ABSTRAK PERSEPSI PASIEN PESERTA ASKES TERHADAP KUALITAS PELAYANAN PERAWATAN (Studi di Rumah Sakit Umum Kalianda Lampung Selatan)

(1)

ABSTRAK

PERSEPSI PASIEN PESERTA ASKES TERHADAP KUALITAS PELAYANAN PERAWATAN

(Studi di Rumah Sakit Umum Kalianda Lampung Selatan)

Oleh

AMBAR MARDIASTUTI

Manusia tentu saja akan menghadapi resiko sakit yang memerlukan obat dan perawatan dalam menjalani kehidupannya. Resiko gangguan kesehatan inilah yang setiap saat dapat dialami oleh setiap manusia, sehingga mengakibatkan tertundanya pekerjaan dan timbulnya penderitaan bagi yang bersangkutan. Untuk mengatasi resiko yang menyangkut masalah kesehatan tersebut, Negara Kesatuan Republik Indonesia memberikan jaminan pemeliharaan kesehatan yang diselenggarakan oleh pemerintah ataupun swasta; yang kemudian dikenal masyarakat sebagai program Asuransi Kesehatan. Mengingat PT. (Persero) Askes tidak memiliki sarana dan fasilitas tersendiri dalam usahanya memberikan pelayanan kepada pesertanya, maka dalam menyelenggarakan tanggung jawabnya tersebut PT. (Persero) Askes mengadakan ikatan kerjasama dengan berbagai sarana pelayanan kesehatan yaitu Puskesmas dan Rumah Sakit Umum.

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: “ Bagaimanakah persepsi pasien peserta Askes terhadap kualitas pelayanan perawatan di Rumah Sakit Umum Kalianda Lampung Selatan”. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui persepsi pasien peserta Askes yang ada di Rumah Sakit Umum Kalianda Lampung


(2)

pelayanan kesehatan baik di lingkungan puskesmas maupun rumah sakit.

Tipe penelitian ini adalah adalah penelitian deskriptif penelitian yang hanya menggambarkan data dan hasil penelitian yang diperoleh dari lapangan. Data dikumpulkan dengan wawancara dan dokumentasi. Data selanjutnya dianalisis dengan mendeskripsikan hasil penelitian dengan susunan kata-kata dan kalimat sebagai jawaban atas permasalahan yang diteliti serta berpijak pada data yang diperoleh dari hasil jawaban kuesioner, wawancara yang didukung dengan logika dan akal sehat dalam interpretasinya. selanjutnya dihitung dengan menggunakan rumus persentase.

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang persepsi peserta askes tentang pelayanan informasi menunjukkan bahwa dari 97 responden terdapat sebanyak 78 (80,4%) responden memiliki persepsi yang baik terhadap pelayanan informasi yang diberikan petugas kesehatan kepada peserta askes sedangkan sebanyak 18 (18,6%) responden menyatakan, pelayanan informasi yang diberikan oleh PT askes kurang baik dan 1 (1,03%) responden menyatakan buruk. Persepsi peserta askes tentang pelayanan Administrasi menunjukkan bahwa dari 97 responden terdapat sebanyak 41 (42,27%) responden memiliki persepsi yang baik terhadap pelayanan administrasi yang diberikan petugas kesehatan kepada peserta askes sedangkan sebanyak 55 (56,7%) responden menyatakan, pelayanan administrasi yang diberikan oleh PT askes kurang baik dan 1 (1,03%) responden menyatakan pelayanan yang diberikan buruk tentang pelayanan administrasi. Persepsi peserta


(3)

askes tentang pelayanan medis menunjukkan bahwa dari 97 responden terdapat sebanyak 73 (75,26%) responden memiliki persepsi yang baik terhadap pelayanan medis yang diberikan kepada peserta askes, sebanyak 23 (23,71%) responden menyatakan pelayanan medis yang diberikan oleh PT Askes kurang baik dan sebanyak 1 (1,03%) responden memiliki persepsi yang buruk terhadap pelayanan medis yang diberikan kepada peserta askes.


(4)

(Studi di Rumah Sakit Umum Kalianda Kab.Lampung Selatan)

Oleh

AMBAR MARDIASTUTI

Skripsi

Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Sosiologi

pada Jurusan Sosiologi

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2012


(5)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK………... i

HALAMAN PERNYATAAN……….………... iv

HALAMAN JUDUL…………...………... v

HALAMAN PERSETUJUAN………... vi

HALAMAN PENGESAHAN………... vii

RIWAYAT HIDUP………... viii

HALAMAN PERSEMBAHAN..………... x

MOTTO...………... xi

SANWACANA………... xii

DAFTAR ISI ………... xvii

DAFTAR TABEL………... xviii

DAFTAR BAGAN………... xix

I PENDAHULUAN... 1

A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Rumusan Masalah ... 8

C. Tujuan Dan Kegunaan Penelitian ... 6

1. Tujuan Penelitian ... 9

2. Kegunaan Penelitian... 9

II TINJAUAN PUSTAKA ... 10

A. Pengertian Dan Prinsip Dasar Asuransi ... 10

1. Pengertian Asuransi ... 10

2. Prinsip Dasar Asuransi ... 14

B. Tinjauan Tentang Askes... 18

C. Pengertian Pelayanan ... 20

D. Pelayanan Jamina Pemeliharaan Kesehatan... 21

E. Prosedur Pelayanan Kesehatan PT Askes ... 23

F. Pengertian Persepsi ... 24

1. Karakteristik Persepsi ... 27

2. Faktor Yang mempengaruhi persepsi ... 27

3. Cara Pengukuran Persepsi ... 31

G. Persepsi Peserta Askes Pelayanan Kesehatan ... 31

III METODE PENELITIAN... 37

A. Tipe Penelitian ... 37


(6)

F. Teknik Pengumpulan data... 40

G. Teknik Pengolahan Data ... 40

H. Teknik Analisa Data... 41

IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN... 43

A. Gambaran Umum RSUD Kalianda ... 43

1. Visi dan misi Rumah Sakit Kalianda ... 44

2. Misi Rumah Sakit Kalianda ... 45

3. Tujuan ... 46

4. Sumberdaya Rumah Sakit ... 48

V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN... 50

A. Identitas Informan ... 50

1. Identitas menurut Kelompok Umur ... 50

2. Identitas menurut Kelompok Jenis Kelamin ... 51

B. Persepsi Peserta Askes ... 50

1. Pelayanan Informasi... 51

2. Pelayanan Administrasi... 52

3. Pelayanan Medis ... 63

C. Pembahasan... 69

VI KESIMPULAN DAN SARAN... 74

A. Kesimpulan ... 74

B. Saran ... 75 DAFTAR PUSTAKA


(7)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

Tabel 1. Identitas Responden Menurut Umur... 50

Tabel 2. Identitas Responden Menurut jenis kelamin ... 51

Tabel 3. Selalu meminta informasi pelayanan askes dari petugas Puskesmas ... 52

Tabel 4. Menanyakan tentang prosedur tentang informasi pelayanan kesehatan yang dijalankan oleh PT askes ... 53

Tabel 5. Informasi yang diberikan tidak sesuai dengan prosedur. ... 54

Tabel 6 Ikut serta penyuluhan yang diberikan oleh PT askes ... 55

Tabel 7. mengetahui berapa kali responden mengajukan premi di Rumah sakit atau Puskesmas... . 56

Tabel 8. Kategori persepsi tentang pelayanan informasi berdasarkan ... 57

perhitungan kategorisasi dengan menggunakan rumus interval... 58

Tabel 9. Meminta bantuan saudara dalam mengurus administrasi... 59

Tabel 10. Pasien mengalami kesulitan dalam mengurus prosedur berobat dengan menggunakan askes... 60

Tabel 11. Mengalami kesulitan dalam mengurus pasien rawat jalan ... 61

Tabel 12. Mengetahui kemudahan yang diperoleh bila menggunakan askes... 62

Tabel 13 mengurus prosedur rawat inap ... 63

Tabel 14. Kategori persepsi tentang pelayanan informasi berdasarkan perhitungan kategorisasi dengan menggunakan rumus interval... 64

Tabel 15. Prosedur pelayanan medis yang dijalankan ... 65

Tabel 16. Merasa senang menggunakan kartu askes ... 66

Tabel 18. Membedakan perawatan antara peserta askes dengan bukan peserta .. askes ... 67

Tabel 19. Diperhatikan oleh dokter dan perawat... 68


(8)

(9)

MENGESAHKAN

1. Tim Penguji

Ketua : Drs. Gunawan Budi Kahono .………..

Penguji Utama : Dra. Paraswati Daril Milyan .………..

2. Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Drs. H. Agus Hadiawan, M.Si. NIP. 19580109 198603 1 002


(10)

(Studi di Rumah Sakit Umum Kalianda Kabupaten Lampung Selatan )

Nama Mahasiswa : AMBAR MARDIASTUTI Nomor Pokok Mahasiswa :0856011002

Jurusan :Sosiologi

Fakultas :Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

MENYETUJUI 1. Komisi Pembimbing

Drs. Gunawan Budi Kahono Dra. Paraswati Daril Milyan NIP. 195705121986031002 NIP. 195509301989022001

2. Ketua Jurusan Sosiologi

Drs. Susetyo, M.Si.


(11)

MOTTO

Tiada pemberi terbaik dari orang tua kepada anaknya melebihi budi pekerti yang mulia .

(H.R. Tirmidzhi dan Hakim)

Pahlawan bukanlah orang yang berani menetakkan pedangnya ke pundak lawan, tetapi pahlawan sebenarnya ialah orang yang sanggup menguasai dirinya dikala ia

marah.

- Nabi Muhammad Saw

Jadilah kamu manusia yang pada kelahiranmu semua orang tertawa bahagia, tetapi hanya kamu sendiri yang menangis; dan pada kematianmu semua orang

menangis sedih, tetapi hanya kamu sendiri yang tersenyum. - Mahatma Gandhi

Musuh yang paling berbahaya di atas dunia ini adalah penakut dan bimbang. Teman yang paling setia, hanyalah keberanian dan keyakinan yang teguh.

- Andrew Jackson

Kita berdoa kalau kesusahan dan membutuhkan sesuatu, mestinya kita juga berdoa dalam kegembiraan besar dan saat rezeki melimpah.

- Kahlil Gibran

Banyak kegagalan dalam hidup ini dikarenakan orang-orang tidak menyadari betapa dekatnya mereka dengan keberhasilan saat mereka menyerah.

- Thomas Alva Edison

Apabila anda berbuat kebaikan kepada orang lain, maka anda telah berbuat baik terhadap diri sendiri.( Benyamin Franklin )

Manusia tak selamanya benar dan tak selamanya salah, kecuali ia yang selalu mengoreksi diri dan membenarkan kebenaran orang lain atas

kekeliruan diri sendiri.

Teman sejati adalah mereka yang selalu ada di sisi anda bukan hanya pada saat kau berjaya, namun juga pada saat anda tak berdaya.


(12)

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Karya tulis saya, skripsi ini adalah asli dan belum pernah diajukan untuk mendapatkan gelar akademik (Magister/Sarjana/Ahli Madya). Baik di Universitas Lampung maupun di perguruan tinggi lain.

2. Karya tulis ini murni gagasan, rumusan, dan penelitian saya sendiri, tanpa bantuan pihak lain, kecuali arahan Tim Pembimbing dan Penguji.

3. Dalam karya tulis ini tidak terdapat karya atau pendapat yang telah ditulis atau dipublikasikan orang lain, kecuali secara tertulis dengan jelas dicantumkan sebagai acuan dalam naskah dengan disebutkan nama pengarang dan dicantumkan dalam daftar pustaka.

4. Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila dikemudian hari terdapat penyimpangan dan ketidakbenaran dalam pernyataan ini, maka saya bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan gelar yang telah diperoleh karena karya tulis ini, serta sanksi lainnya sesuai dengan norma yang berlaku di Universitas Lampung.

Bandar Lampung,

Yang Membuat Pernyataan,

Ambar Mardiastuti 0856011002


(13)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Karya tulis saya, skripsi ini adalah asli dan belum pernah diajukan untuk mendapatkan gelar akademik (Magister/Sarjana/Ahli Madya). Baik di Universitas Lampung maupun di perguruan tinggi lain.

2. Karya tulis ini murni gagasan, rumusan, dan penelitian saya sendiri, tanpa bantuan pihak lain, kecuali arahan Tim Pembimbing dan Penguji.

3. Dalam karya tulis ini tidak terdapat karya atau pendapat yang telah ditulis atau dipublikasikan orang lain, kecuali secara tertulis dengan jelas dicantumkan sebagai acuan dalam naskah dengan disebutkan nama pengarang dan dicantumkan dalam daftar pustaka.

4. Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila dikemudian hari terdapat penyimpangan dan ketidakbenaran dalam pernyataan ini, maka saya bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan gelar yang telah diperoleh karena karya tulis ini, serta sanksi lainnya sesuai dengan norma yang berlaku di Universitas Lampung.

Bandar Lampung,

Yang Membuat Pernyataan,

Ambar Mardiastuti 0856011002


(14)

PERSEMBAHAN

Dengan segala kekurangan dan kerendahan diri, puji syukur sebesar-besarnya kepada ALLAH SWT atas kuasa-Mu aku dapat melalui perjalanan hidup ini.

Aku persembahkan karya kecilku ini kepada:

Ayah & Bunda tercinta

Yang selalu melindungi, mengasihi dan membimbing langkahku.. Terima kasih untuk segala perjuangan, cinta, do a yang kalian berikan

Kakak-kakakku Yang selalu memberikan motivasi

Sahabat-sahabat ku

Yang selalu membantuku .

Para pendidik dan almamater tercinta Universitas Lampung .


(15)

RIWAYAT HIDUP

Penulis bernama “ ✁ ✂✄☎✆✄☎ ✝✞✄✟✠✡ ✠✞” dilahirkan dikota

Kalianda. Kecamatan Kalianda Kabupaten Lampung Selatan pada tanggal 14 Agustus1990. Penulis merupakan anak ketiga dari tiga bersaudara dari pasangan Bapak A. Halim TM dan Ibu Sri Mardyaningsih.

Penulis menempuh jenjang pendidikan di Taman Kanak-Kanak Pembina (TK Pembina) pada tahun 1995 sampai dengan 1996 , kemudian penulis melanjutkan pendidikannya di Sekolah Dasar Negeri 1 Merak Belantung pada Tahun 1996 sampai dengan 2002. Selanjutnya Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMP N) 1 Kalianda dari tahun 2002 sampai dengan 2005. Pada tahun yang sama penulis memasuki masa-masa putih abu-abu di Sekolah Menengah Atas Negeri (SMA N) 1 Kalianda yang diselesaikan pada tahun 2008.

Pada bulan September tahun 2008 penulis melanjutkan studinya di Perguruan Tinggi Negeri melalui jalur Seleksi Ujian Mandiri (UM) yang menjadikan penulis sebagai mahasiswa Sosiologi di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Lampung (UNILA). Dalam masa perkuliahan penulis mengikuti Kuliah Kerja Nyata (KKN) yang diadakan oleh Universitas Lampung pada bulan Juli sampai Agustus tahun 2011 di Pekon Ngarip, Kecamatan Ulu Belu, Kabupaten Tanggamus.


(16)

Segala puji bagi Allah SWT atas rahmat dan hidayahnya. Tiada daya dan upaya serta kekuatan yang penulis miliki untuk menyelesaikan skripsi ini, selain berkat daya, upaya dan kekuatan yang dianugerahkan-Nya. Shalawat beriring salam senantiasa tercurah kepada Nabi Besar Muhammad SAW yang syafa’atnya selalu kita nanti hingga hari akhir kelak.

Skripsi dengan judul “Persepsi Pasien Peserta Askes Terhadap Kualitas Pelayanan Perawatan (Studi di Rumah Sakit Umum Kalianda Kabupaten Lampung Selatan)” ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sosiologi di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung.

Penulis menyadari, bahwa apa yang tertulis dalam skripsi ini masih sangat jauh dari yang dicita-citakan. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak sehingga menjadi lebih baik. Dalam penulisan skripsi ini, penulis sangat menyadari banyak sekali bantuan, dukungan, dan bimbingan dari berbagai pihak. Untuk itu pada keaempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Drs. H. Agus Hadiawan, M.Si. selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung.


(17)

2. Bapak Drs. Susetyo, M.Si. selaku Ketua Jurusan Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung.

3. Ibu Dra. Anita Damayanti, M.H. selaku Sekretaris Jurusan Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung.

4. Bapak Drs. Gunawan Budi Kahono selaku dosen pembimbing penulis, terima kasih atas waktu, motivasi, bimbingan, saran dan kesabarannya dalam proses penulisan skripsi ini, sehingga saya dapat meraih gelar Sarjana Sosiologi (S.Sos) di Universitas Lampung.

5. Ibu Dra. Paraswati Daril Milyan selaku dosen pembahas terimakasih telah memberi banyak ide,saran,perhatian dan bimbingan selama penulis melaksanakan penelitian dan penulisan skripsi ini.

6. Bapak Bintang Wirawan,M.Hum selaku dosen pembimbing akademik. 7. Seluruh dosen di Jurusan Sosiologi dan FISIP Unila yang telah membekali

penulis dengan ilmu dan pengetahuan selama menjalani masa perkuliahan semoga menjadi ilmu yang bermanfaat.

8. Seluruh staf administrasi dan karyawan di FISIP Unila yang membantu dan melayani urusan administrasi perkuliahan dan skripsi.

9. Seluruh staff di Rumah Sakit Umum Kalianda Kab.Lampung Selatan dan masyarakat pengguna Kartu Askes. dan semua yang telah membantu dalam proses penyelesaian skripsi ini, yang telah meluangkan waktunya untuk membantu penulis dalam proses wawancara demi terkumpulnya data-data.

10. Kedua orang tuaku tercinta Ayah dan Bunda. Begitu banyak energi, materi dan perhatian yang kalian curahkan untuk penulis, tak cukup lembaran dan


(18)

akhirat.

11. Kakak-kakaku tersayang abang dodo dan mb’Astri . Terima kasih atas dukungan dan do’a yang kalian berikan.

12. Untukmu yang selalu hadir dalam setiap doaku.

13. Keluarga besar : Bude tati,bude yayuk,bule tanti,bule yuni,om nanang, pakde narto, om budi,minan piah, minan mai,minan ida, uwak derani, pak iyus, pak hasan, terimkasaih atas dukungannya selama ini.

14. Sepupu-sepuku : kak emi, bang andri, silvi, kak aroh,dewi, kak anis,kak ria, kak yesi,dewi,riza, bang iwan, bang ipul, udin, kak icha,kak indah, mb’ari, mas al,guruh,intan,kak jaka,kak dika, aziz,odan,mikel dan keponakanku topan terimakasih atas suportnya selama ini.

15. Sahabat-sahabat yang selama masa putih abu-abu bersamaku” chirun, nana, vivi, yana, vina, unca, tari, reka,vera, zrie, kangen masa-masa yang tak terlupakan dulu.

16. Sahabat-sahabatku tersayang : Maysa, yuli, ana dongsaeng,kak ita, reka, terimakasih atas motivasi dan dukungannya, Luar biasa !!

17. Wisma Annisa : Yunda diah,dokter yurita,kak ririn,kak yayan, ani, nuni,mb’asiyah,mb’mira,mb’heni, lia, eka,mb tika,alan, adin, mb melda, teteh eeng+mas tono& si mbah,trimakasih atas kebersamaannya selama ini dan terimakasih atas motivasinya selama ini.


(19)

18. Untuk teman-teman seperjuanganku, desi lestari, fitriana dewi,putri dian pertiwi,eli ermawati ayo tetep semangat buat jadi orang sukses,terimakasih atas persahabatan yang indah ini.. pasti bakal kangen sama kalian !!

19. Untuk Sosiologi angkatan 2008 : nud, desi, putri, vitha,sandra, anik, mpi, rika,ratih,nestry,essy,kristin,febri,ken,hendi,kiki,sebas,rio,agus,fitra,yunari, rahmat,nino,panji,sadam,yan, &d’vertidaterimakasih atas kebersamaannya selama ini dan persahabatan yang luar biasa.

20. Untuk teman-temanku KKN Tematik di pekon ngarip kecamatan ulu belu Kab. Tanggamus. Dita, sri, melvin, abdi,jafar, arif,majid,dll Terima kasih atas kerjasamanya, kangen pengen kumpul-kumpul lagi, dan juga terimakasih kepada bapak lurah& ibu lurah pekon ngarip ulu belu serta Ibu Ayis & Bpk. Sangidun, mb lia, egi,bude mar,cicit dan semua masyarakat pekon ngarip terimakasih atas perhatian, kesabaran dan bimbingan selama penulis melakukan KKN disana.

21. Dan tak lupa penulis mengucapkan terimakasih kepada kakak-kakak yang telah banyak membantu saya.. terimakasih banyak ya.

Penulis hanya bisa berdoa semoga Allah SWT membalas semua kebaikan dan bantuan yang telah diberikan kepada penulis. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Amin.

Bandar Lampung, 25 Juli 2012 Penulis


(20)

A. Latar Belakang Masalah

Manusia tentu saja akan menghadapi resiko sakit yang memerlukan obat dan perawatan dalam menjalani kehidupannya. Resiko gangguan kesehatan inilah yang setiap saat dapat dialami oleh setiap manusia, sehingga mengakibatkan tertundanya pekerjaan dan timbulnya penderitaan bagi yang bersangkutan. Untuk mengatasi resiko yang menyangkut masalah kesehatan tersebut, Negara Kesatuan Republik Indonesia memberikan jaminan pemeliharaan kesehatan yang diselenggarakan oleh pemerintah ataupun swasta; yang kemudian dikenal masyarakat sebagai program Asuransi Kesehatan.

Menurut Sentanoe Kertonegoro (1987 : 9) jaminan pemeliharaan kesehatan ini tergolong ke dalam jaminan sosial yang merupakan perlindungan kesejahteraan masyarakat yang diselenggarakan atau dibina oleh pemerintah untuk menjaga dan meningkatkan taraf kesehatan rakyat. Jaminan sosial dapat digunakan sebagai salah satu alat masyarakat untuk mencegah dan menanggulangi resiko kesehatan. PT. (Persero) Askes (Asuransi Kesehatan) berada di bawah naungan Kementrian Kesehatan yang menyelenggarakan program jaminan pemeliharaan kesehatan yang bertindak sebagai penanggung, sedangkan yang bertindak sebagai tertanggung adalah peserta Askes itu sendiri yaitu Pegawai Negeri Sipil, penerima Pensiun, Veteran,


(21)

2

Perintis Kemerdekaan beserta keluarganya; yang bertujuan untuk menjaga, memelihara, dan meningkatkan kesehatan bagi para pesertanya.

Mengingat PT. (Persero) Askes tidak memiliki sarana dan fasilitas tersendiri dalam usahanya memberikan pelayanan kepada pesertanya, maka dalam menyelenggarakan tanggung jawabnya tersebut PT. (Persero) Askes mengadakan ikatan kerjasama dengan berbagai sarana pelayanan kesehatan yaitu Puskesmas dan Rumah Sakit Umum. Puskesmas disini adalah sebagai pelayanan kesehatan tingkat pertama, sedangkan Rumah Sakit Umum adalah pelayanan kesehatan tingkat lanjutan setelah ada rujukan rawat jalan tingkat pertama dari Puskesmas. Hal ini sesuai dengan bunyi pasal 16 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 69 tahun 1991, bahwa “Dalam rangka penyelenggaraan pemeliharaan kesehatan, badan penyelenggara mengadakan kerja sama dengan berbagai sarana pelayanan kesehatan”.

Dengan semakin pedulinya masyarakat indonesia dengan kesehatan maka Puskesmas dan rumah sakit adalah UPT yang ditunjuk oleh stake holdernya PT askes memberikan pelayanan dan memfasilitasi pelayanan dengan mudah dan cepat. PT Askes (Persero) mempunyai program jaminan pemeliharaan kesehatan yang diberikan kepada peserta askes dan keluarga merupakan penjabaran dalam hal menjaga kesehatan memelihara kesehatan bahkan meningkatkan kesehatan.

Program meliputi pelayanan informasi administrasi dan medis penjabaran program pelayanan PT askes (persero) melalui UPT puskesmas dan rumah sakit antara lain peserta askes dan keluarganya dapat memperoleh informasi


(22)

yang akurat mengenai prosedur pelayanan kesehatan oleh paramedis baik Puskesmas dan Rumah sakit.

Prosedur yang harus dilalui untuk memperoleh kartu peserta pada PT. Askes (Persero), adalah sebagai berikut:

1. Mengisi daftar isian peserta dan melampirkan persyaratan pendukung 2. Mengembalikan daftar isian peserta yang sudah diisi dan telah dilegalisir

oleh Pimpinan Instansi peserta.

Daftar isian tersebut dilengkapi dengan dengan:

• Fotocopy Surat Keputusan sebagai Pegawai Negeri Sipil

• Pensiunan

• Petikan Gelar Kehormatan Veteran

• Perintis Kemerdekaan

• Pegawai tidak tetap

3. Bagi penerima pensiun Daftar Isian Peserta yang sudah diisi tidak perlu dilegalisir.

Sedangkan untuk memperoleh kartu peserta tersebut dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut: mengisi daftar isian peserta yang dapat diambil di kantor PT Askes (Persero) dimana saja daftar isian tersebut dilengkapi dengan:

1. Daftar gaji terbaru bagi PNS dan surat tanda bukti penerima pensiun 9 (STBPP) bagi pensiunan.

2. Surat pernyataan/keterangan melaksanakan tugas perorangan (SPMT) bagi pegawai tidak tetap (PTT).


(23)

4

3. Pasfoto terbaru masing-masing 2 (dua) lembar ukuran 2x3 cm berwarna/hitam putih, kecuali bagi anak usia balita.

4. Surat nikah, akte kelahiran anak/keterangan lahir, surat keputusan pengadilan negeri untuk anak angkat.

5. Surat keterangan dari sekolah/ perguruan tinggi (bagi anak berusia lebih dari 21 tahun sampai dengan 25 tahun)

6. Fotocopy kartu tanda penduduk (KTP) atau pisah domisili

Surat kabar kesehatan “Senior’ tanggal 24 April 2003, Direktur Umum PT. (Persero) Askes, Suwardi mengemukakan bahwa PT. (Persero) Askes akan membuka layanan informasi (customer service) kepada para peserta. Tujuannya agar tidak terjadi informasi yang tidak sampai kepada para peserta askes.

Pelayanan administrasi disini meliputi prosedur atau tata cara pengurusan rujukan dari puskesmas ke rumah sakit untuk rawat inap maupun rawat jalan, pengurusan pembayaran biaya pengobatan di loket pembayaran baik di puskesmas maupun di rumah sakit (pemerintah). Pelayanan medis disini meliputi pemeriksaan fisik, pengontrolan kondisi pasien dan perawatan yang diberikan oleh dokter atau perawat kepada pasien peserta kartu Askes di puskesmas atau rumah sakit yang ditunjuk oleh PT. (Persero) Askes dan juga tentang pelayanan dalam pemberian (resep) obat baik secara langsung di tempat di mana pasien tersebut berobat (puskesmas atau rumah sakit) maupun di apotek yang ditunjuk oleh PT. (Persero) Askes.


(24)

Berdasarkan uraian tersebut diatas sesungguhnya pelayanan dari PT Askes atas jaminan pemeliharaan kesehatan sudah selayaknya dipenuhi, namun masih juga terjadi praktek pelayanan yang belum memadai. Keadaan ini misalnya diindikasikan dengan kurangnya informasi mengenai bagaimana dan apa Askes itu sebenarnya, yang terjadi dikarenakan masih sedikitnya buku atau brosur-brosur yang menjelaskan tentang hal itu. Belum lagi adanya rumor yang berkembang di masyarakat tentang praktek pembedaan layanan yang dilakukan petugas kesehatan terhadap pasien berkartu Askes dan yang tidak (Lampung Post, 19 Agustus 1995 dan 15 September 1995; Tempo, 12 juni 1993).

Tentunya berbagai bentuk pelayanan kesehatan yang dilakukan oleh para petugas puskesmas menimbulkan berbagai macam persepsi atau penilaian dari para pasien yang mendapatkan pelayanan. Penilaian itu bisa saja bersifat positif dalam artian puas terhadap pelayanan yang ada atau sebaliknya, merasa ada yang kurang sehingga penilaian yang muncul kemudian adalah tanggapan yang negatif. Hal itu berlaku bagi siapa saja, baik pasien berkartu Askes maupun pasien biasa; dan itu juga berlaku di puskesmas mana saja. Artinya, tidak semua puskesmas mendapatkan penilaian yang buruk dari pasien berkartu Askes atau pun pasien biasa, tentang pelayanan yang dilakukan para petugas pelayanan kesehatan yang ada. Itu semua tergantung dari bagaimana pelayanan–baik itu pelayanan medis, pelayanan administrasi, pelayanan informasi, maupun pelayanan pemberian obat yang diberikan petugas dalam pandangan seseorang pasien tertentu.


(25)

6

Hal semacam ini tidak hanya terjadi di puskesmas, tetapi juga di rumah sakit sebagai pelayanan kesehatan tingkat lanjutan yang merupakan tempat rujukan pasien dari puskesmas, dalam hal ini rumah sakit negeri yang dikelola oleh pemerintah di bawah naungan Kementerian Kesehatan. Sudah bukan rahasia umum bahwa rumah sakit negeri merupakan alternatif pertama setelah ada rujukan dari rawat jalan tingkat pertama (puskesmas) dikarenakan biaya berobat dan perawatannya sedikit lebih murah bila dibandingkan rumah sakit swasta.

Berkaitan dengan itu, dalam surat kabar harian Radar Lampung (5 juni 2003) disebutkan bahwa bukan rahasia lagi jika para peserta kartu Askes mendapatkan pelayanan serta fasilitas yang minim, bahkan terkadang dipersulit, alasannya premi 2 % yang diterima PT. (Persero) Askes tak mencukupi untuk menanggung biaya kesehatan untuk satu keluarga, serta kesenjangan yang terlalu besar antara tarif yang ada dalam Askes dengan tarif umum rumah sakit. Untuk itu PT. (Persero) Askes dituntut untuk berbenah diri. Menjawab tantangan tersebut, pada tahun 2003 PT. (persero) Askes mengeluarkan program Askes-gold,yaitu pemberian pelayanan tambahan untuk para pengguna Askes berupa pelayanan satu atap dengan fasilitas pelayanan swasta, baik dokter praktek sore maupun rumah sakit swasta. Jadi pengguna kartu Askes tak hanya dapat berobat di rumah sakit umum, tetapi juga di rumah sakit swasta. Bahkan ke dokter-dokter swasta atau umum pun mereka dijamin akan mendapatkan pelayanan layaknya pasien yang tak menggunakan Askes Menurut Direktur Operasional PT (Persero) Askes Lampung I Gede Subawa program tersebut dicanangkan dalam rangka


(26)

meningkatkan pelayanan lebih bagi para pengguna Askes. Selain itu program ini dilakukan untuk mengubah citra dan persepsi masyarakat bahwa pelayanan pengguna Askes terkesan tak diperhatikan.

Kompleknya masalah pelayanan kesehatan, terutama yang menyangkut biaya pelayanan kesehatan membutuhkan suatu sistem pengendalian biaya yang mampu menjangkau seluruh lapisan masyarakat terutama masyarakat yang berpenghasilan rendah mengingat bahwa gangguan kesehatan tidak pandang bulu dalam pengertian bisa terjadi pada siapa saja, maka sistem yang memungkinkan setiap anggota masyarakat dapat memperoleh pelayanan kesehatan tanpa risau akan masalah biaya adalah sistem pembiayaan secara gotong royong. Bagi mereka yang kaya mungkin tidak merasa kesulitan, namun bagi mereka yang kurang mampu, beban derita tidak hanya sakit ragawi saja tetapi juga kesulitan dalam hal pembiayaan; dengan adanya Askes, maka bagi peserta Askes masalah biaya pelayanan kesehatan setidaknya bisa teratasi. Apabila para peserta atau anggota keluarganya menderita sakit atau membutuhkan perawatan, ada pihak lain yang membantu meringankan biaya pengobatan, yaitu PT. (Persero) Askes.

Oleh karena itu pasien peserta yang menggunakan fasilitas Askes lebih banyak memanfaatkan fasilitas yang diberikan oleh pemerintah berupa pemberian jaminan pemeliharaan kesehatan yang ditanggung oleh PT. (Persero), karena dengan adanya jaminan pemeliharaan kesehatan tersebut setidak-tidaknya biaya berobat mereka dapat tertolong dan merasa tidak diberatkan oleh beban biaya yang harus ditanggung mereka beserta keluarganya, mengingat keadaan gaji yang mereka terima.


(27)

8

Akan tetapi di sisi lain, ada juga kecenderungan dari sebagian pasien peserta Askes untuk tidak memanfaatkan jasa pelayanan kesehatan yang diberikan oleh PT. (Persero)

Askes sebagai alternatif pertama biaya pengobatan, melainkan sebagai alternatif terakhir. Rupanya rumor tentang pembedaan pelayanan, kesulitan prosedural administrasi, lebih mempengaruhi presepsi pasien tersebut dan kemudian mereka untuk tidak menggunakan kartu Askes atau tidak, ketika berobat. Akan tetapi tentunya ada banyak alasan yang berbeda dari setiap individu mengapa ia menggunakan kartu Askes-nya atau tidak, salah satu alasan yang cukup gamblang adalah mengenai bagaimana pelayanan yang diberikan petugas kesehatan baik itu puskesmas atau rumah sakit terhadap mereka; manakala ia peserta dan menggunakan kartu Askes, akan tetapi itu pun perlu dibuktikan kesahihannya melalui suatu penelitian mendalam tentang permasalahan tersebut.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah yang penulis kemukakan di atas, maka dalam penelitian ini dapat diambil suatu perumusan masalah yakni Bagaimanakah persepsi pasien peserta Askes terhadap kualitas pelayanan perawatan di Rumah Sakit Umum Kalianda Lampung Selatan?

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persepsi pasien peserta Askes yang ada di Rumah Sakit Umum Kalianda Lampung Selatan terhadap kualitas


(28)

pelayanan perawatan yang meliputi pelayanan medis, pelayanan informasi, dan pelayanan administrasi yang dilakukan oleh petugas pelayanan kesehatan baik di lingkungan puskesmas maupun rumah sakit.

2. Kegunaan Penelitian

1. Kegunaan teoritisnya adalah untuk menambah wawasan pengetahuan dan memberikan gambaran atau sumbangan pemikiran terhadap pengembangan ilmu sosiologi, khususnya sosiologi kesehatan.

2. Kegunaan praktis dari penelitian ini yaitu dapat memberikan informasi yang benar kepada semua pihak mengenai Askes, khususnya tentang persepsi peserta Askes terhadap pelayanan kesehatan yang dilakukan oleh petugas pelayanan kesehatan.

3. Kegunaan sosialnya adalah dapat berperan sebagai media penyuluhan. Penyuluhan tersebut merupakan usaha yang meliputi komunikasi, informasi, dan edukasi yang ditunjukan kepada peserta Askes, pelayanan kesehatan dan penyelenggara program; untuk meningkatkan kinerjanya pada masa mendatang.

4. Sebagai salah satu syarat mendapatkan gelar sarjana Strata-1 pada jurusan Sosiologi, FISIP, Universitas Lampung.


(29)

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Dan Prinsip Dasar Asuransi 1) Pengertian Asuransi

Istilah assurantie di Indonesiakan menjadi asuransi. Istilah asuransi lebih banyak dikenal dan dipakai dalam praktek perusahaan pertanggungan sehari-hari. Asuransi adalah Perjanjian. Penegasan bahwa asuransi merupakan suatu perjanjian yang dibuat antar pihak penanggung jawab dengan tertanggungnya, diatur dalam Pasal 246 Kitab Undang-undang Hukum Dagang (KUHD). Seperti dalam pengertian asuransi jiwa, Asuransi merupakan salah satu jenis asuransi umum oleh karenanya dalam asuransi jiwa terkandung pengertian asuransi pada umumnya, walaupun jenis asuransi jiwa berbeda dengan asuransi kerugian, yaitu termasuk kedalam asuransi tak sesungguhnya, biasanya disebut asuransi sejumlah uang atau sommen verzekering. Dalam definisi ini dapat ditentukan beberapa unsur pertanggungan

a. Unsur subyek

Subyek-subyek pertanggungan adalah pihak-pihak, yaitu penanggung dan tertanggung yang mengadakan perjanjian secara timbal balik.

b. Unsur status

Pihak penanggung dan tertanggung adalah pendukung kewajiban dan hak, dapat berstatus sebagai manusia pribadi, badan hukum. Tetapi khusus


(30)

mengenai penganggung harus berstatus badan hukum (Pasal 7 ayat (1) No. 2 Tahun 1992).

c. Unsur obyek

Obyek pertanggungan dapat berupa benda, kepentingan yang melekat pada benda, sejumlah uang. Tujuan yang hendak dipakai oleh tertanggung ialah peralihan resiko dari tertanggung kepada penanggung. Pertanggungan terjadi karena tertanggung tidak mampu menghadapi bahaya yang mengancam benda miliknya (kepentingannya). Dengan pertanggungan tertanggung merasa bebas dari resiko, karena membayar sejumlah premi kepada penanggung dan ini merupakan tujuan yang hendak dicapai oleh penganggung.

d. Unsur peristiwa

Peristiwa pertanggungan merupakan persetujuan atau kata sepakat antara penanggung dan tertanggung mengenai obyek prtanggungan dan syarat-syarat yang berlaku dalam pertanggungan. Dalam persetujuan atau kata sepakat itu termasuk juga evenemen (peristiwa tak tentu). Jika evenemen ini benar-benar terjadi, sehingga timbul kerugian, maka penanggung berkewajiban membayar ganti kerugian kepada tertanggung. Sebaliknya, jika evenemen itu tidak terjadi, penanggung tetap menikmati premi yang diterimanya dari tertanggung.

e. Unsur hubungan hukum.

Hak dan Kewajiban itu merupakan akibat hukum yang terbit karena hubungan hukum lebih kepada akibat hukum tersebut. Hubungan hukum tersebut adalah hubungan hukum pelayanan berhak, Hubungan hukum pemberian jasa. Unsur sahnya Perjanjian Asuransi


(31)

12

1) Persetujuan Kehendak

2) Wenang melakukan perbuatan hukum 3) Harus ada objek pertanggungan

4) Ada kausa yang dibolehkan (Legal Cause) 5) Kewajiban Pemberitahuan.

Undang-undang No. 2 Tahun 1992 tentang usaha Perasuransian memberikan definisi tentang asuransi yang lebih lengkap sebagai berikut: Asuransi atau pertanggungan adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih dengan mana pihak penanggung mengikatkan diri kepada tertanggung dengan menerima premi asuransi, untuk memberikan penggantian kepada tertanggung karena kerugian, kerusakan atau kehilangan keuntungan yang diharapkan atau tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga yang mungkin akan diderita tertanggung, yang timbul dari suatu peristiwa yang tidak pasti, atau untuk memberikan suatu pembayaran yang didasarkan atas meninggal atau hidupnya seseorang yang dipertanggungkan.

Dari definisi diatas dapat dilihat bahwa asuransi ataupun pertanggungan adalah perjanjian atau kontrak antara para pihak yang sepakat. Dimana salah satu pihak bertindak sebagai penanggung jawab terdapat resiko dari suatu potensi kerugian yang diperjanjikan, dan pihak lain bertindak sebagai tertanggung, yang akan menerima ganti rugi sebesar kerugian yang dialaminya, ataupun sebesar nilai yang diperjanjikan.

Subyek hukum menurut Dr. Soenawar Soekowati dalam buku H. Mashudi dan Moch. Chidir (Alm) adalah manusia yang berkepribadian hukum dan segala


(32)

sesuatu yang berdasarkan tuntutan kebutuhan masyarakat oleh hukum diakui sebagai pendukung hak dan kewajiban. Jika dilihat dalam persetujuan atau perjanjian asuransi, yang secara yuridis disebut sebagai nyata, si Penanggung dan si Tertanggung sebagai pihak-pihak yang bersangkutan. Tertanggung atau terjamin, verzekerde, insured, adalah manusia dan badan hukum, sebagai pihak yang berhak dan berkewajiban, dalam perjanjian asuransi, dengan membayar premi.

Tertanggung ini dapat dirinya sendiri seseorang yang mempertanggungkan untuk dirinya sendiri, seorang ketiga harus disebut dalam polis, dengan perantaraan seorang makelar, tetapi hal ini makelar tersebut, sebagai kuasa tak terikat oleh perjanjian asuransi itu. Hak-hak Tertanggung: menerima polis, mendapat ganti kerugian bila terjadi peristiwa itu, hak-hak lainnya sebagai imbalan dari kewajiban penanggung. Kewajiban dari Tertanggung, membayar preminy, memberitahukan keadaan-keadaan sebenarnya mengenai barang yang dipertanggungkan, mencegah agar kerugian dapat dibatasi, Kewajiban khusus yang mungkin disebut sebagai polis.

Penanggung, verzekeraar, asuradur, penjamin ialah mereka yang dengan mendapat premi, berjanji akan mengganti kerugian atau membayar sejumlah uang yang telah disetujui, jika terjadi peristiwa yang tidak dapat diduga sebelumnya, yang mengakibatkan kerugian bagi tertanggung, Jadi Penanggung adalah sebagai subyek yang berhadapan dengan (lawan dari), tertanggung. Dan yang biasanya menjadi penanggung adalah suatu badan usaha yang memperhitungkan untung rugi dalam tindakan-tindakannya. Hak-hak dari Penanggung, menerima premi, menerima mededelingsplicht/ memberitahukan


(33)

14

dari tertanggung, maka hak lain sebagai imbalan dari kewajiban tertanggung. Perjanjian asuransi termasuk perjanjian timbal-balik, maka dari itu terlihat bahwa hak penanggung adalah paralel atau sejajar dengan kewajiban pihak tertanggung, dan mengenai ini akan dibahas selanjutnya.

Kewajiban-kewajiban dari Penanggung,memberikan polis kepada tertanggung, mengganti kerugian dalam schadeyarzekering atau asuransi ganti rugi dan memberi sejumlah uang yang telah dipersepakatkan dalam sommen-verzekering atau asuransi sejumlah uang, melaksanakan premi restorno pada tertanggung yang beritikad baik, berhubung penanggung untuk seluruhnya atau sebagian tidak menanggung resiko lagi, dan asuransinya gugur atau batal seluruhnya atau sebagian.

Kebijakan pemerintah ini ditetapkan pada akhir tahun 1997 untuk meningkatkan kesejahhteraan tenaga kerja pada perusahaan-perusahaan. Pada hakekatnya sama dengan pelaksanan pemerataan pembangunan. Dalam garis besarnya inti peraturan ini mewajibkan perusahaan-perusahaan untuk mengansurasikan karyawan-karyawan terhadap kecelakaan kerja dan kematian. Disamping itu mewajibkan pula perusahaan untuk melaksanakan program tabungan hari tua tenaga kerja itu.

2) Prinsip Dasar Asuransi

Industri asuransi baik asuransi kerugian maupun asuransi kesehatan memiliki prinsip-prinsip yang menjadi pedoman bagi seluruh penyelenggaraan kegiatan perasuransian dimanapun berada. Prinsip-prinsip yang terdapat dalam sistem hukum asuransi tersebut antara lain. Insurable Interest (kepentingan yang


(34)

dipertanggungkan) dikatakan memiliki kepentingan atas obyek yang diasuransikan apabila menderita kerugian keuangan, seandainya terjadi musibah yang menimbulkan kerugian atau obyek tersebut. Kepentingan keuangan ini memungkinkan harta benda atau kepentingan untuk diasuransikan. Apabila terjadi musibah atas obyek yang diasuransikan dan terbukti tidak memiliki kepentingan keuntungan atas obyek tersebut, maka pihak tertanggung tidak berhak meneriman ganti rugi. Utmost Good Faith (kejujuran sempurna) adalah pihak tertanggung berkewajiban untuk memberitahukan sejelas-jelasnya dan teliti mengenai segala fakta-fakta penting yang berkaitan dengan obyek yang diasuransikan. Prinsip inipun menjelaskan resiko-resiko yang dijamin maupun yang dikecualikan, segala persyaratan dan kondisi pertanggungan secara jelas serta teliti. Kewajiban untuk memberikan fakta-fakta penting tersebut berlaku:

1) Sejak perjanjian mengenai perjanjian asuransi dibicarakan sampai kontrak asuransi selesai dibuat, yaitu pada saat kami menyetujui kontrak tersebut 2) Pada saat perpanjangan kontrak asuransi,

3) Pada saat terjadi perubahan pada kontrak asuransi dan mengenai hal-hal yang ada kaitannya dengan perubahan-perubahan itu. Indemnity adalah Dasar penggantian kerugian dari penanggung kepada tertanggung setinggi-tingginya adalah sebesar kerugian yangsesungguhnya diderita tertanggung dalam arti tidak dibenarkan mencari keuntungan dari ganti rugi asuransi. Subrogation adalah Apabila tertanggung sudah mendapatkan penggantian atas dasar Indemnity, maka si tertanggung tidak berhak lagi memperoleh penggantian dari pihak lain, walaupun jelas ada pihak lain yang


(35)

16

bertanggung jawab pula atas kerugian yang dideritanya. Penggantian dari pihak lain harus diserahkan pada penanggung yang telah memberikan ganti rugi dimaksud (Pasal 284 KUHD). Apabila obyek yang diasuransikan terkena musibah sehingga menimbulkan kerugian maka pihak penanggung akan memberikan ganti rugi untuk mengembalikan posisi keuangan pihak tertanggung setelah terjadi kerugian menjadi sama dengan saat sebelum terjadi kerugian.

Pihak tertanggung tidak berhak memperoleh ganti rugi lebih besar dari pada kerugian yang diderita. Prinsip Subrogasi diatur dalam Pasal 284 Kitab Undang-undang Hukum Dagang yang berbunyi “Apabila seorang penanggung telah membayar ganti rugi sepenuhnya kepada tertanggung, maka penanggung akan menggantikan kedudukan tertanggung dalam segala hal untuk menuntut pihak ketiga yang telah menimbulkan kerugian pada tertanggung”. Dengan kata lain, apabila pihak tertanggung mengalami kerugian akibat kelalaian atau kesalahan pihak ketiga maka pihak penanggung memberikan ganti kepada pihak tertanggung, akan menggantikan kedudukan pihak tertanggung dalam mengajukan tuntutan kepada pihak ketiga tersebut.

Pihak tertanggung bisa mengasuransikan harta benda yang sama pada perusahaan asuransi. Namun bila terjadi kerugian atas obyek yang diasuransikan maka secara otomatis berlaku prinsip kontribusi. Prinsip kontribusi berarti bahwa apabila pihak penanggung telah membayar penuh ganti rugi yang menjadi hak pihak tertanggung, maka kami berhak


(36)

menuntut perusahaan-perusahaan lain yang terlibat suatu pertanggungan (secara bersama-sama menutup asuransi harta benda milik pihak tertanggung) untuk membayar bagian kerugian masing-masing yang besarnya sebanding dengan jumlah pertanggungan yang di tutupnya.

Suatu prinsip yang digunakan untuk mencari penyebab kerugian yang aktif dan efisien adalah Unbroken Chain of Events yaitu suatu rangkaian mata rantai peristiwa yang tidak terputus. Misalnya kasus seorang mengendarai kendaraan di jalan tol dengan kecepatan tinggi sehingga mobil tidak terkendali dan terbalik, korban luka parah lalu dibawa ke Rumah Sakit. Dari peristiwa tersebut diketahui bahwa kausa promaksimalnya adalah korban mengendarai kendaraan dengan kecepatan tinggi sehingga mobilnya tak terkendali dan terbalik. Melalui kausa prosimal akan dapat diketahui apakah penyebab terjadinya musibah atau kecelakaan tersebut dijamin dalam kondisi polis asuransi atau tidak.

Dasar Hukum undang Usaha Perasuransian Tahun 1992 Undang-undang No. 2 Tahun 1992 tentang Usaha Perasuransian disusun berdasarkan peraturan perundangan di bawah ini:

1. Pasal 5 ayat (1), Pasal 20 ayat (1), dan Pasal 33 ayat (1) Undang-undang Dasar 1945;

2. Kitab Undang-undang Hukum Perdata (Staatsblad Tahun 1847 Nomor 23);

3. Kitab Undang-undang Hukum Dagang (Staatsblad Tahun 1847 Nomor 23) Sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Undang-undang Nomor 4 Tahun 1971 (BN No. 2081 hlm. 3B-5B) tentang


(37)

18

Perubahan dan Penambahan atas Ketentuan Pasal 54 Kitab Undang-undang Hukum Dagang (Lembaran Negara Tahun 1971 Nomor 20, Tambahan Lembaran Negara Nomor 2959);

4. UU RI No. 19 Tahun 2003 tentang BUMN;

5. UU RI No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas.

B. Tinjauan Tentang Askes

Asuransi kesehatan merupakan asuransi sosial yang bersifat wajib. Sifat sosial Askes adalah karena memberikan jaminan sosial tertentu bagi anggota masyarakat berupa jaminan pemeliharaan kesehatan. Menurut badan penyelanggara Askes, batasan mengenai Askes ini adalah : Program pemerintah di bidang kesehatan yang berada di bawah tanggung jawab Menteri Kesehatan yang bertujuan untuk menjaga, memelihara, dan meningkatkan derajat kesehatan para Pegawai Negeri Sipil, Penerima Pensiun, Veteran, Perintis Kemerdekaan beserta anggota keluarganya. Hal ini juga dikemukakan oleh Emy Pangaribuan Simanjuntak (1980 : 121), bahwa :“Askes merupakan suatu pertanggungansosial, sebab pemerintah bermaksud untuk membantu masyarakat Indonesia dalam menghadapi masalah pembiayaan dalam keadaan sakit melalui pertanggungan ini, bantuan ini merupakan jaminan sosial”.

Askes merupakan suatu bentuk peransuransian; menurut Abdul Kadir Muhamad (1999 : 5); peransuransian adalah istilah hukum(legal team) yang dipakai dalam perundang-undangan dan perusahaan peransuransian. Istilah peransuransian berasal dari kata “asuransi” yang berarti pertanggungan atau


(38)

perlindungan atas suatu obyek dari ancaman bahaya yang menimbulkan kerugian, sedangkan usaha dalam bidang asuransi ada dua jenis yakni : usaha di bidang kegiatan asuransi disebut usaha asuransi (insurance business) dan usaha di bidang kegiatan penunjang usaha asuransi disebut usaha penunjang asuransi (complementary insurance business).

Menurut buku pedoman bagi peserta Askes sosial yang diterbitkan oleh PT. (Persero) Askes (2003 : 1-2) para peserta Askes yang terdiri dari Pegawai Negeri Sipil, Penerima Pensiun, Veteran, Perintis Kemerdekaan mempunyai hak dan kewajibam sebagai peserta yang harus ditaati dan dijalankan dengan sebaik-baiknya menurut peraturan yang telah ditetapkan. Kewajiban peserta Askes adalah : membayar premi, memberikan data identitas diri untuk penerbitan kartu Askes, mengetahui dan mentaati semua ketentuan yang berlaku, menggunakan haknya secara wajar, menjaga agar kartu Askes tidak dimanfaatkan oleh orang yang tidak berhak. Hak peserta Askes adalah : memperoleh pelayanan kesehataan pada fasilitas yang ditunjuk sesuai dengan ketentuan yang berlaku, memperoleh penjelasan atau informasi tentang hak, kewajiban serta tata cara pelayanan kesehatan bagi dirinya dan anggota keluarganya, menyampaikan keluhan baik secara lisan (telepon atau datang langsung), tertulis atau surat, ke kantor PT. (Persero) Askes.

Sedangkan pihak PT. (Persero) Askes berhak untuk mendapatkan iuran dari para pesertanya yang besarnya mengikuti peraturan pemerintah, di lain pihak ia juga berkewajiban untuk memberikan jaminan pelayanan kesehatan dan bantuan biaya pengobatan bagi pesertanya yang berobat di puskesmas atau


(39)

20

rumah sakit yang mempunyai hubungan kerja dengannya. Pelayanan kesehatan yang di jamin PT. (Persero) Askes meliputi : pelayanan kesehatan tingkat pertama di puskesmas, pelayanan kesehatan tingkat lanjutan di rumah sakit, rawat jalan tingkat lanjutan gawat darurat, rawat inap, persalinan, pelayanan obat sesuai Daftar dan plafon Harga obat (DPHO) PT. (Persero) Askes, alat kesehatan (meliputi kacamata, gigi tiruan, alat bantu dengar, kaki/tangan tiruan).

Berdasarkan buku pedoman bagi peserta Askes sosial (2002: 3), kartu Askes adalah identitas atau bukti sah sebagai peserta, yang wajib dimiliki oleh setiap Pegawai Negeri Sipil, Penerima Pensiun, Veteran dan Perintis Kemerdekaan beserta anggota keluarganya dan berlaku nasional, ditunjukkan pada setiap kali berobat di fasilitas pelayanan kesehatan yang ditunjuk PT. (Persero); masing-masing peserta dan keluarga memiliki 1 (satu) kartu Askes. Proses memperoleh kartu Askes yakni : dibuat di PT. (Persero) Askes Kabupaten atau Kota setempat sesuai domisili peserta, mengisi daftar isian peserta dan melampirkan foto copy SK terakhir atau SK pensiun, surat nikah, akte kelahiran anak atau keterangan lahir, kartu tanda penduduk (KTP).

C. Pengertian pelayanan

Menurut H.A.S Moenir (1992 : 27) pelayanan adalah proses pemenuhan kebutuhan melalui aktivitas orang lain dengan melakukan serangkaian kegiatan. Sehingga pelayanan merupakan suatu proses yang berlangsung secara rutin dan berkesinambungan, meliputi seluruh kehidupan orang dalam masyarakat. Selanjutnya Soekarno Slamet (1991 : 5) mengemukakan


(40)

pengertian pelayanan sebagai suatu cara yang digunakan oleh seseorang atau sekelompok orang untuk memenuhi kebutuhan orang lain dengan mempergunakan sarana-sarana yang tersedia. Dari kedua pengertian tentang pelayanan itu, maka dapat disimpulkan bahwa pelayanan adalah suatu cara atau usaha untuk melayani kebutuhan orang lain dengan melakukan serangkaian kegiatan dengan mempergunakan sarana yang tersedia.

Menurut H.A.S Moenir (1992 : 124), pelayanan akan dapat terlaksana dengan baik dan memuaskan apabila didukung oleh beberapa faktor. Faktor tersebut meliputi:

1) Kesadaran para pegawai atau pelaksana 2) Adanya peraturan yang memadai

3) Organisasi dengan mekanisme sistem yang dinamis

4) Pendapatan pegawai yang cukup untuk kebutuhan hidup minimum

5) Kemampuan dan keterampilan yang sesuai dengan tugas atau pekerjaan yang dapat dipertanggung jawabkan

6) Tersedianya sarana pelayanan sesuai dengan jenis dan bentuk atau pekerjaan pelayanan.

D. Pelayanan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan

Salah satu usaha untuk melayani kebutuhan orang lain dalam hal pelayanan kesehatan adalah program jaminan pemeliharaan kesehatan di Indonesia yang dilakukan oleh PT. (Persero) Askes. Program jaminan pemeliharaan kesehatan bagi peserta PT. (Persero) Askes diatur menurut Peraturan Pemerintah Nomor 69 tahun 1991 tentang pemeliharaan kesehatan Pegawai Negeri Sipil, Penerima Pensiun, Veteran, Perintis Kemerdekaan beserta


(41)

22

anggota keluarganya. PT. (Persero) Askes merupakan penyelenggara program jaminan pemeliharaan kesehatan yang menerapkan prinsip-prinsip asuransi, oleh karena itu unsur kepesertaan memegang peranan yang sangat penting, hal ini berkaitan dengan peranan peserta PT. (Persero) Askes yaitu sebagai sumber pendapatan dan sumber pembiayaan pelayanan, sehingga perlu dilakukan pengadministrasian kepesertaan secara baik dan teratur sesuai ketentuan yang berlaku. Pelayanan kesehatan yang dijamin PT. (Persero) Askes meliputi : Pelayanan kesehatan tingkat pertama (rawat jalan tingkat pertama –biasanya dilakukan di puskesmas dan rawat inap tingkat pertama), pelayanan kesehatan tingkat lanjutan (rawat jalan tingkat lanjutan dan gawat darurat atau semuanya dilakukan di rumah sakit yang ditunjuk PT.(Persero) Askes, rawat inap, persalinan, pelayanan obat sesuai Daftar dan Plafon Harga Obat (DPHO) PT. (Persero) Askes, alat kesehatan (meliputi : kacamata, gigi tiruan, alat bantu dengar atau tangan tiruan). PT.(Persero) Askes, 2002 : 10) Sedangkan pelayanan yang tidak ditanggung PT. (Persero) Askes meliputi :

1. Tidak mengikuti prosedur pelayanan yang ditentukan oleh PT. (Persero) Askes.

2. Penyakit akibat bunuh diri, HIV atau AIDS, Narkoba.

3. Pengobatan yang belum memadai diakui secara sah sebagai cara pengobatan resmi.

4. Operasi plastik untuk komestik 5. General Check-Up.

6. Immunisasi diluar immunisasi dasar. 7. Cacat bawaan.


(42)

8. Obat-obatan di luar DPHO PT. (Persero) Askes termasuk obat gosok dan vitamin.

9. Contact lens, pelayanan kursi roda, tongkat penyangga.

10. Pelayanan ambulance, pengurusan ijazah dan pembuatan visum et repertum, biaya fotocopy, administrasi dan transportasi (PT. (Persero) askes, 2002 : 22).

E. Prosedur Pelayanan Kesehatan PT.(Persero) Askes

Prosedur atau tata cara dan ruang lingkup dari tiap jenis pelayanan yang diberikan oleh PT. (Persero) Askes dapat dilihat pada gambar 1 di bawah ini . Gambar 1. Prosedur pelayanan kesehatan PT. (Persero) Askes secara umum

Rujukan

Peserta Puskesmas Rumah Sakit

Ambil Obat Gawat Darurat atau Emergency Apotek

Dari gambar di atas terlihat bahwa pasien yang merupakan peserta Askes berobat ke puskesmas, jika penyakitnya tersebut mesti dirujuk ke rumah sakit maka puskesmas memberikan surat rujukan untuk dirawat di rumah sakit dan berhak mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai dengan dengan keadaan penyakit dan sesuai juga dengan batasan hak peserta Askes, lalu ia juga harus menebus obat di apotek yang sudah ditunjuk oleh pihak PT. (Persero) Askes, tetapi apabila si pasien pengguna kartu Askes tersebut mengalami sakit yang


(43)

24

parah misalnya terkena serangan jantung atau mengalami suatu kecelakaan, yang tidak memungkinkan untuk dirawat terlebih dahulu di puskesmas maka bisa langsung meminta perawatan pada rumah sakit serta dapat menebus obat diapotek yang ditunjuk oleh PT. (Persero) Askes.

F. Pengertian Persepsi

Persepsi merupakan pengalaman tertentu yang telah diperoleh individu sebelumnya. Dalam hal ini, peristiwa yang dialami serta dilakukannya suatu proses menghubung-hubungkan pesan yang datang dari pengalaman atau peristiwa yang dimaksudkan, kemudian ditafsirkan menurut kemampuan daya pikirnya sendiri.

Jalaludin Rakhmat (Marliany, 2010: 188) menyatakan bahwa: “Persepsi adalah pengalaman tentang objek, peristiwa, atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan”.

Sedangkan menurut kamus psikologi yang ditulis oleh Chaplin (Nurvitasari, 2010: 27) bahwa: Mengartikan persepsi adalah proses untuk mengetahui atau mengenali objek dan kejadian objektif dengan bantuan indera.

Kemudian Walgito (Triyani, 2009: 12) menyatakan “Persepsi adalah proses diterimanya stimulus oleh individu melalui alat indera atau juga disebut proses sensoris. Persepsi juga didefinisikan Robbins (Nurvitasari, 2010: 19) sebagai “Proses yang digunakan individu mengelola dan menafsirkan kesan indera mereka dalam rangka memberikan makna kepada lingkungan”.


(44)

Lebih jauh lagi Rosleny Marliany (2010: 189) menjelaskan bahwa otak manusia mungkin setiap hari didatangi berbagai rangsangan dari luar, sehingga kompeksitas stimulus itu menggerakkan otak untuk memaknakan pesan-pesan yang datang melalui berbagai peristiwa dan pengalamannya, panca indera menangkap dan menyimpan melalui daya ingatnya. Kemudian, otak mengelola semua yang pernah dilihat dan dilakukannya. Proses menafsirkan dan memaknakan terhadap pengalamannya itulah yang disebut dengan persepsi.

Berdasarkan beberapa pengertian persepsi yang telah dikemukakan, maka peneliti dapa menyimpulakan bahwa persepsi adalah proses masuknya informasi dari suatu lingkungan yang diterima melalui alat indera dan kemudian informasi tersebut diolah di dalam otak, agar dapat memberikan makna pada lingkungan tersebut melalui pengalaman dan pengetahuan yang sudah dimiliki.

Pengertian persepsi menurut Woodwort (Bimo Walgito, 1989 : 53) adalah “Manusia sejak lahir telah mempunyai daya rangsang untuk mengenal dirinya sendiri atau dunia luarnya. Daya rangsang yang dimiliki oleh manusia sejak lahir akan menimbulkan persepsi yang lahir dari proses psikologi, sehingga individu menyadari apa yang ia lihat, didengar, dan dirasakan melalui alat reseptornya yang ada pada manusia, dimulai dari suatu daya rangsang atau stimulus dari individu yang kemudian diorganisasikan dan diinterpretasikan sehingga manusia menyadari dan mengerti tentang apa yang diinderanya”.


(45)

26

Secara umum persepsi dapat diartikan sebagai suatu pandangan atau pengamatan terhadap obyek. Persepsi juga merupakan salah satu fungsi psikis yang terdapat pada diri setiap manusia. Menurut Sarlito Wirawan Sarwono (1993 : 39) persepsi adalah kemampuan untuk membedakan, mengelompokkan, memfokuskan perhatian terhadap obyek. Jadi persepsi merupakan pendapat dari masyarakat yang tercermin dalam suatu penilaian terhadap suatu obyek. Mar’at (1981 : 22) berpendapat bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi adalah : faktor pengalaman, faktor cakrawala, faktor proses belajar, dan faktor pengetahuan.

Berdasarkan pengertian diatas, maka yang melatarbelakangi persepsi peserta Askes terhadap pelayanan kesehatan baik itu pada rawat jalan tingkat pertama maupun rawat jalan tingkat lanjutan adalah faktor pengalaman para peserta Askes yang pernah berobat ke puskesmas dan rumah sakit, yaitu pengalaman dalam memperoleh pelayanan informasi, pelayanan medis maupun pelayanan administrasi. Faktor cakrawala berkaitan dengan persepsi peserta Askes mengenai informasi yang diperoleh tentang prosedur pelayanan yang diberikan oleh PT. (Persero) Askes. Faktor proses belajar berkenaan dengan peserta Askes memahami kewajibannya sebagai peserta dan hak para peserta Askes untuk mendapatkan pelayanan kesehatan. faktor pengetahuan yang dimaksud disini berkaitan dengan pengetahuan para peserta Askes tentang prosedur dan tata cara pelayanan yang diberikan oleh PT. (Persero) Askes. Kesemuanya itu menimbulkan suatu persepsi yang berbeda-beda dari para peserta Askes; ada yang beranggapan bahwa pelayanan kesehatan yang dilakukan oleh petugas pelayanan kesehatan


(46)

terhadap para peserta Askes tidak ada perbedaan dengan para peserta yang non-Askes, begitu pula sebaliknya ada juga peserta Askes yang beranggapan bahwa terdapat kekurangan pelayanan informasi, pelayanan medis, dan pelayanan administrasi yang diberikan oleh petugas puskesmas maupun petugas rumah sakit kepada peserta Askes dibandingkan dengan peserta yang non-Askes.

1. Karakteristik Persepsi

Tiap sesuatu pasti mempunyai sifat-sifat khusus atau karakteristik yang berbeda dengan yang lainnya, begitu pula persepsi. Menurut Irvin (Muchtar, 2007:14-15) dalam Gromico (2009: 14) menjelaskan tentang karakteristik persepsi yaitu pertama, persepsi merupakan proses berpikir untuk menimbang hal-hal yang dianggap paling baik dari beberapa pilihan. Kedua, perseptor dalam mempersepsikan sesuatu tidak terlepas dari latar belakangnya. Ketiga, persepsi dapat dijadikan dasar seseorang untuk menseleksi dan mengambil tindakan. Keempat, secara umum dalam mempersiapkan sesuatu, seseorang harus dibekali pengetahuan, panca indera dan kesadaran lingkungan.

2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Persepsi

Persepsi dari tiap individu akan berbeda dengan persepsi individu lainnya. Begitu pula persepsi seseorang terhadap sesuatu, akan berbeda pula hasilnya denan orang lain tergantung dari beberapa faktor yang mempengaruhinya. Baltus (Sobur, 2003: 459) dalam Ismayanty (2010: 22-23) menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi sebagai berikut:


(47)

28

1. Kemampuan dan keterbatasan fisik dari alat indera dapat mempengaruhi pesepsi untuk sementara waktu ataupun permanen.

2. Kondisi lingkungan

3. Pengalaman masa lalu, bagaimana cara individu untuk menginterpretasikan atau bereaksi terhadap suatu stimulus tergantung dari pengalaman masa lalunya.

4. Kebutuhan dan keinginan, ketika seseorang individu membutuhkan atau menginginkan sesuatu maka ia akan terus berfokus pada hal yang dibutuhkan dan diinginkan tersebut.

5. Keperacayaan, prasangka dan nilai, individu akan lebih memperhatikan dan menerima orang lain yang memiliki kepercayaan dan nilai yang sama dengannya. Sedangkan prasangka dapat menimbulkan bias dalam mempersepsikan sesuatu.

Sedangkan menurut Chaplin, 2003 (dalam Ismayanty (2010: 23) menyatakan bahwa “Persespi secara umum bergantung pada faktor-faktor perangsang, cara belajar, keadaan jiwa atau suasana hati, dan faktor-faktor motivasional”. Menurut Engel, (1995) ada empat langkah utama dalam mempengaruhi persepsi, yaitu pengenalan (exposure), perhatian (attention), interpretasi (interpretation) dan ingatan (memory). Informasi tersebut merupakan fakta, perkiraan, prediksi dan hubungan yang digeneralisasikan dan digunakan konsumen untuk menggali dan memecahkan masalah, adapun penjelasannya adalah sebagai berikut:


(48)

1. Pengenalan (exposure)

Yaitu muncul ketika stimulus datang melalui salah satu reseptor sensori utama individu. Seseorang akan membuka diri terhadap stimulus, jika stimulus tersebut diletakkan pada lingkungan di sekitar orang tersebut. Dalam kehidupan, terdapat banyak stimulus dalam aktivitas dan kegiatan sehari-hari individu.

2. Perhatian (attention)

Yaitu muncul ketika stimulus mengaktifkan satu atau lebih sensori reseptor dan sensasi yang terbentuk bergerak menuju otak untuk diproses. Banyaknya stimulus yang hadir akan menimbulkan perhatian pada stimulus yang menarik. Faktor stimulus adalah karekteristik fisik dari stimulus, seperti penerangan, ukuran, intensitas, warna dan gerakan. Faktor individu adalah karekteristik individu seperti minat dan kebutuhan (Engel, 1995).

3. Interpretasi (interpretation)

Yaitu menentukan makna dari sensasi atau proses pada saat stimulus baru ditempatkan dalam salah satu kategori makna dari sensasi atau proses dimana stimulus baru ditempatkan dalam salah satu dari makna kategori yang ada.

4. Belajar dan Ingatan

Belajar merupakan perubahan tingkah laku seseorang yang bersumber dari adanya pengalaman. Seseorang memperoleh sikap, nilai, selera, perilaku, kesukaan, makna-makna simbolis melalui belajar. Kebudayaan dan kelas sosial memberikan pengalaman belajar melalui sekolah, organisasi


(49)

30

keagamaan, keluarga dan teman. Perilaku konsumen dapat dipelajari karena sangat dipengaruhi oleh pengalaman belajar yang menentukan tindakan dan pengambilan keputusan membeli bagi konsumen. Seseorang harus mempelajari semua hal yang berkaitan dengan performa, keberadaan, nilai, pilihan produk, kemudian menyimpan informasi tersebut dalam ingatan (Engel, 1995).

Persepsi dapat bersifat ekstrinsik yang tidak terkait langsung dengan produk, seperti penempatan merek, harga, citra, layanan, atau pesan promosi atau iklan (Winsor, 1997).

Para konsumen merasakan kualitas dan kehandalan terhadap suatu merek atau toko sebagian besar karena adanya hubungan yang kuat antara nilai yang dipersepsikan. Pelaku pasar harus mengenali tanda-tanda atau sinyal persepsi konsumen sehingga dapat menimbulkan kesan (image) bagi konsumen (Lamb, Hair dan McDaniel, 2001).

3. Cara Pengukuran Persepsi

Mann (Azwar, 2007:24) dalam Ismayanty (2010: 23), mengemukakan bahwa komponen kognitif sikap berisi persepsi, kepercayaan dan stereotip yang dimiliki individu mengenai sesuatu. Seringkali komponen kognitif ini dapat disamakan dengan pandangan (opini), terutama apabila menyangkut masalah isu atau problem kontroversial.

Maka dapat disimpulkan bahwa persepsi merupakan bagian dari sikap, sehingga utnuk mengukur persepsi dapat digunakan skala sikap. Menurut Ismayanty (2010:23) menyatakan bahwa dalam pengukuran sikap sering


(50)

digunakan skala Thurstone, Likert, Bogardus, dan perbedaan semantik (The Semantic Different Scalae).

Skala Thurstone meminta responden untuk memilih dua atau tiga pernyataan pendiriannya terhadap butir-butir pernyataan persepsi yang telah disusun menurut intensitas dari yang paling kuat hingga yang paling rendah. Skala Likert menggunakan sejumlah pernyataan untuk mengukur sikap yang mendasarkan pada rata-rata jawaban, dalam skala ini responden diminta untuk menunjukkan tingkat dimana mereka setuju atau tidak setuju pada setiap pernyataan dengan lima pilihan skala yaitu sangat sesaui, sesuai, ragu-ragu, tidak sesuai, sangat tidak sesuai. Pada skala Bogardus, responden diminta untuk mengisi atau menjawab pernyataan satu atau semua dari tujuh pernyataan untuk melihat jarak sosial terhadap kelompok etnik grup lainnya. Pada skala perbedaan semantik (The Semantic Different Scale), responden diminta untuk menentukan suatu ukuran skala yang bersifat berlawanan yaitu positif-negatif, baik-buruk, aktif-pasif, bijaksana-bodoh, dan sebagainya.

G. Persepsi Peserta Askes Tentang Pelayanan Kesehatan

Berdasarkan beberapa pengertian mengenai persepsi dan pelayanan yang diberikan oleh PT. (Persero) Askes, maka dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa persepsi tentang pelayanan kesehatan merupakan suatu penilaian dari suatu cara atau usaha yang dilakukan oleh PT. (Persero) Askes untuk melayani para peserta melalui serangkaian kegiatan dengan menggunakan sarana-sarana yang ada, yaitu dengan memberikan pelayanan informasi, pelayanan administrasi dan pelayanan media. Ketiga bentuk pelayanan ini


(51)

32

maka akan menimbulkan suatu pendapat atau penilaian, baik penilaian positif maupun penilaian negatif.

Pelayanan kesehatan bagi para peserta Askes yang terbagi kedalam tiga bentuk jenis pelayanan kesehatan yaitu : pelayanan informasi, pelayanan administrasi dan pelayanan medis. Pelayananan informasi yang dimaksud disini adalah yang meliputi informasi yang dapat diperoleh melalui petugas Askes yang ada di puskesmas atau rumah sakit baik secara lisan ataupun secara tertulis. Para peserta Askes dapat memperoleh informasi sebanyak-banyaknya mengenai prosedur pemberian pelayanan kesehatan dari para petugas tersebut. Tentunya dalam proses pemberian informasi tersebut para peserta Askes menilai bagaimana cara penyampaian informasi yang disampaikan oleh para petugas seperi model kalimat yang digunakan, nadanya, dan sikap petugas ketika menyampaikan informasi tentang Askes kepada mereka. Berdasarkan penilaian itu para peserta Askes kemudian membuat suatu kesimpulan pandangan tentang prosedur pelayanan informasi yang dilakukan oleh petugas; apakah memuaskan, biasa saja atau bahkan tidak memuaskan.

Pelayanan Administrasi disini meliputi bagaimana prosedur atau tata cara pengurusan rujukan dari puskesmas ke rumah sakit untuk rawat inap maupun rawat jalan, pengurusan pembayaran biaya pengobatan di loket pembayaran baik di puskesmas maupun di rumah sakit (pemerintah). Selain itu, diperlukan juga ketepatan waktu dan sikap tanggap dari para petugas dalam pengurusan prosedur rawat jalan maupun rawat inap di rumah sakit.


(52)

Sikap tanggap yang dimaksud adalah jika sewaktu-waktu para peserta tidak mengerti cara pengurusan prosedur tersebut dapat dibantu dengan jalan memberikan informasi. Mengenai syarat-syarat yang diperlukan untuk mengurus prosedur rawat jalan maupun rawat inap dan lokasi yang harus didatangi untuk pengurusan prosedur yang dimaksud sehingga pengurusan prosedur rawat jalan maupun rawat inap tidak membutuhkan waktu yang lama. Kesemuanya itu akan dinilai dan menimbulkan kesan tersendiri bagi mereka yang dilayani, kesan tersebut lebih lanjut akan menciptakan suatu penilaian dan atau persepsi baik itu bersifat positif atau memuaskan, netral atau biasa saja, maupun negatif atau tidak memuaskan.

Pelayanan medis disini meliputi pemeriksaan fisik, pengontrolan kondisi pasien dan perawatan yang diberikan oleh dokter atau perawat kepada pasien pengguna kartu Askes di puskesmas atau rumah sakit yang ditunjuk oleh PT. (Persero) Askes dan juga tentang pelayanan dalam pemberian (resep) obat baik secara langsung di tempat dimana pasien tersebut berobat (puskesmas atau rumah sakit) maupun di apotek yang ditunjuk oleh PT. (Persero) Askes. Hal yang perlu diperhatikan dalam rangka pelayanan medis disini adalah tentang kesigapan dan sikap dokter atau perawat yang merawat pasien, dalam hal ini yang menggunakan kartu Askes. Kesigapan yang dimaksud yaitu dalam hal frekuensi pengontrolan, ketepatan waktu pengontrolan, apa saja yang dikontrol, dan jenis serta mutu obat yang diberikan.

Dari penjelasan diatas dapat dilihat bahwa ukuran positif atau negatif dari persepsi yang akan penulis teliti dari : sikap yang diberikan oleh petugas


(53)

34

pelayanan kesehatan apakah ramah, cukup ramah atau kurang ramah terhadap para peserta Askes mengenai ketiga pelayanan yang ditanggung oleh PT. (Persero) Askes yakni ; (1) pelayanan yang diberikan oleh petugas baik itu pada saat menginformasikan tentang prosedur pemberian pelayanan kesehatan di puskesmas atau rumah sakit, pengurusan administrasi untuk memperoleh pelayanan rawat jalan maupun rawat inap di rumah sakit, maupun pada saat pelayanan perawatan fisik dan proses pengobatan; (2) waktu yang dibutuhkan oleh para peserta dalam mengurus administrasi untuk memperoleh pelayanan terutama pelayanan medis--, apakah waktu yang diperlukan tersebut tidak lama, agak lama, atau lama; dan (3) proses pelayanan yang diberikan oleh petugas apakah baik, cukup baik atau tidak baik pada saat peserta Askes mengurus prosedur rawat jalan maupun rawat inap, mendapatkan pemeriksaan fisik dan perawatan dari dokter atau petugas medis di rumah sakit. Agar lebih jelas dalam melihat konsep yang akan dianalisis dalam penelitian ini, maka dapat dilihat pada gambar 2 di bawah ini :


(54)

Gambar 2. Skema Kerangka Pemikiran Pelayanan Informasi

 Pendapat tentang cara memperoleh informasi mengenai prosedur pemberian pelayanan kesehatan oleh para petugas baik yang berada di puskesmas maupun yang berada di rumah sakit yang ditunjuk oleh PT. (Persero) Askes.

 Pendapat tentang penyuluhan yang diberikan oleh petugas pelayanan kesehatan di puskesmas atau rumah sakit yang ditunjuk oleh PT.(Persero) Askes  mengajukan premi dari pihak konsumen ke PT

Askes

Persepsi Peserta Askes Pelayanan Administrasi

 Pendapat tentang prosedur rawat jalan maupun rawat inap di rumah sakit yang ditunjuk oleh PT. (Persero) Askes

 Pendapat tentang waktu pengurusan prosedur rawat jalan maupun rawat inap di rumah sakit yang ditunjuk oleh PT. (Persero) Askes.

 kemudahan mengurus askes Pelayanan Medis

 Pendapat tentang pemeriksaan fisik,perawatan intensif, pemberian obat yang dilakukan oleh


(55)

36

dokter atau perawat yang berada di puskesmas atau rumah sakit yang ditunjuk oleh PT. (Persero) Askes.


(56)

A. Tipe Penelitian

Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Menurut Hadari Nawawi (1991 : 63-64) penelitian deskriptif yaitu penelitian yang hanya menggambarkan data dan hasil penelitian yang diperoleh dari lapangan. Sedangkan menurut Masri Singarimbun (1989 : 4), penelitian deskriptif bertujuan untuk mendeskripsikan secara terperinci tentang fenomena sosial tertentu.

B. Definisi Konseptual

Persepsi peserta Askes merupakan pernyataan atau penilaian seseorang yang menjadi peserta Askes baik positif atau negatif mengenai tiga jenis pelayanan kesehatan yang ditanggung oleh PT. (Perseo) Askes yang meliputi pelayanan informasi, pelayanan administrasi, dan pelayanan medis; yang dilakukan oleh petugas pelayanan kesehatan baik pada tingkat puskesmas maupun rumah sakit.

C. Definisi Operasional

1. Persepsi peserta Askes tentang pelayanan informasi yaitu pernyataan peserta Askes untuk memberikan pendapat atau penilaian yang positif maupun yang negatif tentang pelayanan informasi yang dilakukan petugas. Indikatornya adalah :


(57)

38

- Persepsi tentang informasi yang diberikan oleh petugas pelayanan kesehatan di puskesmas atau rumah sakit kepada para peserta mengenai prosedur atau tata cara memperoleh pelayanan kesehatan dengan menggunakan kartu Askes.

- Persepsi tentang penyuluhan yang diberikan petugas pelayanan kesehatan di puskesmas atau rumah sakit kepada para peserta Askes.

- mengajukan premi yang dilakukan dari pasien ke pihak PT askes 2. Persepsi peserta Askes tentang pelayanan administrasi yaitu pernyataan

peserta Askes untuk memberikan pendapat atau penilaian yang positif maupun yang negsatif tentang pelayanan administrasi.

Indikatornya adalah :

- Persepsi tentang prosedur rawat jalan maupun rawat inap di rumah sakit yang ditunjuk oleh PT. (Persero) Askes.

- Persepsi tentang waktu pengurusan prosedur rawat jalan maupun rawat inap di rumah sakit yang ditunjuk oleh PT. (Persero) Askes. - kemudahan mengurus askes

3. Persepsi peserta Askes tentang pelayanan medis yaitu : pernyataan peserta Askes untuk memberikan pendapat atau penilaian yang positif maupun yang negatif tentang pelayanan medis.

Indikatornya adalah :

- Persepsi tentang pemeriksaan fisik, perawatan intensif, dan pemberian obat yang dilakukan oleh dokter atau petugas medis


(58)

yang berada di puskesmas atau rumah sakit yang ditunjuk oleh PT. (Persero) Askes.

Sebelum dianalisis dan di interpretasikan, langkah yang diambil adalah menentukan skor atau nilai jawaban yang tertera pada kuesioner. Setiap pertanyaan telah disediakan tiga pilihan jawaban tertutup dan terbuka. Responden dapat memilih salah satu jawaban yang tersedia. Setiap alternatif jawaban diberi nilai tertentu, yaitu antara satu sampai tiga dari masing-masing pertanyaan dalam kuesioner itu, maka :

1. Untuk jawaban a diberi angka 3. 2. Untuk jawaban b diberi angka 2. 3. Untuk jawaban c diberi angka 1.

D. Populasi dan Sampel

Menurut Masri Singarimbun (1989 : 152) populasi atau universe adalah jumlah keseluruhan dari unit analisa yang ciri-cirinya akan diduga. Dalam setiap penelitian, populasi yang dipilih erat hubungannya dengan masalah yang ingin dipelajari. Berdasarkan pendapat diatas maka yang menjadi populasi adalah semua pasien di Rumah Sakit sebagai peserta Askes sebanyak 97 responden

Sampel menurut Suharsim Arikunto (1989 : 94) merupakan sebagian atau wakil dari populasi yang akan diteliti. Teknik sampel yang digunakan dalam pnelitian ini adalah total popilasi. adapun sample yang akan dijadikan


(59)

40

responden dalam penelitian ini adalah pasien yang menggunakan fasilitas Askes sebanyak 97 responden.

E. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini akan dilakukan di Rumah Sakit Umum Kalianda Lampung Selatan dengan fokus pada pasien yang menggunakan fasilitas Askes.

F. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini terdiri dari 2 jenis yakni : 1. Data Primer, data ini dikumpulkan dengan cara menyebar kuesioner, yaitu

teknik pengumpulan data dengan menyebarkan daftar pertanyaan atau angket secara terstruktur kepada responden dengan model kuesioner terutup dan melakukan tanya jawab dengan responden untuk melengkapi data melalui pertanyaan-pertanyaan yang belum tercantum dalam kuesioner.

2. Data Sekunder berupa data yang dapat diperoleh dari studi kepustakaan yang bersumber dari literatur-literatur, yang berkaitan dengan permasalahan yang ada.

G. Teknik pengolahan data

Teknik pengolahan data dalam penelitian ini terdiri dari 3 jenis yaitu : 1. Editing

Pada tahap ini data yang diperoleh dari lapangan yang berupa data primer di periksa kembali kelengkapannya, jika data itu belum lengkap maka harus dilengkapi terlebih dahulu.


(60)

2. Koding

Pada tahap ini jawaban responden diklasifikasikan menurut jenis pertanyaan dengan jalan memberi tanda bagi setiap data dalam kategori yang sama.

3. Tabulasi

Adalah tahap memasukkan data ke dalam tabel-tabel sehingga hasil penelitian dapat lebih mudah dibaca dan dipahami.

H. Teknik Analisa Data

Menurut Masri Singarimbun dan Sofyan Efendi (1989 : 263) analisa data adalah menyederhanakan data ke dalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan diinterpretasikan. Sesuai dengan tipe penelitian yang digunakan dengan penelitian ini, analisa data yang digunakan adalah analisa deskriptif dibantu dengan tabel distribusi tunggal. Teknik analisa data ini dilakukan dengan cara memasukkan data yang telah diperoleh dilapangan ke dalam tabel-tabel distribusi tunggal untuk mengetahui dan menghitung frekuensi serta membuat prosentasenya kemudian dilakukan interpretasi data sesuai dengan konsep yang telah ditentukan.

Analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisa data kualitatif. Analisa kualitatif digunakan untuk menjelaskan, mendeskripsikan hasil penelitian dengan susunan kata-kata dan kalimat sebagai jawaban atas permasalahan yang diteliti serta berpijak pada data yang diperoleh dari hasil jawaban kuesioner, wawancara yang didukung dengan logika dan akal sehat dalam interpretasinya.


(61)

42

Untuk mengetahui dan menghitung frekuensi persepsi peserta Askes terhadap pelayanan kesehatan dari masing-masing pertanyaan, maka dibuat prosentase dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

%

100

x

N

F

P

Keterangan: P : Prosentase

F : Frekuensi pada klasifikasi atau kategori variasi yang bersangkutan N : Jumlah frekuensi dari seluruh klasifikasi atau kategori variasi

Selanjutnya mengukur kategori persepsi pasien peserta askes terhadap kualitas pelayanan perawatan di rumah sakit umum Kalianda Lampung Selatan, digunakan rumus interval sebagai berikut:

I = K

NR NT

Keterangan:

I = Nilai Interval NT = Nilai tertinggi NR = Nilai terendah K = Kategori Jawaban


(62)

A. Tipe Penelitian

Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Menurut Hadari Nawawi (1991 : 63-64) penelitian deskriptif yaitu penelitian yang hanya menggambarkan data dan hasil penelitian yang diperoleh dari lapangan. Sedangkan menurut Masri Singarimbun (1989 : 4), penelitian deskriptif bertujuan untuk mendeskripsikan secara terperinci tentang fenomena sosial tertentu.

B. Definisi Konseptual

Persepsi peserta Askes merupakan pernyataan atau penilaian seseorang yang menjadi peserta Askes baik positif atau negatif mengenai tiga jenis pelayanan kesehatan yang ditanggung oleh PT. (Perseo) Askes yang meliputi pelayanan informasi, pelayanan administrasi, dan pelayanan medis; yang dilakukan oleh petugas pelayanan kesehatan baik pada tingkat puskesmas maupun rumah sakit.

C. Definisi Operasional

1. Persepsi peserta Askes tentang pelayanan informasi yaitu pernyataan peserta Askes untuk memberikan pendapat atau penilaian yang positif maupun yang negatif tentang pelayanan informasi yang dilakukan petugas. Indikatornya adalah :


(63)

38

- Persepsi tentang informasi yang diberikan oleh petugas pelayanan kesehatan di puskesmas atau rumah sakit kepada para peserta mengenai prosedur atau tata cara memperoleh pelayanan kesehatan dengan menggunakan kartu Askes.

- Persepsi tentang penyuluhan yang diberikan petugas pelayanan kesehatan di puskesmas atau rumah sakit kepada para peserta Askes.

- mengajukan premi yang dilakukan dari pasien ke pihak PT askes 2. Persepsi peserta Askes tentang pelayanan administrasi yaitu pernyataan

peserta Askes untuk memberikan pendapat atau penilaian yang positif maupun yang negsatif tentang pelayanan administrasi.

Indikatornya adalah :

- Persepsi tentang prosedur rawat jalan maupun rawat inap di rumah sakit yang ditunjuk oleh PT. (Persero) Askes.

- Persepsi tentang waktu pengurusan prosedur rawat jalan maupun rawat inap di rumah sakit yang ditunjuk oleh PT. (Persero) Askes. - kemudahan mengurus askes

3. Persepsi peserta Askes tentang pelayanan medis yaitu : pernyataan peserta Askes untuk memberikan pendapat atau penilaian yang positif maupun yang negatif tentang pelayanan medis.

Indikatornya adalah :

- Persepsi tentang pemeriksaan fisik, perawatan intensif, dan pemberian obat yang dilakukan oleh dokter atau petugas medis


(64)

yang berada di puskesmas atau rumah sakit yang ditunjuk oleh PT. (Persero) Askes.

Sebelum dianalisis dan di interpretasikan, langkah yang diambil adalah menentukan skor atau nilai jawaban yang tertera pada kuesioner. Setiap pertanyaan telah disediakan tiga pilihan jawaban tertutup dan terbuka. Responden dapat memilih salah satu jawaban yang tersedia. Setiap alternatif jawaban diberi nilai tertentu, yaitu antara satu sampai tiga dari masing-masing pertanyaan dalam kuesioner itu, maka :

1. Untuk jawaban a diberi angka 3. 2. Untuk jawaban b diberi angka 2. 3. Untuk jawaban c diberi angka 1.

D. Populasi dan Sampel

Menurut Masri Singarimbun (1989 : 152) populasi atau universe adalah jumlah keseluruhan dari unit analisa yang ciri-cirinya akan diduga. Dalam setiap penelitian, populasi yang dipilih erat hubungannya dengan masalah yang ingin dipelajari. Berdasarkan pendapat diatas maka yang menjadi populasi adalah semua pasien di Rumah Sakit sebagai peserta Askes sebanyak 97 responden

Sampel menurut Suharsim Arikunto (1989 : 94) merupakan sebagian atau wakil dari populasi yang akan diteliti. Teknik sampel yang digunakan dalam pnelitian ini adalah total popilasi. adapun sample yang akan dijadikan


(1)

pert_13

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Tidak Membedakan 48 49.5 49.5 49.5

Kadang-kadang 47 48.5 48.5 97.9

Membedakan 2 2.1 2.1 100.0

Total 97 100.0 100.0

pert_14

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid selalu 72 74.2 74.2 74.2

Kadang-kadang 13 13.4 13.4 87.6

sekedarnya saja 12 12.4 12.4 100.0

Total 97 100.0 100.0

pert_15

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid ya 42 43.3 43.3 43.3

hanya sebagian 45 46.4 46.4 89.7

Tidak 10 10.3 10.3 100.0


(2)

Lampiran 1

KUESIONER PENELITIAN

PERSEPSI PASIEN PESERTA ASKES TERHADAP KUALITAS PELAYANAN PERAWATAN DI RUMAH SAKIT UMUM KALIANDA

LAMPUNG SELATAN Petunjuk Pengisisan:

1. Isilah Identitas Saudara

2. Berilah Tanda Silang (X) atau Isi Titik-titik yang sesuai dengan pendapat anda

3. Periksa kembalai semua jawaban sebelum menyerahkan, apakah sudah sesuai dengan keadaan yang sebenarnya.

A. Identitas Responden

Umur : ... Jenis Kelamin : ...

B. Persepsi Peserta Askes

a. Pelayanan Informasi

1. Apakah dalam dalam memperoleh informasi anda selalau memintanya dari petugas di puskesmas?

a. Ya b. Kadang-kadang c. Tidak Pernah

2. Bila anda mencari informasi tentang askes anda menanyakan tentang prosedur yang dijalankan ?

a. Ya Selalu b. Kadang-kadang c. Tidak

Pernah

3. Apakah saudara sering diberikan informasi yang tidak sesuai dengan prosedur dan ketentuan yang berlaku di PT Askes (Persero)?

a. tidak pernah b. Kadang-kadang c. sering

4. Apakah sdr. sering ikut serta penyuluhan yang diberikan oleh PT askes?


(3)

5. Berapa kali anda mengajukan premi untuk berobat dirumah sakit maupun puskesmas yang ditunjuk oleh PT askes

a. Lebih dari 3 kali b. 2- 3 kali c. Tidak pernah atau 1 kali b. Pelayanan Administrasi

6. Apakah saudara meminta bantuan saudara anda untuk mengurus segala macam administrasi?

a. Sering b. Kadang-kadang c. Tidak pernah

7. Apakah sdr. Sering mengalami kesulitan dalam mengurus prosedur berobat dirumah sakit dengan menggunakan askes?

a. Tidak penah b. Kadang-Kadang c. Sering

8. Apakah dalam mengurus prosedur untuk pasien rawat jalan anda mengalami kesulitan?

a. tidak pernah b. Kadang-kadang c.Pernah

9. Apakah sdr. Mengetahui kemudahan yang diperoleh bila menggunakan askes?

a. Tahu b. Tidak tahu c. Mengetahui sedikit

10. Apakah menurut saudara akan memakan waktu yang lama bila mengurus prosedur untuk rawat inap?

a. Tidak lama b. Kadang-kadang lama c.Cukup lama

c. Pelayanan Medis

11. Menurut sdr. bagaimana prosedur pelayanan medis yang dijalankan rumah sakit bagi peserta askes?

a. Sudah sesuai b. Sudah baik c. Kurang baik

12. Apakah anda merasa senang dengan menggunkan kartu askes?

a. Sangat senang b. Biasa-biasa saja c. Tidak senang 13. Apakah dokter membedakan perawatan antara peserta askes dengan bukan

peserta askes.?

a. Tidak b. Kadang-kadang c. Membedakan

14. Anda selalu diperhatikan oleh dokter dan perawat ketika anda dirawat?

a. Selalu b. Kadang-kadang c. Sekedarnya saja

15. Apakah anda mendapatkan jaminan seluruhya baik perawatan obat-obatan dibiayai sepenuhnya oleh PT askes ?


(4)

(5)

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Kadir Muhammad, 1999, Pokok-Pokok Hukum Pertanggungan, Alumni, Bandung

Arikunto, Suharsimi. 1989.Prosedur Penelitian. Rineka Cipta Jakarta. Alex Sobur, 2003Psikologi Umum Pustaka Setia, Bandung

Charles W. Lamb, dan joseph F. Hair, dan carl Mc Daniel. 2001.Pemasaran Edisi Pertama. Salemba Empat, Jakarta

Chaplin 2003 Kamus Lengkap PsikologiRaja Grafindo Persada Jakarta

Engel et al. 1995. Perilaku Konsumen. Edisi Keenam, jilid 1. Binarupa Aksara. Jakarta.

Gromico Hubungan persepsi siswa tentang keterampilan mengajar guru dengan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran mengukur dengan menggunakan alat ukur (MMAU) FPTK Upi Bandung

Jalaluddin rakhmat 1998 Metode Penelitian Komunikasi PT remaja Rosda karya Bandung

Kertonegoro, sentanoe 1985 prinsip dan teknik manajemenedisi pertama Ananda Yogyakarta

Koran Tempo edisi 12 Juni 1993

Masri Singarimbun 1989. Metode Penelitian Survai. Pustaka LP3ES. Jakarta

Mar’at,1981 Sikap Manusia, Perubahan Serta Pengukurannya, Gramedia Widiya Pustaka Utama, Jakarta

Nawawi, Hadari, 1991 Metode Penelitian Bidang Sosial, Gajah Mada University Press. Yogyakarta

Robbins,Stephen.P.2006. PerilakuOrganisasi,Edisi BahasaIndonesia, PT INTAN SEJATI. Klaten


(6)

Sarwono, Sarlito Wirawan Psikologi Sosial Individu dan Teori-Teori Psikologi

Balai Pustaka Jakarta

Singarimbun, Masri dan Sofian Effendi, 1989. Metode Penelitian Survei, LP3ES, Jakarta

Surat Kabar Harian Lampung Post edisi 19 agustus 1995 dan 15 September 1995. Bandar Lampung

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 69 tahun 1991, tentang keanggotaan dan ketentuan mengenai Peserta Askes.Jakarta

Undang-undang No. 2 Tahun 1992 tentang Perasuransian