mengetahui tata cara perhitungan pajak dan segala sesuatu yang berhubungan dengan peraturan pemenuhan perpajakan.
Self assesment system yang diterapkan mewajibkan Wajib Pajak untuk lebih mendalami peraturan perundang – undangan perpajakan yang berlaku agar
Wajib Pajak dapat melaksanakan kewajiban perpajakannya dengan baik. Penerapan self assesment system membuat Wajib Pajak harus aktif untuk
menghitung, membayar dan melaporkan sendiri besar pajaknya. Keaktifan Wajib Pajak dapat membuat Wajib Pajak merasa turut andil membantu negara dalam
meningkatkan kemakmuran dan kesejahteraan warga negara melalui membayar pajak. Wajib Pajak merasa transparan mengenai jumlah pajak yang harus
dibayarkan dengan mereka menghitung pajaknya sendiri sehingga timbul keikhlasan dalam membayarkan pajak sehingga penerimaan pajak terus
meningkat.
4.2.3 Pengaruh Persepsi Wajib Pajak atas Pemeriksaan Pajak terhadap
Kewajiban Membayar PPh Orang Pribadi
Hasil analisis
regresi menunjukkan
bahwa pemeriksaan
pajak berpengaruh positif terhadap pemenuhan kewajiban membayar PPh orang pribadi.
Artinya semakin tinggi pemeriksaan pajak akan semakin tinggi pula penerimaan PPh orang pribadi. Hasil tersebut didukung dengan hasil analisis deskripstif
sebagian besar responden menjawab pernyataan – pernyataan terkait pemeriksaan pajak memilih kolom setuju. Jumlah keseluruhan jawaban responden yang
memilih kategori setuju terkait pernyataan tentang pemeriksaan pajak sebanyak 322.
Pemeriksaan pajak dalam teori atribusi termasuk dalam faktor eksternal yang mempengaruhi sikap Wajib Pajak. Pemeriksaan menurut Undang– Undang
Perpajakan adalah serangkaian kegiatan menghimpun dan mengolah data, keterangan, danatau bukti yang dilaksanakan secara objektif dan profesional
berdasarkan suatu standar pemeriksaan untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan danatau untuk tujuan lain dalam rangka melaksanakan
ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan. Tujuan pemeriksaan pajak dan kewenangan pihak yang melakukan pemeriksaan sebagaimana dimuat dalam
Pasal 29 ayat 1 Undang-Undang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan menyatakan “Direktorat Jenderal Pajak berwenang melakukan pemeriksaan untuk
menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan Wajib Pajak dan untuk tujuan lain dalam rangka melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan
perpajakan”. Sesuai dengan tujuan pemeriksan, adanya pemeriksaan pajak dapat menjaga Wajib Pajak berada pada koridor peraturan perpajakan yang berlaku dan
meningkatkan kepatuhan perpajakan. Maka dengan adanya pemeriksaan pajak dapat mendorong Wajib Pajak untuk membayar pajaknya sehingga mempengaruhi
Wajib Pajak dalam memenuhi kewajiban membayar pajak. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Rahayu 2009 yang menunjukkan bahwa pemeriksaan berpengaruh terhadap peningkatan kepatuhan material Wajib Pajak di KPP Pratama Semarang Selatan.
Namun berbeda dengan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Suhendra
2010 dari hasil penelitiannya menunjukkan bahwa tingkat kepatuhan Wajib Pajak dan PPh terutang berpengaruh positif terhadap peningkatan PPh Badan pada
KPP, serta
pemeriksaan pajak
tidak berpengaruh
terhadap peningkatan
penerimaan PPh badan. Wicaksono 2006 berkesimpulan bahwa pemeriksaan pajak kurang berpengaruh terhadap upaya peningkatan kepatuhan Wajib Pajak,
baik secara formal maupun material.
4.2.4 Pengaruh