Uji Multikolinieritas Uji Heteroskedastisitas

49 Dari tabel 4.9, dapat dijelaskan bahwa nilai signifikansi pada Linearity untuk dua variabel, yaitu variabel profesionalisme guru Y dengan pendidikan X 1 sebesar 0,000, profesionalisme guru Y dengan pelatihan X 2 sebesar 0,000, dan profesionalisme guru Y dengan pengalaman mengajar X 3 sebesar 0,000. Karena nilai signifikansi pada Linearity dari ketiga hubungan variabel tersebut kurang dari 0,05, maka ketiga hubungan antara dua variabel tersebut linier, sehingga analisis regresi ganda dapat dilakukan.

3. Uji Multikolinieritas

Uji multikolinieritas bertujuan untuk melihat ada tidaknya korelasi yang tinggi antara variabel bebas dalam suatu model regresi linier berganda. Jika ada korelasi yang tinggi antara variabel bebasnya, maka hubungan variabel bebas terhadap variabel terikat menjadi terganggu. Model regresi yang baik mensyaratkan tidak adanya masalah multikolinieritas. Untuk mendeteksi ada tidaknya multikolinieritas, dalam penelitian ini menggunakan cara dengan membandingkan nilai r 2 dengan R 2 hasil regresi. Kriteria pengambilan keputusan untuk uji multikolinieritas yaitu: jika r 2 R 2 , maka dapat disimpulkan tidak terjadi masalah multikolinieritas, jika r 2 R 2 , maka terjadi masalah multikolinieritas. Hasil uji multikolinieritas dalam penelitian ini dengan menggunakan SPSS versi 17.0 menunjukkan bahwa: 50 Tabel 4.10 Hasil Uji Multikolinieritas Model Summary Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1 .875 a .765 .745 8.757 a. Predictors: Constant, Pengalaman Mengajar, Pendidikan, Pelatihan Model Summary Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1 .830 a .689 .680 .456 a. Predictors: Constant, Pelatihan Model Summary Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1 .640 a .410 .394 .627 a. Predictors: Constant, Pengalaman Mengajar Model Summary Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1 .653 a .426 .410 5.964 a. Predictors: Constant, Pengalaman Mengajar Dari tabel 4.10 di atas, dapat dijelaskan bahwa nilai r 2 antara variabel pendidikan X 1 dengan pelatihan X 2 sebesar 0,689, pendidikan X 1 dengan pengalaman mengajar X 3 sebesar 0,410, dan pelatihan X 2 dengan pengalaman mengajar X 3 sebesar 0,426. Sementara, nilai R 2 dari hasil regresi ganda sebesar 0,765. Karena ketiga nilai r 2 tersebut menunjukkan bahwa r 2 R 2 , maka dapat disimpulkan tidak terjadi masalah multikolinieritas. Oleh karena itu, analisis regresi ganda dapat dilakukan. 51

4. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk melihat apakah terdapat ketidaksamaan varians dari residual pada model regresi. Model regresi yang memenuhi persyaratan yaitu terdapat kesamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain atau disebut homoskedastisitas. Uji heteroskedastisitas dalam penelitian ini menggunakan SPSS versi 17.0 dengan metode Spearman’s rho. Kriteria pengambilan keputusan pada uji heteroskedastisitas yaitu, jika nilai signifikansi antara variabel bebas dengan residual lebih dari 0,05, maka tidak terjadi masalah heteroskedastisitas, tetapi jika signifikansi kurang dari 0,05, maka terjadi masalah heteroskedastisitas. Hasil uji heteroskedastisitas menunjukkan bahwa: Tabel 4.11 Hasil Uji Heteroskedastisitas Pendidi kan Pelatih an Pengalama n Mengajar Unstandardized Residual Spearmans rho Pendidikan Correlation Coefficient 1.000 .849 .575 -.069 Sig. 2-tailed . .000 .000 .679 N 38 38 38 38 Pelatihan Correlation Coefficient .849 1.000 .579 -.085 Sig. 2-tailed .000 . .000 .613 N 38 38 38 38 Pengalaman Mengajar Correlation Coefficient .575 .579 1.000 -.045 Sig. 2-tailed .000 .000 . .790 N 38 38 38 38 Unstandardized Residual Correlation Coefficient -.069 -.085 -.045 1.000 Sig. 2-tailed .679 .613 .790 . N 38 38 38 38 52 Dari tabel 4.11, dapat dijelaskan bahwa nilai signifikansi variabel pendidikan X 1 sebesar 0,679, variabel pelatihan X 2 sebesar 0,613, dan variabel pengalaman mengajar X 3 sebesar 0,790. Karena nilai signifikansi dari ketiga variabel tersebut lebih dari 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi masalah heteroskedastisitas. Model regresi yang baik mensyaratkan tidak adanya masalah heteroskedastisitas, sehingga analisis regresi ganda dapat dilakukan.

5. Uji Autokorelasi

Dokumen yang terkait

PENGARUH SUPERVISI AKADEMIK TERHADAP KINERJA GURU DALAM PEMBELAJARAN DI SEKOLAH DASAR DAERAH BINAAN I KECAMATAN PENGADEGAN KABUPATEN PURBALINGGA

4 62 179

HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN, PELATIHAN DAN PENGALAMAN MENGAJAR DENGAN PROFESIONALISME TUTOR PENDIDIKAN KEAKSARAAN FUNGSIONAL DI KABUPATEN DELI SERDANG.

0 0 2

PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH, HUBUNGAN ANTAR GURU, DAN PROFESIONALISME GURU TERHADAP KINERJA GURU SEKOLAH DASAR DI KECAMATAN UNGARAN BARAT KABUPATEN SEMARANG.

0 0 13

PENGARUH PROFESIONALISME GURU DAN PENGALAMAN MENGAJAR TERHADAP KINERJA PADA GURU PENGARUH PROFESIONALISME GURU DAN PENGALAMAN MENGAJAR TERHADAP KINERJA PADA GURU SMP NEGERI 2 GOMBANG CAWAS KLATEN TAHUN 2011-2012.

0 0 16

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP PROFESIONALISME MENGAJAR DENGAN KINERJA GURU Hubungan Antara Persepsi Terhadap Profesionalisme Mengajar Dengan Kinerja Guru Sekolah Dasar Di Kecamatan Nawangan.

0 2 16

PENDAHULUAN Hubungan Antara Persepsi Terhadap Profesionalisme Mengajar Dengan Kinerja Guru Sekolah Dasar Di Kecamatan Nawangan.

0 2 9

PENGARUH KELOMPOK KERJA GURU DAN SUPERVISI KEPALA SEKOLAH TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU SEKOLAH DASAR DI WILAYAH IV KABUPATEN SUMEDANG.

0 2 68

Pengaruh Tingkat Pendidikan, Pelatihan dan Pengalaman Mengajar Terhadap Profesionalisme Guru Mata Diklat Teknik Audio - Video SMK Negeri di Kota Semarang.

2 8 81

PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN PROFESIONALISME GURU TERHADAP KINERJA GURU SEKOLAH DASAR NEGERI DI KECAMATAN PAGUYANGAN KABUPATEN BREBES.

0 0 86

KONTRIBUSI PELATIHAN DAN PENGALAMAN MENGAJAR TERHADAP PROFESIONALISME GURU SEKOLAH DASAR NEGERI DI KECAMATAN SEMIN KABUPATEN GUNUNGKIDUL.

0 0 141