Pembatasan Masalah Tujuan Penelitian

7 BAB II KAJIAN TEORI

A. Pendidikan Islam

1. Pengertian Pendidikan Islam

Secara sederhana pendidikan Islam dapat diartikan sebagai pendidikan yang didasarkan pada nilai-nilaiajaran Islam sebagaimana yang tercantum dalam Al- Qur’an dan Al-Hadist serta dalam pemikiran para ulama dan dalam praktek sejarah umat Islam. 1 Pendidikan berarti juga proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan. 2 Dalam konteks lain, pendidikan juga dapat berarti usaha sadar yang dilakukan oleh keluarga, masyarakat, dan pemerintah melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan latihan yang berlangsung di sekolah dan di luar sekolah sepanjang hayat untuk mempersiapkan peserta didik agar dapat memainkan peranan dalam berbagai lingkungan hidup secara tepat di masa yang akan datang. 3 Definisi pendidikan secara umum di atas, belum dibubuhi atribut Islam. Jadi, pendidikan Islam adalah sistem pendidikan yang memusatkan kegiatan bimbingan, pengajaran, dan pelatihan sesuai dengan cita-cita Islam, dan nilai-nilai Islam menjadi ruh yang mewarnai corak pendidikan tersebut. Sebagaimana telah diungkapkan oleh M. Arifin, bahwa pendidikan islam adalah sistem pendidikan yang dapat memberikan kemampuan seseorang untuk memimpin kehidupannya sesuai dengan cita- cita Islam, karena nilai-nilai Islam telah menjiwai dan mewarnai corak kepribadiannya. 4 1 Abuddin Nata, Manajemen Pendidikan; Mengatasi Kelemahan Pendidikan Islam di Indonesia, Jakarta: Prenada Media, 2003, hal. 161. 2 Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 2001, edisi ke-3, hal. 263. 3 Raja Mudya Harjo, Pengantar Pendidikan, Jakarta: Raja Wali Pers, 2001, hal. 11. 4 M. Arifin, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Bumi Aksara, 2000, hal. 10. 8 Sesuai dengan rumusan dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang SISDIKNAS disebutkan bahwa “Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara”. 5 Dengan demikian, pendidikan lebih dari pada hanya sekadar pengajaran, karena pendidikan dapat dikatakan sebagai suatu transfer ilmu yang sekaligus transformasi nilai dan pembentukan kepribadian dengan segala aspek yang dicakupnya sebagaimana diamanatkan dalam UU SISDIKNAS No. 20 Tahun 2003 di atas. Perbedaan pendidikan dan pengajaran terletak pada penekanan pendidikan terhadap pembentukan kesadaran dan kepribadian murid disamping transfer ilmu dan keahlian. Dengan proses semacam ini, suatu bangsa atau negara dapat mewariskan nilai-nilai keagamaan, kebudayaan, pemikiran, dan keahlian kepada generasi mudanya, sehingga mereka betul-betul siap menyongsong kehidupan. Dari sisi filosofis, Muhammad Natsir memberikan pengertian pendidikan sebagai suatu bimbingan jasmani dan rohani menuju kesempurnaan dan kelengkapan arti kemanusiaan dan dalam arti yang sebenarnya. 6 Selanjutnya, kaitannya dengan pendidikan Islam, Akhmad Watik Praktiknya dalam tulisannya tentang Identifikasi Masalah Pendidikan Islam di Indonesia, menyebutkan bahwa secara umum pendidikan adalah proses penyiapan yang berupa mengantarkan anak didik untuk mampu, pertama; mengantisipasi permasalahan hari ini, kedua; mengantisipasi permasalahan hari esok, dan ketiga; mengembangkan budaya hari esok. 7 Dengan kata lain, terdapat tiga dimensi yang meliputi pengertian pendidikan Islam. 5 Undang-undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan Nasional Sisdiknas, Jakarta: Sinar Grafika, 2004, hal. 23. 6 Azyumardi Azra, Pendidikan Islam; Tradisi dan Modernisasi Menuju Milenium Baru, Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 2000, hal. 4. 7 Mudlih Lisa Ed, Pendidikan Islam di Indonesia Antara Cita dan Fakta, Yogyakarta: PT. Tiara Wacana Yogya, 1991, hal. 100.