1
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Pondok Pesantren merupakan sistem pendidikan agama Islam yang tertua khas Indonesia yang eksistensinya telah teruji oleh sejarah dan berlangsung
hingga kini. Pada mulanya merupakan pendidikan agama Islam yang dimulai sejak munculnya masyarakat Islam di Indonesia. Munculnya masyarakat Islam di
Indonesia berkaitan dengan proses Islamisasi dimana proses Islamisasi terjadi melalui pendekatan dan penyesuaian dengan unsur-unsur kepercayaan yang sudah
ada sebelumnya sehingga terjadi percampuran atau akulturasi. Saluran Islamisasi terdiri dari berbagai cara antara lain melalui perdagangan, perkawinan, tasawuf,
pondok pesantren dan kebudayaan kesenian Kartodirdjo, 1975:120 Seminar masuknya agama Islam di Indonesia yang diselenggarakan di
Medan tahun 1963 menyimpulkan bahwa : 1.
Islam pertama kali datang di Indonesia pada abad 7 M 1 H, dibawa oleh pedagang yang berasal dari Arab.
2. Dalam proses pengislaman selanjutnya, orang-orang Islam Indonesia ikut aktif
berperan. 3.
Kedatangan Islam di Indonesia ikut mencerdaskan rakyat dan membina karakter bangsa Zuhairini, 2000:133
Untuk selanjutnya proses Islamisasi dilakukan oleh para wali yang di Jawa terkenal dengan Walisongo. Asal usul pesantren tidak lepas dari peranan
2
Walisongo pada abad 15-16 M di Jawa. Lembaga pendidikan ini telah berkembang khususnya di Jawa selama berabad-abad. Salah seorang tokoh
Walisongo yaitu Maulana Malik Ibrahim di Gresik Jawa Timur yang meninggal tahun 1419 oleh masyarakat santri Jawa dipandang sebagai gurunya guru tradisi
pesantren ditanah Jawa Mas’ud, 2002 :3. Walisongo adalah tokoh-tokoh penyebar agama Islam di Jawa abad 15-16
M. Tokoh-tokoh Walisongo Sunan Maghribi, Sunan Ampel, Sunan Giri, Sunan Bonang, Sunan Drajat, Sunan Kudus, Sunan Kalijaga, Sunan Muria, Sunan
Gunungjati. Pendidikan Islam Walisongo ditujukan pada massa dimana hal ini dapat dilihat dari rekayasa mereka terhadap pendirian pesantren yaitu pendidikan
yang merakyat merupakan induk pendidikan Islam di Indonesia. Pesantren dalam proses perkembangannya tetap sebagai lembaga pendidikan keagamaan yang
mengajarkan ilmu agama Islam. Tujuan pendidikan pesantren bukan untuk kepentingan kekuasaan dan
keagungan duniawi tetapi ditanamkan kepada mereka bahwa belajar adalah semata-mata kewajiban dan pengabdian kepada Tuhan. Cita-cita pendidikan
pesantren adalah latihan untuk dapat berdiri sendiri, membina diri agar tidak menggantungkan kepada orang lain kecuali pada Tuhan Muhtarom, 2002:44
Fungsi Pesantren untuk mendidik santri memiliki makna sebagai usaha untuk membangun dan membentuk pribadi warga negara dan bangsa, membentuk
pribadi muslim yang tangguh, mampu mengatur kehidupan pribadinya dan mengarahkan kehidupannya. Secara definisi pesantren adalah lembaga pendidikan
tradisional Islam untuk belajar memahami, menghayati dan mengamalkan ajaran-
3
ajaran agama Islam dengan menekankan pentingnya moral agama Islam sebagai pedoman hidup sehari-hari dalam masyarakat.
Lembaga pendidikan pesantren berbentuk asrama dibawah pimpinan kyai dibantu seorang atau beberapa orang ulama ustadz yang hidup bersama ditengah-
tengah para santri dengan masjid atau surau sebagai pusat kegiatannya. Pusat- pusat pendidikan pesantren di Jawa dikenal dengan nama Pondok Pesantren.
Rumah-rumah kecil tempat menginap para santri itu yang disebut pondok, sedang pesantren artinya tempat santri. Santri adalah sebutan dari pelajar-pelajar tersebut.
Jadi pondok pesantren artinya tempat pendidikan para santri Wirjosukarto, 1968 : 40.
Pada umumnya pondok pesantren terdiri dari rumah-rumah kecil yang terletak disekitar masjid. Pondok-pondok semacam ini didirikan dengan uang
wakaf dari orang-orang yang mampu, dan tempat mengaji dipusatkan di serambi masjid.
Guru dalam pondok pesantren di sebut Kyai. Kyai dan santri hidup bersama-sama dalam kompleks pesantren yang merupakan keluarga besar dimana
Kyai dipandang sebagai orang yang berkedudukan tertinggi dalam pesantren dan sebagai kepala keluarga. Kyai inilah yang menjiwai masyarakat pesantren dan
merupakan tokoh dalam pesantren serta masyarakat sekitarnya. Tingkah laku, akhlak, tutur katanya menjadi teladan dan pedoman para santri dan masyarakat
sekitarnya. Pondok pesantren sebagai lembaga pendidikan Islam mengalami
perkembangan bentuk sesuai dengan perubahan zaman serta adanya dampak
4
kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Tetapi pondok pesantren tetap merupakan lembaga pendidikan Islam yang tumbuh dan berkembang dari
masyarakat untuk masyarakat. Secara nyata ada beberapa tipe pondok pesantren yang berkembang dalam masyarakat Ghazali,2002:14.
1. Pondok Pesantren Tradisional
Pondok pesantren ini masih tetap mempertahankan bentuk asli yaitu mengajarkan kitab yang ditulis oleh ulama-ulama dengan bahasa Arab. Pola
pengajarannya menerapkan sistem penghapalan. Para santri hanya menerima dan memiliki ilmu yang terbatas pada apa yang diberikan oleh kyainya.
Santrinya ada yang menetap didalam pondok santri mukim dan tidak menetap santri kalong.
2. Pondok Pesantren Modern
Pondok pesantren modern merupakan pengembangan tipe pesantren tradisional dengan menerapkan sistem kelas-kelas belajar baik dalam bentuk
madrasah maupun sekolah. Kurikulum yang dipakai adalah kurikulum sekolah atau madrasah yang berlaku secara nasional. Kedudukan para kyai sebagai
koordinator pelaksana proses belajar mengajar atau sebagai pengajar langsung di kelas. Para santri ada yang menetap di pondok dan ada yang tersebar
disekitarnya. 3.
Pondok Pesantren Komprehensif. Disebut komprehensif karena merupakan gabungan antara tradisional dan
modern dan diaplikasikan pendidikan ketrampilan.
5
Ketiga tipe pondok pesantren ini memberi gambaran bahwa pondok pesantren merupakan lembaga pendidikan sekolah, luar sekolah, dan masyarakat
yang tumbuh dari masyarakat, milik masyarakat dan untuk masyarakat. Kehadiran pesantren di tengah-tengah masyarakat tidak hanya sebagai lembaga pendidikan
tetapi juga sebagai lembaga penyiaran agama dan sosial keagamaan. Sejak awal kehadirannya pesantren ternyata mampu mengapdatasikan diri dengan
masyarakat. Pesantren juga berhasil menjadikan dirinya sebagai pusat gerakan pengembangan Islam.
Perjalanan lembaga pesantren selalu mengalami dinamika yang tidak pernah berhenti sejalan dengan perubahan sosial yang terjadi. Dalam
perkembangannya pondok pesantren mengalami perubahan yang pesat, bahkan sebagian pesantren telah mengembangkan kelembagaannya dengan membuka
sistem madrasah Abawihda, 2002: 84. Dewasa ini pesantren dihadapkan pada banyak tantangan termasuk didalamnya modernisasi pendidikan Islam.
Dalam banyak hal sistem dan lembaga pesantren telah dimodernisasi dan di sesuaikan dengan tuntutan perkembangan zaman, sehingga secara otomatis
akan mempengaruhi kurikulum yang mengacu pada tujuan institusional lembaga tersebut. Pesantren harus mampu mempertahankan ciri khas pesantren dalam
eksistensinya ditengah-tengah masyarakat. Kurikulum merupakan salah satu instrumen dari suatu lembaga pendidikan termasuk pendidikan pesantren dalam
upaya mencapai tujuan pendidikan. Adapun tujuan pendidikan pondok pesantren yaitu untuk mempersiapkan para santri menjadi orang alim dalam ilmu agama
yang diajarkan oleh kyai dan mengamalkan dalam masyarakat.
6
Secara sederhana pondok pesantren dapat diartikan sebagai suatu sistem yang ditopang oleh beberapa komponen baik software dan hardware yang
mendukung keberadaan pesantren seperti: kyai, santri, tradisi pengajian kitab, masjid atau mushola, ruang pembelajaran, rumah pengasuh dan pondok tinggal
para santri. Pesantren mempunyai fungsi menyiarkan, mengembangkan, memelihara, melestarikan ajaran agama Islam dan mencetak tenaga pengembang
agama Zuhri, 2002:97. Menurut Nurcholis Majid Ismail SM, 2002: 98 tujuan pendidikan
pesantren pada umumnya diserahkan pada proses improvisasi menurut perkembangan pesantren yang dipilih sendiri oleh Kyai atau bersama-sama
dengan pengasuh yang lain, sehingga terjadi perbedaan antara pesantren satu dengan yang lainnya. Disamping tujuan umum perlu adanya tujuan khusus yang
spesifik yang mengarah kepada tujuan lokal sesuai dengan situasi dan kondisi pesantren berada.
Pondok pesantren tidak lahir begitu saja, lembaga ini tumbuh sedikit demi sedikit yang pada umumnya pondok pesantren adalah milik seorang Kyai atau
milik satu kelompok warga tertentu. Uraian diatas mendorong penulis untuk meneliti bagaimana sebenarnya kehidupan pondok pesantren sebagai lembaga
pendidikan Islam yang tumbuh dan berkembang. Perkembangan pesantren dan masdrasah muncul pada abad ke 20 Syukur, 2002: 241. Sebagai lembaga
pendidikan pondok pesantren dan madrasah berkembang didaerah-daerah yang mempunyai nilai strategis dalam pembangunan masyarakat karena umumnya
pondok pesantren dan madrasah berada didaerah pedesaaan. Sedang
7
pembangunan pedesaan dan pemerataan pembangunan ke daerah-daerah pedesaan saat ini diarahkan secara intensif oleh pemerintah yang meliputi segala bidang
pembangunan dalam rangka usaha meningkatkan mutu madrasah dan pondok pesantren agar mampu berperan lebih positif dalam mencerdaskan bangsa dan
membangun masyarakat sekitar. Dari uraian dan penjelasan di atas maka peneliti mengambil tema
“Peranan Pondok Pesantren Nurul Huda Al Hasyimiyyah terhadap Kehidupan Masyarakat Desa Danawarih Kecamatan Balapulang Kabupaten Tegal Tahun
1975-2003”. Alokasi waktu yang dipilih oleh peneliti tahun 1975-2003 karena pada awal pertumbuhan mengalami perkembangan yang sangat pesat hingga
sekarang. Baik perkembangan infrastruktur maupun struktural.
B. PERMASALAHAN