23
tentang belajar siswa, akan tetapi ditekankan kepada upaya membantu siswa agar mampu mempelajari. Karena gambaran tentang kemajuan
belajar itu diperlukan sepanjang proses pembelajaran, maka penilaian tidak dilakukan di akhir periode semester, tetapi dilakukan bersama denga
terintegrasi tidak terpisahkan dari kegiatan pembelajaran.
Authentic Assesment memiliki karakteristik 1 dilaksanakan selama dan sesudah proses pembelajaran berlangsung; 2 bisa digunakan
untuk formatif maupun sumatif; 3 yang diukur keterampilan dan performansi bukan mengingat fakta 4 berkesinambungan; 5
terintegrasi; 6 dapat digunakan sebagai feed back.
2.3.5 Strategi Pembelajaran Kontekstual
Menurut Masnur Muslich 2009:41 Center Of Occupational and Development CORD menyampaikan lima strategi bagi pendidik dalam rangka
penerapan pembelajaran kontekstual, yang disingkat dengan REACT, yaitu 1 Relating adalah bentuk belajar dalam konteks kehidupan nyata atau
pengalaman nyata. Pembelajaran harus digunakan untuk menghubungkan situasi sehari-hari dengan informasi baru untuk dipahami atau dengan
problema untuk dipecahkan.
2 Experiencing adalah belajar dalam konteks eksplorasi, penemuan dan penciptaan. Ini berarti bahwa pengetahuan yanh diperoleh siswa mwlalui
pembelajaran yang mengedepankan proses berpikir kritis lewat siklus inquiry.
3 Applying adalah belajar dalam bentuk pererapan asil belajar ke dalam penggunaan dan kebutuhan praktis. Dalam praktiknya, siswa
menerapkan konsep dan informasi ke dalam kebutuhan kehidupan mendatang yang dibayangkan.
4 Cooperating adalah belajar dalam bentuk berbagi informasi dan
pengalaman, saling merespons dan saling komunikasi. Bentuk belajar ini tidak hanya membantu siswa belajar tentang materi, tetapi juga konsisten
dengan penekanan belajar kontekstual dalam kehidupan nyata. Dalaam kehidupan nyata siswa akan hidup berdampingan dan berkomunikasi
dengan warga lain.
5 Transferring adalah kegiatan belajar dalam memanfaatkan pengetahuan
dan pengalaman berdasarkan konteks baru untuk mendapatkan pengetahuan dan pengalaman belajar yang baru.
24
2.3.6 Rencana Pembelajaran Kontekstual
Pembelajaran kontekstual merupakan rencana kegiatan kelas yang dirancang guru. Program tersebut berisi skenario tahap demi tahap tentang apa
yang dilakukan bersama siswa. Menurut Depdiknas 2003:23 penyusunan program pembelajaran RP
berbasis kontekstual yaitu 1 menyatakan kegiatan utama pembelajaran yaitu sebuah pernyataan kegiatan siswa yang merupakan gabungan antara kompetensi
dasar, materi pokok, dan indikator pencapaian hasil belajar; 2 menyatakan tujuan umum pembelajaran; 3 merinci media untuk mendukung kegiatan; 4
membuat skenario tahap demi tahap kegiatan siswa; 5 menyatakan authentik assessment yaitu dengan data apa siswa dapat diamati partisipasinya dalam
pembelajaran.
Menurut Masnur, 2009:53 secara teknis rencana pembelajaran minimal mencakup komponen-komponen berikut, yaitu 1 standar kompetensi,
kompetensi dasar, dan indikator pencapaian hasil belajar; 2 tujuan pembelajaran; 3 materi pembelajaran; 4 pendekatan dan metode pembelajaran; 5 langkah-
langkah kegiatan pembelajaran: 6 alat dan sumber belajar; 7 evaluasi pembelajaran.
Program untuk pembelajaran kontekstual lebih menekankan pada skenario pembelajaran, yaitu rencana pembelajaran konteksual yang
dikembangkan paham konstruktivis, lebih menekankan pada tahap-tahap kegiatan yang mencerminkan proses pembelajaran siswa, media atau sumber pembelajaran
yang dipakai. Rumusan tujuan yang spesifik bukan menjadi prioritas dalam penyusunan pembelajaran kontekstual karena yang akan dicapai lebih pada
kemajuan proses belajarnya.
2.3.7 Kelebihan dan Kelemahan Pendekatan Kontekstual