 di Bab 3 Lanjutkan ke Bab 4

8. Kamis, 10 Desember 2015

Konsul Bab 4 Populasi sampel diganti menjadi total sampel dan tidak ada menggunakan kriteria 9. Rabu 16

Desember 2015

Konsul Bab1, Bab 2, Bab 3, Bab 4

Perbaiki beberapa kalimat yang tidak sesuai dan lampirkan kuesioner 10. Selasa, 22

Desember 2015

Konsul Bab 1, Bab2, Bab 3, Bab 4

Memperbaiki beberapa kalimat yang tidak cocok dan huruf capital 11. Selasa 29

Desember 2015

Konsul Bab1, Bab 2, Bab 3, Bab 4

Proposal ACC

12. jumat, 1 Februari 2016

Revisi Proposal Penelitian Konsul Bab 1

Perbaikannkata dan kalimat yang kurang sesuai serta tambahan untuk menjelaskan kendalanya


(4)

13. Sabtu, 2 Februari 2016

Konsul Bab 1, Bab 2, Bab 3, Bab 4

Bab 1 dan Bab 2 fix tetapi ada perbaikan kembali untuk Bab 3 dan 4 14. Rabu, 17

Februari 2016

Konsul Bab 3, Bab 4 dan Kuesioner

Bab 3 dan Bab 4 fix dan lanjut konfirmasi validitas

15. Rabu, 17 Februari 2016

Validitas dengan ibu R. Devi Tumanggor

Revisi kalimat kuesioner

16. Kamis, 18 Februari 2016

Validitas dengan ibu Jenny M. Purba dan

Konsul kuesioner dengan bu R. Devi

Tumanggor

Revisi kuesioner

17. Selasa, 23 Februari 2016

Mengambil revisian validasi dengan bu

Jenny dan konsul dengan Bu nunung

tentang kuesioner

Finishing kuesioner

18. Senin, 29 Februari 2016

Mengambil validasi dari ibu R. Devi Tumanggor dan ibu

Jenny M. Purba

Kuesioner valid

19. Selasa, 01 Maret 2016

Konsul dengan Bu Nunung dan Mengurus

etik penelitian

Lanjut ke etik penelitian


(5)

20. Jumat, 11 Maret 2016

Pengambilan Etik Penelitian

Etik penelitian selesai

21. Selasa, 24 Mei 2016

Konsul Bab 5 (Hasil Penelitian)

Tambahan crosstabs untuk hasil penelitian

22. Rabu, 1 Juni 2016

Konsul Bab 5 (Hasil dan Pembahasan)

Revisi Bab 5 & lanjut Bab 6

23. Rabu, 8 Juni 2016

Konsul Bab 5 & Bab 6 Bab 5 & Bab 6 fix


(6)

Lampiran 3. PENJELASAN TENTANG PENELITIAN

Nama saya adalah Chyntia Septiani Br. Sinaga/121101063, mahasiswi Program Studi Ilmu Keperawatan, Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara, Medan. Saya ingin melakukan penelitian dengan judul gambaran stres akulturasi mahasiswa Papua yang melanjutkan perkuliahan di USU dengan tujuan untuk mengidentifikasi gambaran stres akulturasi mahasiswa Papua yang menjalani perkuliahan di USU. Penelitian ini merupakan salah satu kegiatan dalam menyelesaikan tugas akhir di Program Studi Ilmu Keperawatan, Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara. Peneliti menjamin bahwa penelitian yang dilakukan tidak menimbulkan dampak negatif kepada Saudara/Saudari sebagai responden. Penelitian ini akan memberikan manfaat bagi perkembangan ilmu keperawatan.Peneliti juga menghargai dan menghormati hak responden dengan cara menjaga kerahasiaan identitas diri dan data yang diberikan responden selama pengumpulan data hingga penyajian data. Peneliti sangat mengharapkan partisipasi Saudara/Saudari sebagai responden dalam penelitian ini, namun jika Saudara/Saudari tidak bersedia maka Saudara/Saudari berhak untuk menolak karena tidak unsur paksaan dalam pengisian kuesioner penelitian. Demikianlah informasi ini saya sampaikan, atas kesediaan dan partisipasi Saudara/Saudari saya ucapkan terimakasih.

Medan, Maret 2016


(7)

Lampiran 4. LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Kode responden : (diisi oleh peneliti)

Usia : tahun

Jenis Kelamin :

Setelah mendengarkan penjelasan dari peneliti tentang penelitian yang berjudul “Gambaran Stres Akulturasi Mahasiswa Papua yang Menjalani Perkuliahan di Universitas Sumatera Utara”, maka saya dengan sukarela dan tanpa paksaan menyatakan bersedia menjadi responden dalam penelitian tersebut.

Medan, Maret 2016 Responden


(8)

Lampiran 5. KUESIONER DATA DEMOGRAFI

Petunjuk Pengisian Kuesioner

Dalam pengisian kuesioner ini, Saudara/Saudari diharapkan mengikuti petunjuk berikut ini:

1. Jawablah setiap pertanyaan yang tersedia dibawah ini dengan memberikan tanda checklist(√) atau mengisi jawaban pada tempat yang telah disediakan.

2. Semua pernyataan harus dijawab, Bila ada yang kurang dimengerti, dapat ditanyakan kepada peneliti.

Data Demografi

1. Nomor responden (diisi oleh peneliti) :

2. Usia : tahun

3. Jenis Kelamin : Laki-laki Perempuan

4. stambuk/ Angkatan : 2012 2013 2014 2015


(9)

Lampiran 6. KUESIONER STRES AKULTURASI

Petunjuk Pengisisan Kuesioner

a. Pertanyaan berikut ini menyangkut stres akulturasi.

b. Pililah jawaban yang menurut Saudara/Saudari paling sesuai.

c. Jawaban setiap pertanyaan yang tersedia dibawah ini dengan memberikan tanda checklist(√) atau mengisi jawaban pada tempat yang telah disediakan.Dengan pilihan jawaban : YA atau TIDAK

No. Pernyataan YA TIDAK

1. Saya merasa tidak nyaman tinggal di Medan karena adanya perbedaan budaya

2. Saya merasa kesulitan untuk berkomunikasi dengan teman-teman, dosen dan orang lain (yang bukan Papua) di lingkungan Universitas Sumatera Utara

3. Saya merasa sulit untuk akrab dengan teman-teman (yang bukan Papua)

4. Jauh dari keluarga membuat stres saya bertambah 5. Saya merasa tidak nyaman ketika orang lain

memandang saya karena saya berbeda

6. Saya merasa orang takut dekat dengan saya karena berbeda budaya

7. Saya merasa penampilan saya tidak diterima oleh orang lain (yang bukan Papua) seperti rambut panjang (laki-laki) dan rambut dicocang (perempuan) ketika berada di Medan

8. Saya merasa tidak nyaman ketika saya melakukan tradisi budaya Papua seperti memasak makanan dengan batu panas

9. Saya merasa sulit untuk terbiasa mandi 2x dalam sehari ketika berada di Medan

10. Saya merasa tidak dihargai atas apa yang saya lakukan, karena saya berbeda

11. Saya merasa diabaikan/ tidak diterima oleh teman-teman, dosen, dan orang lain (yang bukan Papua)


(10)

12. Saya merasa tidak nyaman saat saya kehilangan kontak dengan teman-teman (Papua)

13. Saya merasa orang lain (yang bukan Papua) sering membuat lelucon negatif tentang budaya saya

14. Saya mudah tegang jika orang lain (yang bukan Papua) berbicara negatif tentang budaya saya 15. Saya merasa gelisah disaat saya sendirian dalam

kelompok orang-orang (yang bukan Papua)

16. Saya merasa kesulitan untuk beradaptasi dengan makanan di sini

17. Karena latar belakang saya berbeda, saya merasa teman-teman jarang mengikutsertakan saya dalam kegiatan kampus

18. Saya merasa diperlakukan tidak adil oleh orang lain disekitar saya (yang bukan Papua) karena saya berbeda

19. Saya merasa sulit memahami pelajaran karena suasana kelas berbeda dengan kampung halaman saya

20. Saya merasa kesulitan dengan proses belajar mengajar di kampus


(11)

Lampiran 7. VALIDITAS DAN RELIABILITAS INSTRUMEN

Koofisien Validitas isi - Aiken's V

Penilai P1 P2 P3 P4 P5

R S R S R S R S R S

Jenny M. Purba 3 2 4 3 4 3 4 3 4 3

R. Devi Tumanggor 4 3 3 2 3 2 4 3 4 3

∑S 5 5 5 6 6

V 5/6 = 0,833 5/6 = 0,833 5/6 = 0,833 6/6 = 1 6/6 = 1

Klasifikasi koofisen Sangat sesuai Sangat sesuai Sangat sesuai Sangat sesuai Sangat sesuai

P6 P7 P8 P9 P10

R S R S R S R S R S

3 2 3 2 4 3 3 2 3 2

4 3 4 3 4 3 4 3 4 3

5 5 6 5 5

5/6 = 0.833 5/6 = 0.833 6/6 = 1 5/6 = 0,833 5/6 = 0,833 Sangat sesuai Sangat sesuai Sangat sesuai Sangat sesuai Sangat sesuai

P11 P12 P13 P14 P15

R S R S R S R S R S

3 2 3 2 4 3 4 3 4 3

4 3 4 3 4 3 4 3 4 3

5 5 6 6 6

5/6 = 0,833 5/6 = 0.833 6/6 = 1 6/6 = 1 6/6 = 1 Sangat sesuai Sangat sesuai Sangat sesuai Sangat sesuai Sangat sesuai

P16 P17 P18 P19 P20

R S R S R S R S R S

4 3 4 3 4 3 4 3 4 3

4 3 4 3 4 3 4 3 4 3

6 6 6 6 6

6/6 = 1 6/6 = 1 6/6 = 1 6/6 = 1 6/6 = 1


(12)

No

Pernyataan Nilai V Jumlah Pernyataan V Total

1 0,833 20 0,92485

2 0,833

3 0,833

4 1

5 1

6 0,833

7 0,833

8 1

9 0,833

10 0,833

11 0,833

12 0,833

13 1

14 1

15 1

16 1

17 1

18 1

19 1

20 1

18,497

P : Pernyataan

S : R-Lo

R : Angka yang diberikan oleh penilai Lo : Angka penilaian validitas terendah (1)

n : Jumlah penilai (2)

C : Angka penilaian validitas tertinggi (4)

V : Nilai koofisien (0-1)

n(C-1) : 2(4-1) = 2x3 = 6

V : ∑S/[n(C-1)]

Klasifikasi koofisen : 0 - 0,33 = tidak sesuai : 0,34 – 0,6 = sesuai


(13)

RELIABILITAS INSTRUMEN

Tabel Kerja Perhitungan Reliabilitas dengan Rumus KR-21

No. Inisial

Nomor Butir

skor total Skor2

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

1. JG 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 18 324

2. LM 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 16 256

3. KK 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 19 361

4. SW 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 17 289

5. AI 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 18 324

6. HT 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 17 289

7. MM 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 18 324

8. MS 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 18 324

9. FK 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 19 361

10. IW 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 18 324

p 9 8 8 10 10 9 9 9 8 9 8 9 10 10 7 8 8 9 10 10 178 3176

NP 0,9 0,8 0,8 1 1 0,9 0,9 0,9 0,8 0,9 0,8 0,9 1 1 0,7 0,8 0,8 0,9 1 1

NQ 0,1 0,2 0,2 0 0 0,1 0,1 0,1 0,2 0,1 0,2 0,1 0 0 0,3 0,2 0,2 0,1 0 0 2,2 PQ 0,09 0,16 0,16 0 0 0,09 0,09 0,09 0,16 0,09 0,16 0,09 0 0 0,21 0,16 0,16 0,09 0 0 1,8

      − − = Vt k M k M x K K r . ) ( 1 1 11       − − = 489 , 7 . 20 ) 8 , 17 20 ( 8 , 17 1 1 20 20 11 x r       − = 78 , 149 16 , 39 1 0526 , 1 11 x r

)

2614

,

0

1

(

0526

,

1

11

=


(14)

Lampiran 8. DATA KASAR DEMOGRAFI RESPONDEN

Responden Jenis Kelamin Umur Stambuk/ Angkatan

1 P 18 2015

2 L 20 2015

3 L 20 2014

4 L 18 2015

5 P 20 2015

6 P 19 2015

7 L 19 2014

8 L 20 2014

9 P 18 2015

10 P 20 2013

11 P 20 2013

12 P 20 2013

13 P 22 2012

14 P 21 2013

15 P 20 2014

16 P 20 2014

17 P 18 2015

18 L 18 2015

19 L 19 2014

20 L 19 2015

21 P 20 2014

22 P 19 2015

23 L 22 2012

24 L 19 2014

25 P 20 2013

26 P 22 2014

27 L 20 2013

28 L 21 2012

29 P 21 2012

30 P 19 2015

31 P 20 2015

32 P 19 2015

33 P 18 2015

34 L 19 2015

35 P 19 2015

36 P 20 2014

37 P 23 2012

38 P 21 2012

39 P 19 2015

40 P 19 2014

41 P 20 2014

42 P 22 2014

43 P 21 2012

44 L 24 2012


(15)

46 L 19 2015

47 L 21 2014

48 L 22 2013

49 L 23 2012

50 L 22 2012

51 L 18 2015

52 L 20 2013

53 L 21 2012

54 L 21 2015

55 L 19 2015


(16)

Lampiran 9. HASIL DATA DEMOGRAFI

Statistics

JK U S

N Valid 56 56 56

Missing 0 0 0

Jenis Kelamin

JK

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid L 26 46.4 46.4 46.4

P 30 53.6 53.6 100.0


(17)

Umur

U

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 18 7 12.5 12.5 12.5

19 14 25.0 25.0 37.5

20 17 30.4 30.4 67.9

21 9 16.1 16.1 83.9

22 6 10.7 10.7 94.6

23 2 3.6 3.6 98.2

24 1 1.8 1.8 100.0


(18)

Stambuk/ Angkatan

S

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 2012 11 19.6 19.6 19.6

2013 9 16.1 16.1 35.7

2014 15 26.8 26.8 62.5

2015 21 37.5 37.5 100.0


(19)

Lampiran 10. DATA KASAR STRES AKULTURASI

responden p1 p2 p3 p4 p5 p6 p7 p8 p9 p10 p11 p12 p13 p14 p15 p16 p17 p18 p19 p20 ptot

1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 7

2 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 10

3 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 17

4 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

5 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 3

6 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 2

7 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 2

8 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 14

9 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 1 0 1 1 8

10 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 3

11 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 4

12 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 4

13 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 4

14 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 5

15 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 14

16 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 5

17 1 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 8

18 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1

19 0 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 11

20 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 5

21 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 6

22 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 4

23 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 10

24 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 2

25 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 2

26 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1

27 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 3

28 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 3

29 1 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 5


(20)

32 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 5

33 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 3

34 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 5

35 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 3

36 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1

37 1 0 1 0 1 0 0 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 9

38 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 2

39 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 3

40 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 9

41 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 4

42 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 5

43 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 5

44 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 3

45 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 3

46 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 3

47 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 7

48 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 5

49 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 4

50 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 4

51 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 4

52 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 5

53 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 4

54 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 2


(21)

ampiran 11. HASIL KUESIONER STRES AKULTURASI

Statistics

p1 p2 p3 p4 p5 p6 p7 p8 p9 p10 p11 p12 p13 p14 p15 p16 p17 p18 p19 p20 N Valid 56 56 56 56 56 56 56 56 56 56 56 56 56 56 56 56 56 56 56 56

Missing 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

p1

Frequenc

y

Percent

Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid 0

46

82.1

82.1

82.1

1

10

17.9

17.9

100.0

Total

56

100.0

100.0

p2

Frequenc

y

Percent

Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid 0

51

91.1

91.1

91.1

1

5

8.9

8.9

100.0

Total

56

100.0

100.0

p4

Frequenc

y

Percent

Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid 0

43

76.8

76.8

76.8

1

13

23.2

23.2

100.0


(22)

p3

Frequenc

y

Percent

Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid 0

46

82.1

82.1

82.1

1

10

17.9

17.9

100.0

Total

56

100.0

100.0

p5

Frequenc

y

Percent

Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid 0

36

64.3

64.3

64.3

1

20

35.7

35.7

100.0

Total

56

100.0

p6

100.0

Frequenc

y

Percent

Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid 0

45

80.4

80.4

80.4

1

11

19.6

19.6

100.0


(23)

p7

Frequenc

y

Percent

Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid 0

50

89.3

89.3

89.3

1

6

10.7

10.7

100.0

Total

56

100.0

100.0

p8

Frequenc

y

Percent

Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid 0

52

92.9

92.9

92.9

1

4

7.1

7.1

100.0

Total

56

100.0

100.0

p9

Frequenc

y

Percent

Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid 0

50

89.3

89.3

89.3

1

6

10.7

10.7

100.0

Total

56

100.0

100.0

p11

Frequenc

y

Percent

Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid 0

49

87.5

87.5

87.5

1

7

12.5

12.5

100.0

Total

56

100.0

100.0

p12

Frequenc

y

Percent

Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid 0

18

32.1

32.1

32.1

1

38

67.9

67.9

100.0


(24)

p10

Frequenc

y

Percent

Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid 0

46

82.1

82.1

82.1

1

10

17.9

17.9

100.0

Total

56

100.0

100.0

p15

Frequenc

y

Percent

Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid 0

40

71.4

71.4

71.4

1

16

28.6

28.6

100.0

Total

56

100.0

100.0

p13

Frequenc

y

Percent

Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid 0

22

39.3

39.3

39.3

1

34

60.7

60.7

100.0

Total

56

p14

100.0

100.0

Frequenc

y

Percent

Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid 0

13

23.2

23.2

23.2

1

43

76.8

76.8

100.0

Total

56

100.0

100.0

p19

Frequenc

y

Percent

Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid 0

47

83.9

83.9

83.9

1

9

16.1

16.1

100.0


(25)

p16

Frequenc

y

Percent

Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid 0

50

89.3

89.3

89.3

1

6

10.7

10.7

100.0

Total

56

100.0

100.0

p17

Frequenc

y

Percent

Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid 0

44

78.6

78.6

78.6

1

12

21.4

21.4

100.0

Total

56

100.0

100.0

p20

Frequenc

y

Percent

Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid 0

45

80.4

80.4

80.4

1

11

19.6

19.6

100.0


(26)

p18

Frequenc

y

Percent

Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid 0

47

83.9

83.9

83.9

1

9

16.1

16.1

100.0

Total

56

100.0

100.0

Hasil Kategori Stres Akulturasi

Statistics

data 2

N

Valid

56

Missing

0

data 2

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid rendah

52

92.9

92.9

92.9

tinggi

4

7.1

7.1

100.0


(27)

Crostabs Kategori Stres Akulturasi

dengan Umur

Crostabs Kategori

Stres Akulturasi dengan Stambuk

Crosstabs Kategori Stres Akulturasi dengan Jenis Kelamin

Case Processing Summary

Cases

Valid

Missing

Total

N

Percent

N

Percent

N

Percent

data 2 *

jk

56 100.0%

0

.0%

56 100.0%

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent data 2

* u 56

100.0

% 0 .0% 56

100.0 %

data 2 * u Crosstabulation

Count

u

Total

18

19

20

21

22

23

24

data 2 rendah

7

13

14

9

6

2

1

52

tinggi

0

1

3

0

0

0

0

4


(28)

data 2 * jk Crosstabulation

Count

jk

Total

L

P

data 2

rendah

23

29

52

tinggi

3

1

4


(29)

(30)

(31)

(32)

(33)

(34)

(35)

(36)

(37)

(38)

(39)

(40)

(41)

(42)

(43)

(44)

Lampiran 19. TAKSASI DANA

1. Persiapan Proposal dan Perbaikan Proposal

• Kertas dan tinta print Rp 100.000

• Fotokopi sumber-sumber tinjauan pustaka Rp 50.000

• Perbanyak Proposal dan Penjilidan Rp 50.000

• Konsumsi dan parcel saat sidang Rp 400.000

2. Pengumpulan Data dan Pengolahan Data

• Penggandaan kuesioner Rp 50.000

• Transportasi Rp 50.000

• Souvenir Rp 200.000

3. Persiapan Skripsi

• Kertas dan Tinta Print Rp 150.000

• Penggandaan Skripsi dan Penjilidan Rp 100.000

• Konsumsi dan parcel saat sidang Rp 400.000


(45)

Lampiran 20. DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Chyntia Septiani Br. Sinaga Tempat/Tanggal lahir : Medan/ 06 September 1994 Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Kristen Protestan

Alamat : Jalan Pembangunan I No. 18B,

Kec.Medan Timur Kel. Glugur Darat II Pendidikan : 1. SD Methodist-8 Medan (2000-2006)

2. SMP Budi Murni 1 Medan (2006-2009) 3. SMA Negeri 4 Medan (2009-2012) 4. S1 Keperawatan USU 2012-Sekarang


(46)

Master Data

Insial P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12 P13 P14 P15 P16 17 P18 P19 P20 SA Ket JK U S/A

EM 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 17 T L 20 2014

NS 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 R L 18 2015

HH 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 3 R P 20 2015

AS 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 2 R P 19 2015

KB 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 2 R L 19 2014

YU 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 14 T L 20 2014

YK 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 1 0 1 1 8 R P 18 2015

A 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 3 R P 20 2013

DG 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 4 R P 20 2013

LD 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 4 R P 20 2013

NE 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 4 R P 22 2012

CK 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 5 R P 21 2013

DM 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 14 T P 20 2014

PA 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 5 R P 20 2014

MS 1 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 8 R P 18 2015

JO 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 R L 18 2015

NA 0 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 11 T L 19 2014

NO 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 5 R L 19 2015

AB 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 6 R P 20 2014

FD 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 4 R P 19 2015

DK 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 10 R L 22 2012

MW 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 2 R L 19 2014

MA 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 2 R P 20 2013

MT 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 R P 22 2014

AS 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 3 R L 20 2013

EP 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 3 R L 21 2012

Be 1 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 5 R P 21 2012

N 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 5 R P 19 2015

EF 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 2 R P 20 2015

F 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 5 R P 19 2015

ES 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 3 R P 18 2015


(47)

SH 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 3 R P 19 2015

SA 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 R P 20 2014

EH 1 0 1 0 1 0 0 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 9 R P 23 2012

RW 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 2 R P 21 2012

PK 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 3 R P 19 2015

HN 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 9 R P 19 2014

Bo 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 4 R P 20 2014

RW 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 5 R P 22 2014

SS 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 5 R P 21 2012

OW 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 3 R L 24 2012

HD 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 3 R L 20 2014

AG 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 3 R L 19 2015

PA 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 7 R L 21 2014

PU 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 5 R L 22 2013

LW 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 4 R L 23 2012

NB 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 4 R L 22 2012

EF 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 4 R L 18 2015

DM 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 5 R L 20 2013

DE 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 4 R L 21 2012

YW 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 2 R L 21 2015

PN 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 8 R L 19 2015

UW 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 4 R L 21 2013

EM 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 17 T L 20 2014


(48)

DAFTAR PUSTAKA

Andiyasari, A. (2005). Analisis Model Acculturative Stress : Pengaruh Diskriminasi, Identitas Etnis, Dan Tingkat Akulturasi Terhadap Acculturative Stress Pada Etnis Cina Di Jakarta. Pascasarjana Fakultas Psikologi. Jakarta: Universitas Indonesia.

Angelika, V. (2007). Penyesuaian Diri Mahasiswa Papua dalam Berinteraksi dengan Masyarakat Jawa di Yogyakarta. Tesis. Yogyakarta: UGM

Ariani, N. (2015). Strategi Adaptasi Sosial Budaya Mahasiswa Papua Penerima Beasiswa Afirmasi Dikti (ADIK) Tahun 2013 Di Universitas Negeri Semarang. Semarang: Skripsi Pendidikan Sosiologi dan Antropologi. Arikunto, s. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta :

Rineka Cipta.

Beiser, M. (1991). The Mental Health Of Refugees In Resetlement Countries. In H. Adelman (Ed.). Refugee Police, 427-422, Toronto, Canada: York Lanes Press.

Berry, J. W., Kim, U., Minde, T., and Mok, D. (1987). Comparative Studies of Acculturative Stress. International Migration Review, 21, 491-511.

Berry, J. W., Kim, U., Power, S., Young, M., & Bujaki, M. (1989). Acculturation Attitudes In Plural Societies. Applied Psychology : An International Review. Vol. 38, No. 2 Hal 185-206. International Association of Applied Psychology.

Berry, J. W., Portinga, Segall, Dasen. (1999). Psychologi Lintas-Budaya : Riset dan Aplikasi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Berry, J. W. (2002). Conceptual Approaches to Acculturation. Dalam Acculturation : Advances In Theory, Measurement, and Applied Research. Chun, Kevin M., Organista, Pamela Balls, & Marin, Gerardo (Editors). American Psychological Association. USA.

Berry , et al. (2006). Cross-Cultural Psychology. United Kingdom: Cambridge University Press.

Chun, Kevin M., Organista, Pamela Balls, & Gerardo, Marin (Editors). (2002). Acculturation : Advances In Theory, Measurement, and Applied Research. American Psychological Association, Washington DC.


(49)

Dharma, Kelana. (2011). Metodologi Penelitian Keperawatan. Jakarta: Trans Info Media.

Dayakisni, T., Salis. (2004). Psikologi Lintas-Budaya. Malang: Universitas Muhammadiyah Malang.

Hapasari, A., & Primastuti, E. (2014). Kepercayaan Diri Mahasiswi Papua Ditinjau dari Dukungan Teman Sebaya. Jurnal Psikologi Psikodimensia. Vol. 13 No. 1. Semarang: Fakultas Psikologi Universitas Katolik Soegijapranata.

Jamhur, Melita, et al. (2015). Studi Deskriptif Mengenai Strategi Akulturasi Integrasi pada Mahasiswa Perantau Kelompok Etnik Minangkabau dan Kelompok Etnik Batak di Kota Bandung. Jurnal Psikologi Bandung.

Liebkind, K. (1996, March). Acculturation and Stress : Vietnamese Refugees In Findland. Journal of Cross-Cultural Psychology. Vol. 27, No. 2, Hal. 161-180. Western Washington University.

Mulyana, D. (2003). Komunikasi Antarbudaya Panduan Berkomunikasi dengan Orang-orang Berbeda Budaya. Bandung: PT. Remaja Rusdakarya.

Notoatmodjo, Soekidjo. (2012). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

Nursalam. (2013). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.

Nurmaningtyasih, I. (2015). Stres Mahasiswa Tahun Pertama UIN Maulana Malik Ibrahim Malang. Malang: Skripsi Fakultas Psikologi Jurusan Psikologi.

Organista, Pamela Balls, Chun, Kevin M. & Marin, Gerardo (Editors). (1998). Readings in Ethnic Psychology. Routledge, New York and London.

Peraturan Presiden No.65 Tahun 2011 tentang Percepatan Pembangunan Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat Pasal 1 Ayat 3. Jakarta.

Pacleb, S & Collins J. (2014). The Relationship of Acculturation Stress and Leisure Satisfaction of Hispanic College Students. American International Journal of Contemporary Research. Vol.4, No. 4. United States of America.

Padila, A., & Perez, W., (2003). Acculturation, Social Identity, and Social Cognition: A New Perspective. Hispanic Journal of Behavioral Sciences, 25 (1), 35-55.


(50)

Permana, A., Indrawati, E. (2015). Perbedaan Stres Akulturatif Antara Mahasiswa Papua dan Mahasiswa Batak di Kota Semarang. Semarang: Fakultas Psikologi Universitas Diponegoro.

Polit, D. F., & Beck, C. T. (2012). Nursing Research: Generating and Assesing Evidence for Nursing Practice (9th edition). Philadelphia: Lippincott. Potter, P. A.,& Perry, A. G. (2005). Fundamental of Nursing: Concepts, Process,

& Practice (4thedition). St Louis, MI: Elsevier Mosby.

Setiadi. (2013). Konsep dan Praktik Penulisan Riset Keperawatan. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Shiraev, E. B. & Levy, D. A. (2012). Psikologi Lintas Kultural : Pemikiran Kritis dan Terapan Modern. Edisi Ke-4. Jakarta: Kencana.

Sodowsky, G. R. & Maestas, M. V. (2000). Acculturation, Ethnic Identity, and Acculturative Stress : Evidence and Measurement. In R. H. Dana (ed.), Handbook of Cross-Cultural and Multicultural Assessment (hal. 131-172). Mahwah, NJ : Lawrence Erlbaum.

Sudjana. (2002). Metode Statistika. Bandung: Tarsito.

Suganda, Kevin. (2013). Tingkat Stres pada Mahasiswa Tahun Pertama Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Angkatan 2013. Sumatera Utara: Skipsi Fakultas Kedokteran USU.

Sumber: website resmi UP4B

Syahdarajad, T. (2015). Panduan Menulis Tugas Akhir Kedokteran dan Kesehatan. Jakarta: Prenadamedia Group.

Wijanarko, E. & Syafiq, M. (2013). Studi Fenomenologi Pengalaman Penyesuaian Diri Mahasiswa Papua Di Surabaya. Jurnal Psikologi : Teori & Terapan, Vol. 3 No. 2.

Wong’s & Hokenberry. (2007). Wong’s Nursing Care og Infants and Children. (8 ed.). Canada: Mosby Elsevier.


(51)

BAB 3

KERANGKA PENELITIAN

3.1. Kerangka konseptual

Kerangka konseptual dalam penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi gambaran stres akulturasi mahasiswa Papua yang menjalani perkuliahan di Universitas Sumatera Utara.

Adapun kerangka konseptual penelitian dapat dilihat pada Skema 3.1

Skema 3.1Gambaran stres akulturasi mahasiswa papua yang menjalani perkuliahan di universitas sumatera utara

Stres Akulturasi mahasiswa Papua yang menjalani

perkuliahan di USU

Tinggi


(52)

3.2 Definisi operasional

Penelitian ini terdiri dari satu variabel, yaitu stres akulturasi mahasiswa. Tabel 3.1 Definisi operasional variabel penelitian

Variabel Definisi Operasional

Cara Ukur Hasil Ukur Skala

Stres Akulturasi Mahasiswa Kesulitan yang dirasakan oleh mahasiswadalam beradaptasi dengan budaya atau kultur baru yang dilatarbelakangi oleh berbagai tantangan atau hambatan yang tidak mampu untuk dihadapi sehingga dapat menyebabkan menurunnya kesehatan (fisik, sosial, dan Menggunakan kuesioner yang dibuat sendiri oleh peneliti yang terdiri dari 20 pertanyaan, dengan menggunakan skala Guttman dengan alternative jawaban 0 = tidak, 1 = ya

Rendah = 0-10

Tinggi = 11-20


(53)

psikologis),

tingkat motivasi menurun,

perasaan terasing, penyimpangan sosial meningkat


(54)

BAB 4

METODE PENELITIAN

4.1. Desain penelitian

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini bersifat deskiptif yang bertujuan untuk mengidentifikasi gambaran stres akulturasi mahasiswa Papua yang menjalani perkuliahan di Universitas Sumatera Utara.

4.2. Populasi dan sampel penelitian 4.2.1 Populasi penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa Papua yang menjalani perkuliahan di Universitas Sumatera Utara. Jumlah mahasiswa Papua yang menjalani perkuliahan di Universitas Sumatera Utara adalah 56 orang.

4.2.2 Sampel penelitian

Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik total samplingyaitu semua mahasiswa Papua yang menjalani perkuliahan di Universitas Sumatera Utara dijadikan sampel penelitian yakni 56 orang. 4.3. Lokasi dan waktu penelitian

4.3.1 Lokasi penelitian

Penelitian ini dilakukan di lingkungan Universitas Sumatera Utara. Alasan peneliti memilih lingkungan Universitas Sumatera Utara sebagai tempat penelitian karena lokasi tersebut terdapat mahasiswa Papua terbanyak.


(55)

4.3.2 Waktu penelitian

Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Oktober 2015-Juli 2016 dan pengumpulan data penelitian dilakukan pada bulan Maret-April 2016. 4.4. Pertimbangan etik penelitian

Sebelum pelaksanaan penelitian, peneliti memperkenalkan diri terlebih dahulu, menjelaskan maksud dan tujuan serta prosedur pelaksanaan penelitian yang dilakukan. Peneliti mengakui hak-hak responden dalam menyatakan kesediaan atau ketidaksediaan menjadi subjek penelitian dan memiliki hak untuk membuat keputusan sendiri (Otonomy). Jika calon responden bersedia, maka responden diminta untuk menandatangani lembar persetujuan (Informed consent) penelitian dan memberikan kuesioner untuk diisi. Jika dalam pengisian kuesioner responden kurang mengerti, maka peneliti memberikan penjelasan. Setelah seluruh kuesioner telah selesai dijawab oleh responden, kemudian dikembalikan kepada peneliti. Jika calon responden tidak bersedia, maka calon responden berhak untuk menolak dan mengundurkan diri selama proses pengumpulan data berlangsung.

Peneliti melindungi subjek dari semua kerugian (Nonmaleficence) baik material, nama baik dan bebas dari tekanan fisik dan psikologis yang timbul akibat penelitian ini. Untuk menjaga kerahasiaan (Confidentiality), peneliti tidak mencantumkan nama responden pada lembar pengumpulan data, tetapi dengan memberi kode pada masing-masing lembar tersebut.kerahasiaan informasi responden dijamin oleh peneliti dan hanya digunakan dalam penelitian ini(anonymity). Dalam melakukan penelitian ini, peneliti juga bersikap adil


(56)

(Justice) kepada setiap calon responden dan tidak membeda-bedakan calon responden.

4.5. Instrumen penelitian

Alat pengumpulan data penelitian ini menggunakan kuesioner, yang terdiri dari 2 kuesioner yaitu kuesioner data demografi, kuesioner stres akulturasi.

4.5.1. Kuesioner data demografi

Kuesioner data demografi terdiri dari inisial, jenis kelamin,umur dan stambuk/angkatan.

4.5.2 Kuesioner stres akulturasi

Kuesioner stres akulturasi dibuat sendiri oleh peneliti yang berisi tentang pernyataan-pernyataan yang mengidentifikasi bagaimana stres akulturasi yang dialami dalam kehidupan mahasiswa. Kuesioner Stres Akulturasi terdiri dari 20 pertanyaan, menggunakan skala Guttmandengan pilihan jawaban ya diberi nilai 1 dan tidak diberi nilai 0. Stres akulturasi mahasiswa papua tersebut akan dikategorikan berdasarkan rumus statistika menurut Sudjana (2002).

� =������������������

Dimana P merupakan panjang kelas dengan rentang (nilai tertinggi dikurang nilai terendah). Jumlah skor tertinggi yang akan didapat adalah 20 dan skor yang terendah adalah 0, maka rentang kelas sebesar 20 dan banyak kelas 2 yaitu ringan dan berat sehingga diperoleh P = 10. Maka stres akulturasi mahasiswa papua dikategorikan ringan dengan skor 0-10 dan berat 11-20.


(57)

4.6. Validitas dan reliabilitas 4.6.1. Validitas

Uji validitas yang digunakan pada pengujian ini adalah validitas isi, yaitu sejauh mana instrumen penelitian memuat rumusan-rumusan sesuai dengan isi yang dikehendaki menurut tujuan tertentu. Uji validitas dilakukan oleh2 orang dosen keperawatan.

Penelitian ini menggunakan koofisien Validitas isi - Aiken's V dengan 2 judges or experts, dengan standar valid 0,7 (Polit & Beck, 2006). Adapun rumus Aiken’s V yakni :

Aiken’s V=Nilai Total V Jumlah pernyataan

= 0,92

20 497 , 18

= , berdasarkan nilai Aiken’s V yang telah diperoleh, maka kuisioner penelitian telah valid.

4.6.2. Reliabilitas

Sebelum dilakukan pengumpulan data, terlebih dahulu peneliti akan menggunakan uji reliabilitas pada instrumen penelitian. Reliabilitas adalah konsistensi atau ketepatan pengukuran yang dilakukan pada target yang dihubungkan, reliabilitas juga mengenai keakuratan pada pengukuran (Polit & Beck, 2012).Peneliti menggunakan analisa KR-21 dengan menggunakan bantuan komputer untuk mengukur reliabilitas instrumen stres akulturasi.

Untuk instrumen yang baru akan reliabel jika memiliki reliabilitas > 0.70 (Polit & Beck, 2012).Uji reliabilitas dalam penelitian ini dilakukan


(58)

pada 10 mahasiswa Papua yang menjalani perkuliahan diluar populasi penelitian yang memiliki kriteria sampel yang sama yaitu mahasiswa papua di Universitas Negeri Medan (UNIMED). Setelah dilakukan proses perhitungan dengan menggunakan bantuan komputer diperoleh hasil 0,77 untuk instrumen stres akulturasi. Instrumen stres akulturasi adalah reliabel. 4.7 Pengumpulan data

Prosedur yang dilakukan dalam pengumpulan data yaitu, pada tahap awal peneliti mengajukan permohonan izin pelaksanaan penelitian dari institusi pendidikan Fakultas Keperawatan USU, kemudian permohonan izin yang telah diperoleh dikirimkan ke tempat penelitian yaitu kepada Ketua Mahasiswa Afirmasi USU. Setelah mendapatkan izin, peneliti melaksanakan pengumpulan data penelitian.

Pada saat penelitian, peneliti menjelaskan terlebih dahulu tujuan, manfaat, dan prosedur pelaksanaan penelitian. Calon responden yang bersedia berpartisipasi diminta untuk menandatangani informed concent dan menjawab pertanyaan dalam kuesioner yang disediakan.Peneliti mendampingi responden selama pengisian kuesioner, sehingga responden dapat bertanya kepada peneliti apabila ada yang kurang dipahami. Setelah kuesioner dikumpulkan oleh responden, peneliti kembali memeriksa kuesioner untuk memastikan pertanyaan diisi semua. Setelah sampel terkumpul sesuai dengan sampel yang dibutuhkan peneliti maka dilanjutkan untuk analisa data.


(59)

4.8 Analisa data

Setelah semua data terkumpul, maka peneliti melakukan analisa data melalui beberapa tahap dimulai dengan memeriksa kelengkapan data dan dilakukan ditempat pengumpulan data sehingga apabila ada kekurangan dapat segera diperbaiki, kemudian data yang sesuai diberi kode untuk memudahkan peneliti dalam melakukan tabulasi dan analisa data. Kemudian memasukkan data kekomputer dan dilakukan pengolahan data dengan menggunakan program komputerisasi.


(60)

BAB 5

HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Hasil Penelitian

Bab ini menguraikan tentang hasil penelitian dan pembahasan mengenai karakteristik responden, variabel stres akulturasi mahasiswa Papua yang menjalani perkuliahan di Universitas Sumatera Utara. Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret 2016, dengan jumlah responden sebanyak 56 orang mahasiswa Papua yang menjalani perkuliahan di Universitas Sumatera Utara. Data hasil penelitian dipaparkan dalam bentuk distribusi frekuensi dan persentase.

5.1.1 Karakteristik Responden

Deskripsi karakteristik responden yang dipaparkan mencakup jenis kelamin, umur, dan stambuk. Berdasarkan data yang diperoleh bahwa mahasiswa Papua yang menjalani perkuliahan di Universitas Sumatera Utaraberumur18 tahun (12,5%)sampai 24 tahun (1,8%), dengan mayoritas responden berumur 20 tahun (30,4%). Mahasiswa Papua yang menjalani perkuliahan di Universitas Sumatera Utara sebagian besar berjenis kelamin perempuan sebanyak 30 orang (53,6%), dan yang berjenis kelamin laki-laki sebanyak 26 orang (46,4%). Responden pada stambuk 2012 sebanyak 11 orang (19,6%), stambuk 2013 sebanyak 9 orang (16,1%), stambuk 2014 sebanyak 15 orang (26,8%), dan stambuk 2015 sebanyak 21 orang (37,5%). Untuk lebih jelasnya tentang karakteristik responden, dapat dilihat pada tabel 5.1.


(61)

Tabel 5.1 Distribusi frekuensi dan persentase data karakteristik mahasiswa Papua yang menjalani perkuliahan di Universitas Sumatera Utara (n=56)

Karakteristik Frekuensi (f) Persentase (%) Jenis Kelamin

Laki-laki 26 46,4

Perempuan 30 53,6

Umur

18 tahun 7 12,5

19 tahun 14 25,0

20 tahun 17 30,4

21 tahun 9 16,1

22 tahun 6 10,7

23 tahun 2 3,6

24 tahun 1 1,8

Stambuk 2012 2013 2014 2015 11 9 15 21 19,6 16,1 26,8 37,5

Total 56 100

5.1.2 Gambaran Stres Akulturasi Mahasiswa Papua yang Menjalani Perkuliahan di Universitas Sumatera Utara

Distribusi frekuensi dan persentase stres akulturasi mahasiswa Papua yang menjalani perkuliahan di Universitas Sumatera utara yang ditemukan yaitu stres akulturasi mahasiswa Papua dalam kategori rendahsebanyak 52 orang (92,9%) dan dalam kategori tinggi yaitu sebanyak 4 orang (7,1%). Adapun data variabel tingkat stres akulturasi mahasiswa Papua dapat dilihat pada tabel 5.2.


(62)

Tabel 5.2Distribusi frekuensi dan persentase kategori stres akulturasi mahasiswa Papua yang menjalani perkuliahan di Universitas Sumatera Utara (n=56)

Variabel stres akulturasi mahasiswa Papua Frekuensi Persentase (%)

Stres akulturasi rendah 52 92,9

Stres akulturasi tinggi 4 7,1

Total 56 100

Sebanyak 20 pernyataan mengenai stres akulturasi mahasiswa diperoleh hasil yaitu sebanyak 10 orang responden (17,9%) mahasiswa yang merasa tidak nyaman tinggal di Medan, sebanyak 5 orang responden (8,9%) yang merasa kesulitan untuk berkomunikasi dengan teman-teman, dosen dan orang lain (yang bukan Papua) di lingkungan USU, sebanyak 10 orang responden (17,9%) yang merasa sulit untuk akrab dengan teman-teman (yang bukan Papua), sebanyak 13 orang responden (23,2%) yang jauh dari keluarga membuat stres nya bertambah, sebanyak 20 orang responden (35,7%) yang merasa tidak nyaman ketika orang lain memandang dirinya, sebanyak 11 orang responden (19,6%) yang merasa orang takut dekat dengan dirinya, sebanyak 6 orang responden (10,7%) yang merasa penampilannya tidak diterima oleh orang lain, sebanyak 4 orang (7,1%) yang merasa tidak nyaman ketika melakukan tradisi budaya Papua di lingkungan sekitar USU, sebanyak 6 orang responden (10,7%) yang merasa sulit untuk terbiasa mandi 2x dalam sehari ketika berada di Medan, sebanyak 10 orang responden (17,9%) yang merasa tidak dihargai atas apa yang dilakukannya.

Sebanyak 7 orang responden (12,5%) yang merasa diabaikan/ tidak diterima oleh teman-teman, dosen atau orang lain yang bukan Papua, sebanyak 38 orang responden (67,9%) yang merasa tidak nyaman saat kehilangan kontak dengan


(63)

teman-teman (Papua), sebanyak 34 orang responden (60,7%) yang merasa orang lain (yang bukan Papua) sering membuat lelucon negatif tentang budaya nya, sebanyak 43 orang responden (76,8%) yang merasa mudah tegang (emosi) jika orang lain (yang bukan Papua) berbicara negatif tentang budaya nya, sebanyak 16 orang responden (28,6%) yang merasa gelisah disaat sendirian dalam kelompok orang-orang (yang bukan Papua), sebanyak 6 orang responden (10,7%) yang merasa kesulitan untuk beradaptasi dengan makanan di Medan, sebanyak 12 orang (21,4%) yang merasa teman-teman jarang mengikutsertakannya dalam kegiatan dikampus, sebanyak 9 orang responden (16,1%) yang merasa diperlakukan tidak adil oleh orang lain disekitar nya (yang bukan Papua), sebanyak 9 orang responden (16,1%) yang merasa sulit memahami pelajaran karena suasana kelas yang berbeda dengan kampung halaman nya, sebanyak 11 orang responden (19,6%) yang merasa kesulitan dengan proses belajar mengajar di kampus. (Lihat Tabel 5.3).

Tabel 5.3 Distribusi frekuensi dan persentase stres akulturasi mahasiswa Papua yang menjalani perkuliahan di Universitas Sumatera Utara (n=56)

No. Pernyataan

Ya n % Tidak n % Total

1. Saya merasa tidak nyaman tinggal di Medan karena adanya perbedaan budaya

10 17,9 46 82,1 56 100% 2. Saya merasa kesulitan untuk

berkomunikasi dengan teman-teman, dosen dan orang lain (yang bukan Papua) di lingkungan Universitas Sumatera Utara 5 8,9 51 91,1 56 100%

3. Saya merasa sulit untuk akrab/ bersahabat dengan teman-teman (yang bukan Papua)

10 17,9 46 82,1 56 100%


(64)

No. Pernyataan Ya n % Tidak n % Total

4. Jauh dari keluarga membuat stres saya bertambah 13 23,2 43 76,8 56 100% 5. Saya merasa tidak nyaman ketika orang

lain memandang saya karena saya berbeda 20 35,7 36 64,3 56 100% 6. Saya merasa orang takut dekat dengan

saya karena berbeda budaya

11 19,6 45 80,4 56 100% 7. Saya merasa penampilan saya tidak

diterima oleh orang lain (yang bukan Papua) seperti rambut panjang (laki-laki) dan rambut dicocang (perempuan) ketika berada di Medan

6 10,7 50 89,3 56 100%

8. Saya merasa tidak nyaman ketika saya melakukan tradisi budaya Papua seperti memasak makanan dengan batu panas

4 7,1 52 92,9 56 100% 9. Saya merasa sulit untuk terbiasa mandi

2x dalam sehari ketika berada di Medan

6 10,7 50 89,3 56 100% 10. Saya merasa tidak dihargai atas apa yang

saya lakukan, karena saya berbeda

10 17,9 46 82,1 56 100% 11. Saya merasa diabaikan/ tidak diterima

oleh teman-teman, dosen, dan orang lain (yang bukan Papua)

7 12,5 49 87,5 56 100% 12. Saya merasa tidak nyaman saat saya

kehilangan kontak dengan teman-teman (Papua) 38 67,9 18 32,1 56 100% 13. Saya merasa orang lain (yang bukan

Papua) sering membuat lelucon negatif tentang budaya saya

34 60,7 22 39,3 56 100% 14. Saya mudah tegang (emosi) jika orang

lain (yang bukan Papua) berbicara negatif tentang budaya saya

43 76,8 13 23,2 56 100% 15. Saya merasa gelisah disaat saya sendirian

dalam kelompok orang-orang (yang bukan Papua) 16 28,6 40 71,4 56 100%


(65)

No. Pernyataan Ya n % Tidak n % Total

16. Saya merasa kesulitan untuk beradaptasi dengan makanan di sini

6 10,7 50 89,3 56 100% 17. Karena latar belakang saya berbeda, saya

merasa teman-teman jarang

mengikutsertakan saya dalam kegiatan kampus 12 21,4 44 78,6 56 100%

18. Saya merasa diperlakukan tidak adil oleh orang lain disekitar saya (yang bukan Papua) karena saya berbeda

9 16,1 47 83,9 56 100% 19. Saya merasa sulit memahami pelajaran

karena suasana kelas berbeda dengan kampung halaman saya

9 16,1 47 83,9 56 100% 20. Saya merasa kesulitan dengan proses

belajar mengajar di kampus

11 19,6 45 80,4 56 100%

5.1.3 Crosstabs Stres Akulturasi Mahasiswa Papua yang Menjalani Perkuliahan di Universitas Sumatera Utara dengan Jenis Kelamin Distribusi frekuensi dan persentase crosstabs stres akulturasi mahasiswa Papua yang menjalani perkuliahan di Universitas Sumatera Utara dengan jenis kelamin yang ditemukan yaitu stres akulturasi mahasiswa Papua dalam kategori rendah sebanyak 52 orang (92,9%) terdiri dari 23 orang (41,1%) berjenis kelamin laki-laki dan 29 orang (51,8%) berjenis kelamin perempuan, kemudian stres akulturasi mahasiswa Papua dalam kategori tinggi sebanyak 4 orang (7,1%) terdiri dari 3 orang (5,3%) berjenis kelamin laki-laki dan 1 orang (1,8%) berjenis kelamin perempuan. Adapun data crosstabs variabel stres akulturasi mahasiswa Papua dengan jenis kelamin dapat dilihat pada tabel 5.4.


(66)

Tabel 5.4 Distribusi frekuensi dan persentase crosstabs stres akulturasi mahasiswa Papua yang menjalani perkuliahan di Universitas Sumatera Utara dengan jenis kelamin (n=56)

Stres Akulturasi Jenis Kelamin Jumlah

R % T % n %

Laki-laki 23 41,1 3 5,3 26 46,4

Perempuan 29 51,8 1 1,8 30 53,6

Total 56 100

.

5.1.4Crosstabs Stres Akulturasi Mahasiswa Papua yang Menjalani Perkuliahan di Universitas Sumatera Utara dengan Umur

Distribusi frekuensi dan persentase crosstabs stres akulturasi mahasiswa Papua yang menjalani perkuliahan di Universitas Sumatera Utara dengan umur yang ditemukan yaitu dengan kategori stres akulturasi rendah, pada umur 18 tahun terdapat 7 orang (100%), pada umur 19 tahun terdapat 13 orang (92,85%), pada umur 20 tahun terdapat 14 orang (82,35%), pada umur 21 tahun terdapat 9 orang (100%), pada umur 22 tahun terdapat 6 orang (100%), pada umur 23 tahun terdapat 2 orang (100%), pada umur 24 tahun terdapat 1 orang (100%). Sedangkan untuk kategori stres akulturasi tinggi terdapat pada umur 19 tahun sebanyak 1 orang (7,15%) dan pada umur 20 tahun sebanyak 3 orang (17,65%). Adapun data crosstabs variabel stres akulturasi mahasiswa Papua dengan usia dapat dilihat pada tabel 5.5.


(67)

Tabel 5.5 Distribusi frekuensi dan persentase crosstabs stres akulturasi mahasiswa Papua yang menjalani perkuliahan di Universitas Sumatera Utara dengan umur (n=56)

Umur Stres Akulturasi Jumlah

Rendah % Tinggi % n %

18 7 100 0 0 7 100

19 13 92,85 1 7,15 14 100

20 14 82,35 3 17,65 17 100

21 9 100 0 0 9 100

22 6 100 0 0 6 100

23 2 100 0 0 2 100

24 1 100 0 0 1 100

Total 56 100

5.1.5Crosstabs Stres Akulturasi Mahasiswa Papua yang Menjalani Perkuliahan di Universitas Sumatera Utara dengan Stambuk

Distribusi frekuensi dan persentase crosstabs stres akulturasi mahasiswa Papua yang menjalani perkuliahan di Universitas Sumatera Utara dengan stambuk yang ditemukan yaitu stres akulturasi mahasiswa Papua dalam kategori rendah terdiri dari 11 orang (100%) pada stambuk 2012, 9 orang (100%) pada stambuk 2013, 11 orang (73,3%) pada stambuk 2014, dan 21 orang (100%) stambuk 2015. Sedangkan stres akulturasi mahasiswa Papua dengan kategori tinggi, berasalpada stambuk 2014 sebanyak 4 orang (26,7%). Adapun data crosstabs variabel stres akulturasi mahasiswa Papua dengan stambuk dapat dilihat pada tabel 5.6.


(68)

Tabel 5.6 Distribusi frekuensi dan persentase crosstabs stres akulturasi mahasiswa Papua yang menjalani perkuliahan di Universitas Sumatera Utara dengan stambuk (n=56)

Stambuk Stres Akulturasi Jumlah

Rendah % Tinggi % n %

2012 11 100 0 0 11 100

2013 9 100 0 0 9 100

2014 11 73,3 4 26,7 15 100

2015 21 100 0 0 21 100


(69)

5.2 Pembahasan

5.2.1 Gambaran Stres Akulturasi Mahasiswa Papua yang Menjalani Perkuliahan di Universitas Sumatera Utara

Hasil penelitian yang didapatkan yaitu bahwa sebagian besar mahasiswa Papua yang menjalani perkuliahan di Universitas Sumatera Utara mengalami stres akulturasi dengan kategori rendah yaitu sebanyak 52 orang (92,9%), dan hanya 4 orang (7,1%) yang mengalami stres akulturasi dengan kategori tinggi. Hasil tersebut membuktikan bahwa sebagian besar mahasiswa Papua yang menjalani perkuliahan di Universitas Sumatera Utara mampu untuk bersosialisasi dengan budaya dan lingkungan baru dan juga tidak memiliki masalah patologis akibat dari stres akulturasi yang mereka rasakan. Hasil tersebut bertentangan dengan penelitian Hapsari & Primastuti (2014) yang menyatakan bahwa Mahasiswa Papua merasa kesulitan untuk bersosialisasi di lingkungan orang-orang yang berasal dari daerah lain, seperti disaat perkuliahan ia merasa kesulitan untuk mendapatkan kelompok untuk mengerjakan tugas, bahkan pernah sampai tidak mendapatkan kelompok dan mengerjakannya sendirian.Namun dari hasil tersebut juga didapatkan bahwa ada beberapa mahasiswa Papua yang menjalani perkuliahan di Universitas Sumatera Utara yang mungkin karena faktor individunya belum mampu untuk beradaptasi/ akulturasi yang rendah yang ditandai adanya reaksi negatif yang mereka rasakan dari masyarakat dan mahasiswa lokal (yang bukan Papua) sehingga membuat mereka mudah tegang (emosi) dan lebih memilih untuk lebih sering berkumpul dan berinteraksi dengan mahasiswa satu etnis dengan mereka.


(70)

Berdasarkan hasil penelitian didapat bahwa responden yang berjenis kelamin perempuan sebanyak 30 orang (53,6%) sebagian besar mengalami stres akulturasi rendah yaitu sebanyak 29 orang (51,8%). Hasil tersebut didukung oleh penelitian sebelumnya yang menyatakan bahwa mahasiswa berjenis kelamin perempuan memiliki keterampilan sosial yang lebih baik untuk mengatasi stres akulturasi/lebih kompromi (Pacleb & Collins, 2014).Berdasarkan hasil penelitian juga menunjukkan bahwa dari 4 orang (7,1%) yang mengalami stres akulturasi tinggi, 3 orang (5,3%) diantaranya berjenis kelamin laki-laki. Hal tersebut menunjukkan bahwa laki-laki memiliki resiko lebih tinggi untuk mengalami stres akulturasi dengan kategori tinggi dibandingkan perempuan. Hasil yang didapatkan juga didukung oleh penelitian sebelumnya yang menyatakan bahwa mahasiswa laki-laki memiliki sifat dominan yang sering menimbulkan konflik dari berbagai budaya (stres akulturasi dan memiliki keterampilan sosial yang rendah dari pada perempuan (Pacleb &Collins,2014).

Hasilpenelitian menunjukkan bahwa responden terbanyak terdapat pada umur 20 tahun (17 orang) yaitu remaja akhir yangberkontribusi tinggi dalam mengalami stres akulturasi rendah sebanyak 14 orang (82,35%)dan juga berkontribusi tinggidalam mengalami stres akulturasi tinggi sebanyak 3 orang (17,65%). Pada umur remaja akhir terjadi perkembangan mental yang pesat Perkembangan mental pada usia remaja akhir mengakibatkan kemampuan remaja untuk menghipotesis apapun yang berhubungan dengan hidupnya dan lingkungannya juga meningkat (Wong’s & Hockenberry, 2007). Sedangkan menurut Potter & Perry (2005) remaja akhir mampu berhadapan dengan suatu kondisi yang bersifat abstrak. Hal


(71)

ini sesuai dengan teori perkembangan kognitif menurut Piaget dimana tahapan remaja merupakan tahapan operasional (Wong’s, 2001), dimana remaja mungkin mengalami kebingungan antara ideal dan praktik sama halnya seperti mahasiswa yang merupakan bagian dari usia remaja akhir. Menurut (Aksel, Gun, Irmak, Turkan & Cengela, 2007 dalam Angelika, 2013), Anak dan remaja yang bermigrasi beresiko tinggi terhadap perubahan lingkungan. Migrasi yang terlalu jauh jaraknya serta memiliki atmosfir budaya dan sosial yang sangat jauh berbeda dengan daerah asal kelahiran akan membuat penyesuaian diri semakin sulit dan menyebabkan perbedaan kesejahteraan psikologis pada remaja migran.

Hasil penelitian yang diperoleh juga menunjukkan bahwa responden pada angkatan pertama tahun 2012 sebanyak 11 orang (100%) seluruhnya memiliki tingkat stres akulturasi rendah sama dengan angkatan 2015 sebanyak 21 orang (100%) yang merupakan angkatan pertama sekali yang terpapar dengan lingkungan baru yang seluruhnya juga memiliki stres akulturasi rendah.Hal ini menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan stres akulturasi yang signifikan yang dirasakan oleh mahasiswa Papua tahun 2015 yang baru terpapar dengan lingkungan yang baru. Hasil tersebut berbanding terbalik dengan penelitian sebelumnya yang mendapatkan hasil bahwa lingkungan merupakan faktor tertinggi penyusun stres pada mahasiswa tahun pertama dimana mahasiswa merasakan sulit untuk beradaptasi saat memasuki lingkungan dan suasana baru (Nurmaningtyasih, 2015). Tetapi berdasarkan teori bahwa bervariasinya tingkat stres akulturasi tersebut merupakan hasil dari pengalaman akulturasi dan tergantung pada sejumlah faktor perantara, termasuk diantaranya karakter dari


(72)

kelompok dominan (tuan rumah), sosial dan karakteristik psikologis dari kelompok dan anggota kelompok. (Berry, 2006).

Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa mahasiswa Papua mudah tegang jika orang lain berbicara negatif tentang budayanya yaitu sebanyak 43 orang (76,8%). Hasil tersebut menunjukkan bahwa emosi mahasiswa Papua meningkat disaat mereka merasakan adanya reaksi negatif dari mahasiswa dan masyarakat lokal. Menurut Shiraev & Levy (2012) pengalaman dan perasaan emosi negatif para pendatang ketika berhubungan dengan anggota dari kelompok etnis tertentu sebagai masyarakat lokal mayoritas, menyebabkan munculnya prasangka terhadap semua anggota kelompok etnis tersebut. Akhirnya, muncul keengganan para pendatang untuk memulai dan menjalin kontak secara dekat dengan masyarakat lokal dan cenderung lebih memilih berkumpul dengan kelompok asal partisipan, karena kelompok sesama mahasiswa Papua dapat memberi dukungan sosial dan emosional kepada para partisipan.

Berdasarkan hasil penelitian juga diperoleh bahwa sebanyak 38 orang (67,9%) mahasiswa Papua merasakan tidak nyaman saat kehilangan kontak dengan teman-teman (Papua). Dari hasil tersebut menyatakan bahwa sebagian besar mahasiswa Papua merasa lebih nyaman jika berada di dalam kelompoknya sendiri (Papua) dari pada bergabung dengan orang lain yang bukan Papua. Menurut Wijanarko & Syafiq, 2013 kecenderungan untuk lebih bergaul hanya dengan sesama mahasiswa Papua menyebabkan terjadinya hambatan interaksi terhadap orang lain yang bukan Papua yang menimbulkan dampak personal maupun sosial bagi mahasiswa Papua tersebut. Keengganan berhubungan dekat


(73)

dengan mahasiswa atau orang lain yang bukan Papua menjadi dampak sosialnya. Komunikasi interpersonal mengacu kepada proses-proses mental yang dilakukan seseorang untuk mengatur dirinya sendiri dalam dan dengan lingkungan sosiobudayanya, mengembangkan cara-cara melihat, mendengar, memahami dan merespon lingkungan. Menurut Shiraev &Boyd (dalam Shiraev & Levy, 2012) kekurangan dan kesulitan berkomunikasi dapat menimbulkan frustasi dan perasaan terasing.

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa sebanyak 34 orang (60.7%) mahasiswa Papua merasa orang lain (yang bukan Papua) berbicara negatif tentang budayanya. Dari hasil tersebut menyatakan bahwa sebagian besar mahasiswa Papua merasakan adanya diskriminasi yang berpotensi untuk terjadinya stres akulturasi pada mahasiswa Papua yang menjalani perkuliahan di USU.Menurut Berry, dkk (2006)pengalaman-pengalaman interaksi yang tidak menyenangkan seperti menjadi korban diskriminasi akan membuat masyarakat pendatang enggan untuk lebih dekat dengan masyarakat lokal dan membuat mereka lebih berfokus pada kelompok etnis mereka sendiri. Hasil penelitian ini juga didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Wijanarko & Syafiq (2013) kepada mahasiswa Papua dimana hasil penelitiannya menunjukkan para partisipan juga melaporkan bahwa mahasiswa dan masyarakat lokal (yang bukan Papua cenderung memandang mereka secara negatif. Para partisipan mempersepsi bahwa perbedaan fisik dan warna kulit serta logat bahasa mereka sering menjadi sasaran perhatian dan pembicaraan. Persepsi tersebut membuat mereka merasa asing. Akulturasi akan lebih sulit pada orang-orang yang menghadapi stigma dalam perbedaan


(74)

warna kulit dan bahasa. Sekalipun stigma tersebut belum dapat dipastikan dilakukan oleh mahasiswa dan masyarakat lokal, hanya persepsi dan perasaan para partisipan bahwa mereka menjadi target stigma seperti itu saja sudah cukup untuk menghambat adanya interaksi sosial yang baik dengan mahasiswa dan masyarakat lokal (Padila & Perez, 2003).

5.3 Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasanyaitu keterbatasan informasi yang diperoleh dengan menggunakan kuesioner sebagai alat ukur dari stres akulturasi, penelitian ini tidak mengidentifikasi sampai ke dampak fisik yang terjadi pada mahasiswa Papua yang menjalani perkuliahan di USU.


(75)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan tentang “Gambaran Stres Akulturasi Mahasiswa Papua yang Menjalani Perkuliahan di Universitas Sumatera Utara” yang dilaksanakan pada bulan Maret- April 2016 dapat disimpulkan bahwa hasil penelitian ini memperlihatkan mayoritas mahasiswa Papua yang menjalani perkuliahan di USU mengalami stres akulturasi dengan kategori rendah sebanyak 52 orang (92,9%) dan sebanyak 4 orang (7.1%) mengalami stres akulturasi dengan kategori tinggi.

Mahasiswa Papua yang menjalani perkuliahan di USU sebagian besar mengalami stres akulturasi dengan kategori rendah yang membuktikan bahwa mereka mampu bersosialisasi dan tidak memiliki masalah patologis dalam menjalani perkuliahan di USU serta membuktikan bahwa menjalani perkuliahan di tempat yang berbeda jauh dengan budaya dan lingkungan tempat tinggal (terkhusus USU) tidak terlalu berpengaruh membuat stres akulturasi mereka meningkat.Namun masih ada beberapa, yang mungkin karena faktor individunya yang belum mampu beradaptasi/ akulturasi yang kurang merasakan reaksi negatif dari masyarakat dan mahasiswa lokal (yang bukan Papua) yang membuat mereka merasa tidak nyaman yang ditandai dengan mudahnya mereka tegang (emosi) terhadap reaksi negatif dari mahasiswa dan masyarakat lokal (yang bukan Papua) tersebut dan lebih memilih untuk lebih sering berkumpul dan berinteraksi dengan mahasiswa satu etnis dengan mereka (Papua).


(76)

6.2 Saran

6.2.1 Untuk institusi pendidikan keperawatan

Bagi pendidikan keperawatan khususnya keperawatan jiwa dan komunitas perlu diberikan pengenalan budaya kepada para mahasiswa baru Afirmasi Papua dan Papua Barat pada saat matrikulasi sehingga membantu mereka dalam mengenal dan beradaptasi dengan lingkungan dan budaya baru dan meminimalkan terjadinya stres akulturasi pada mahasiswa baru Afirmasi Papua dan Papua Barat yang menjalani perkuliahan di USU.

6.2.2 Untuk penelitian selanjutnya

Diharapkan untuk penelitian selanjutnya untuk melakukan metode kualitatif dengan cara wawancara kepada responden untuk mendapatkan informasi yang lebih akurat. Selain melihat dampak sosial dan psikologis juga melihat dampak fisik, dan sebaiknya meneliti mahasiswa Papua stambuk 2014 karena stambuk tersebut merupakan satu-satunya stambuk yang mengalami stres akulturasi dengan kategori tinggi, serta diharapkan untuk penelitian selanjutnya menggunakan 3 orang validator sehingga ada pembandingnya dalam melakukan uji validitas instrumen.


(77)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Akulturasi

Akulturasi mengacu pada perubahan yang terjadi dalam identitas, nilai, perilaku, dan sikap-sikap melalui kontak dengan kultur yang lain (Berry 1990; Berry et al., 1987 dalam Liebkind, 1996 ).

Berdasarkan kamus psikologi (Colman, 2001 dalam Andiyasari, 2005), akulturasi didefinisikan sebagai “ the process of assimilating the ideas, beliefs, customs, value, and knowledge of another culture through direct contact with it, usually after migration from one place to another”.

Menurut Berry, Trimble, & Olmedo dalam Berry 2002, akulturasi dipelajari karena dua alasan; pertama, untuk mengendalikan perubahan karena pengalaman-pengalaman kultural dan sosial; kedua, akulturasi dipelajari sebagai fenomena psikologi yang muncul akibat perpaduan dua kultur.

Social Science Research Council (1954 dalam Berry, 2002) mendefinisikan akulturasi sebagai “Culture change that is initiated by the conjuction of two or more autonomous cultural systems. Acculturative change may be the consequence of direct cultural transmission: it may be derived from non-cultural causes, such as ecological or demographic modification induced by an impinging culture; it may be delayed, as with internal adjustments following upon the acceptance of alien traits or patterns; or it may be a reactive adaptation of traditional models of life”.

Berdasarkan definisi diatas, akulturasi dapat meliputi perubahan yang terjadi secara tidak langsung (tidak terkait dengan kultur, tapi ecological), dapat


(78)

ditunda (karena dibutuhkan penyesuaian-penyesuaian internal yang membutuhkan waktu untuk penyesuaian karakter psikologi dan kultural), dan dapat bersifat reaktif (contohnya, menolak pengaruh kultural dan menjadi lebih etnosentris) (Berry, 2002).

Peneliti-peneliti lebih banyak mendasari penelitian mereka tentang akulturasi berdasarkan konteks budaya (level kultural), dalam psikologi lintas budaya. Secara lebih luas lagi, peneliti akan lebih mudah memahami, dalam istilah etnographic, kedua kultur yang saling kontak jika mereka memahami individu-individunya juga (level psikological), sehingga dapat terjadi keterhubungan yang jelas antara akulturasi dari kelompok individu dan psychological acculturation dari individu tersebut (Berry, 2001 dalam Chun, Organista, dan Marin, 2002).

Graves (1967 dalam Berry, 2002) menyatakan bahwa psychological acculturation mengacu kepada perubahan yang terjadi pada seorang individu akibat keterlibatannya dalam situasi kontak budaya – seseorang yang dipengaruhi secara langsung oleh kultur eksternal dan oleh perubahan budaya dimana individu tersebut menjadi anggotanya.

Ada dua alasan mengapa kedua level ini berbeda. Pertama, adanya tuntutan terhadap prilaku individu agar berinteraksi sesuai dengan konteks budaya. Kedua, tidak setiap individu yang masuk ke dalam situasi akulturasi, berpartisipasi atau berubah dengan cara yang sama; perbedaan-perbedaan individual tetap ada, bahkan jika individu-individu tersebut hidup dalam kondisi akulturasi yang sama (Berry, 2002).


(79)

Kerangka berpikir yang menggambarkan dan menghubungkan budaya dengan psychological acculturation serta mengidentifikasi dua (atau lebih) kelompok yang saling kontak diperlihatkan dalam gambar berikut ini, berdasarkan teori Berry (2006).

Level Budaya (Kelompok) LevelPsikologis (Individu)

Gambar 1. Kerangka berpikir untuk memahami akulturasi – level kultural dan psikologis

Pada level kultural (bagian kiri), dibutuhkan pemahaman tentang kedua kelompok kultur A dan B terutama kontak-kontak yang terjadi, sifat-sifat dari hubungan kontak tersebut, dan hasil-hasil dari perubahan kultural pada kedua kelompok selama proses akulturasi.

Pada level individual (bagian kanan), yang harus dipertimbangkan adalah perubahan-perubahan psikologis dari individu-individu pada kedua kelompok dan

Culture A Cultural changes Culture A Culture B Culture B Psychological Acculturation Individuals in Cultures A &

B Behavioral Shifts Acculturative Stress Adaptation Individuals in cultures

A & B

Psychologi-cal

Sociocul-tural


(80)

akibat-akibat yang terjadi pada situasi baru. Perubahan-perubahan ini dapat berupa perubahan perilaku yang terlihat (contoh, cara berbicara, berpakaian atau makanan) atau dapat juga muncul dalam bentuk yang lebih problematik, menciptakan acculturative stress sebagai manifestasi dari ketidakpastian, kecemasan, dan depresi (Al-Issa & Tosignant, 1997 dalam Berry, 2006). Adaptasi dapat terjadi secara internal atau psikologis (contohnya, adaptasi yang menyebabkan rasa well-being atau self-esteem) atau sosiokultural (contohnya, adaptasi yang menghubungkan individu dengan yang lain pada komunitas baru) (Searle & Ward, 1990 dalam Berry, 2006).

Baik individu maupun kelompok terikat dengan proses akulturasi dengan cara-cara yang berlainan. Strategi yang mana yang digunakan tergantung pada variasi dari faktor-faktor antesenden ( kultural dan psikologis). Strategi-strategi ini terdiri dari dua komponen yang saling berhubungan; sikap dan prilaku yang ditunjukkan dalam kehidupan sehari-hari (Berry, 2002).

Pada awalnya, strategi-strategi tersebut diistilahkan dengan modes of acculturation atau variasi-variasi akulturasi, sementara komponen sikap disebut dengan relational attitudes dan selanjutnya disebut dengan acculturation attitudes (Berry, 2002), dan indikator-indikator perilaku digunakan untuk memvalidasi preferensi. Sudah pasti, jarang ada yang cocok secara tepat antara apa yang seorang individu suka dan cari (sikap-sikap) dengan apa yang sebenarnya yang dapat dilakukan seseorang (perilaku). Meskipun demikian sering juga terjadi korelasi positif yang signifikan antara sikap-sikap akulturasi dan perilaku (Berry, 2002).


(1)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

ABSTRAK ... iv

PRAKATA ... vi

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... x

DAFTAR SKEMA ... xi

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xiii

BAB 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 8

1.3 Tujuan Penelitian ... 8

1.4 Manfaat Penelitian ... 8

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Akulturasi ... 10

2.2 Strategi Akulturasi ... 14

2.2 Stres ... 15

2.3.1 Definisi Stres ... 15

2.3.2 Unsur-unsur Stres ... 16

2.3.3 Penyebab Stres ... 17

2.3.4 Klasifikasi Stres ... 19

2.4 Stres Akulturasi ... 21

2.4.1 Stres Akulturasi yang Dihadapi Mahasiswa ... 30

BAB 3. KERANGKA PENELITIAN 3.1 Kerangka Konseptual ... 33

3.2 Definisi Operasional ... 34

BAB 4. METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Desain Penelitian ... 36

4.2 Populasi dan Sampel Penelitian ... 36

4.2.1 Populasi Penelitian ... 36

4.2.2 Sampel Penelitian ... 36

4.3 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 36

4.3.1 Lokasi Penelitian ... 36

4.3.2 Waktu Penelitian ... 37

4.4 Pertimbangan Etik Penelitian ... 37

4.5 Instrumen Penelitian ... 38


(2)

4.5.1 Kuesioner Data Demografi ... 38

4.5.2 Kuesioner Stres Akulturasi ... 38

4.6 Validitas dan Reliabilitas ... 39

4.6.1 Validitas ... 39

4.6.2 Reliabilitas ... 39

4.7 Pengumpulan Data ... 40

4.8 Analisa Data ... 41

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Hasil Penelitian ... 42

5.1.1 Karakteristik Responden ... 42

5.1.2 Gambaran Stres Akulturasi Mahasiswa Papua yang Menjalani Perkuliahan di Universitas Sumatera Utara ... 43

5.1.3 Crosstabs Stres Akulturasi Mahasiswa Papua yang Menjalani Perkuliahan di Universitas Sumatera Utara dengan Jenis Kelamin 47

5.1.4 Crosstabs Stres Akulturasi Mahasiswa Papua yang Menjalani Perkuliahan di Universitas Sumatera Utara dengan Umur... .. 48

5.1.5 Crosstabs Stres Akulturasi Mahasiswa Papua yang Menjalani Perkuliahan di Universitas Sumatera Utara dengan stambuk... .. 49

5.2 Pembahasan ... 51

5.2.1 Gambaran Stres Akulturasi Mahasiswa Papua yang Menjalani Perkuliahan di Universitas Sumatera Utara ... 51

5.3 Keterbatasan Penelitian ... 56

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan ... 57

6.2 Saran ... 58

DAFTAR PUSTAKA ... 59


(3)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 : Jadwal Tentatif Penelitian ... 62

Lampiran 2 : Lembar Bukti Bimbingan... 63

Lampiran 3 : Lembar Penjelasan Tentang Penelitian ... 67

Lampiran 4 : Lembar Persetujuan Menjadi responden (inform concent) .. 68

Lampiran 5 : Kuesioner Data Demografi ... 69

Lampiran 6 : Kuesioner Stres Akulturasi ... 70

Lampiran 7 : Validitas dan Reliabilitas ... 72

Lampiran 8 : Data Kasar Demografi Responden ... 76

Lampiran 9 : Hasil Data Demografi ... 78

Lampiran 10 : Data Kasar Stres Akulturasi ... 81

Lampiran 11 : Hasil Stres Akulturasi ... 83

Lampiran 12 : Komisi Etik ... 87

Lampiran 13 : Lembar Persetujuan Validitas ... 88

Lampiran 14 : Lembar Validitas ... 90

Lampiran 15 : Surat Permohonan Uji Reliabilitas ... 98

Lampiran 16 : Surat Balasan Reliabilitas ... 99

Lampiran 17 : Surat Permohonan Izin Penelitian ... 100

Lampiran 18 : Surat Balasan Izin Penelitian ... 101

Lampiran 19 : Taksasi Dana ... 102

Lampiran 20 : Daftar Riwayat Hidup ... 103

Lampiran 21 : Master Data ... 104

Lampiran 22 : Lembar Pengesahan Abstrak ... 106


(4)

DAFTAR SKEMA

Halaman

Skema 3.1 Gambaran Stres Akulturasi Mahasiswa Papua yang Menjalani Perkuliahan di Universitas Sumatera Utara ... .. 33


(5)

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 3.2 Definisi Operasional ... 34 Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi dan Persentase Data Karakteristik

Mahasiswa Papua yang Menjalani Perkuliahan di

Universitas Sumatera Utara ... .. 43 Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi dan Presentase Kategori Stres Akulturasi

Mahasiswa Papua yang Menjalani Perkuliahan di Universitas

Sumatera Utara ... .. 44 Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi dan Presentase Stres Akulturasi

Mahasiswa Papua yang Menjalani Perkuliahan di

Universitas Sumatera Utara ... .. 45 Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi dan Presentase Crosstabs Stres

Akulturasi Mahasiswa Papua yang Menjalani Perkuliahan di

Universitas Sumatera Utara dengan jenis kelamin ... .. 48 Tabel 5.5 Distribusi Frekuensi dan Presentase Crosstabs Stres

Akulturasi Mahasiswa Papua yang Menjalani Perkuliahan di

Universitas Sumatera Utara dengan umur ... .. 49 Tabel 5.6 Distribusi Frekuensi dan Presentase Crosstabs Stres

Akulturasi Mahasiswa Papua yang Menjalani Perkuliahan di

Universitas Sumatera Utara dengan Stambuk ... .. 50


(6)

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 1 Kerangka Berpikir Untuk Memahami Akulturasi – Level

Kultural Dan Psikologis ... .. 12 Gambar 2 Hubungan Antara Akulturasi Dengan Stres, Ketika

Dimodifikasi Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi ... .. 21