Penyusunan Soal Konsep Evaluasi Hasil Belajar

17 Pendidik, dalam melaksanakan penilaian, memerlukan teknik-teknik penilaian yang sesuai dengan kompetensi yang akan dinilai. Permendikbud nomor 66 tahun 2013 tentang standar penilaian pendidikan menjelaskan bahwa penilaian kompetensi sikap dilakukan melalui observasi, penilaian diri, penilaian “teman sejawat” dan jurnal dengan menggunakan instrument daftar cek atau skala penilaian. Kemudian untuk menilai kompetensi pengetahuan dilaksanakan melalui tes tulis, tes lisan dan penugasan. Instrumen yang digunakan untuk tes tulis dapat berupa soal pilihan ganda, isian, jawaban singkat, benar salah, menjodohkan dan uraian. Selanjutnya untuk penilaian kompetensi keterampilan dilakukan melalui penilaian kinerja, yaitu penilaian yang menuntut siswa mendemonstrasikan suatu kompetensi tertentu dengan menggunakan tes praktik, projek dan penilaian portofolio.

d. Penyusunan Soal

Hasil tes dapat memberikan informasi yang benar mengenai kemampuan siswa apabila instrumen tes yang disusun baik. Zainul Nasoetion 1994: 116 menjelaskan bahwa penyusunan butir soal tes menjadi suatu perangkat tes haruslah mempertimbangkan beberapa hal yang memungkinkan peserta tes dapat mengerahkan kemampuan terbaiknya dalam mengerjakan tes tersebut. Untuk itu, penyusun soal tes perlu untuk memperhatikan hal-hal sebagai berikut: 1. Tes bentuk objektif lebih baik tidak dilaksanakan secara lisan. 18 2. Butir tes disusun secara sistematis mulai dari pokok bahasan yang dibahas paling awal ke pokok bahasan yang dibahas terakhir. 3. Tingkat kesukaran disusun mulai dari yang termudah meningkat terus sampai ke yang sukar, dalam arti bahwa butir soal yang mudah diletakkan pada awal naskah sedangkan butir soal yang sukar diletakkan pada akhir naskah. 4. Butir tes yang sejenis lebih baik dikelompokkan dalam satu kelompok. Jadi jangan sampai ada satu tipe tes tersebar di beberapa kelompok. Misalnya tes pilihan ganda biasa dicampurkan dengan pilihan ganda kompleks, dsb. 5. Petunjuk pengerjaan tes ditulis secara jelas, sehingga peserta didik tidak perlu bertanya lagi tentang cara mengerjakan tes tersebut atau bertanya tentang apa yang perlu dilakukan. 6. Penyusunan butir tes tersebut hendaknya diatur sedemikian rupa sehingga tidak menimbulkan kesan berdesak-desak. Setiap butir tes hendaklah diatur sehingga memudahkan peserta tes untuk membacanya. 7. Susunlah setiap butir tes sehingga item dan seluruh optionnya terletak dalam satu halaman yang sama. 8. Wacana passage yang digunakan sebagai rujukan bagi suatu atau beberapa butir tes diletakkan di atas butir tes yang bersangkutan. 9. Hindarilah meletakkan kunci jawaban dalam suatu pola tertentu. Ebel 1979: 140 menyatakan bahwa untuk mengembangkan soal pilihan ganda pada dasarnya harus melalui pemikiran sebagai berikut: 19 1. Rumuskan sebuah pertanyaan atau sebuah kalimat tidak lengkap yang jelas menyiratkan sebuah pertanyaan. 2. Sediakan sebuah jawaban benar untuk pertanyaan tersebut dalam pilihaan kata yang jelas. 3. Buatlah jawaban salah untuk sebauh pertanyaan tetapi masuk akal atau disebut pengecoh. Setiap alternatf jawaban yang ditawarkan dalam soal pilihan ganda harus tepat untuk pertanyaan Pelaksanaan penyusunan soal idealnya dilakukan oleh guru-guru terpilih dan terlatih yang didampingi oleh para ahli di bidang pengukuran. Selanjutnya soal ini ditelaah, soal yang baik kemudian diujicoba dan soal yang buruk dibuang. Soal yang akan digunakan untuk ujian bersama masternya digandakan dan kemudian digunakan untuk ujian.

B. Penilaian