Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri PKLM

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri PKLM

Akhir-akhir ini dan mungkin kedepan, pemberitaan soal pajak di media-media masih hangat, apalagi tingkat kesadaran masyarakat Indonesia dalam melakukan pembayaran pajak sebagai alasan meningkatnya utang pemerintah Indonesia.pemerintah terpaksa menambah utang guna memenuhi dana yang diperlukan untuk belanja negara. Utang kita makin naik karena masih banyak yang tidak bayar pajak. Sementara belanjanya banyak untuk bangun infrastruktur.Indonesia saat ini berada dalam posisi untuk mengejar ketertinggalannya dari negara-negara tetangganya.Bila melihat kondisi Indonesia saat ini, masih banyak sekali ketertinggalan, terutama dalam bidang infrastuktur.Sebagai catatan, utang pemerintah Indonesia hingga Oktober 2013 mencapai Rp2.276,98 triliun. Bila dilihat secara years to date, jumlah utang ini terus mengalami kenaikan hingga mencapai 15,13 dibandingkan akhir tahun 2012 senilai Rp1.977,71 triliun. Pada tahun 2014 pemerintah memulai meningkatkan kinerjanya sejak awal tahun. Buktinya, realisasi kinerja pada sebulan pertama tahun ini meningkat dibandingkan periode sama tahun lalu. Kementerian Keuangan mencatat penerimaan negara sepanjang Januari 2014 sudah terkumpul Rp. 91,46 triliun atau 5,5 dari target di Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara APBN 2014. Jika dibandingkan Universitas Sumatera Utara 2 dengan periode yang tahun lalu realisasi pendapatan naik 4,9. Selain penerimaan pajak, pada awal tahun ini Kementerian Keuangan juga mengatur kinerja penerbitan surat utang. Sampai awal Februari penerbitan surat utang sudah mencapai Rp 80,95 triliun atau 39,5 dari target 2014 sebesar Rp 205,07 triliun. Berdasarkan fakta diatas, pemerintah dalam hal ini Direktorat Jenderal Pajak Dirjen Pajak sebagai aparat perpajakan, mempunyai tugas yang cukup berat dalam memenuhi pendapatan negara yang telah ditetapkan dalam APBN.Sehingga aparat pajak harus aktif dalam melaksanakan pembinaan, dan pengawasan terhadap pelaksanaan perpajakan dari Wajib Pajak agar Wajib Pajak mematuhi peraturan yang telah ditentukan dalam Undang-Undang Perpajakan.Untuk meningkatkan penerimaan pajak, pemerintah telah berulangkali melakukan pembaharuan Undang-Undang Perpajakan.Dahulu sebelum adanya tax reform, Indonesia menganut sistem official assessmentlalu diadakan tax reform dimana sistem official assessment diganti menjadi self assessment. Dalam self assessment, Wajib Pajak diberi kepercayaan dan tanggung jawab untuk menghitung, memperhitungkan, membayar dan melaporkan sendiri besarnya pajak yang harus dibayar sesuai dengan Ketentuan Peraturan Perundang-undangan Perpajakan KUP. Selain wajib melunasi kewajiban perpajakan, Wajib Pajak juga diberi keringanan dalam membayar pajak yaitu bila sudah sampai pada batas waktu pelunasan pajak ternyata wajib pajak belum bisa melunasi seluruh pajaknya karena sesuatu hal yang diperbolehkan berdasarkan Undang-Undang Perpajakan, maka Wajib Pajakdapat mengajukan surat permohonan angsuran pembayaran pajak yang Universitas Sumatera Utara 3 terutang dan disampaikan kepada Dirjen Pajak.Dirjen Pajak akan mengambil keputusan untuk mengabulkan atau menolak, menurut Peraturan Direktorat Jendral Pajak Nomor PER-38PJ2008 Tentang Tata Cara Pemberian Angsuran dan Penundaan Pembayaran Pajak. Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik untuk mengetahui dan mendalami bagaimana proses pemberian keputusan persetujuan angsuran atas utang pajak. Oleh karena itu penulis memilih Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Polonia sebagai tempat penelitian yang hasilnya akan dituangkan dalam skripsi minor yang diberi judul: “Proses Pemberian Keputusan Persetujuan Angsuran Atas Utang Pajak Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Polonia”.

B. Tujuan dan Manfaat Praktik Kerja Lapangan Mandiri PKLM