Watung 2010 mengatakan bahwa terdapat 4 faktor yang mempengaruhi Wajib Pajak dalam melakukan kewajiban perpajakannya antara lain : Pengetahuan
Wajib Pajak tentang pajak, pemahaman Wajib Pajak tentang peraturan perpajakan, manfaat yang dirasakan Wajib Pajak, dan sikap optimis Wajib Pajak
pada pajak.
2.1.5 Kesadaran Perpajakan
Kesadaran perpajakan adalah suatu kondisi dimana seseorang mengetahui, mengakui, menghargai dan menaati ketentuan perpajakan yang berlaku serta
memiliki kesungguhan dan kenginan untuk memenuhi kewajiban perpajakannya Muliari, 2011. Kesadaran merupakan hal yang penting untuk mendorong
kemauan Wajib Pajak dalam memenuhi kewajiban perpajakan. Perlu adanya kerelaan
dan keikhlasan
untuk membayar
pajak yang
telah menjadi
tanggungannya. Kesadaran untuk memenuhi kewajiban perpajakan tidak hanya tergantung kepada masalah-masalah teknis saja yang menyangkut metode
pemungutan, tarif pajak, teknis pemeriksaan, penyidikan, penerapan sanksi sebagai
perwujudan pelaksanaan
ketentuan peraturan
perudang-undangan perpajakan, dan pelayanan kepada Wajib Pajak tersebut akan memahuti peraturan
perundang-undangan perpajakan. Pada sebagian besar rakyat di seluruh negara tidak akan pernah menikmati
kewajibannya membayar pajak sehingga tidak memenuhinya tidak ada tanpa menggerutu. Sedikit saja yang merasa benar-benar rela dan merasa ikut
bertanggungjawab membiayai pemerintahan suatu negara, tidak banyak yang merasa bangga sudah membayar pajak dan ikut berpartisipasi dalam membiayai
negara Devano dan Rahayu, 2006:113. Kesadaran Wajib Pajak dalam membayar kewajiban pajak akan meningkat bilamana dalam masyarakat muncul persepsi
positif terhadap pajak. Meningkatnya pengetahuan perpajakan masyarakat
melalui pendidikan perpajakan baik formal maupun non formal akan berdampak positif terhadap kesadaran Wajib Pajak untuk membayar pajak. Karakteristik
Wajib Pajak yang dicerminkan oleh kondisi budaya, sosial, dan ekonomi akan dominan membentuk perilaku Wajib Pajak yang tergambar dalam tingkat
kesadaran mereka dalam membayar pajak. Penyuluhan pajak yang dilakukan secara intensif dan kontinyu akan dapat meningkatkan pemahaman Wajib Pajak
tentang kewajiban membayar pajak sebagai wujud kegotong royongan nasional dalam menghimpun dana untuk kepentingan pembiayaan pemerintahan dan
pembangunan nasional Suryadi, 2006. Wajib Pajak
dikatakan memiliiki kesadaran perpajakan Manik Asri, 2009 dalam Muliari,
2011
apabila sesuai dengan hal-hal berikut: 1 Mengetahui adanya undang-undang dan ketentuan perpajakan.
2 Mengetahui fungsi pajak untuk pembiayaan Negara. 3 Memahami bahwa kewajiban perpajakan harus dilaksanakan sesuai dengan
ketentuan yang berlaku. 4 Memahami fungsi pajak untuk pembiayaan negara.
5 Menghitung, membayar, melaporkan pajak dengan suka rela. 6 Menghitung, membayar, melaporkan pajak dengan benar
Menurut Irianto 2005 dalam Vanessa dan Priyono 2009 menguraikan beberapa bentuk kesadaran membayar pajak yang mendorong Wajib Pajak untuk
membayar pajak. Terdapat tiga bentuk kesadaran utama terkait pembayaran pajak.
Pertama, kesadaran bahwa pajak merupakan bentuk partisipasi dalam menunjang pembangunan negara. Dengan menyadari hal ini, Wajib Pajak mau membayar
pajak karena merasa tidak dirugikan dari pemungutan pajak yang dilakukan. Pajak disadari digunakan untuk pembangunan negara guna meningkatkan kesejahteraan
warga negara. Kedua, kesadaran bahwa penundaan pembayaran pajak dan pengurangan beban pajak sangat merugikan negara. Wajib Pajak mau membayar
pajak karena memahami bahwa penundaan pembayaran pajak dan pengurangan beban pajak berdampak pada kurangnya sumber daya finansial yang dapat
mengakibatkan terhambatnya pembangunan negara. Ketiga, kesadaran bahwa pajak ditetapkan dengan undang-undang dan dapat dipaksakan. Wajib Pajak akan
membayar karena pembayaran pajak disadari memiliki landasan hukum yang kuat dan merupakan kewajiban mutlak setiap warga negara.
2.1.6 Sistem Pungutan Pajak