Konsep Penghubung Wewenang Jurusita Pajak

Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa penghapusan utang merupakan penghapusan atau dihapuskannya hutang wajib pajak dikarenakan pembatalan surat ketetapan pajak atau wajib pajak mengalami kebangkrutan maupun mengalami kesulitan likuiditas. 2.1.4 Pengertian Kepatuhan Perpajakan Menurut Safri Nurmantu dalam buku Siti Kurnia Rahayu, menyatakan bahwa: “Kepatuhan Material adalah suatu keadaan dimana wajib pajak secara substantif atau hakikatnya memenuhi semua ketentuan material perpajakan, yakni sesuai isi dan jiwa Undang-Undang Perpajakan. Kepatuhan material dapat juga meliputi kepatuhan formal.” 2010 : 138 Sedangkan menurut Widi Widodo menyatakan bahwa : “Kepatuhan material dapat diidentifikasi dari : 1. Kesesuaian jumlah kewajiban pajak yang harus dibayar dengan perhitungan sebenarnya. 2. Penghargaan terhadap indepedensi akuntan publickonsultan pajak 3. Besarkecilnya jumlah tunggakan pajak” 2010:70

2.1.5 Konsep Penghubung

Dalam penerimaan pajak kepatuhan wajib pajak dalam melunasi utang pajaknya merupakan factor yang cukup penting mengingat pajak merupakan penerimaan Negara yang cukup besar. Pemungutan pajak oleh pemerintah diatur oleh undang – undang, oleh karena itu pemerintah melakukan tindakan yang tegas untuk wajib pajak yang menghindari pemungutan pajak. Tindakan yang dilakukan adalah dengan penagihan pajak yaitu upaya memaksa wajib pajak untuk melaksanakan kewajibannya. Menurut Undang – Undang no 19 Pasal 1 butir 9, dalam buku Siti Kurnia Rahayu 2010:196 menyatakan bahwa : “Penagihan pajak dengan surat paksa adalah serangkaian tindakan agar penanggung pajak melunasi utang pajak dan biaya penagihan pajak dengan menegur, melaksanakan penagihan seketika sekaligus, memberitahukan surat paksa, mengusulkan pencegahan, melaksanakan penyitaan, melaksanakan penyanderaan, menjual barang yang telah disita. Penagihan pajak yang terutang oleh Wajib Pajak harus dilakukan untuk tercapainya realisasi pencairan tunggakan pajak yang mengakibatkan penerimaan kekas negara menjadi bertambah. Menurut Waluyo dalam buku “Perubahan Undang-Undang Perpajakan dan Reformasi “ menyatakan bahwa : “Perkembangan jumlah tunggakan pajak dari waktu ke waktu menunjukan jumlah yang sangat besar. Peningkatan jumlah tunggakan pajak ini masih belum dapat diimbangi dengan kegiatan pencairannya, namun demikian secara umum penerimaan dibidang pajak semakin meningkat. Terhadap tunggakan pajak dimaksud perlu dilaksanakan tindakan penagihan pajak yang mempunyai kekuatan hukum yang memaksa”. 2000:238 Untuk itu hasil pencairan tunggakan pajak atau penerimaan pajak dapat digunakan untuk membiayai pembangunan yang bersifat umum, artinya pembangunan untuk kepentingan rakyat banyak agar seluruh masyarakat Indonesia dapat menikmatinya dimasa yang akan datang. Jadi semakin optimalnya peranan pelaksanaan penagihan pajak kepada Wajib Pajak yang menunggak maka akan meningkat pula pencairan tunggakan pajak yang mengakibatkan penerimaan pajak meningkat. Pencairan tunggakan pajak akan optimal jika didukung oleh Fiskus yang mengerti dan memahami tentang perpajakan, mempunyai rasa tanggung jawab, serta Wajib Pajak yang sadar akan pentingnya pembayaran pajak. Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa peranan pelaksanaan penagihan pajak sangat diperlukan karena mempunyai pengaruh dalam pencairan tunggakan pajak. Menurut Chaizi Nasucha, dalam Siti Kurnia Rahayu 2010:138 menyatakan bahwa kepatuhan Wajib Pajak dapat diidentifikasikan dari: “Kepatuhan Wajib Pajak dalam mendaftarkan diri, kepatuhan untuk melaporkan kembali surat pemberitahuan, kepatuhan dalam perhitungan dan pembayaran pajak terutang, dan kepatuhan dalam pembayaran tunggakan” Teori pendukung yang menghubungkan menurut Gatot S.M. Faisal adalah sebagai berikut: “Di samping bertujuan untuk mencairkan tunggakan pajak, tindakan penagihan pajak dengan surat paksa juga merupakan wujud law enforcement untuk meningkatkan kepatuhan yang menimbulkan aspek psikologis bagi wajib pajak”. 2009:225

2.2 Kerangka Pemikiran

Pajak merupakan sumber penghasilan utama pemerintah untuk membiayai anggaran belanja pada suatu negara. Semakin besar suatu negara maka semakin besar pula dana yang dibutuhkan dari sektor pajak untuk membiayai anggaran belanja negara tersebut. Di Indonesia saja, sektor pajak merupakan penyumbang penghasilan utama bagi Anggaran Penerimaan dan Belanja Negara APBN. Pengertian pajak menurut Liberti Pandiangan 2008: 113 menyatakan bahwa: “Pajak adalah kontribusi wajib kepada Negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang-undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar- besarnya kemakmuran rakyat”. Dalam pelaksanaan peraturan perundang – undangan perpajakan sering terdapat utang pajak yang tidak dilunasi oleh wajib pajak sebagaimana mestinya, kenyataannya saat ini masih dijumpai adanya tunggakan pajak sebagai akibat tidak dilunasinya utang wajib pajak. Bagi wajib pajak yang kurang atau tidak patuh dalam melaksanakan kewajiban perpajakannya maka Direktorat Jendral Pajak akan menerbitkan Surat Tagihan Pajak yang mencantumkan perhitungan jumlah pajak yang masih harus dibayar. Terhadap tunggakan pajak disebutkan sebelumnya di atas perlu dilaksanakan tindakan penagihan pajak yang mempunyai kekuatan hukum yang memaksa. Dalam hal ini jumlah tagihan pajak sebagaimana tercantum dalam dokumen-dokumen yang menjadi dasar penagihan pajak tidak atau kurang dibayar sampai dengan tanggal jatuh tempo

Dokumen yang terkait

Prosedur Pelaksanaan Penagihan Aktif Terhadap Wajib Pajak Dalam Pencapaian Pelunasan Tunggakan Pajak Pada Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Kota

1 51 64

Pelaksanaan Penagihan Tunggakan Pajak Terhadap Wajib Pajak Pribadi di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Kota

0 59 65

Dampak Penggunaan Drop Box Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak dan Peranannya Dalam Upaya Peningkatan Penerimaan Pajak Di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat

1 37 70

Pengaruh Penagihan Pajak Terhadap Wajib Pajak Dalam Melunasi Tunggakan Pajak dan Implikasinya pada Penerimaan Pajak (Studi Kasus pada KPP Pratama Majalaya dan KPP Pratama Tegallega)

3 18 27

Analisa Atas Pemeriksaan Pajak Dan Penagihan Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Wilayah Bandung

0 24 164

Analisis Pemeriksaan Pajak Dan Kesadaran Wajib Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Badan Pada KPP Pratama Di Wilayah Kota Bandung

0 3 1

Pengaruh Penagihan Tunggakan Pajak Dengan surat Paksa Terhadap Pelunasan Tunggakan Pajak Pada KPP Pratama Bandung-Cicadas

0 13 90

Analisis Penagihan Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Dan Implikasinya Pada Penerimaan Pajak Di KPP Pratama Di Wilayah Kota Bandung

4 19 130

Pengaruh Penagihan Pajak dan Kepatuhan Wajib Pajak Terhadap Tunggakan Pajak (Studi Kasus Pada KPP Pratama Kanwil Jawa Barat I)

5 36 51

Prosedur Pelaksanaan Penagihan Terhadap Wajib Pajak Dalam Pencapaian Pelunasan Tunggakan Pajak Di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Pematangsiantar

0 0 7