Sumber : BPS Propinsi Sulawesi Selatan, 2003
1. Luas Lahan Sawah
Luas lahan sawah Sulawesi Selatan pada tahun 2003 adalah 650.033 hektar yang terdiri dari lahan yang bisa ditanam dua kalilebih
setahun seluas 346.392 Ha, dapat ditanami satu kali setahun 280.022 Ha dan sementara tidak diusahakan 23.917 Ha. Sedangkan bila di rinci menurut
sistem pengairannya, lahan beririgasi seluas 391.781 Ha atau 60,27 persen dari total luas lahan sawah, lahan tadah hujan 256,859 ha atau 39,51 persen,
lahan pasang surut 1,086 ha atau 0,17 persen dan lebakfolder 605 ha atau 0,09 persen. Bila di bandingkan dengan tahun 2002, terlihat bahwa luaa sawah
yang dapat ditanami dua kalilebih bertambah seluas 14,648 ha atau 4,42 persen sedangkan lahan sawah satu kali tanam berkurang sekitar 16.853 ha
atau -5,68 persen serta luas lahan yang beririgasi berkurang 2,958 ha.
2. Produksi Pangan
Jenis tanaman pangan yang diusahakan di Sulawesi Selatan adalah padi, jagung, ubi kayu, ubi jalar, kacang tanah, kedelai dan kacang hijau.
Perkembangan produksi maupun luas panen dari masing-masing tanaman tersebut dapat dilihat pada uraian berikut ini :
2.1 . Padi Sawah.
Produksi gabah untuk padi sawah di Sulawesi Selatan pada tahun 2003 mencapai 3.989,781 ton. Bila dibandingkan dengan produksi gabah pada
tahun 2002 yaitu 3.873,712 ton, terjadi peningkatan sebesar 116.069 ton atau sekitar 2,99 persen. Pada tahun 2003, sebanyak 15,24 persen produksi padi di
Sulawesi Selatan dihasilkan oleh Kabupaten Bone dengan total produksi 608,138 ton gabah GKB, kemudian Kabupaten Wajo dan Sidrap dengan
jumlah produksi masing-masing adalah 452.377 ton atau 11,33 persen dan 384.886 atau 9,65 persen. Produksi terendah terdapat di Kota Pare-pare dan
Kabupaten Selayar dengan total produksi masing-masing 3.785 ton atau 0,09 persen dan 3.950 ton atau 0,10 persen.
Peningkatan produksi padi sawah pada tahun 2003 sangat dipengaruhi oleh bertambahnya luas panen sebesar 12.151 ha atau 1,47 persen
dari 827.929 ha, pada tahun 2002 menjadi 840.800 ha tahun 2003. Hal ini ditunjang oleh terjadinya peningkatan produktifitas sebesar 1,50 persen. Jika
pada tahun 2002 setiap hektar lahan sawah mampu menghasilkan rata-rata 46,79 kuintal gabah, maka pada tahun 2003 setiap hektar sawah mampu
menghasilkan rata-rata 47,49 kuintal gabah. Tabel 10
Luas Panen, HasilHa. Produksi Padi Sawah dan Perkembangannya Di Sulawesi Selatan Tahun 1999 – 2003
Thn Luas
Panen Perkem
bangan HasilHa
kg Perkem
bangan Produksi
ton Perkem
bangan
1999 2000
2001 2002
2003 872.545
793.843 -9,01 813.846 2,52
827.929 1,73 840.080 1,47
43,59 45,75 4,96
45,46 - 0,63 46,79 2,93
47,49 1,50 3.803,493
3.632,044 -4,51 3.699,720 1,86
3.873,712 4,71 3.989,781 2,99
Sumber : BPS Propinsi Sulawesi Selatan, 2003
2.2. Padi Ladang
Produksi padi ladang di Sulawesi Selatan tahun 2003 sebesar 13.298 ton atau 0.33 persen terhadap total produksi padi di
Sulawesi Selatan. Produksi tersebut diperoleh dari hasil panen seluas 7.225 ha, dengan produktifitas per ha sebesar 18,40 kuintal gabah. Dibandingkan
dengan kondisi tahun 2002, dengan produksi padi ladang sekitar 20.203 ton gabah, terdapat penurunan produksi sebesar 34,18 persen. Terjadinya
penurunan produksi tersebut karena berkurangnya luas panen sekitar 2.724 ha dengan penurunan produktifitas sebesar 9,40 persen
Penghasil padi ladang terbesar di Sulawesi Selatan pada tahun 2003 adalah Kabupaten Majene sekarang Sulbar dengan jumlah
produksi sebesar 2.535 ton, kemudian Takalar 2.355 ton, Jeneponto 2.009 ton dan mamuju 1.778 ton.
Tabel 11
Luas Panen, HasilHa. Produksi Padi Ladang dan Perkembangannya Di Sulawesi Selatan Tahun 1999 – 2003
Thn Luas
Panen Perkem
bangan HasilHa
kg Perkem
bangan Produksi
ton Perkem
bangan
1999 2000
2001 2002
2003 29.741
12.198 -58,99 13.419 10,01
9.949 - 25,86 7.225 - 27,38
22,65 21,96 - 3, 05
21,62 - 1,55 20,31 - 6,06
18,40 - 9,40 67.349
26.792 -60,22 29.016 8,30
20.203 -30,37 13.298 - 34,18
Sumber : BPS Propinsi Sulawesi Selatan, 2003
2.3. Jagung
Produksi Jagung Sulawesi Selatan tahun 2003 sekitar 650.832 ton, mengalami penurunan sebesar 1,54 persen bila dibandingkan
dengan produksi tahun 2002. Penurunan produksi ini akibat menurunnya produktifitas sebesar 1,66 kuintal atau 5,17 persen. Produsen jagung
terbesar adalah kabupaten Bantaeng sebanyak 132.693 ton, Jeneponto 125.776 ton dan Bone 109.913 ton. Perkembangan luas panen dan produksi
jagung tahun 1999-2003 dapat dilihat pada tabel 12 Tabel 12.
Luas Panen, HasilHa, Produksi Jagung dan Perkembangannya Di Sulawesi Selatan Tahun 1999-2003
Thn Luas
Panen Ha
Perkem Bangan
HasilHa ku
Perkem bangan
Produksi ton
Perkem bangan
1999 2000
2001 2002
2003 241.176
241.969 191.960
205.909 213.818
0,33 -20,67
7,27 3,84
27,04 26,16
26,85 32,10
30,44 -3,25
2,64 19,55
-5,17 652.223
633.020 515.405
661.005
650.832
-2,94 -18,58
28,25 -1,54
Sumber : BPS Propinsi Sulawesi Selatan, 2003.
3. Produksi Sayur-Sayuran dan Buah-Buahan
Selain padi dan palawija, komoditi pertanian tanaman pangan lainnya yang dihasilkan Sulawesi Selatan adalah sayur-sayuran dan buah-
buahan yang termasuk dalam kelompok tanaman hltikultura. Kondisi mengenai tanaman sayur-sayuran dan buah-buahan di Propinsi Sulawesi
selatan dapat dijabarkan lebih jauh dalam uraian berikut ini : 3.1.
Sayur-Sayuran Usaha peningkatan produksi sayur-sayuran merupakan salah satu
upaya untuk meningkatkan diversifikasi pangan. Selain itu pengembangan produksi sayur-sayuran diharapkan akan mendorong upaya peningkatan status
gizi masyarakat. Dari data yang ada diperoleh gambaran bahwa secara keseluruhan produksi sayur-sayuran di Sulawesi Selatan pada tahun 2003
adalah 327.032 ton, meningkat sebesar 142.040 ton atau 76,78 persen dibandingkan dengan produksi tahun 2002 yang besarnya 184.992 ton. Dari
17 komoditas sayur-sayuran yang dicakup dalam uraian ini, hanya bawang merah saja yang mengalami penurunan, yaitu sebesar -37,16 persen.
Beberapa komoditas sayuran yang mengalami peningkatan produksi yaitu PetsaiSawi sebanyak 326,52 persen , Ketimun 53,32 persen, KubisKol
41,19 persen, Wortel 31,84 persen dan Bawang putih 17,06 persen. Secara rinci produksi sayur-sayuran menurut komoditasnya dapat dilihat pada tabel
13 Tabel 13
Produksi Sayur-Sayuran Menurut Komoditas Di Sulawesi Selatan Tahun 2002-2003
Komoditas Sayur-Sayuran
2002 2003 Perkembangan
01. Bawang
Merah 02.
Bawang Putih 03.
Bawang Daun 04.
Kentang 05.
KubisKol 06.
Petsai Sawi 07.
Wortel 08.
Kacang Merah
09. Kacang
panjang 10.
C a b e 11.
Tomat 12.
Terung 13.
Buncis 14.
Ketimun 15.
Labu Siam 16.
Kangkung 17.
Bayam 29.130
28 14.107
7.720 9.215
5.018 5.602
8.841 9.988
42.805 13.984
9.955 6.561
4.568 5.683
7.087 4.700
18.304 33
15.214 8.812
13.011 21.403
7.386 8.840
10.224 44.415
14.490 10.581
7.094 7.004
5.772 7.757
5.396 -37,16
17,06 7,85
5,98 41,19
326,52 31,84
2,36 3,76
3,62 6,29
8,12 53,32
1,57 6,88
14,81
Jumlah 184.992
327.032 76,78
Sumber : BPS Propinsi Sulawesi Selatan, 2003. 3.2.
Buah-buahan Salah satu kelompok tanaman holtikultura yang banyak diusahakan
oleh masyarakat Sulawesi Selatan adalah tanaman buah-buahan, baik untuk tujuan komersial maupun untuk konsumsi sendiri. Dari sekian banyak
komoditas buah-buahan yang ada, terdapat 18 komoditas yang dikategorikan memiliki produksi yang cukup besar dan dicakup dalam uraian ini.
Secara keseluruhan, total produksi buah-buahan pada tahun 2003 sekitar 296.692 ton, lebih rendah dibandingkan dengan produksi pada tahun
2002 yang mencapai 709.662 ton. Hal ini menunjukkan penurunan sebesar 412.970 ton atau 58,19 persen.
Pada tahun 2003, hampir semua jenis buah-buahan mengalami penurunan kecuali Nenas sebesar 16,59 persen dan Rambutan 2, 65 persen.
Persentase penurunan produksi buah-buahan yang sangat tinggi terjadi pada jenis Pepaya sebesar -83,33 persen, Markisa -82,93 persen, Alvokat -71,75
persen, Sukun -66,41 persen dan Durian -62,42 persen, sedangkan jenis buah dengan penurunan terkecil adalah Sirsak sebesar -5,50 persen. Secarab rinci
produksi buah-buahan menurut komoditas dapat dilihat pada tabel 14 Tabel 14
Produksi Buah-Buahan Menurut Komoditas Di Sulawesi Selatan Tahun 2002-2003 ton
Komoditas Buah- Buahan
2002 2003 Perkembangan
01. Alvokat
02. Duku langsat
03. Durian
04. jambu Biji
05. Jeruk
06. Mangga
07. Nangka
08. Nenas
09. Pepaya
10. Pisang
11. Rambutan
12. Salak
13. Sawo
14. Sirsak
15. Sukun
9.121 27.086
23.349 11.132
147.389 84.543
20.778 5.884
20.545 165.948
13.992 7.179
843 1.963
3.992 25.77
11.289 8.775
7.084 68.732
32.608 14.583
6.860 3.424
98.973 14.363
6.262 613
1.855 1.341
-71,75 -58,32
-62,42 -36,36
-53,37 -61,43
-29,82 16,59
-83,33 -40,36
2,65 -12,77
-27,28 -5,50
-66,41
16. Manggis
17. Belimbing
18. Markisa
- 571
98.294 240
338 16.777
- -40,81
-82,93 Jumlah 709.662
296.692 -58,19
Sumber : BPS Propinsi Sulawesi Selatan, 2003
C. Model Personality Orang Gowa
Model personality adalah kepribadian rata-rata atau kepribadian menurut rasa budaya. Ia merupakan watak khas dalam bersikap dan berperilaku yang
mengamndung kecenderungan jiwa atau mental terhadap sesuatu yang menunjukkan arah, potensi dan dorongan menentukan sesuatu berdasarkan
pendirian yang dianut. Sementara pendirian itu sendiri adalah eksistensi jati diri; pola pikir yang diwarisi dan diterima lewat pengalaman, pemahaman dan
penghayatan. Pendirian itu sifatnya tetap walaupun sikap seseorang berubah, dan
perubahan sikap itu bukan karena perubahan pendirian, tetapi dari sumber lain dari luar. Sikap ini hanya dimengerti jika dikaitkan dengan konten dan konteks
perilaku. karena perilaku ini merupakan aktualisasi dan operasionalisasi sikap seseorang atau kelompok dalam atau terhadap suatu situasi Ndraha, 1997 :33 .
Pendirian, sikap dan perilaku yang searah menjadi identitas orang, baik sebagai individu maupun kelompok menyatu kedalam pola-pola budaya dari suatu
masyarakat. 1.
Tafsir Kepribadian dan Makna Simbol Orang Gowa yang mayoritas suku Makassar dapat dipahami dan
dibedakan berdasarkan pengakuan status kedalam dua kategori. Pertama, pengakuan status karena warisan Ascribed Status. Orang Gowa yang mayoritas
suku Makassar adalah individu dan kelompok yang memiliki ikatan : geneologis, sosial-kultural, perkawinan dan daerah dengan suku Makassar. Secara geneologis
dia adalah turunan dari orang tuanya yang berlatar belakang suku Makassar dan