35
pemanfaatan bioteknologi dalam pengolahan makanan antara lain, tempe, keju, dan yoghurt. Tempe yang berbahan dasar kacang kedelai dibuat dengan cara
memanfaatkan jamur tertentu. Tape, keju, dan yoghurt diolah dengan cara memanfaatkan bakteri tertentu.
b. Pengawetan Makanan
Makanan merupakan benda yang cepat dan mudah membusuk. Jika dibiarkan dalam waktu yang cukup lama, makanan akan ditumbuhi dan dibusukkan
oleh jamur atau bakteri. Berdasarkan sifat makanan yang cepat membusuk, manusia berpikir untuk mencari cara agar makanan dapat bertahan lama. Bagaimana
caranya? Caranya adalah dengan pengawetan. Pengawetan dapat membuat makanan menjadi tahan lama. Pengawetan makanan dapat dilakukan dengan beberapa cara,
yaitu pengasinan, pengalengan, pembotolan, penggunaan bahan pengawet, dan sterilisasi.
Kamu harus berhati-hati dengan makanan yang diawetkan dengan bahan pengawet. Hal itu disebabkan banyak makanan yang diawetkan dengan bahan
pengawet yang dilarang oleh pemerintah. Jika kamu membeli makanan atau minuman dalam kemasan, perhatikan tanggal kedaluwarsanya. Jika kamu
mengonsumsi makanan yang melewati tanggal kedaluwarsa, kamu dapat mengalami keracunan.
2.3 Kerangka Berpikir
Pembelajaran IPA di sekolah diharapkan dapat memberikan berbagai pengalaman pada anak yang mengijinkan mereka untuk melakukan berbagai
penelusuran ilmiah yang relevan. Namun hasil observasi yang ditemukan di SDN
36
02 Sidorejo menunjukkan pembelajaran IPA hanya diajarkan dengan menggunakan model pembelajaran konvensional yang tidak menarik minat siswa
SD. Siswa hanya mengandalkan guru sebagai sumber belajar, sehinggga proses pembelajaran yang terjadi hanya satu arah dan siswa tidak terlibat aktif dalam
kegiatan pembelajaran yang berlangsung. Hal tersebut menyebabkan aktivitas dan hasil belajar IPA menjadi kurang maksimal. Oleh karena itu, diperlukan strategi
pembelajaran alternatif agar lebih efektif dalam pelaksanaan pembelajaran IPA. Pendekatan CTL diharapkan cukup efektif untuk dilaksanakan dalam
pembelajaran materi sumber daya alam karena dapat memberikan kontribusi yang positif bagi peningkatan perkembangan intelektual siswa. Dengan adanya
pendekatan CTL ini juga dapat menciptakan pembelajaran yang menyenangkan sehingga siswa akan tertarik, tidak merasa jenuh, dan pastinya turut berperan aktif
dalam kegiatan pembelajaran. Selain itu penelitian eksperimen yang dilaksanakan oleh peneliti juga dapat menjadi pembuktian apakah penggunaan pendekatan CTL
dalam pembelajaran benar-benar efektif untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa atau tidak.
2.4
Hipotesis
Ho1: Tidak ada perbedaan aktivitas belajar siswa antara yang memperoleh pembelajaran CTL dan yang memperoleh pembelajaran konvensional.
Ha1: Ada perbedaan aktivitas belajar siswa antara yang memperoleh pembelajaran CTL dan yang memperoleh pembelajaran konvensional.
Ho2: Tidak ada perbedaan hasil belajar siswa antara yang memperoleh pembelajaran CTL dan yang memperoleh pembelajaran konvensional.
37
Ha2: Ada perbedaan hasil belajar siswa antara yang memperoleh pembelajaran CTL dan yang memperoleh pembelajaran konvensional.
Ho3: Aktivitas belajar siswa yang memperoleh pembelajaran CTL lebih rendah dibandingkan dengan yang memperoleh pembelajaran konvensional.
Ha3: Aktivitas belajar siswa yang memperoleh pembelajaran CTL lebih tinggi dibandingkan dengan yang memperoleh pembelajaran konvensional.
Ho4: Hasil belajar siswa yang memperoleh pembelajaran CTL lebih rendah dibandingkan dengan yang memperoleh pembelajaran konvensional.
Ha4: Hasil belajar siswa yang memperoleh pembelajaran CTL lebih tinggi dibandingkan dengan yang memperoleh pembelajaran konvensional.
38
BAB 3 METODE PENELITIAN
3.1 Populasi dan Sampel
3.1.1 Populasi
Menurut Sugiyono 2011:119 populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyeksubyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu
yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini yaitu siswa di Sekolah Dasar
Negeri 02 Sidorejo tahun pelajaran 20122013. Dasar pemilihan populasi ini adalah bahwa sekolah dasar tersebut memiliki tingkat homogenitas yang sama
dilihat dari nilai akreditasi yaitu terakreditasi B, selain itu juga menggunakan kurikulum yang sama.
3.2.2 Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi Sugiyono 2011:120. Pengambilan sampel dalam penelitian ini
menggunakan teknik sampel jenuh total sampling yaitu sampel yang diambil dari seluruh anggota populasi yang ada. Populasi sekolah tersebut berjumlah 61
siswa. Dari populasi tersebut, kelas IV A dijadikan sebagai kelompok eksperimen dan kelas IV B dijadikan sebagai kelompok kontrol. Pemilihan
kelompok dalam penelitian ini dilakukan secara acak.