KEGIATAN PONDOK PESANTREN SUNAN JATIAGUNG DALAM KEHIDUPAN MASYARAKAT DESA JATIAGUNG KECAMATAN AMBARAWA KABUPATEN PRINGSEWU

(1)

ABSTRAK

KEGIATAN PONDOK PESANTREN SUNAN JATIAGUNG DALAM KEHIDUPAN MASYARAKAT DESA JATIAGUNG KECAMATAN

AMBARAWA KABUPATEN PRINGSEWU Oleh

Dwi Afriansyah

Pondok Pesantren sebagai suatu sistem pendidikan yang tumbuh dan berkembang di dalam masyarakat dijadikan tumpuan dan harapan untuk dijadikan suatu model pendidikan sebagai variasi lain dan bahkan dapat menjadi alternatif lain dalam pengembangan masyarakat guna menjawab tantangan masalah urbanisasi dan pembangunan dewasa ini.

Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Apa sajakah kegiatan yang dilakukan Pondok Pesantren Sunan Jatiagung dalam pengembangan kehidupan masyarakat di Desa Jatiagung Kecamatan Ambarawa Kabupaten Pringsewu. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Kegiatan yang dilakukan Pondok Pesantren Sunan Jatiagung dalam pengembangan kehidupan masyarakat di Desa Jatiagung Kecamatan Ambarawa Kabupaten Pringsewu.

Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan jenis pendekatan studi kasus. Adapun pengumpulan datanya menggunakan interview, observasi dan dokumentasi. Sedangkan teknik analisis menggunakan pendekatan induktif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Kegiatan Pondok Pesantren Sunan Jatiagung sebagai lembaga pendidikan telah lama dilaksankan oleh institusi ini. Namun sejalan dengan perkembangannya, maka Kegiatan lembaga ini pun meluas, tidak hanya bergerak di bidang pendidikan agama saja tetapi juga dalam bidang pemberdayaan masyarakat, terutama perekonomian dan sosial, karena keberadaan pesantren pada umumnya berpengaruh secara langsung maupun tidak langsung terhadap pembentukan watak masyarakat setempat. Kegiatan pemberdayaan masyarakat yang dilaksanakan oleh Pondok Pesantren Sunan Jatiagung yaitu dengan mengadakan kegiatan-kegiatan rutin yaitu : 1) Mengadakan kegiatan harian, kegiatan yang melibatkan langsung anak-anak sebagai peserta kegiatan, 2) Kegiatan mingguan yang dilaksanakan dengan melibatkan masyarakat baik itu ibu-ibu maupun bapak-bapak sebagai pesertanya, 3) Kegiatan tahunan yang diadakan untuk masyarakat banyak tetapi didalamnya menyertakan anak-anak yang sudah selesai dalam pendidikan di kegiatan harian, 4) Terlibatnya para santri dalam kegiatan yang diakan Desa Jatiagung dalam rangka menciptakan suatu hubungan kerukunan yang baik antara sesama warga. Kegiatan Pondok Pesantren lebih terlihat dengan sering diadakannya kegiatan yang lebih cenderung bersifat keagamaan. Kesemuanya itu merupakan suatu kegiatan yang telah dimainkan Pondok Pesantren Sunan Jatiagung dalam pemberdayaan masyarakat sebagai wujud eksistensi pesantren.


(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Tanjung Anom, pada tanggal 30 Agustus 1989 merupakan anak kedua dari dua saudara dari pasangan Bapak Akip Arahman dan Ibu Suparni. Pendidikan yang telah diselesaikan oleh penulis adalah :

SD Negeri 1 Tanjung Anom Kecamatan Ambarawa Kabupaten Pringsewu, selesai pada tahun 2001. SMP Negeri 1 Sumberagung Kecamatan Ambarawa Kabupaten Pringsewu, selesai pada tahun 2004. SMA PGRI 2 Pringsewu Kecamatan Pringsewu Kabupaten Pringsewu, selesai pada tahun 2007.

Pada tahun 2007 penulis diterima sebagai mahasiswa Program Studi Pendidikan Sejarah, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan melalui jalur Non Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (Non-SPMB). Pada Tahun 2009 penulis melaksanakan Kuliah Kerja Lapangan (KKL) di Yogyakarta dan pada tahun 2011 melaksanakan Program Pengalaman Lapangan (PPL) di SMP Negeri 1 Natar.


(7)

PERSEMBAHAN

Teriring do’a dan rasa syukur kepada Allah SWT, ku persembahkan karya kecil ini sebagai rasa sayang dan terimakasih ku kepada:

1. Kepada orang tuaku yang telah menerima, mendidik dan menyayangiku. Bapak Akip Arahman dan Ibu Suparni yang senantiasa berdoa dan berjuang tak kenal lelah demi keberhasilanku.

2. Kakakku tercinta Dessy Rahmawati dan Heri Anjaryadi, yang telah memberikan dukungan kepadaku serta keluarga besarku.

3. Diah Arini Kusumastuti yang telah memberi motivasi, serta dukungannya selama ini.

4. Para pendidikku, dosen dan guru-guruku yang telah memberikan ilmu kepadaku


(8)

MOTO

Pendidikan merupakan perlengkapan paling baik untuk hari tua. (Karo Cyber)

Manusia tidak merancang untuk gagal, mereka gagal untuk merancang. ( William J. Siegel )


(9)

SANWACANA

Assalamualaikum Wr.Wb

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul ”Kegiatan Pondok Pesantren Sunan Jati Agung Dalam Kehidupan Masyarakat Desa Jati Agung Kecamatan Ambarawa Kabupaten Pringsewu” pada Program Studi Pendidikan Sejarah Jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung. Penulis menyadari akan keterbatasan dan kemampuan yang dimiliki, sehingga mendapat banyak petunjuk dan bantuan serta bimbingan dari berbagai pihak, maka dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Dr. H. Bujang Rahman, M.Si, Dekan FKIP Unila;

2. Bapak Dr. H. M. Thoha. B.S. Jaya, M.S, Pembantu Dekan I FKIP Unila; 3. Bapak Drs. Arwin Achmad, M.Si, Pembantu Dekan II FKIP Unila;

4. Bapak Drs. H. Iskandar Syah, M.H, Pembantu Dekan III FKIP Unila, dan dosen pada Program Studi Pendidikan Sejarah Jurusan Pendidikan IPS FKIP Unila, sekaligus Penguji Utama dalam ujian skripsi, yang telah bersedia meluangkan waktu, memberikan bimbingan, kritik, saran, dan nasihat dalam proses kuliah dan proses penyelesaian skripsi.

5. Bapak Drs. H. Buchori Asyik, M. Si, Ketua Jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial 6. Bapak Drs. H. Maskun, M.H, Ketua Program Studi Pendidikan Sejarah


(10)

Jurusan Pendidikan IPS FKIP Unila, yang telah bersedia meluangkan waktu, memberikan bimbingan, kritik, saran, dan nasihat kepada penulis dalam proses kuliah dan proses penyelesaian skripsi.

7. Bapak Drs. Wakidi, M. Hum, dosen pada Program Studi Pendidikan Sejarah Jurusan Pendidikan IPS FKIP Unila, sekaligus Pembimbing Akademik dan Pembimbing Pertama yang telah bersedia meluangkan waktu, memberikan bimbingan, kritik, saran, dan nasihat dalam proses kuliah dan proses penyelesaian skripsi.

8. Bapak Drs. Syaiful M, M. Si, dosen pada Program Studi Pendidikan Sejarah Jurusan Pendidikan IPS FKIP Unila, sekaligus Pembimbing Kedua yang telah bersedia meluangkan waktu, memberikan bimbingan, kritik, saran, dan nasihat dalam proses kuliah dan proses penyelesaian skripsi.

8. Bapak dan Ibu dosen Pendidikan Sejarah FKIP yang telah membimbing penulis selama menjadi mahasiswa di program studi pendidikan sejarah. 9. Bapak KH. Habib Yahya Assegaf selaku Pimpinan Pondok Pesantren Sunan

Jatiagung yang telah memberikan masukan dan informasi mengenai Pondok Pesantern Sunan Jatiagung.

10. Teman-teman di Program Studi Pendidikan Sejarah angkatan 2007 Desri Juliandri, Kustono, Wahyu Raman, Ariansyah, Nunik, Utami, Fajar, Fahmi, Veky, Dila, Era, Fournine, Aan, Rahmat, Neni, Anis, Riska, Nuraini, Erni, Nur Apriadi, Faradia, Septiana, Erwin, Ardi, Woko, Ago dkk, terima kasih atas hari-hari yang indah dan persahabatan yang sampai saat ini tetap terjaga. 12. Teman-teman juga adik-adik tingkatku di Program Studi Sejarah angkatan


(11)

tuliskan satu persatu. Terima kasih karena telah menjadi teman yang baik bagi penulis.

13. Kakak-kakakku Ketut Anwar, Ican Zalika, Bimo (Heri), Cebong, Arby dan keluarga, Ceri dan keluarga, Gusti, Yospan, Arie (Mul), Dwi Pratiwi, Mahfut terima kasih atas segala pengalaman dan nasehat serta kebersamaannya. 14. Terima kasih kepada Warung Alvin, Mangawi beserta keluarga, kantin Uye,

Kliwon, Hendra, Kiki yang memberikan dukungan dan motivasi, kebersamaan serta kekeluargaan yang tak bisa tergantikan dan terlupakan. Teman-Teman Kosan Wiwid, Berry, Dwi (kentung), Zainal, teman-teman lain yang tidak dapat penulis tuliskan satu persatu, terima kasih atas motivasi serta kebersamaan yang kalian berikan.

15. Semua pihak yang telah membantu proses penulisan skripsi ini, terima kasih atas segalanya.

Semoga ALLAH SWT memberikan pahala kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini dan semoga bermanfaat bagi yang membaca.

Wassalamu`alaikum Wr. Wb

Bandar Lampung, Oktober 2014 Penulis


(12)

DAFTAR ISI

Halaman DAFTAR TABEL

DAFTAR LAMPIRAN I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 4

C. Pembatasan Masalah ... 4

D. Rumusan Masalah ... 5

E. Tujuan Penelitian ... 5

1. Tujuan Penelitian ... 5

2. Kegunaan Penelitian ... 5

F. Ruang Lingkup Penelitian ... 6

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka ... 7

1. Konsep Kegiatan ... 7

2. Konsep Kehidupan Masyarakat ... 9

B. Kerangka Pikir ... 11

C. Paradigma ... 13

III. METODE PENELITIAN A. Metode Yang Digunakan ... 14

B. Variabel Penelitian ... 14

C. Informan Penelitian ... 15

D. Teknik Pengumpulan Data ... 16

1. Teknik Observasi ... 16

2. Teknik Wawancara ... 17

3. Teknik Dokumentasi ... 19


(13)

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A.Deskripsi Lokasi Penelitian

1. Desa Jatiagung

a. Keadaan Masyarakat Jatiagung ... 22 b. Kondisi Kehidupan Keagamaan ... 23 2. Pondok Pesantren Sunan Jatiagung

a. Riwayat Singkat berdirinya Pondok Pesantren Sunan Jati Agung ... 24 b. Keadaan Pengasuh, Ustadz dan Santri

Pondok Pesantren Sunan Jatiagung ... 25 c. Sarana dan Prasarana serta Sumber Dana ... 29 d. Kegiatan Pondok Pesantren ... 30 3. Kegiatan yang dilakukan Pondok Pesantren Sunan Jatiagung

bagi kehidupan masyarakat di Desa Jatiagung Kecamatan Ambarawa Kabupaten Pringsewu

a. Kegiatan mingguan ... 32 b. Kegiatan Harian ... 33 c. Kegiatan Tahunan ... 33 B. Pembahasan

Peranan Pondok Pesantren Sunan Jatiagung dalam pengembangan kehidupan masyarakat di Desa

Jatiagung Kecamatan Ambarawa Kabupaten Pringsewu ………….. 45 V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ... 48 B. Saran ... 49 DAFTAR PUSTAKA


(14)

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Jumlah Penduduk Jatiagung ... 22

Tabel 2. Mata Pencaharian Masyarakat Jatiagung ... 23

Tabel 3. Keadaan Penduduk Berdasarkan Agama ... 23

Tabel 4. Jumlah Kelompok Pengajian ... 23

Tabel 5. Daftar Ustadz dan Ustadzah ... 26

Tabel 6. Jumlah Santri... 27

Tabel 7. Kegiatan Santri Dalam satu Hari satu Malam selama satu minggu ... 27


(15)

DAFTAR LAMPIRAN

1. Surat Penelitian Pendahuluan ... 2. Surat Pemberian Izin Penelitian ... 3. Surat Izin Penelitian ... 4. Surat Pemberian Izin Penelitian ... 5. Daftar Pertanyaan ... 6. Struktur Kepengurusan Pondok Pesantren Sunan Jatiagung ... 7. Lokasi Pondok Pesantren Sunan Jatiagung ... 8. Gambar 1. Pondok Pesantren Sunan Jatiagung ... 9. Gambar 2. Pimpinan Pondok Pesantren Sunan Jatiagung ... 10. Gambar 3. Pengajian Ibu-ibu ... 11. Gambar 4. Pengajian Bapak-bapak ... 12. Gambar 5. Pengurus Pondok Pesantren Sunan Jatiagung ... 13. Gambar 6. Pengajian TPA... 14. Gambar 7. Pengajian Tahunan ...


(16)

1. PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah

Pesantren merupakan sistem pendidikan asli Indonesia, yang eksistensinya telah teruji oleh sejarah. Hingga sampai saat ini masih tetap ada dan diakui oleh Negara sebagai salah satu bentuk lembaga pendidikan di Indonesia. Bahkan pesantren di anggap sebagai cikal bakal pendidikan Islam di Indonesia. Menilik asal usulnya pesantren tidak bisa lepas dari keberadaan Wali Sanga di pulau Jawa di abad ke 16. Mereka telah mengkombinasikan aspek-aspek sekuler dan spiritual dalam memperkenalkan Islam pada masyarakat.

Pesantren adalah suatu lembaga pendidikan Islam Indonesia yang bertujuan untuk mendalam ilmu agama Islam, dan mengamalkannya sebagai pedoman hidup keseharian (tafaqquh fiddin) dengan menekankanpentingnya moral dalam hidup bermasyarakat. (Haidar Putra Daulay, 2001 : 8)

Pada awalnya pesantren hanya merupakan sebuah pengajian yang terdiri dari guru (kyai) dan santri. Materi yang diajarkan mula-mula hanyalah ilmu tauhid dan ibadah. Namun seiring berjalannya waktu pesantren tumbuh dan berkembang menjadi sebuah lembaga pendidikan yang banyak diminati masyarakat Indonesia. Kini pesantren sudah semakin dewasa dan berkembang. Dengan segala


(17)

2

dinamikanya pesantren dipandang sebagai lembaga yang merupakan pusat perubahan-perubahan masyarakat melalui da’wah Islam.

Dewasa ini, lembaga pendidikan dalam bentuk pesantren justru dipandang sebagai lembaga pendidikan yang lengkap. Pesantren tidak lagi hanya mengajarkan kajian-kajian ritualisme Islam, tetapi sudah semakin beranjak pada materi muamalah yang didasarkan pada ajaran Islam. Tidak hanya mengalami perkembangan dalam segi materi dan kurikulum saja, tetapi pada kenyataanya pesantren mengkaji tentang perubahan sosial, ekonomi, budaya bahkan dunia politik.

Mencari peranan pesantren dalam pemberdayaan masyarakat, bukanlah telaah yang mengada-ada, diharapkan dengan kemampuan yang sekarang dimiliki, pesantren sebenarnya mempunyai potensi yang cukup besar untuk bisa menjadi basis bagi pemberdayaan masyarakat serta pesantren sebagai suatu lembaga yang tumbuh dari dan dalam masyarakat diharapkan dapat melayani berbagai macam kebutuhan masyarakat (kebutuhan pendidikan atau sosial keagamaan). (M.M. Billah, 1986 : 290) Namun demikian, tujuan pendidikan dalam pesantren tetap pada rambu-rambu

Islam yaitu “untuk meninggikan moral, melatih dan mempertinggi semangat,

menghargai nilai-nilai spiritual dan kemanusiaan mengajarkan sikap dan tingkah laku yang jujur dan bermoral serta menyiapkan santri untuk tetap hidup sederhana dan bersih hati. Dalam hal ini akhirnya pondok pesantren memiliki banyak fungsi, diantaranya bahwa pondok pesantren berfungsi sebagai lembaga pendidikan Islam dalam rangka melestarikan ajaran-ajaran agama Islam, sehingga pondok pesanten dapat dikatakan sebagai lembaga syiar Islam.

Fungsi pondok pesantren yang tidak kalah pentingnya adalah bahwa pondok pesantren berfungsi sebagai lembaga pembangunan dan pemberdayaan


(18)

3

masyarakat. Pesantren dalam proses perkembangannya masih tetap disebut sebagai suatu lembaga agama Islam yang mengembangkan dan mengajarkan ilmu agama Islam. Jadi pondok pesantren sebagai sebuah sistem pendidikan, telah memberikan kontribusi yang nyata bagi perkembangan agama Islam di Indonesia. Sebagai institusi yang asli Indonesia pondok pesantren mampu menduduki pada posisi yang relatif penting dalam masyarakat, dan mampu bertahan di tengah-tengah gelombang perubahan sampai saat ini. Melalui pendidikan pesantren, dapat disiapkan pribadi-pribadi muslim yang tangguh, harmonis mampu mengatur kehidupan pribadinya, mengatasi persoalan-persoalan, mencukupi kebutuhan-kebutuhan hidupnya serta mampu mengarahkan tujuan hidupnya.

Pondok pesantren Sunan Jatiagung merupakan satu-satunya pondok pesantren yang ada di Desa Jatiagung Kecamatan Ambarawa Kabupaten Pringsewu. Masyarakat setempat dalam menjalankan kegiatan Agama Islam bersentral pada pondok tersebut. Selain itu juga, Pondok Pesantren Sunan Jati Agung merupakan suatu lembaga yang didalamnya mengajarkan arti dan nilai-nilai moral yang baik untuk kehidupan.

Pondok Pesantren Sunan Jatiagung banyak berperan terhadap pendidikan agama masyarakat sekitar, dalam bidang pendidikan agama, orang tua mulai menyadari pentingnya pendidikan agama pada anak-anak mereka, meskipun para orang tua belum menyadari pentingnya pendidikan agama bagi mereka sendiri, sebelum pondok ini didirikan orang tua belum memperhatikan pendidikan agama untuk anak-anak mereka, tapi kini mereka sadar bahwa pendidikan agama sangatlah


(19)

4

penting untuk kehidupan anak-anak mereka baik di dunia maupun di akhirat, walaupun belum seluruh masyarakat berfikir demikian.

Sedangkan untuk masalah ibadah terutama dalam menjalankan sembahyang fardhu lima waktu, belum seluruhnya warga yang mempunyai kesadaran penuh terhadap diri sendiri, untuk menjalankan sembahyang fardhu dengan berjama’ah di masjid. Mereka lebih memilih menjalankan ibadah sembahyang fardhu di rumah mereka masing-masing daripada berjama’ah di masjid hal tersebut dikarenakan ada rasa sungkan terhadap santriwan dan santriwati. Namun sekarang masyarakat sudah mulai sadar untuk menjalankan ibadah bersama di masjid, serta berbagai kegiatan keislaman di lingkungan sekitar pondok pesantren.

Sedangkan dalam pemberdayaan masyarakat meskipun selama ini telah dilakukan hanya bersifat sporadis, kegiatan pengembangan masyarakat belum dilakukan pesantren secara kelembagaan, disamping tanpa disertai visi yang jelas serta perangkat pendukungnya yang memadai. (Sahal Mahfudz, 1994 : 355)

Berpijak dari uraian di atas, penulis tertarik untuk mengkaji lebih jauh mengenai peran pondok pesantren dalam menyebarkan ilmu agama serta membina kehidupan masyarakat sekitar dalam membentuk akhlak yang baik dan masyarakat yang Islami melalui penelitian dengan judul Kegiatan Pondok Pesantren Sunan Jati Agung dalam Kehidupan Masyarakat Desa Jatiagung Kecamatan Ambarawa Kabupaten Pringsewu.


(20)

5

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka penulis dapat mengidentifikasi masalah sebagai berikut :

1. Kegiatan yang dilakukan Pondok Pesantren Sunan Jatiagung dalam pengembangan kehidupan masyarakat di Desa Jatiagung Kecamatan Ambarawa Kabupaten Pringsewu.

C. Pembatasan Masalah

Agar masalah yang akan dikaji tidak terlalu luas, maka penulis membatasi masalah pada kegiatan yang dilakukan Pondok Pesantren Sunan Jatiagung dalam pengembangan kehidupan masyarakat di Desa Jatiagung Kecamatan Ambarawa Kabupaten Pringsewu.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah tersebut, maka penulis dapat merumuskan masalah yaitu, ”Apa sajakah kegiatan yang dilakukan Pondok Pesantren Sunan Jatiagung dalam pengembangan kehidupan masyarakat di Desa Jatiagung Kecamatan Ambarawa Kabupaten Pringsewu ?”

E. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Kegiatan yang dilakukan Pondok Pesantren Sunan Jatiagung dalam pengembangan kehidupan masyarakat di Desa Jatiagung Kecamatan Ambarawa Kabupaten Pringsewu.


(21)

6

2. Kegunaan Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat baik bagi penulis maupun bagi semua pihak yang membacanya. Adapun manfaat yang diharapkan dalam penulisan skipsi ini adalah :

1. Untuk menambah wawasan bagi para pembaca mengenai peran pondok pesantren dalam kehidupan masyarakat.

2. Sebagai sumbangan referensi bagi mahasiswa dan masyarakat umum, untuk meningkatkan kemampuan dan wawasan penulis dalam bidang riset dan penulisan karya ilmiah, serta penerapan ilmu di tengah-tengah masyarakat. 3. Dapat meningkatkan kesadaran bagi masyarakat Islam tentang pentingnya

suatu lembaga pendidikan pesantren. F. Ruang Lingkup Penelitian

Mengingat masalah di atas cukup umum dalam penelitian, maka untuk menghindari kesalah-pahaman, peneliti memberikan kejelasan tentang sasaran dan tujuan penelitian mencangkup :

1. Objek Penelitian : Peranan Pondok Pesantren Sunan Jatiagung terhadap kehidupan masyarakat Desa Jatiagung Kecamatan Ambarawa Kabupaten Pringsewu. 2. Subjek Penelitian : Masyarakat di Desa Jatiagung Kecamatan Ambarawa Kabupaten Pringsewu.

3. Tempat penelitian : Desa Jatiagung Kecamatan Ambarawa

Kabupaten Pringsewu.

4. Waktu : Tahun 2012 5. Bidang Ilmu : Sosiologi


(22)

7

Referensi

Haidar Putra Daulay. 2001. Historitas Dan Eksistensi Pesantren, Sekolah dan Madrasah. Yogyakarta: PT. Tiara Wacana, hlm. 8.

M.M. Billah, 1986. “Pikiran Awal Pengembangan Pesantren” dalam M.Dawam Rahardjo (ed) Pergulatan Dunia Pesantren. Jakarta: P3M, hlm. 290 Sahal Mahfudz. 1994. Nuansa Fiqih Sosial. Yogyakarta : LkiS, cet. I, hlm. 355.


(23)

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Pustaka 1. Konsep Kegiatan

Kegiatan adalah suatu peristiwa atau kejadian yang pada umumnya tidak dilakukan secara terus menerus. Penyelenggara keitan itu sendiri bisa merupakan badan, instansi pemerintah, organisasi, orang pribadi, lembaga, dll. Biasanya kegiatan dilaksanakan dengan berbagai alasan tertentu, mulai dari peringatan ulang tahun sebuah organisasi, kampanye sebuah partai politik, atau bahkan sosialisasi sebuah kebijakan pemerintah. Dalam kamus besar bahasa Indonesia kegiatan adalah aktivitas, usaha, pekerjaan atau kekuatan dan ketangkasan serta kegairahan.

2. Konsep Pondok Pesantren

Pondok pesantren adalah gabungan antara kalimat pondok dan pesantren. Istilah pondok berasal dari kata Funduk, dari bahasa Arab yang berarti rumah penginapan atau hotel, akan tetapi di dalam ke-pesantren-an Indonesia, khususnya pulau Jawa, lebih mirip dengan pemondokan dalam lingkungan padepokan, yaitu perumahan sederhana yang di petak-petak dalam bentuk kamar-kamar yang merupakan asrama bagi santri. Sedangkan istilah pesantren secara etimologis berarti pe-santrian yang berarti tempat santri, Pondok pesantren adalah suatu lembaga keagamaan yang memberikan pendidikan dan pengajaran serta


(24)

8

mengembangkan dan menyebarkan ilmu agama Islam. Pondok pesantren di asuh oleh kiai yang merupakan figur sentral dalam kalangan warga pesantren bahkan sampai kepada warga masyarakat di dearah tersebut.

Menurut terbentuknya pesantren adalah “sekumpulan komunitas independen yang pada awalnya mengisolasi diri di sebuah tempat yang jauh dari pusat perkotaan”. Terbukti sampai saat ini banyak pondok pesantren tua yang tempatnya jauh di pedesaan. Sedangkan menurut Nurcholis Majid, pesantren adalah institusi pendidikan Agama Islam yang bercorak tradisional, unik dan indogenus”. Artinya bahwa dilihat dari segi historis tidak hanya identik dengan makna keislaman saja, tetapi juga mengandung makna keaslian Indonesia.

Masih menurut Nurcholis Majid bahwa pondok pesantren adalah “Lembaga yang bisa dikatakan merupakan wujud proses wajar perkembangan sistem pendidikan Nasional”. Sekarang ini banyak pondok pesantren yang mengembangkan pendidikannya di bidang lain, tidak murni pada ajaran Islam saja, melainkan mengembangkan ajaran Islam sesuai dengan perjalanan kehidupan manusia. Artinya bahwa kegiatan yang dilakukan di dalam pondok pesantren saja, tetapi juga dilakukan kegiatan di luar pondok. Misi pendidikan pondok pesantren terus mengalami perubahan sesuai arus kemajuan jaman.

Pondok pesantren sebagai lembaga tradisional Islam bertujuan untuk memahami, menghayati dan mengamalkan ajaran Islam dengan menekankan pentingnya moral agama Islam sebagai pedoman hidup bermasyarakat sehari-hari. Dengan adanya pendidikan moral agama diharapkan dapat dijadikan sebagai perisai dalam


(25)

9

rangka menangkal dan membentengi diri dari pengaruh negatif perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta arus globalisasi.

2. Konsep Kehidupan Masyarakat

Masyarakat adalah orang yang hidup bersama yang menghasilkan kebudayaan. Maksudnya adalah bahwa tidak ada masyarkat yang tidak mempunyai kebudayaan dan sebaliknya tidak ada kebudayaan tanpa masyarakat sebagai wadah dan pendukungnya. Marion Levy mengemukakan empat kriteria yang perlu dipenuhi agar suatu kelompok dapat disebut masyarkat yaitu :

1. Kemampuan bertahan melebihi masa hidup seorang individu 2. Rekrutmen seluruh atau sebagian anggotamelalui reproduksi 3. Kesatuan pada suatu sistem tindakan utama bersama

4. Adanya sistem tindakan utama yang bersifat swasembada

Suatu kelompok hanya dapat dinamakan masyarakat bila kelompok tersebut memenuhi keempat kriteria tersebutatau bila kelompok tersebut dapat bertahan stabil untuk beberapa generasiwalaupun sama sekali tidak ada orang atau kelompok lain di luar kelompok tersebut.

Masyarakat ialah suatu sistem sosial yang swasembada (self-subsistent), melebihi masa hidup individu normal, dan merekrut anggota secara reproduksi biologis serta melakukan sosialisasi terhadapgenerasi berikutnya. (Talcott Parsons : 1968).

Jadi dalam hal ini masyakat juga dapat diartikan sebagai sekumpulan orang yang saling berinteraksi. Masyarakat pada umumnya memiliki rasa sosial yang tinggi terhadap kehidupan sehari-hari dalam lingkungan hidupnya tersebut. Dalam penelitian ini yang dimaksudkan masyarakat adalah sekumpulan manusia yang


(26)

10

hidup bersama dalam suatu wilayah, mereka memiliki kaitan terhadap kehidupan sosial, ekonomi dimana masyarkat tersebut ada didalam lingkungan pondok pesantren yang memiliki peran terhadap perkembangan kehidupan mereka.

Secara sosiologis, masyarakat atau society dapat diartikan sebagai kumpulan atau kelompok individu-individu yang memiliki beberapa persamaan atau kepentingan dan tujuan. Sementara dalam proses menjadinya bentuk masyarakat merupakan hasil dari interaksi yang dilakukan oleh individu-individu sebagai anggotanya. Dalam interaksi tersebut akan terbentuk suatu sistem sosial yang berdasarkan pada norma-norma yang disepakati oleh para anggota masyarakat yang bersangkutan. Perilaku sosial tersebut dilakukan secara berpola oleh seluruh individu sehingga melahirkan suatu kebudayaan yang menjadi pedoman bagi masyarakat pendukungnya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Ada bebrapa faktor yang menentukan bentuk suatu masyarakat, diantaranya adalah faktor alam atau geografis (determinisme ekologi), kebudayaan, dan atau keyakinan (agama) yang dianut oleh masyarakat.

B. Kerangka pikir

Pondok Pesantren merupakan lembaga pendidikan yang memiliki sistem pengajaran agama terhadap para santri-santrinya dan bahkan juga terhadap masyarakat yang ada di wilayah atau desa yang menjadi tempat ponok pesantren itu. Pesantren secara jelas terlihat sebagai lembaga pendidikan agama islam, mengajarkan juga tata cara berperilaku dan sopan santun dalam hiudup sehari-hari. Masyarakat secara langsung maupun tidak langsung dapat merasakan yang didapat dengan adanya pondok pesantren di desa mereka. Pada dasarnya


(27)

11

perkembangan masyarkat dalam kehidupan juga terpengaruh melalui cara-cara yang dilakukan oleh para santri maupun kyai. Dalam hal ini pondok pesantren berperan serta juga dalam pembangunan kehidupa spiritual masyarakat, dengan adanya kegiatan-kegiatan keagamaan yang sering dilakukan. Bukan dalam hal itu saja, tetapi juga dalam kehidupan sehari-hari menyangkut kebutuhan hidup yang akan didapat, mulai dari segi sosial masyarakat sampai aspek yang merupakan sangat penting yaitu ekonomi.

Secara garis besar peran pondok pesantren bukan hanya dalam urusan agama, tetapi terlepas dari itu juga berperan dalam sisi sosial dan ekonomi. Dengan adanay pondok pesantren masyarakat mulai terbina secara fisik maupun mental. Masyarakat yang kurang memiliki rasa bersosialisasi ataupun kurang sadar terhadap kehidupan agama sangat terbantu dengan adanya kegiatan keagamaan yang sering dilakukan oleh pondok pesantren. Kegiatan yang dilakukan semata-mata semua untuk kelangsungan hidup masyarkat supaya lebih harmonis dan dinamis dalam kehidupannya.

Dalam sisi kehidupan diluar keagamaan masyarakat terbantu denga peran pondok pesantren yang terjadi secara langsung maupun tidak langsung. Sebagaimana sebelumnya masyarakat yang kurang aktif dalam bersosialisasi maupun dalam ekonomi belum mencukupi perlahan mulai bangkit dan maju untuk memperoleh suatu kehidupan yang mencukupi. Kehidupan sosial bermasyarakat sedikit demi sedikit mengalami perkembangan secara perlahan.

Pada akhirnya masyarkat sendiri yang merasakan hasilnya dari adanya pondok pesantren di desa mereka. Sedangkan pondok pesantren menjadi sebuah lembaga


(28)

12

atau suatu wadah untuk mendapat suatu arahan dalam kehidupan dan perbaikan mental maupun moral. Peran yang diberikan pondok pesantren ini merupakan wujud dari suatu kewajiban yang dimiliki untuk tercapainya masyarakat yang harmonis dan beragama serta berkehidupan sosial, ekonomi yang baik dalam kaca mata kehidupan.

C. Paradigma

Keterangan : Garis Usaha : Garis Pengaruh :

Peran Pondok Pesantren Sunan

Jatiagung

Kegiatan Pondok Pesantren

Perkembangan Kehidupan Masyarakat - Kegiatan


(29)

13

Referensi

Nurcholis Madjid. Bilik-bilik Pesantren : Sebuah Potret Perjalanan, (Jakarta : Paramadina, Cet I, 1997)

Talcott Parsons. 1990. Talcott Parsons dan Pemikirannya: Sebuah Pengantar. Yogyakarta: PT. Tiara Wacana, Cet. 1.

Patton. 1980. Moleong, Lexy, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1993)


(30)

III. METODE PENELITIAN

A. Metode yang Digunakan

Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif. Penelitian deskriptif berusaha menggambarkan suatu gejala sosial. Dengan kata lain penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan sifat sesuatu yang tengah berlangsung pada saat studi. Metode kualitatif ini mem-berikan informasi yang mutakhir sehingga bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan serta lebih banyak dapat diterapkan pada berbagai masalah (Husein Umar, 1999 : 81). Penelitian ini lebih memfokuskan pada studi kasus yang merupakan penelitian yang rinci mengenai suatu obyek tertentu selama kurun waktu tertentu dengan cukup mendalam dan menyeluruh. Menurut Vredenbregt (1987 : 38) Studi kasus ialah suatu pendekatan yang bertujuan untuk mempertahankan keutuhan (wholeness) dari obyek, artinya data yang dikumpulkan dalam rangka studi kasus dipelajari sebagai suatu keselu-ruhan yang terin-tegrasi, di mana tujuannya adalah untuk memperkembangkan pengetahuan yang mendalam mengenai obyek yang bersangkutan yang berarti bahwa studi kasus harus disifatkan sebagai penelitian yang eksploratif dan deskriptif.

B.Variabel Penelitian

Variabel penelitian ini merupakan konsep dari gejala yang bervariasi yaitu objek penelitian. Variabel adalah segala faktor yang menyebabkan aneka perubahan


(31)

15

pada fakta-fakta suatu gejala tentang kehidupan. (Ariyono Suyono, 1985 : 431). Menurut pendapat yang lain dijelaskan bahwa variabel adalah himpunan sejumlah gejala yang memiliki beberapa aspek atau unsur didalamnya yang dapat bersumber dari kondisi objek penelitian, tetapi dapat pula berada di luar dan berpengaruh pada objek penelitian. (Hadari Nawawi, 1996 : 55).

Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa variabel adalah sesuatu yang menjadi objek dalam penelitian. Variabel dalam penelitian ini adalah Deskripsi Peranan Pondok Pesantren Sunan Jati Agung terhadap kehidupan masyarakat Desa Jati Agung Kecamatan Ambarawa Kabupaten Pringsewu.

C. Informan Penelitian

Informan adalah orang dalam latar penelitian, yang dimanfaatkan untuk memberikan informasi tentang situasi penelitian. Seorang informan harus mempunyai pengalaman latar penelitian. Syarat-syarat seorang informan adalah jujur, taat pada janji, patuh pada peraturan, suka berbicara, tidak termasuk pada kelompok yang bertentangan dengan latar belakang penelitian, dan mempunyai pandangan tertentu tentang suatu hal atau peristiwa yang terjadi (Moleong, 1998 : 90).

Supaya lebih terbukti perolehan informasinya, ada beberapa kriteria yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan informan, yaitu :

a. Subjek yang bersangkutan memiliki pengalaman pribadi sesuai dengan permasalahan yang diteliti.

b. Subjek yang bersangkutan berusia >10 tahun. c. Subjek yang bersangkutan sehat jasmani dan rohani.


(32)

16

d. Subjek yang bersangkutan tokoh masyarakat.

Kriteria yang digunakan untuk memilih informan adalah masyarakat di Desa Jati Agung Kecamatan Ambarawa Kabupaten Pringsewu.

D. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini penulis menggunakan beberapa teknik, hal ini dilakukan untuk memperoleh data yang diinginkan lebih akurat. Teknik pendukung dalam pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah :

1. Teknik Observasi

Dalam penelitian ini, metode pengamatan yang dilakukan oleh peneliti adalah metode observasi langsung di lapangan. Observasi langsung memungkinkan peneliti merasakan apa yang dirasakan, dilihat dan dihayati oleh subyek. Pendapat lain dikemukakan oleh Sanafiah yang menyatakan bahwa “metode observasi menggunakan pengamatan atau penginderaan langsung terhadap suatu benda,

kondisi, situasi, proses, aktivitas atau perilaku”. Ada beberapa jenis teknik

observasi yang bisa digunakan tergantung keadaan dan permasalahan yang ada. Teknik-teknik tersebut adalah :

- Observasi partisipan, dalam hal ini peneliti terlibat langsung dan ikut serta dalam kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh subyek yang diamati.

- Observasi non partisipan, pada teknik ini peneliti berada di luar subyek yang diamati dan tidak ikut dalam kegiatan-kegiatan yang mereka lakukan. - Observasi sistematik (observasi berkerangka), peneliti telah membuat kerangka yang memuat faktor-faktor yang diatur terlebih dahulu. Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik observasi partisipan jarang-jarang, mengingat keterbatasan waktu dan dana yang


(33)

17

dimiliki oleh peneliti. Adapun, data yang ingin peneliti peroleh melalui metode ini adalah:

Gambaran umum Pondok Pesantren Sunan Jati Agung Kecamatan Ambarawa Kabupaten Pringsewu. Mengetahui peran pondok pesantren dalam peningkatan pendidikan agama Islam pada masyarakat di Pondok Pesantren Sunan Jati Agung Kecamatan Ambarawa Kabupaten Pringsewu Mengetahui pelaksanaan program kegiatan Pondok Pesantren Sunan Jati Agung dalam kaitannya dengan peningkatan pendidikan agama Islam pada masyarakat di Desa Jati Agung. Mengetahui faktor-faktor penunjang dan faktor-faktor penghambat dalam pelaksanaan program peningkatan pendidikan agama Islam pada masyarakat di Desa Jati Agung Kecamatan Ambarawa Kabupaten Pringsewu yang dilakukan oleh pondok pesantren Sunan Jati Agung.

2. Teknik Wawancara

Wawancara didefinisikan sebagai percakapan dengan maksud tertentu yang dilakukan oleh dua pihak yaitu pewawancara (interviewer) dan yang diwawancarai (interviewee). Pendapat lain dikemukakan oleh Sanafiah yang menyatakan bahwa “wawancara merupakan pertanyaan yang diajukan secara lisan

(pengumpulan data bertatap muka secara langsung dengan informan)”. Menurut

jenisnya, wawancara yang digunakan adalah memakai pembagian wawancara yaitu:


(34)

18

b. Pada jenis wawancara ini pertanyaan yang diajukan sangat bergantung pada pewawancara itu sendiri, jadi tergantung pada spontanitasnya dalam mengajukan pertanyaan kepada terwawancara.

b. Pendekatan Menggunakan Petunjuk Umum Wawancara

Jenis wawancara ini mengharuskan pewawancara membuat kerangka dan garis besar pokok-pokok yang dirumuskan tidak perlu ditanyakan secara berurutan. Petunjuk wawancara hanyalah berisi petunjuk secara garis besar tentang proses dan isi wawancara untuk menjaga agar pokok-pokok yang direncanakan dapat seluruhnya tercakup.

c. Wawancara Baku Terbuka

Jenis wawancara ini adalah wawancara yang menggunakan seperangkat pertanyaan baku. Urutan pertanyaan, kata-katanya, dan cara penyajiannya pun sama untuk setiap responden. Keluwesan mengadakan pertanyaan pengalaman (probing) terbatas, dan hal itu tergantung pada situasi wawancara dan kecakapan pewawancara. Dalam penelitian ini pendekatan yang dipilih, adalah petunjuk umum wawancara orientasi mendalam (deept interview), dengan instumen guide interview (check list). Alasan penggunaan model ini, untuk mencari dan mengungkap data sedalam-dalamnya dan sebanyak-banyaknya, tentang rumusan yang ingin digali dalam penelitian. Adapun, data yang ingin peneliti peroleh melalui penelitian ini adalah:

- Mengetahui peran pondok pesantren dalam peningkatan pendidikan agama Islam pada masyarakat di Pondok Pesantren Sunan Jati Agung Kecamatan Ambarawa Kabupaten Pringsewu


(35)

19

- Mengetahui pelaksanaan program kegiatan pondok pesantren Sunan Jati Agung dalam kaitannya dengan peningkatan pendidikan agama Islam pada masyarakat di Desa Jati Agung.

- Mengetahui faktor-faktor penunjang dan faktor-faktor penghambat dalam pelaksanaan program peningkatan pendidikan agama Islam pada masyarakat di Desa Jati Agung Kecamatan Ambarawa Kabupaten Pringsewu yang dilakukan oleh pondok pesantren Sunan Jati Agung.

3. Teknik Dokumentasi

Metode dokumentasi adalah metode mencari data mengenai hal-hal yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, agenda serta foto-foto kegiatan. Metode dokumentasi dalam penelitian ini, dipergunakan untuk melengkapi data dari hasil wawancara dan hasil pengamatan (observasi). Hanya saja, dalam penelitian ini dokumentasinya memakai foto, brosur dan buku induk, untuk memperoleh data berupa, antara lain:

Jumlah pengurus dan santri yang ada di Pondok Pesantren Sunan Jatiagung, Struktur organisasi di Pondok Pesantren Sunan Jatiagung. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh pesantren dalam rangka pengembangan pendidikan Islam pada masyarakat.

4. Teknik Analisis Data

Analisis data merupakan bagian dalam melakukan penelitian. Dalam penelitian kualitatif, analisis data yang telah ditemui sejak pertama peneliti datang kelokasi penelitian, yang dilaksanakan secara intensif sejak awal pengumpulan data lapangan sampai akhir data terkumpul semua. Analisis data, dipakai untuk


(36)

20

memberikan arti dari data-data yang telah dikumpulkan. Analisis data merupakan proses mengatur urutan data, mengorganisasikan dalam suatu pola dan ukuran untuk dijadikan suatu kesimpulan. Jadi, analisis berdasar pada data yang telah diperoleh dari penelitian yang sifatnya terbuka. Analisis data merupakan proses pengurutan data, mengorganisasikan kedalam pola, kategori dan uraian dasar. (Patton, 1980, dalam Lexy J. Moleong 2002: 103).

Penelitian kualitatif data yang terkumpul sangat banyak, baik berupa catatan lapangan dan komentar peneliti. Oleh karena itu, diperlukan adanya pekerjaan analisis data yang meliputi pekerjaan, mengatur, pengelompokan, pemberian kode dan mengkategorikannya. Berdasarkan uraian di atas, maka prosedur analisis data yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Reduksi Data

Reduksi data termasuk dalam kategori pekerjaan analisis data. Data yang berupa catatan lapangan (field notes) sebagai bahan mentah, dirangkum, di ikhtisarkan atau diseleksi. Masing-masing bisa dimasukkan tema yang sama atau permasalahan yang sama.

“Analisis kualitatif fokusnya pada pemahaman makna, deskripsi, penjernihan dan penempatan data-data masing-masing dan sering kali melukiskan dalam kata-kata dari pada dalam angka-angka. Untuk maksud tersebut, data tentu saja perlu disusun dalam kategori tertentu atau pokok permasalahan tertentu. Karena setiap catatan harian yang dihasilkan dalam pengumpulan data, apakah hasil wawancara atau hasil pengamatan perlu direduksi dan dirumuskan kedalam kategori, fokus atau tema yang sesuai”. (Sanapiah Faisal : 1992)

Jadi laporan yang berasal dari lapangan sebagai bahan mentah disingkat dan dirangkum, direduksi, disusun lebih sistematis, difokuskan pada pokok-pokok yang penting sehingga lebih mudah dikendalikan dan mempermudah peneliti dalam mencari kembali data yang diperoleh jika diperlukan.


(37)

21

2. Display Data

Hasil reduksi perlu “didisplay” secara tertentu untuk masing-masing pola,

kategori, fokus, tema yang hendak difahami dan dimengerti duduk persoalanya. Displai data dapat membantu peneliti untuk melihat gambaran keseluruhan atau bagian-bagian tertentu dari hasil penelitian. Mengambil Kesimpulan. Muara dari kesimpulan kegiatan analisis data kualitatif terletak pada pelukisan atau penuturan tentang apa yang dihasilkan, dapat dimengerti berkenaan dengan suatu masalah yang diteliti. Dari sinilah lahir kesimpulan atau permasalahan yang bobotnya tergolong komprehensif dan mendalam (deepth). Dalam hal ini akan sangat bergantung pada kemampuan peneliti dalam; 1) Merinci fokus masalah yang benar-benar menjadi pusat perhatian untuk ditelaah secara mendalam; 2) melacak, mencatat, mengorganisasikan setiap data yang relevan untuk masing-masing fokus masalah yang telah ditelaah; 3) menyatakan apa yang dimengerti secara utuh, tentang suatu masalah yang diteliti.


(38)

22

Referensi

Husein Umar. 1999. Desain penelitian akuntansi keperilakuan : cara mudah menyusun skripsi dan tesis, dilengkapi dengan contoh pada setiap tahapan kerja dan contoh lengkap draft laporan untuk dikritisi. Jakarta :

RajaGrafindo Persada. Hlm 81.

Ariono Suyono. 1985. Kamus Antropologi. 1985. Akademika Presindo: Jakarta. Hlm 431.

Hadari Nawawi. 2003. Metode Penelitian Bidang Sosial. Gajah Mada university Press : Yogyakarta. Hlm 55.

Lexy Moleong. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1993. Hlm 103.

Sanapiah Faisal. 1992. Format-format Penelitian Sosial : Dasar-dasar dan Aplikasi. Jakarta : CV. Rajawali. Hlm 19.


(39)

V. KESIMPULAN

A. Kesimpulan

Dari uraian tentang kegiatan pesantren dalam kehidupan masyarakat (Studi Kasus di Pondok Pesantren Sunan Jatiagung Kecamatan Ambarawa Kabupaten Pringsewu), yang sedikit dan sempit pada bab-bab terdahulu, maka dapat penulis simpulkan bahwa Pondok Pesantren Sunan Jatiagung memiliki kegiatan yang dilaksanakan secara rutin yang bertujuan untuk perkembangan kehidupan masyarakat Desa Jatiagung. Kegiatan-kegiatan itu adalah sebagai berikut :

Kegiatan mingguan yaitu kegiatan pengajian yang dilaksanakan pada hari Jum’at ba’da dzuhur dan pada Sabtu malam ba’da isya’, kegiatan ini diikuti oleh masyarakat Desa jatiagung yang juga merupakan kelompok pengajian-pengajian di Desa Jatiagung.

Sedangkan para santri biasanya ditunjuk untuk berpartisipasi dalam kegiatan pengjian rutin yang diadakan masyarakat setempat.

Kegiatan harian ini berupa kegiatan yan dikhususkan untuk anak-anak Desa Jatiagung, dan dilaksanakan ruti setiap hari yaitu ba’da dzuhur dan ba’da maghrib, kecuali pada hari jum’at.

Kegiatan tahunan adalah Khataman massal setiap 1 tahun sekali. Pesertanya merupakan anak-anak dari pengajian TPA yang mengaji di Pondok Pesantren Sunan Jaiagung.


(40)

49

B. Saran-saran

Setelah mengkaji beberapa naskah dan buku alhamdulillah penulis dapat menyelesaikan tulisan skripsi ini walaupun masih banyak kekurangannya. Disini penulis ingin menyampaikan saran-saran sebagai berikut :

1. Seiring dengan tantangan perubahan zaman, hendaknya Pondok Pesantren Sunan Jatiagung senantiasa meresponnya dengan sadar agar semakin kokoh eksistensinya. Hal ini direalisasikan dengan melakukan upaya pemberdayaan melalui pengembangan potensi-potensi yang ada, serta melakukan inovasi-inovasi yang relevan dan signifikan dengan tanpa melupakan jati diri pesantren.

2. Dalam merumuskan strategi pengembangan peranan pesantren sebagai basis pemberdayaan masyarakat, hendaknya senantiasa mengoptimalkan peranan yang ada dalam diri pesantren sendiri dan masyarakat melalui partisipasi bersama dalam upaya pemberdayaan masyarakat. Sehingga hasil dari pelaksanaan program tersebut dapat berlangsung melalui prinsip pengendalian berdasarkan umpan balik dengan tekanan pada jangka panjang.


(41)

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Taufik. 1979. Agama, Etos Kerja dan Perkembangan Ekonomi. Jakarta : LP3ES.

______________. 1987. Islam dan Masyarakat. Jakarta : LP3ES.291 Hlm. Ariono, Suyono. 1985. Kamus Antropologi. 1985. Akademika Presindo: Jakarta. Billah, M.M. 1986. “Pikiran Awal Pengembangan Pesantren”: P3M, 348 hlm. Cohen, J Bruce. Terjemahan oleh Sahat Simamora. 1992. Sosiologi Suatu

Pengantar. Jakarta : Rineka Cipta.

Dhofier, Zamakhsyari. 2011. Tradisi Pesantren Studi Tentang Pandangan Hidup Kiyai. Jakarta. LP3S.316 Hlm.

Faisal, Sanapiah. 1992. Format-format Penelitian Sosial : Dasar-dasar dan Aplikasi. Jakarta : CV. Rajawali.

Galba, Sindu, Pesantren sebagai Wadah Komunikasi, Jakarta: Depdikbud dan Rineka Cipta, 1995

Haidar Putra, Daulay. 2001. Historitas Dan Eksistensi Pesantren, Sekolah dan Madrasah. Yogyakarta: PT. Tiara Wacana.

Husein, Umar. 1999. Desain penelitian akuntansi keperilakuan : cara mudah menyusun skripsi dan tesis, dilengkapi dengan contoh pada setiap tahapan kerja dan contoh lengkap draft laporan untuk dikritisi. Jakarta :

RajaGrafindo Persada.

Kafrawi, Pembaharuan Sistem Pendidikan Pondok Pesantren : Sebagai Usaha Peningkatan Prestasi Kerja dan Pembinaan Kesatuan Bangsa, (Jakarta : Cemara Indah, 1978).

Kamanto, Sunarto. 1993. Pengantar Sosiologi. Jakarta : Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

Koentjaraningrat. 2002. Pengantar Ilmu Antropologi. Cetakan Kedelapan, Jakarta : Rineka Cipta.

______________.1977. Metode-Metode Penelitian Masyarakat. Gramedia: Jakarta.


(42)

Madjid, Nurcholis, Bilik-bilik Pesantren : Sebuah Potret Perjalanan, (Jakarta : Paramadina, Cet I, 1997).

Mahfudz, Sahal. 1994. Nuansa Fiqih Sosial. Yogyakarta : LkiS, cet. I. Moleong, Lexy, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya, 1993).

M. Hasyim, Affan, 2003. Menggagas Pesantren Masa Depan, Yogyakarta: CV. Qalam.

Nawawi, Hadari. 2003. Metode Penelitian Bidang Sosial. Gajah Mada university Press : Yogyakarta.

Nazir, Moh., Metode Penelitian, (Jakarta : Ghalia Indonesia, 1999).

Parsons, Talcott. 1990. Talcott Parsons dan Pemikirannya: Sebuah Pengantar. Yogyakarta: PT. Tiara Wacana, Cet. 1.

Poerwodarminto, W. J. S., Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta : Balai Pustaka, 1999).

Qomar, Mujamil. 2005. Pesantren. Jakarta : Erlangga.224 Hlm.

Rahardjo, M. Dawam, “Dunia Pesantren Dalam Peta Pembaharuan” dalam M. Dawam Rahardjo (ed), Pesantren dan Pembaharuan (Jakarta: LP3ES, 1974).

Roucek, S Joseph dan Warren, L Roland. Terjemahan oleh Sahat Simamora.1984. Pengantar Sosiologi. Jakarta : Bina Aksara.

SM, Ismail, “Signifikansi Peran Pesantren Dalam Pengembangan Masyarakat

Madani” dalam Ismail SM dan Abdul Mukti (eds), Pendidikan Islam,

Demokratisasi, Dan Masyarakat Madani (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2000).

Soekanto, Soerjono. 1982. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Grafindo. Suismanto, Menelusuri Jejak Pesantren, Yogyakarta: Alief Press, 2004. Suyata, “Pesantren Sebagai Lembaga Sosial Yang Hidup” dalam M.Dawam

Rahardjo (ed), Pergulatan Dunia Pesantren: Membangun dari Bawah, (Jakarta: P3M, 1985).

Tim Penyusun Kamus Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, Ed.3, 2003).


(43)

Umar, Husein. 1999. Desain Penelitian Akuntansi Keperilakuan : Cara Mudah Menyusun Skripsi dan Tesis, Dilengkapi dengan Contoh Pada Setiap Tahapan Kerja dan Contoh Lengkap Draft Laporan Untuk Dikritisi. Jakarta : Raja Grafindo Persada.

Usman, Husaini. 2008. Metodologi Penelitian Sosial. Bumi Aksara. Jakarta. Wahid, Abdurrahman., “Pesantren dan Pengembangannya”, dalam Kumpulan Tulisan dan Karangan Abdurrahman Wahid, Pesantren Tebu Ireng, Jombang, Bunga Rampai Pesantren, (Jakarta : CV. Dharma Bhakti, 1978).

Yacub, M. 1985. Pondok Pesantrem dan Pembangunan Masyarkat Desa. Bandung : Angkasa.150 Hlm.

Ziemek, Manfred, Pesantren dalam Perubahan Sosial, (Jakarta : Perhimpunan Pengembangan Pesantren dan Masyarakat (P3M), 1986.


(1)

22

Referensi

Husein Umar. 1999. Desain penelitian akuntansi keperilakuan : cara mudah menyusun skripsi dan tesis, dilengkapi dengan contoh pada setiap tahapan kerja dan contoh lengkap draft laporan untuk dikritisi. Jakarta :

RajaGrafindo Persada. Hlm 81.

Ariono Suyono. 1985. Kamus Antropologi. 1985. Akademika Presindo: Jakarta. Hlm 431.

Hadari Nawawi. 2003. Metode Penelitian Bidang Sosial. Gajah Mada university Press : Yogyakarta. Hlm 55.

Lexy Moleong. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1993. Hlm 103.

Sanapiah Faisal. 1992. Format-format Penelitian Sosial : Dasar-dasar dan Aplikasi. Jakarta : CV. Rajawali. Hlm 19.


(2)

V. KESIMPULAN

A. Kesimpulan

Dari uraian tentang kegiatan pesantren dalam kehidupan masyarakat (Studi Kasus di Pondok Pesantren Sunan Jatiagung Kecamatan Ambarawa Kabupaten Pringsewu), yang sedikit dan sempit pada bab-bab terdahulu, maka dapat penulis simpulkan bahwa Pondok Pesantren Sunan Jatiagung memiliki kegiatan yang dilaksanakan secara rutin yang bertujuan untuk perkembangan kehidupan masyarakat Desa Jatiagung. Kegiatan-kegiatan itu adalah sebagai berikut :

Kegiatan mingguan yaitu kegiatan pengajian yang dilaksanakan pada hari Jum’at ba’da dzuhur dan pada Sabtu malam ba’da isya’, kegiatan ini diikuti oleh masyarakat Desa jatiagung yang juga merupakan kelompok pengajian-pengajian di Desa Jatiagung.

Sedangkan para santri biasanya ditunjuk untuk berpartisipasi dalam kegiatan pengjian rutin yang diadakan masyarakat setempat.

Kegiatan harian ini berupa kegiatan yan dikhususkan untuk anak-anak Desa Jatiagung, dan dilaksanakan ruti setiap hari yaitu ba’da dzuhur dan ba’da maghrib, kecuali pada hari jum’at.

Kegiatan tahunan adalah Khataman massal setiap 1 tahun sekali. Pesertanya merupakan anak-anak dari pengajian TPA yang mengaji di Pondok Pesantren Sunan Jaiagung.


(3)

49

B. Saran-saran

Setelah mengkaji beberapa naskah dan buku alhamdulillah penulis dapat menyelesaikan tulisan skripsi ini walaupun masih banyak kekurangannya. Disini penulis ingin menyampaikan saran-saran sebagai berikut :

1. Seiring dengan tantangan perubahan zaman, hendaknya Pondok Pesantren Sunan Jatiagung senantiasa meresponnya dengan sadar agar semakin kokoh eksistensinya. Hal ini direalisasikan dengan melakukan upaya pemberdayaan melalui pengembangan potensi-potensi yang ada, serta melakukan inovasi-inovasi yang relevan dan signifikan dengan tanpa melupakan jati diri pesantren.

2. Dalam merumuskan strategi pengembangan peranan pesantren sebagai basis pemberdayaan masyarakat, hendaknya senantiasa mengoptimalkan peranan yang ada dalam diri pesantren sendiri dan masyarakat melalui partisipasi bersama dalam upaya pemberdayaan masyarakat. Sehingga hasil dari pelaksanaan program tersebut dapat berlangsung melalui prinsip pengendalian berdasarkan umpan balik dengan tekanan pada jangka panjang.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Taufik. 1979. Agama, Etos Kerja dan Perkembangan Ekonomi. Jakarta : LP3ES.

______________. 1987. Islam dan Masyarakat. Jakarta : LP3ES.291 Hlm. Ariono, Suyono. 1985. Kamus Antropologi. 1985. Akademika Presindo: Jakarta. Billah, M.M. 1986. “Pikiran Awal Pengembangan Pesantren”: P3M, 348 hlm. Cohen, J Bruce. Terjemahan oleh Sahat Simamora. 1992. Sosiologi Suatu

Pengantar. Jakarta : Rineka Cipta.

Dhofier, Zamakhsyari. 2011. Tradisi Pesantren Studi Tentang Pandangan Hidup Kiyai. Jakarta. LP3S.316 Hlm.

Faisal, Sanapiah. 1992. Format-format Penelitian Sosial : Dasar-dasar dan Aplikasi. Jakarta : CV. Rajawali.

Galba, Sindu, Pesantren sebagai Wadah Komunikasi, Jakarta: Depdikbud dan Rineka Cipta, 1995

Haidar Putra, Daulay. 2001. Historitas Dan Eksistensi Pesantren, Sekolah dan Madrasah. Yogyakarta: PT. Tiara Wacana.

Husein, Umar. 1999. Desain penelitian akuntansi keperilakuan : cara mudah menyusun skripsi dan tesis, dilengkapi dengan contoh pada setiap tahapan kerja dan contoh lengkap draft laporan untuk dikritisi. Jakarta :

RajaGrafindo Persada.

Kafrawi, Pembaharuan Sistem Pendidikan Pondok Pesantren : Sebagai Usaha Peningkatan Prestasi Kerja dan Pembinaan Kesatuan Bangsa, (Jakarta : Cemara Indah, 1978).

Kamanto, Sunarto. 1993. Pengantar Sosiologi. Jakarta : Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

Koentjaraningrat. 2002. Pengantar Ilmu Antropologi. Cetakan Kedelapan, Jakarta : Rineka Cipta.

______________.1977. Metode-Metode Penelitian Masyarakat. Gramedia: Jakarta.


(5)

Madjid, Nurcholis, Bilik-bilik Pesantren : Sebuah Potret Perjalanan, (Jakarta : Paramadina, Cet I, 1997).

Mahfudz, Sahal. 1994. Nuansa Fiqih Sosial. Yogyakarta : LkiS, cet. I. Moleong, Lexy, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya, 1993).

M. Hasyim, Affan, 2003. Menggagas Pesantren Masa Depan, Yogyakarta: CV. Qalam.

Nawawi, Hadari. 2003. Metode Penelitian Bidang Sosial. Gajah Mada university Press : Yogyakarta.

Nazir, Moh., Metode Penelitian, (Jakarta : Ghalia Indonesia, 1999).

Parsons, Talcott. 1990. Talcott Parsons dan Pemikirannya: Sebuah Pengantar. Yogyakarta: PT. Tiara Wacana, Cet. 1.

Poerwodarminto, W. J. S., Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta : Balai Pustaka, 1999).

Qomar, Mujamil. 2005. Pesantren. Jakarta : Erlangga.224 Hlm.

Rahardjo, M. Dawam, “Dunia Pesantren Dalam Peta Pembaharuan” dalam M. Dawam Rahardjo (ed), Pesantren dan Pembaharuan (Jakarta: LP3ES, 1974).

Roucek, S Joseph dan Warren, L Roland. Terjemahan oleh Sahat Simamora.1984. Pengantar Sosiologi. Jakarta : Bina Aksara.

SM, Ismail, “Signifikansi Peran Pesantren Dalam Pengembangan Masyarakat Madani” dalam Ismail SM dan Abdul Mukti (eds), Pendidikan Islam, Demokratisasi, Dan Masyarakat Madani (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2000).

Soekanto, Soerjono. 1982. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Grafindo. Suismanto, Menelusuri Jejak Pesantren, Yogyakarta: Alief Press, 2004. Suyata, “Pesantren Sebagai Lembaga Sosial Yang Hidup” dalam M.Dawam

Rahardjo (ed), Pergulatan Dunia Pesantren: Membangun dari Bawah, (Jakarta: P3M, 1985).

Tim Penyusun Kamus Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, Ed.3, 2003).


(6)

Umar, Husein. 1999. Desain Penelitian Akuntansi Keperilakuan : Cara Mudah Menyusun Skripsi dan Tesis, Dilengkapi dengan Contoh Pada Setiap Tahapan Kerja dan Contoh Lengkap Draft Laporan Untuk Dikritisi. Jakarta : Raja Grafindo Persada.

Usman, Husaini. 2008. Metodologi Penelitian Sosial. Bumi Aksara. Jakarta. Wahid, Abdurrahman., “Pesantren dan Pengembangannya”, dalam Kumpulan Tulisan dan Karangan Abdurrahman Wahid, Pesantren Tebu Ireng, Jombang, Bunga Rampai Pesantren, (Jakarta : CV. Dharma Bhakti, 1978).

Yacub, M. 1985. Pondok Pesantrem dan Pembangunan Masyarkat Desa. Bandung : Angkasa.150 Hlm.

Ziemek, Manfred, Pesantren dalam Perubahan Sosial, (Jakarta : Perhimpunan Pengembangan Pesantren dan Masyarakat (P3M), 1986.


Dokumen yang terkait

Persepsi Masyarakat Terhadap Pemakaian Gigitiruan Di Desa Ujung Rambung Kecamatan Pantai Cermin Kabupaten Serdang Bedagai Februari 2010

3 35 78

PERKAWINAN DI BULAN SURO BAGI MASYARAKAT DESA AMBARAWA KECAMATAN AMBARAWA KABUPATEN PRINGSEWU

1 10 57

PENINGKATAN GERAK DASAR SMASH DALAM PERMAINAN BULU TANGKIS MELALUI MODIFIKASI ALAT PADA SISWA KELAS VI (ENAM) SD NEGERI 2 JATIAGUNG KECAMATAN AMBARAWA KABUPATEN PRINGSEWU TAHUN PELAJARAN 2011/2012

1 17 53

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK TWO STAY TWO STRAY PADA SISWA KELAS IV SDN 2 JATIAGUNG KECAMATAN AMBARAWA KABUPATEN PRINGSEWU

0 6 78

PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP DEMOKRASI DALAM PEMILIHAN KEPALA DESA AMBARAWA KECAMATAN AMBARAWA KABUPATEN PRINGSEWU TAHUN 2012

1 36 62

STRATEGI PEMENANGAN CECEP SOFIUDDIN ALI DALAM PEMILIHAN KEPALA DESA WAY HUI KECAMATAN JATIAGUNG KABUPATEN LAMPUNG SELATAN

10 84 91

Peranan Pondok Pesantren Nurul Huda Al Hasyimiyyah Terhadap Kehidupan Masyarakat Desa Danawarih Kecamatan Balapulang Kabupaten Tegal tahun 1975 2003

2 43 87

HUBUNGAN LINGKUNGAN AKADEMIS DENGAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN SISWA KELAS V SDN 1 JATIAGUNG KABUPATEN PRINGSEWU

0 11 67

PERAN PONDOK PESANTREN MODERN “IMAM SYUHODO” DALAM PEMBINAAN MASYARAKAT DESA WONOREJO PERAN PONDOK PESANTREN MODERN “IMAM SYUHODO” DALAM PEMBINAAN MASYARAKAT DESA WONOREJO KECAMATAN POLOKARTO KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2010.

0 1 14

Seajarah pondok pesantren sunan drajat

0 1 1