Karir Mohammad Hatta BIOGRAFI MOHAMMAD HATTA

60 filsafat, hingga soal hukum tata negara. Dua bidang pemikiran pokok Hatta yang menjadi simbol perjuangan Hatta semasa hidupnya saling berkaitan dan berperan penting dalam membentuk karakter bangsa Indonesia, yaitu pemikiran mengenai koperasi ekonomi dan demokrasi. Pemikirannya tidak saja dipahami untuk masanya, namun juga banyak bermanfaat untuk kehidupan bangsa hingga masa mendatang.

B. Karir Mohammad Hatta

Hatta memulai karir perjuangannya sejak ia berusia 15 tahun. Ia merintisnya dengan menjadi bendahara Jong Sumatranen Bond cabang padang. Dikota inilah Hatta mulai menimba pengetahuan politiknya, melalui berorganisasi serta aktif dalam membaca surat kabar terbitan Padang maupun Batavia. Lewat itulah Hatta mengenal pemikiran Tjokroaminoto dalam surat kabar “Utusan Hindia”, dan Agus Salim dalam “Neratja”. 62 Kesadaran berpolitik Hatta semakin berkembang siring intensitasnya menghadiri serta menjadi pembiara dalam kegiatan- kegiatan organisasi. Ketika di Belanda ia bergabung dengan Perhimpunan Indonesia Indische Vereneging, pada saat itu iklim pergerakan hanya terbatas pada pertemuan pelajar asal tanah air saja. Di usia 17 tahun, Hatta mulai aktif menulis. Karangannya “Namaku Hindia” dimuat dalam majalah Jong Sumatera. 63 Karena diasah beragam bacaan, pemikiran Hatta muda semakin tajam. Sejak itu, ia semakin aktif dalam kegiatan berpolitik. Rasa nasionalisme mendorong simpati dari berbagai pihak, termsuk laksamana Maeda pada saat itu. Maeda kemudian mendirikan sebuah forum diskusi bernama “Kemerdekaan Indonesia Centre”, kemudian mengundang Soekarno dan Hatta untuk memberi kuliah tentang nasionalisme pada April 1945. Hal ini kemudian mengawali terbentuknya BPUPKI, yang berperan dalam memutuskan hal- hal konstitusi dan 62 Anwar Abbas, Bung Hatta dan Ekonomi Islam Jakarta: Kompas, 2010, h. 40. 63 www.google.com, Artikel dan Opini “Bung Hatta Dalam Kesederhanaan, Kemuliaan dan Kekusaan, tanggal 14-08-2008, Di Akses tanggal 24 Februari 2014. 61 wilayah yang akan menjadi bagian dari Indonesia, termasuk mengawali berdirinya koperasi di Indonesia. 64 Simpati Hatta terhadap golongan ekonomi lemah mempeloporinya dalam mengagas gerakan ekonomi kerkayatan, dengan koperasi sebagai bentuknya. Hal ini kemudian disematkan dalam pasal 33 UUD 1945. Menurut Hatta, tujuan negara ialah memakmurkan rakyat, dengan berlandaskan pada azas kekeluargaan. Hatta semenjak berjuang dizaman penjajahan, apalagi setelah memegang jabatan tinggi sebagai perdana menteri ataupun sebagai wakil Presiden, sangat memberi perhatian pada koperasi. Memang lambat laun koperasi tumbuh, terutama pada tahun 1950-an antara lain dengan terbentuknya Gabungan Koperasi Batik Indonesia GKBI segera setelah penyerahan kedaulatan. GKBI dapat segera berkembang, malah dapat menggantikan peran pengusaha- pengusaha Tionghoa yang mendapat kesempatan dalam zaman pendudukan Belanda. Maka, pada masa sekitar berhentinya Hatta, GKBI telah dapat membangun empat pabrik mori bahan kain batik di jawa. 65 Juga impor mori, mulanya setelah penyerahan kedaulatan, secara cepat diambil alih oleh perusahaan ini, dengan mengenyampingkan peran pengusaha- pengusaha Tionghoa smula. Hatta pun diangkat menjadi “Bapak Koperasi”, suatu kedudukan yang sering dikaitkan dengan “Bapak Kedaulatan Rakyat” karena koperasi memang menjadi andalan pula, dan diharapkan memberi pengaruh dalam menegakkan kedaulatan rakyat. 66 . Disamping koperasi, sesuai dengan pasal 33 UUD 1945, Hatta juga turut perkembangan perusahaan pemerintah. Suatu perusahaan baru, pabrik semen Gresik yang benar- benar berdiri sebagai perusahaan pemerintah, dibuka sebagai salah satu keberhasilan Hatta, walaupun ketika pembukaan -1958- ia sudah tidak lagi menjadi wakil Presiden. Perusahaan ini mulanya di pimpin oleh seorang 64 Ibid. 65 Deliar Noer, Mohamamd Hatta Hati Nurani Bangsa Jakarta: Kompas, 2010, h. 143. 66 Ibid, h. 143. 62 direktur berkebangsaan Amerika. Yang dalam dua tahun diharapkan dapat membimbing calon penggantinya orang Indonesia. 67 Hatta sangat berbesar hati dengan perkembangan pabrik semen ini, karena setelah setahun dan bukan dua tahun sebagai dierencanakan, direktur Amerika itu digantikan oleh orang indonesia yang dipersiapkan. Selama menjadi wakil Presiden, Hatta tetap aktif memberikan ceramah- ceramah diberbagai lembaga pendidikan tinggi. Dia juga tetap menulis berbagai karangan dan buku- buku ilmiah dibidang ekonomi dan koperasi. Dia juga aktif membimbing gerakan koperasi untuk melaksanakan cita-cita dalam koperasi ekonominya. Tanggal 12 Juli Hatta mengucapkan pidato di radio- radio untuk menyambut hari koperasi di Indonesia. Fikiran- fikiran Hatta mengenai koperasi antara lain dituangkan dalam bukunya yang berjudul membangun koperasi dan koperasi membangun mengkategorikan social capital kedalam 7 nilai sebagai spirit koperasi. Yaitu: 1. Kebenaran untuk menggerakkan kepercayaan 2. Keadilan dalam usaha bersama 3. Kebaikan dan kejujuran mencapai perbaikan 4. Tanggung jawab dalam individualitas dan solidaritas 5. Paham yang sehat, cerdas dan tegas 6. Kemauan menolong diri sendiri serta menggerakkan keswasembadaan dan otoaktiva 7. Kesetiaan dalam kekeluargaan Implementasi ketujuh nilai yang menjiwai kepribadian koperasi versi Hatta, dituangkan dalam tujuh prinsip operasional koperasi secara internal dan eksternal yaitu: 1. Keanggotaan suka rela dan terbuka 2. Pengendalian oleh anggota secara demokratis 67 Ibid, h. 146. 63 3. Partisipasi ekonomis anggota 4. Otonomi dan kebebasan 5. Pendidikan, pelatihan dan informasi 6. Kerjasama antar koperasi 7. Kepedulian terhadap komunitas 68

BAB IV TINJAUAN PEMIKIRAN EKONOMI KOPERASI