Penyajian Data METODE PENELITIAN

commit to user 45 Subroto, 2007:47. Dalam menggunakan teknik simak catat tujuan yang diinginkan adalah mendeskripsikan aspek lingual yang khas dari mantra kidung Jawa, memaparkan bentuk-bentuk satuan lingual yang mengalami pengulangan baik berupa bentuk lingual maupun pengulangan makna serta menganalisis fungsi repetisi yang terdapat dalam mantra kidung Jawa dalam KPAA. Untuk melengkapi data yang sudah ada, peneliti melakukan wawancara mendalam in-depth interview dengan praktisi mantra Jawa seperti paranormal, dukun, dan ahli mantra yang lain. Tujuan dari teknik ini adalah untuk memperoleh informasi mengenai keaslian dan kadar keintian mantra kidung Jawa yang terdapat dalam KPAA.

3.4 Penyajian Data

Langkah-langkah penyajian data yang dilakukan adalah sebagai berikut Perta ma , penyalinan yaitu menulis ulang mantra kidung Jawa yang terdapat dalam KPAA. Proses penyalinan dilakukan tanpa mengubah sedikitpun apa yang terdapat dalam KPAA, kecuali penyusunan stanza pada dan baris gatra dalam setiap mantra kidung. Hal ini dilakukan karena mantra dalam KPAA ditulis tanpa ada pembedaan baris. Kedua menerjemahkan mantra kidung Jawa dari bahasa Jawa ke bahasa Indonesia. Hal ini adalah proses yang tersulit yang harus ditempuh, mengingat mantra kidung Jawa ketika di pindahkan ke bahasa lain, pasti ada hal yang tidak bisa dipindahkan. Pemindahan kode bahasa serta merta tidak bisa memindahkan unsur budayanya atau nuansa makna yang ada. Hal ini juga pernah dirasakan oleh Florida 1987:4 mengatakan I should note immediately what is lost in the commit to user 46 tra nsla tion. Apa rt from the exuberant a lliteration and a ssona nce of the origina l poetry, lost too is its trea sured ina ccessibility. ‘Saya harus segera mencatat dengan segera apa yang hilang dari terjemahan, bagian indah dan mengalirnya aliterasi dan asonansi yang berasal dari puisi asli, hilang dari terjemahan hal itu merupakan tidak teraksesnya sesuatu yang berharga’. Hal serupa juga pernah dialami oleh Geertz 1964:281 ada selubung makna yang tertutup ketika Ia mendeskripisikan The temba ng: the Ja vanese poetry dalam kalangan priyayi Jawa . Geertz 1964 mengatakan Here words a re held to cloud mea ning a s much a s to revea l it ; they a re the lair outer forms in which we ca st, never directly but a lwa ys obliquely, our inner feelings. Words ta ken litera lly or imppresionastica lly lea d not to knowledge but to the poisoning of the spirit. Penjelasan yang memadai tentang fenomena penerjemahan teks Jawa berbentuk tembang dilakukan oleh Kadarisman 2010:127 pada saat mengulas Wedhata ma dalam perspektif kajian puitika lingusitik. Ia mengatakan secara terang bahwa ngelmu knowledge dalam budaya Jawa tradisional lebih bersifat esoteris yang bersifat rahasia dan mistis. Berikut kutipan lengkapnya Dalam sebuah tembang lainya yang membicarakan ngelmu , pujangga Mangkunegara IV sendiri 1992:179 menyatakan adanya sifat tuma n keta ma n wa ra na , yang berarti “ketagihan terkena tirai”. Artinya, ngelmu dalam dalam budaya Jawa tradisional lebih bersifat esoterik, yakni penuh rahasia dan misteri. Ia adalah bagian dari filasafat rasa, bukan semata-mata objek olah-pikir yang bersifat eksplisit dan terbuka. Maka tembang, sebagai wahana tulis untuk mengajarkan ngelmu Ja wa , mengungkapkan isi filsafat rasa dengan cara tersembunyi. Mantra kidung Jawa tidak sekedar bentuk tembang yang mengandung filsafat rasa, tetapi ada sisi kandungan magis esoteris mistis yang ada di dalamnya. Teks commit to user 47 mantra tersebut sewaktu diterjemahkan ada ‘residu makna’ yang tidak tersampaikan. Dari proses ini dihasilkan data asli mantra kidung Jawa yang terdapat dalam KPAA periksa lampiran data asli mantra kidung Jawa. Secara teknis alat bantu penerjemahan dengan menggunakan rujukan kamus bahasa Jawa dan bahasa Kawi, yaitu Wojowasito 1977, Bausastra Jawa 2002, dan Winter 2007. Selain itu juga memanfaatkan layanan kamus online Jawa-English pada laman www.sealang.net Ketiga , yaitu memverifikasi kesahihan mantra dalam KPAA. Hal ini dilakukan dengan tiga tujuan, yaitu 1 untuk menanyakan kebenaran dan keauntetikan teks mantra Jawa yang terdapat dalam KPAA. Mengingat teks primbon sebagai produk budaya lisan, banyak ditemukan salah tulis dan penggunaan spasi hal ini banyak terjadi di kitab primbon. 2, untuk menanyakan bagian mana yang menjadi bagian inti mantra dan mana yang bukan inti. Hal ini penting dilakukan karena di mantra kidung Jawa terdapat inti mantra dan petunjuk penggunaan mantra. Yang akan dianalisis dalam penelitian ini yaitu bagian inti mantra, petunjuk kandungan magis dalam mantra KPAA tidak dikaji dalam penelitian ini. Misalnya kidung mantra wedha KM mempunyai 9 stanza pada yang menjadi inti mantra, yaitu stanza 1 s.d. 5, sedangkan stanza 6 s.d. 9 adalah kandungan magis dalam mantra. 3, untuk menanyakan fungsi kegunaan masing- masing mantra kidung Jawa, misalnya, untuk membasmi hama, mengusir Jin dan setan, dan lain sebagainya. Dari proses ini dihasilkan mantra asli yang berupa mantra kidung Jawa dalam KPAA periksa lampiran data inti mantra kidung Jawa commit to user 48

3.5 Sampel dan Teknik Sampling