Deskripsi Singkat Hypnea sp Glacelaria Gelidium

1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang . Indonesia memiliki perairan yang sangat luas dan berpotensi besar untuk pengembangan industri perikanan berbasis rumput laut. Pada saat ini pengembangan industri rumput laut masih menjadi salah satu program revitalisasi Kementrian Kelautan dan Perikanan, karena komoditas rumput laut memberikan kontribusi dan penyumbang devisa negara terbesar setelah komoditas udang dan tuna. Pengembangan industri rumput laut di Indonesia memiliki prospek yang cerah. Hal ini disebabkan karena tehnik pembudidayaan rumput laut yang relatif mudah dikuasai oleh masyarakat,, sehingga usaha tersebut dapat dilakukan secara masal. Disamping itu permintaan terhadap rumput laut dan produk olahannya baik di pasar domestik maupun internasional selalu menunjukkan peningkatan setiap tahunnya. Dalam rangka peningkatan nilai tambah serta nilai jualnya, maka pengembangan usaha budidaya rumput laut, harus diikuti dengan pengembangan industri pengolahannya. Pada kegiatan penyuluhan materi perikanan kali ini pengembangan teknologi pengolahan rumput laut menjadi berbagai jenis olahan yang berbasis rumput laut harus dikembangkan selaras dengan perkembangan budidayanya. . Potensi sumberdaya rumput laut diperairan Indonesia cukup besar dan kebutuhan akan produk olahannya, baik di dalam maupun diluar negeri cukup tinggi. Sampai saat ini hasil produksi rumput laut sebagian besar di ekspor dalam bentuk kering dan hanya sebagian kecil saja yang diolah menjadi alginat ,karagenan dan agar agar. Selain diekspor dalam bentuk kering, karagenan.alginat dan agar agar, rumput laut juga dapat diolah menjadi berbagai makanan siap saji seperti manisan, dodol, cendol, nata de seaweed, selai, pudding, permen jelly ,dll.

1.2. Deskripsi Singkat

Materi Penyuluhan perikanan pengolahan rumput laut merupakan materi yang digunakan oleh penyuluh sebagai pelaku utama dalam menyelenggarakan penyuluhan materi hasil perikanan dan pengolah rumput laut sebagai pelaku usaha dalam mengikuti program penyuluhan pengolahan rumput laut. Ruang lingkup materi penyuluhan perikanan ini terdiri atas bab Pendahuluan, Materi Pokok, Penutup, Kunci Jawaban, Daftar Pustaka, 2 Glosarium. Materi pokok terdiri atas beberapa materi pokok, masing- masing materi pokok tersusun atas judul, indikator keberhasilan, uraian dan contoh termasuk sub materi pokok, Latihan, Rangkuman, Evaluasi Materi Pokok, Umpan Balik dan Tindak Lanjut. Materi pokok tentang pengolahan rumput laut yang akan dibahas dalam materi penyuluhan perikanan ini mencakup potensi dan distribusi, jenis rumput laut,, penanganan, pengolahan rumput laut menjadi produk dasar dan aneka olahan dari bahan dasar dasar, karagenan, alginat dan agar agar.

1.3. Tujuan Pembelajaran

Tujuan pembelajaran adalah sebagai bahan materi usaha yang berkaitan dengan Indikator keberhasilan penyuluhan pengolahan rumput laut adalah apabila pelaku utama mampu menyampaikan dengan baik hingga dimengerti oleh pelaku usaha, dengan mempelajari materi penyuluhan prikananan. Pengolahan diharapkan mampu pengolah rumput laut mampu mengolah dengan baik. Pada akhirnya diharapkan materi penyuluhan perikanan, Pengolahan rumput laut bisa bekerja dengan baik yang dibuktikan munculnya produk hasil olahan rumput laut yang bermutu dan memiliki daya jual oleh pelaku utama dan pelaku usaha. 1.4. Materi Pokok dan Sub Materi Pokok Materi Pokok Biologi rumput laut terdiri dari Sub Materi Pokok Pendahuluan Potensi Distribusi dan Klasifikasi rumput laut Penanganan rumput laut Kandungan gizi dan standar rumput laut dan produk dasarnya Produk dasar dan pemanfaatan dalam industri Pengolahan rumput laut MATERI POKOK 1. A. Potensi,Distribusi dan Klasifikasi Rumput laut Setelah mempelajari materi ini, pelaku utama dan pelaku usaha mengetahui potensi, distribusi dan klasifikasi rumput laut. 3 1 Biologi dan Ekologi Rumput Laut Pertumbuhan dan penyebaran rumput laut sangat tergantung dari faktor faktor oseanografi. Fisika, kimia dan pergerakan atau dinamika laut, serta jenis substart dasarnya. Untuk pertrumbuhannya rumput laut mengambil nutrisi dari sekitarnya secara difusi melalui dinding thallusnya. Perkembang biakan rumput laut dilakukan dengan dua cara, yaitu secara kawin antara gamet jantan dan gamet betina generatif serta secara tidak kawin dengan melalui vegetatif dan konjugatif. Beberapa jenis rumput laut di Indonesia yang bernilai ekonomis seperti Eucheuna sp dan Hypnea sp yang juga disebut carrageenophyte menghasilkan metabolit primer senyawa hidrokoloid yang disebut karagenan, Glacelaria sp dan Gelidium sp yang juga disebut agarophyte menghasilkan metabolit primer senyawa hidrokoloid yang disebut agar. Sementara Sargassum sp yang disebut juga alginophyte menghasilkan metabolit primer yang disebut alginat.

2. Wilayah Sebaran Rumput Laut di Indonesia.

Suatu karunia Allah SWT yang patut disyukuri, bahwa dua pertiga dari wilayah Indonesia berupa laut. Berbagai potensi biota laut terkandung didalamnya, diantaranya adalah algae ganggang laut. Gulma laut atau rumput laut merupakan salah satu sumber daya hayati yang terdapat di wilayah pesisir dan laut. Istilah rumput laut adalah rancu secara botani karena dipakai untuk dua kelompok tumbuhan yang berbeda. Yang dimaksud sebagai gulma laut adalah anggota dari kelompok vegetasi yang dikenal sebagai algaganggang. Sumber daya ini biasanya dapat ditemui di perairan yang berasosiasi dengan keberadaan ekosistem terumbu karang. Gulma laut alam biasanya dapat hidup diatas substrat pasir dan karangmati. Di beberapa daerah pantai di bagian selatan Jawa dan pantai barat Sumatera, gulma laut banyak ditemui hidup di atas karang-karang terjal yang melindungi pantai dari deburan ombak. Di pantai selatan Jawa Barat dan Banten misalnya, gulma laut dapat ditemui di sekitar pantai Santolo dan Sayang Heulang di Kabupaten Garut atau di daerah Ujung Kulon Kabupaten Pandeglang. Sementara di daerah pantai barat Sumatera, gulma laut dapat ditemui di pesisir barat Provinsi Lampung sampai pesisir Sumatera utara dan AcehNanggroe Aceh Darussalam. 4 Selain hidup bebas di alam, beberapa jenis gulma laut juga banyak dibudidayakan oleh sebagian masyarakat pesisir Indonesia. Contoh jenis gulma laut yang banyak dibudidayakan diantaranya adalah Euchema cottonii dan Gracilaria spp. Beberapa daerah dan pulau di Indonesia yang masyarakat pesisirnya banyak melakukan usaha budidaya gulma laut ini di antaranya berada di wilayah pesisir KabupatenAdministrasi Kepulauan Seribu,Provinsi Kepulauan Riau, Sulawesi,Maluku Pulau Lombok dan Papua. Wilayah sebaran jenis rumput laut ekonomis penting di Indonesia, tersebar diseluruh kepulauan.Untuk rumput laut yang tumbuh alami wild stock terdapat di hampir seluruh perairan dangkal Laut Indonesia yang mempunyai rataan terumbu karang. Sedangkan sebaran rumput laut komersial yang dibudidayakan hanya terbatas jenis Eucheuma dan Glacelaria. Jenis Eucheuma dibudidayakan di laut agak jauh dari sumber air tawar, sedang Glacelaria dapat dibudidayakan dilaut dekat dengan muara sungai karena untuk jenis ini salinitas yang sesuai berkisar antara 15 – 25 per mil. Lokasi budidaya Eucheuma tersebar diperairan pantai di beberapa Kepulauan Riau,Bangka Belitung,Lampug selatan, Pulau Panjang Banten Pulau Seribu, Karimun Jawa Jawa tengah Selatan Madura,Nusa dua,Nusa Lembongan dan Nusa Penida Bali , Lombok barat,Lombok tengah Teluk Ekas Sumbawa,Larantuka Teluk Maoumere, Sumba,Alor,Kupang, P Rote,Sulawesi utara, Gorontalo,Bualemo,Bone Bolango, Samaringa Sulawesi tengah Sulawesi tenggara, Jeneponto, Takalar,Selayar, Sinjai dan Pangkep Sulawesi selatan; Seram Ambon, dan Aru Maluku, Biak serta Sorong.Sementara untuk budidaya Glacelaria dalam tambak tersebar luas di daerah daerah serang Banten Pantai Utara Jawa Bekasi,Karawang,Subang Cirebon,Indramayu Pemalang, Brebes, dan Tegal. Sebagian pantai utara Jawa timur Lamongan dan Sidoarjo untuk derah di luar pulau Jawa hampir di semua perairan tambak Sulawesi selatan dan Lombok barat serta Sumbawa.. Produksi rumput laut nasional tahun 2010 mencapai 3,082 juta ton, di atas target yang ditetapkan Kementerian Kelautan dan Perikanan sebesar 2,574 juta ton dan rumput laut sudah menjadi komoditas unggulan dan menjadi penyumbang utama produksi perikanan budidaya. KKP,2010 Untuk menopang salah satu produk unggulan ini, maka hal hal yang harus diketahui adalah pengenalan jenis rumput laut yang ada di Indonesia serta penanganan sampai menjadi produk setengah jadi atau rumput laut kering. 5

3. Klasifikasi Rumput Laut Komersial dan Produk Olahannya a. Euecheuma

Divisio : Rhodophyta Kelas : Rhodophyceae Bangsa : Gigartinales Suku : Solierisceae Marga : Euecheuma Jenis : E. spinosum dan E cottonii Gambar 1: E.cottonii Gambar 2: E.spinosum Nama untuk jenis ini nama dagangnya lebih dikenal adalah E ,cottonii , ciri cirinya Yaitu thalus silindris, permukaan yang licin, cartilageneus menyerupai tulang rawanmuda, berwarna hijau terang, hijau olive dan coklat kemerahaan. Percabangan thallus berujung runcing atau tumpul,ditumbui nodulus tonjolan tonjolan, duri lunak tumpul untuk melindungi gametangia. Percabangan bersifat alternates selang seling, tidak beraturan, serta dapat bersifat dichotomus percabangan dua dua, atau trichotomus system percabangan tiga tiga. Habitat rumput laut ini memerlukan sinar matahari untuk proses foto sintesis. Oleh karena itu rumput laut ini hanya hidup didaerah lapisan fotik, yaitu kedalaman sejauh sinar matahari masih dapat menembus kedalaman air. Di alam jenis ini hidup berkumpul dalam satu komunitas atau koloni dan indikator jenisnya 6 hidup di rataan terumbu karang dangkan sampai kedalaman 6 m, melekat di batu karang atau benda keras lainnya. Faktor yang sangat berpengaruh pada pertumbuhan jenis ini yaitu cukup arus deras dengan salinitas kadar garam yang stabil yaitu berkisar 28 -34 per mil. Oleh karena itu rumput laut ini baik jika tumbuh jauh dari muara sungai.

b. Hypnea sp

Divisio : Rhodophyta Kelas : Rhodophyceae Bangsa : Gigartinales Suku : Hypneaceae Marga : Hypnea Jenis : Hypnea sp Gambar 3: Hypnea sp

c. Glacelaria

Divisio : Rhodophyta Kelas : Rhodophyceae Bangsa : Gigartinales 7 Suku : Glacelariaeceae Marga : Glacelaria Jenis : Glacelaria gigas Glacelaria verrucosa Glacelaria lichenoides Gbr 4. G. gigas Gbr 5 :G. verrucosa Gbr 6:G.lichenoides Habitat rumput laut jenis ini pada umumnya dapat hidup sampai 300 – 1000 m dari pantai, salinitas air berkisar 15 – 30 per mil dengan suhu air berkisar antara 20 -28 ◦ C kedalaman air 0.5 – 1 m dengan kondisi air jernih sehingga sinar matahari mampu menembus ke dalam air. Oleh karenanya jenis rumput laut ini sebaiknya dekat dengan muara sungai.

d. Gelidium

Divisio : Rhodophyta Kelas : Rhodophyceae Bangsa : Gilidiales Suku : Gelidiaceace 8 Marga : Gelidium Jenis : Gelidium sp Gambar 7: Gelidium sp

e. Sargassum