39
5. Tata Letak Lampu
1. Penerangan langsung dan bersifat langsung
a. Dengan reflektor cermin
b. Dengan reflektor email
5 ,
1 1
dengan sampai
1 1
a
h
n
2. Penerangan campuran
Gambar 21. Penerangan campuran dengan lampu baur difus
h
n
½ a ½ a
a ≤ 1m
h
n
½ a ½ a
a
Gambar 20. Penerangan dengan lampu dan reflektor
40
Dengan plafomier
Gambar 22. Lampu dengan plafomier
3. Penerangan tidak langsung dan bersifat tidak langsung
6. Perbandingan ruang – ketinggian
Ketinggian pemasangan fiting yang tepat adalah penting. Bila fiting dalam garis dapat mengurangi keluaran cahaya. Penerangan juga akan
terganggu oleh kondisi yang berlebihan dibatasi dalam mempengaruhi
h
n
½ a ½ a
a ≤ 1m
bidang kerja
h
n
½ a ½ a
a b
bidang kerja ≥ 2,2m
Gambar 23. Penerangan tidak langsung
41
penerangan dan menimbulkan masalah bagi pemasangan lampu kembali dan dalam pemeliharaan. Pabrik sering mempunyai fiting-fiting yang
terpasang pada tiang penopang atap atau balok tinggi. Nilai perbandingan ruang-ketinggian bergantung pada jenis fiting dan penerangan yang bisa
ditetapkan. Sekali tingginya telah ditetapkan, perbandingan ini menentukan ruangan dan juga jumlah fiting lampu yang akan dipasang.
Dengan ditetapkannya jarak antar lampu, maka jumlah lampu dalam satu ruangan dapat dihitung dari :
1. Banyak lampu yang sejajar panjang.
2. Panjang ruang dibagi dengan jarak antar lampu.
3. Banyak lampu yang sejajar lebar.
4. Lebar ruangan dibagi dengan jarak antar lampu.
Dapat disimpulkan bahwa banyak lampu yang sejajar panjang kali banyak lampu yang sejajar lebar ruangan tersebut. Penentuan jumlah fiting
lampu ini dapat disederhanakan dengan persamaan : sc
H S , sehingga
sc H
S
Banyaknya baris penerang sejajar panjang S
l
jarak
ruangan lebar
Banyaknya penerang per baris S
p
jarak
ruangan panjang
Keterangan : S : Jarak antar lampu
H : Ketinggian p : panjang ruangan
l
: lebar ruangan sc : Skala perbandingan ruang dengan ketinggian
42
7. Koefisien pemakaian Coefficient of Use