Multikolinieritas Uji Heterokesdastisitas Uji Normalitas Uji Autokorelasi

4.6 Uji asumsi klasik

4.6.1 Multikolinieritas

Yaitu adanya hubungan linier antara variabel independen di dalam regresi. Dalam penelitian ini cara yang digunakan untuk mendeteksi adanya multikolinieritas yaitu dengan melakukan regresi auxiliary, model ini membandingkan antara koefisien determinasi R 2 dengan koefisen determinasi antar variabel independen r 1 , r 2, r 3 , dari regresi auxiliary diperoleh hasil sebagai berikut Tabel 4.6 Nilai Multikolinieritas Variabel dependen Variabel independen Nilai R 2 Pengangguran terbuka UMK, inflasi, pertumbuhan ekonomi 0,948045 r 1 UMK Inflasi, pertumbuhan ekonomi 0,374089 r 2 Inflasi UMK, pertumbuhan ekonomi 0,195135 r 3 Pertumbuhan ekonomi UMK, inflasi 0,794843 Dilihat dari tabel 4.4 diketahui bahwa R 2 r 1 , r 2 , r 3 hal ini menunjukan bahwa dalam model ini terbebas dari masalah multikolinieritas.

4.6.2. Uji Heterokesdastisitas

Heterokesdastisitas merupakan variabel gangguan mempunyai varian yang tidak konstan dari observasi ke observasi lain. Dalam penelitian metode yang digunakan adalah metode GLS Generalized Least Square yang pada intinya memberikan pembobotan kepada variasi data yang digunakan, yaitu kuadrat varians dari model. Program Eviwes memiliki fasilitas cross section weights dan white-cross section covariance yang mampu mengatasi masalah heterokesdastisitas. Gujarati. 2010.

4.6.3 Uji Normalitas

Dalam penelitian ini tidak digunakan uji normalitas karena pada dasarnya untuk jumlah observasi kurang dari 30 harus dilakukuan uji normalitas sedangkan untuk jumlah observasi lebih dari 30 tidak diperlukan uji normalitas karena distribusi sampling error term telah mendekati normal Ajija. 2011:42. Selain itu sampel dalam jumlah kecil yaitu dibawah 100 observasi asumsi kenormalan merupakan peranan yang penting dan untuk sampel dalam jumlah besar asumsi kenormalan dapat diabaikan Gujarati, 2010.

4.6.4 Uji Autokorelasi

Yaitu adanya korelasi antara anggota observasi satu dengan observasi lain yang berlainan waktu. Deteksi autokorelasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan cara uji Durbin-Watson d. Keputusan ada tidaknya autokorelasi didasarkan pada tabel yang dijelaskan di depan bahwa apabila nilai dari Durbin- Watson statistik berada pada area d u ≤ d ≤ 4-d u hal ini menunjukan bahwa menerima Ha yang berarti tidak ada autokorelasi positif negatif. d L d u 4-d u 4-d L 4 Aut okorelasi posit if Tidak ada keput us an Tidak ada aut okorelasi Tidak ada keput us an Aut okorel asi negat if Hasil dari DW statistik yaitu sebesar 1,983737, pada taraf signifikansi 5 0,05 dengan jumlah observasi N sebesar 210 dan jumlah variabel independen tanpa konstanta k yaitu 3 pada DW tabel diperoleh nilai d L sebesar 1,738 dan d u sebesar 1,799. Nilai DW statistik berada pada area d u ≤ d ≤ 4-d u yaitu 1,799 ≤ 1,983 ≤ 2,201 hal ini menunjukan bahwa Ha diterima yang berarti tidak ada autokorelasi positif negatif.

4.7 Pembahasan

Dokumen yang terkait

PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, UPAH MINIMUM, TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA, DAN INFLASI TERHADAP KEMISKINAN DI INDONESIA TAHUN 2009 2011

1 18 107

ANALISIS INFLASI, PERTUMBUHAN EKONOMI DAN UPAH TERHADAP PENGANGGURAN TERDIDIK DI PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2009 2013

2 20 88

ANALISIS PENGARUH INFLASI, TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA DAN UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA TERHADAP JUMLAH PENDUDUK Analisis Pengaruh Inflasi, Tingkat Pengangguran Terbuka Dan Upah Minimum Kabupaten/Kota Terhadap Jumlah Penduduk Miskin Di Provinsi Jawa Teng

0 4 15

ANALISIS PENGARUH INFLASI, TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA DAN UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA TERHADAP JUMLAH PENDUDUK Analisis Pengaruh Inflasi, Tingkat Pengangguran Terbuka Dan Upah Minimum Kabupaten/Kota Terhadap Jumlah Penduduk Miskin Di Provinsi Jawa Teng

0 3 13

PENDAHULUAN Analisis Pengaruh Inflasi, Tingkat Pengangguran Terbuka Dan Upah Minimum Kabupaten/Kota Terhadap Jumlah Penduduk Miskin Di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2011-2014.

0 2 14

ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, UPAH MINIMUM DAN PENGANGGURAN TERHADAP TINGKAT KONSUMSI Analisis Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Upah Minimum Dan Pengangguran Terhadap Tingkat Konsumsi Masyarakat Di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2007-2015.

1 3 14

ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, UPAH MINIMUM DAN PENGANGGURAN TERHADAP TINGKAT KONSUMSI Analisis Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Upah Minimum Dan Pengangguran Terhadap Tingkat Konsumsi Masyarakat Di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2007-2015.

0 4 16

ANALISIS PENGARUH INFLASI, INVESTASI, UPAH MINIMUM DAN PERTUMBUHAN EKONOMI TERHADAP PENGANGGURAN DI EKS- Analisis Pengaruh Inflasi, Investasi, Upah Minimum Dan Pertumbuhan Ekonomi Terhadap Pengangguran Di Ekskarisidenan Surakarta Periode Tahun 2010-2014.

1 5 15

ANALISIS PENGARUH INFLASI, INVESTASI, UPAH MINIMUM DAN PERTUMBUHAN EKONOMI TERHADAP PENGANGGURAN DI EKS- Analisis Pengaruh Inflasi, Investasi, Upah Minimum Dan Pertumbuhan Ekonomi Terhadap Pengangguran Di Ekskarisidenan Surakarta Periode Tahun 2010-2014.

0 4 16

Analisis Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Upah Minimum, Tingkat Pengangguran Terbuka terhadap Kemiskinan di Provinsi Sumatera Utara Tahun 2009 – 2013

0 0 15