Hakikat Karya Sastra KAJIAN TEORI

6

BAB II KAJIAN TEORI

A. Hakikat Karya Sastra

Sastra secara etimologi diambil dari bahasa-bahasa Barat Eropa seperti literature bahasa Inggris, littérature bahasa Prancis, literatur bahasa Jerman, dan literatuur bahasa Belanda. Semuanya berasal dari kata litteratura bahasa Latin yang sebenarnya tercipta dari terjemahan kata grammatika bahasa Yunani. Litteratura dan grammatika masing- masing berdasarkan kata “littera” dan “gramma” yang berarti huruf tulisan atau letter. Dalam bahasa Prancis, dikenal adanya istilah belles-lettres untuk menyebut sastra yang bernilai estetik. Istilah belles-lettres tersebut juga digunakan dalam bahasa Inggris sebagai kata serapan, sedangkan dalam bahasa Belanda terdapat istilah bellettrie untuk merujuk makna belles-lettres Teeuw, 1984 22-23. Schmitt Viala 1982 menjelaskan sastra atau littérature sebagai berikut: «Littérature a d’abord signifié savoirs. Pour les textes à visée esthétique, on utilisait póesie ou poèmes. L’apparition de l’imprimerie et l’expansion de l’instruction permettent de franchir un seuil décisif; au XVIIe siècle, poésie se spécilise pour désigner les textes versifiés, tandis que le terme belles-lettres désigne l’histoire et l’éloquence» “Karya sastra mempunyai arti pengetahuan. Teks yang mengandung nilai estetik, seperti puisi atau syair. Munculnya seni cetak dan ekspansi pendidikan memungkinkan berkembangnya karya sastra; pada abad ke-17, puisi khusus menunjukkan teks-teks sajak, sedangkan istilah belles-lettres menunjukkan sejarah dan kekuatan ekspresi” «Le mot littérature prend définitivement son sens moderne au XVIIIe siècle et désigne les textes ayant un dimension ésthetique. Cela correspond en même temps à un fait sosial nouveau: l’écrivain peut alors vendre ses écrits et, dans le meilleur des cas, vivre de sa plume; il ne dépend plus seulement de la générosité des mécènes» “Kata literatur dalam pengertian modern abad ke-18 dan mengacu pada teks-teks yang memiliki dimensi estetika. Pada saat yang sama timbul pulsa sebuah fakta sosial baru: penulis kemudain dapat menjual tulisan-tulisannya dan dalam situasi yang sangat baik, mereka hidup dari pena, tidak lagi semata-mata tergantung pada kemurahan hati pelanggan”

B. Roman sebagai Karya Sastra