8
II.2.2. Jenis-Jenis Pengolahan Limbah
Pengolahan limbah cair yang saat ini banyak dilakukan oleh pabrik tekstil adalah pengolahan kimiawi yaitu dengan koagulasi-flokulasi menggunakan
bahan kimia, pengolahan biologis dengan lagoon dan lumpur aktif atau gabungan keduanya. Bahan kimia koagulan yang banyak digunakan untuk
pengolahan kimiawi adalah ferosulfat, kapur, alum, PAC dan polielektrolit Shuval,1977 dalam Mas’ud, 1995. Pada beberapa pabrik cara ini dilanjutkan
dengan melewatkan air limbah melalui Zeolit suatu batuan alam dan arang aktif karbon aktif. Cara koagulasi umumnya berhasil menurunkan kadar bahan
organik COD, BOD sebanyak, 40-70 , Zeolit dapat menurunkan COD 10-40, dan karbon aktif dapat menurunkan COD 10-60 www.Forlink,2000.
Limbah hasil dari pengolahan kimiawi sebagai tahapan pengolahan pertama primary treatment dapat dicampur dengan semua aliran limbah yang
lain untuk dilanjutkan ke pengolahan biologi sebagai penanganan sekunder secondary treatment. Hal ini diperlukan untuk meningkatkan kualitas efluen
yang dihasilkan, dengan penanganan biologis akan terpisah 85-95 bahan organik didalam limbah industri Tyoso,1991.
Pengolahan biologis dilakukan untuk memisahkan senyawa organik koloidal dan yang terlarut melalui metabolisme mikrobial, sistem ini mengubah
senyawa organik yang biodegradable di dalam larutan menjadi senyawa organik yang tersuspensi dan terflokulasi sehingga dapat dipisahkan dengan proses
sedimentasi Tyoso,1991. Dengan memanfaatkan aktivitas mikroba biologi maka bahan-bahan yang ada dalam air limbah dapat dihancurkan menjadi bahan yang
mudah dipisahkan dan memberi efek pencemaran rendah sesuai dengan baku
mutu yang ditentukan. II.3. Baku Mutu dan Instalasi Pengolahan Limbah
II.3.1. Baku Mutu Limbah Cair Tekstil
Untuk menjamin terpeliharanya sumber daya air dari pembuangan limbah industri, pemerintah dalam hal ini Menteri Negara KLH telah menetapkan baku
mutu limbah cair yang dituangkan dalam Keputusan Menteri Negara KLH Nomor: Kep-03KLH II1991. Parameter utama pencemaran air untuk industri tekstil
adalah TSS Total Solid Suspended, BOD, COD, krom total, fenol, pH dan warna. Parameter lain yang perlu diperhatikan adalah laju alir debit dan beban
9
limbah, disamping itu kandungan logam seperti sulfida,amonia nitrogen, seng, tembaga, timbal dan Nikel dan bahan pencemar seperti benzena, naftalen,
kloroetilena, kloroetana, dan ftalat. Parameter ini dijadikan acuan batas maksimal limbah boleh dihasilkan oleh suatu industri atau sering disebut juga baku mutu
limbah. Tabel 1 memperlihatkan baku mutu limbah cair untuk industri tekstil yang sudah beroperasi.
Tabel 1 Baku mutu limbah cair untuk industri tekstil yang sudah beroperasi
Parameter Kadar maksimum
Beban pencemaran mgl
maksimum kgton
BOD 5 85
12,75 COD 250
37,5 TSS 50
9 Fenol Total
1 0,15
Krom Total 2
0,3 Minyak Dan Lemak
5 0,75
Ph 6,0 - 9,0; Debit limbah cair maksimum : 150 m
3
ton produk tekst
il www.menLh.go.id,2003
II.3.2. Instalasi Pengolahan Limbah