Dampak Positif dari Pelaksanaan I b t Nikah Keliling Oleh Hakim

kediaman calon mempelai. Dalam hal salah seorang atau kedua calon mempelai pernah kawin, harus disebutkan juga nama suami atau istri terdahulu”. 128 Sebagian orang meyakini bahwa perkawinan di bawah tangan sah menurut Islam karena telah memenuhi rukun dan syaratnya, sekalipun perkawinan tersebut tidak dicatatkan di Kantor Urusan Agama, atau perceraian itu telah sah apabila telah memenuhi rukun dan syarat-syaratnya, sekalipun perceraian itu dilakukan di luar sidang Pengadilan. Akibat pemahaman tersebut maka timbul dualisme hukum yang berlaku di negara Indonesia ini, yaitu di satu sisi perkawinan itu harus dicatatkan di Kantor Urusan Agama dan disisi lain tanpa dicatatkan pun tetap berlaku dan diakui dimasyarakat, atau di satu sisi perceraian itu hanya sah bila dilakukan di depan sidang Pengadilan, di sisi lain perceraian di luar sidang Pengadilan tetap berlalu dan diakui di masyarakat.

C. DAMPAK

POSITIF DAN DAMPAK NEGATIF DARI PELAKSANAAN I B T NIKAH KELILING OLEH HAKIM PENGADILAN AGAMA KISARAN KAB. ASAHAN

1. Dampak Positif dari Pelaksanaan I b t Nikah Keliling Oleh Hakim

Pengadilan Agama Kisaran Kab. Asahan Pernikahan yang kebanyakan dilaksanakan oleh warga desa Perupuk Kec. Lima Puluh Kab. Batu Bara adalah model pernikahan dengan cara menyempurnakan semua Rukun dan Syarat Pernikahan hanya saja tidak dicatatkan di depan pihak yang berwenang yang dalam hal ini adalah Petugas Pencatat Nikah P2N. Terjadinya proses nikah yang tidak tercatat tersebut yang terus berlangsung sampai saat ini. Penulis selanjutnya melakukan wawancara dengan Pak Muhammad Syah 129 mengenai pelaksanaan iṡbāt nikah yang diadakan di kampungnya itu yakni di Desa Perupuk Kec. Lima Puluh Kab. Batu Bara. Beliau mengatakan bahwa, memang saat ini telah kita ketahui bersama akan pentingnya administrasi di dalam sebuah pernikahan. Artinya sekarang ini 128 K. Wantjik Saleh, Hukum Perkawinan Indonesia Jakarta: Ghalia Indonesia, 1980, h. 19. 129 Wawancara penulis dengan Pak Muhammad Syah Ustaz sekaligus tokoh masyarakat di Desa Perupuk, Rabu, 08 Juni 2014, Pukul 20. 00 – 21 00 wib. masyarakat telah peduli untuk mendaftarkan setiap peristiwa untuk terjadinya suatu pernikahan kepada pihak yang berwenang di dalam mencatat hal itu. Tapi pada kasus-kasus tertentu memang tidak bisa kita nafikan masih ada terjadi pernikahan dengan model hukum fikih saja. Melihat dari pelaksanaan iṡbāt nikah ini saya menyambut baik akan acara itu. Ini bisa berimbas bagi anak-anak muda kita yang ingin berumah tangga agar lebih memperhatikan unsur-unsur saran administratif juga selain hukum fikih di dalam melangsungkan sebuah pernikahan. Apa yang dialami warga lainnya terutama bagi orang tua mereka yang saat ini ikut sebagai peserta iṡbāt nikah itu adalah merupakan hal yang bisa dijadikan pelajaran bagi mereka agar tidak melakukan hal yang serupa. Karena bagaimanapun juga, kita menghadapi era baru dan masa baru, sehingga dalam hal tertib administrasi harus kita ikuti juga perkembangannya terkhusus mengenai surat nikah Akta Nikah haruslah dimiliki agar kelak di hari lain tidak terjadi kesulitan ketika mengarungi rumah tangga. Banyak dampak positif yang bisa terjadi dari pelaksanaan iṡbāt nikah ini. Bagi masyarakat sendiri yang belum mempunyai keputusan ketetapan hukum rumah tangga telah mereka miliki walaupun masih sebatas salinan surat putusan dari hakim Pengadilan Agama Kisaran. Dan ini cukup menyenangkan dan melegakan bagi mereka. Selain itu, dengan adanya proses iṡbāt nikah keliling ini bisa menjadi pelajaran hukum bagi mereka yang sama sekali tidak pernah melihat secara langsung bagamana seharusnya beracara di depan sidang pengadilan. Tetapi sekarang, mereka akan bisa lebih paham dan mengerti begitu pentingnya untuk menyelesaikan perkara keluarga dan rumah tangga di meja sidang. Tidak seperti yang selama ini dipahami oleh sebagian kaum hawa ibu-ibu yang tidak mengerti masalah hukum, ketika mereka mendapati dirinya di dalam persoalan rumah tangga. Kemudahan bagi masyarakat adalah hal yang utama langsung bisa dirasakan oleh warga masyarakat ketika berurusan di depan sidang yang diadakan di kampung mereka. Karena mereka tidak mengerti dan memahami seandainya kalau pelaksanaan sidang keliling iṡbāt nikah ini tidak diadakan di kampungnya itu. Harapan lain setelah adanya pelaksanaan iṡbāt nikah ini adalah mereka ingin mendapatkan Akta Nikah dari pihak pelaksana acara, agar dari Akta Nikah itu bisa dipergunakan untuk mendapatkan hak dari anak-anak mereka dalam hal memiliki Akta Kelahiran. Karena untuk saat ini di kabupaten yang baru berkembang dan diharapkan maju ini, setiap urusan kelak apabila berkaitan dengan administrasi, akan dimintakan fotocopy Akta Nikah. Dan mudah-mudahan dengan adanya pelaksanaan iṡbāt nikah mereka mendapatkan apa yang menjadi keinginan mereka. Gambaran di atas adalah argumen hukum penulis cantumkan sebagai sandaran pelaksanaan i ṡbāt nikah keliling ini. Selanjutnya penulis juga meminta perivikasi penjelasan dari salah satu hakim majelis i ṡbāt nikah keliling yakni Bapak Drs. Ali Usman. 130 Beliau menjelaskan bahwa pentingnya i ṡbāt nikah keliling ini adalah demi kejelasan status pada perkawinan, kemudian kejelasan status anak sesuai dengan UU. No. 23 Tahun 2006 tentang Kependudukan. Juga hal ini menyangkut ketika orang yang meminta i ṡbāt nikah ini mempunyai perkara kewarisan kelak seandainya ada sengketa. Dan juga dengan adanya i ṡbāt nikah keliling ini akan kami jelaskan kepada masyarakat partisipan akan hak dan kewajiban berumah tangga yang selama ini terkesan diabaikan atau tidak dimengerti sama sekali oleh masyarakat di sana. Memang beliau pun mengakui di samping adanya nilai-nilai positif terlaksananya i ṡbāt nikah keliling ini, di sana juga terdapat efek negatif dari pelaksanaan itu. Di bawah ini akan kami paparkan apa saja di antara dampak negatif dari pelaksanaan i ṡbāt nikah keliling.

2. Dampak Negatif dari Pelaksanaan I b t Nikah Keliling Oleh Hakim