5. Hak atas tanahnya sendiri.
Tidak ada perlindungan atas hutan mereka yang telah beralih fungsi menjadi kebun, permukiman, dan jalan.
6. Hak atas lingkungan.
2.3 Pengaplikasian Nilai-Nilai Pancasila
Berdasarkan kasus pada latar belakang yang menimpa orang rimba atau Suku Anak Dalam di Taman Nasional Bukit Duabelas, Provinsi Jambi
seharusnya ada bentuk pengaplikasian nilai-nilai pancasila terkait dengan pelanggaran yang terjadi pada Suku Anak Dalam ini, dikarenakan kasus
seperti ini harusnya tidak terjadi jika selalu ditegakkan keterkaitannya dengan Nilai-nilai Pancasila.
1. Nilai Ketuhanan
Keterkaitan kasus diatas dengan nilai-nilai pancasila adalah pada poin B sila ketuhanan dalam buku Soedjadi 1999 yaitu :
A. Ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, yakni
menjalankan semua perintah- NYA dan menjauhi larangan- larangannya.
Dalam memanfaatkan semua potensi yang diberikan oleh Tuhan Yang Maha Pemurah manusia harus
menyadari, bahwa setiap benda dan makhluk yang ada di sekeliling manusia merupakan amanat Tuhan yang harus dijaga
dengan sebaik-baiknya; harus dirawat agar tidak rusak dan harus memperhatikan kepentingan orang lain dan makhluk-
makhluk Tuhan yang lain.
Berdasarkan nilai yang digaris bawahi diatas seharusnya orang rimba atau Suku Anak Dalam di Taman Nasional Bukit Duabelas,
Provinsi Jambi berhak untuk dijaga sebaik-baiknya dan hutanrumah mereka harus dirawat dan diperhatikan agar tidak rusak dengan
memperhatikan kepentingan kelangsungan hidup masyarakat Suku Anak Dalam itu sendiri. Akan tetapi pada kenyataannya, hutan
belantara Jambi itu kini sudah berubah fungsi menjadi perkebunan sawit berskala nasional. Krisis kehidupan yang mengancam orang
rimba tak bisa dihindari seiring dengan sulitnya mendapatkan sumber makanan dan air bersih di hutan akibat kerusakan hutan dan meluasnya
konversi hutan menjadi perkebunan dan Hutan Tanaman Industri HTI.
Seharusnya, lingkungan hidup Indonesia yang dianugerahkan Tuhan Yang Maha Esa kepada rakyat dan bangsa Indonesia
merupakan karunia dan rahmat-NYA yang wajib dilestarikan dan dikembangkan kemampuannya agar tetap dapat menjadi sumber dan
penunjang hidup bagi rakyat dan bangsa Indonesia serta makhluk hidup lainya demi kelangsungan dan peningkatan kualitas hidup itu
sendiri tanpa mengusik kelangsungan hidup masyarakat lain.
2. Nilai Kemanusiaan
Keterkaitan kasus diatas dengan nilai-nilai pancasila adalah pada poin A dan B sila kemanusiaan dalam buku Soedjadi 1999 yaitu :
A. Pengakuan adanya harkat dan martabat manusia dengan segala
hak dan kewajiban asasinya; B.
Perlakuan yang adil terhadap sesama manusia, terhadap diri sendiri, alam sekitar dan terhadap Tuhan;
Berdasarkan nilai yang digaris bawahi diatas seharusnya orang rimba atau Suku Anak Dalam di Taman Nasional Bukit Duabelas,
Provinsi Jambi berhak untuk memperoleh hak hidup, mempertahankan hak hidup dan mendapatkan kesehatan yang layak serta tempat tinggal
sesuai kultur budaya mereka. Akan tetapi akibat perubahan fungsi hutan tempat tinggal suku Anak Dalam Tersebut menyebabkan Suku
Anak Dalam kesulitan untuk mendapatkan makanan dan air bersih sehingga terjadi krisis kelaparan yang bahkan menyebabkan terjadinya
kematian beruntun pada wilayah ini. Hak hidup masyarakat Suku Anak
Dalam terancam yang sangat melenceng dari makna nilai pancasila sila ke 2.
Penerapan, pengamalan aplikasi sila ini dalam kehidupan sehari hari dapat diwujudkan dalam bentuk kepedulian akan hak setiap orang
untuk memperoleh lingkungan hidup yang baik dan sehat; hak setiap orang untuk mendapatkan informasi lingkungan hidup yang berkaitan
dengan peran dalam pengelolaan lingkungan hidup; hak setiap orang untuk berperan dalam rangka pengelolaan lingkungan hidup yang
sesuai dengan ketentuanketentuan hukum yang berlaku dan sebagainya Koesnadi Hardjasoemantri, 2000.
3. Nilai Persatuan