PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Optimasi Kecukupan Panas Melalui Pengukuran Distribusi dan Penetrasi Panas Pada Formulasi Minuman Sari Buah Pala (Myristica Fragrans Houtt)

13

I. PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

Tanaman pala merupakan tanaman asli Indonesia, sudah terkenal sebagai tanaman rempah sejak abad ke-18. Sampai saat ini Indonesia merupakan produsen pala terbesar di dunia 70-75. Komoditas pala Indonesia sebagian besar dihasilkan oleh perkebunan rakyat yaitu sekitar 98,84, dengan pola budidaya ekstensif yang jarang dipelihara. Negara produsen lainnya adalah India, Srilangka, dan Malaysia. Luas areal pertanian pala di Indonesia menjadi 48.873 ha pada tahun 2000. Produktivitas tahun 2000 sekitar 7.587 ton, produktivitas tahun 1999 mencapai 482,8 kgha dengan total produksi sekitar 19.163 ton BPS, 2000 Komoditas tersebut selama ini belum menjadi alternatif pangan bagi produsen dan konsumen sehingga perlu diterapkan suatu bentuk teknologi tepat guna untuk mengubah bahan baku tersebut menjadi produk yang sangat diminati. Pemilihan jenis pala menjadi faktor penting untuk mendapatkan hasil yang optimal, dimana jenis pala yang banyak ditemukan serta dijadikan bahan olahan adalah Myristica fragrans HOUTT. Jenis pala ini mempunyai nilai ekonomis lebih tinggi daripada jenis lainnya. Bagian tanaman pala yang sering digunakan adalah fuli dan biji, sedangkan bagian lainnya yaitu daging buah sering menjadi limbah buangan yang belum termanfaatkan ini diakibatkan karena bau dan rasa yang kurang disukai. Komponen daging buah pala dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Komponen daging buah pala untuk setiap 100 gram bahan. Komposisi Satuan Daging Buah Protein g 0.3 Lemak g 0.2 Hidrat Arang g 10.2 Air g 88.1 Ca mg 32.2 P mg 24.0 Fe mg 1.5 Vitamin A SI 29.0 Vitamin B 1 mg Sedikit Vitamin C mg 22.0 Sumber : Direktorat Gizi, 1982 14 Oleh karena itu, mengubahnya ke dalam bentuk yang lebih disukai merupakan cara yang harus diteliti. Salah satu penerapan teknologi untuk memanfatkan daging buah pala adalah dengan mengubahnya menjadi produk minuman sari buah. Sari buah merupakan bentuk konsumsi yang sudah disukai konsumen, maka dalam penelitian ini daging buah pala akan dilakukan proses penentuan formulasi sari buah pala yang dapat diterima konsumen dan proses kecukupan panas nilai pasteurisasi dan Fo yang ditentukan berdasarkan pengukuran distribusi panas dan penetrasi pada produk tersebut. Proses pembuatan sari buah pada prinsipnya terdiri dari ekstraksi, klarifikasi, deaerasi, pengemasan, dan pasteurisasi. Sari buah adalah cairan jernih atau keruh yang tidak difermentasi dan berasal dari hasil ekstraksi buah-buahan yang telah masak dan masih segar, mengandung gula, dengan atau tanpa penambahan bahan tambahan yang lain Muchtadi et al., 1994.

1.2 TUJUAN

Tujuan pada penelitian ini adalah 1. Menentuan formulasi sari buah pala berdasarkan uji hedonik organoleptik 2. Menentuan kecukupan proses panas pasteurisasi dan nilai Fo proses berdasarkan hasil pengukuran distribusi panas dan penetrasi panas 15

II. TINJAUAN PUSTAKA A. SARI BUAH