Kesimpulan Saran Latar Belakang dan Masalah

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan diperoleh kesimpulan bahwa kandungan unsur hara N, P, K, C-organik, KTK dan pH tanah tidak nyata pada perlakuan bahan organik kompos, kapur dolomit, Trichoderma sp., belerang dan aplikasi tanaman lengkuas, lidah mertua serta garut.

B. Saran

Disarankan perlu dilakukan penilitian jangka panjang seperti panambahan dosis kompos, kapur dolomit, belerang dan Trichoderma sp. untuk mengetahui pengaruh perlakuan tersebut terhadap sifat kimia tanah. I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang dan Masalah

Perkebunan karet rakyat di Desa Penumanganbaru, Kabupaten Tulangbawang telah lama diserang oleh penyakit jamur akar putih white rot fungi yang disebabkan oleh jamur Rigidiporus lignosus. Serangan jamur ini dapat menyebabkan kematian pada tanaman karet. Jamur ini menyerang akar tanaman karet sehingga akar menjadi lunak, berwarna coklat, dan membusuk Setiawan dan Andoko, 2008. Untuk mengatasi masalah tersebut tanah dilokasi terserang perlu diberi perlakuan yang mampu mengendalikan penyakit jamur akar putih. Sebagai indikator keberhasilan pengendalian penyakit tersebut, dapat digunakan tanaman ubi kayu Manihot esculenta karena tanaman ini juga diserang oleh penyakit jamur akar putih Prasetyo dkk., 2008. Salah satu faktor yang berperan penting bagi pertumbuhan tanaman adalah sifat kimia tanah. Sifat kimia tanah seperti kapasitas tukar kation KTK, kemasaman tanah dan lain-lain berhubungan erat dengan dinamika berbagai unsur hara di dalam tanah Havlin et al., 1999 dalam Nursyamsi dan Suprihati, 2005. Tanah yang digunakan sebagai lahan penelitian ini merupakan tanah jenis Ultisol. Tanah ini mempunyai kandungan bahan organik, hara, KTK yang rendah, reaksi tanah masam dan memiliki potensi keracunan terhadap Al Prasetyo dan Suriadikarta, 2006. Usaha untuk mengendalikan penyakit jamur akar putih yang endemik pada tanah Ultisol dan telah menyerang lahan perkebunan karet di Desa Penumanganbaru adalah dengan cara pemberian kompos, kapur dolomit, belerang, agensi antagonis Trichoderma sp. dan atau aplikasi tanaman antagonis seperti lengkuas Alpinia galanga, garut Marantha arundinacea serta lidah mertua Sansevieria trifasciata. Judawi dkk., 2006 menyatakan bahwa pengendalian organisme pengganggu tanaman OPT tanaman karet lebih diutamakan secara biologi seperti penggunaan jamur Trichoderma sp. dan penanaman tanaman antagonis di sekitar tanaman karet, seperti lidah mertua, kunyit, dan lengkuas. Selain dapat berpengaruh terhadap jamur akar putih, aplikasi berbagai bahan pembenah tanah, mikroorganisme, dan tanaman antagonis juga dapat berpengaruh terhadap sifat kimia tanah pada lahan penelitian ini. Menurut Styorini dkk., 2006 penggunaan kompos sebagai bahan pembenah tanah dapat meningkatkan kandungan bahan organik tanah, sebagai sumber hara makro dan mikro, dan meningkatkan KTK tanah. Sutedjo 2008 menyatakan bahwa pengapuran dengan kapur pertanian mampu meningkatkan pH tanah mendekati atau sesuai dengan pH yang dikehendaki. Sementara itu, belerang digunakan untuk meningkatkan kemasaman tanah dan menghambat perkembangan jamur akar putih Judawi dkk., 2006. Menurut Ramada 2008, jamur Trichoderma sp. merupakan agensi biologis yang dapat memperbaiki sifat kimia, fisika dan biologi tanah. Yuharmen dkk., 2002 menjelaskan bahwa lengkuas dikenal sebagai tanaman obat-obatan yang mengandung minyak atsiri yang bersifat sebagai antibakteri dan antijamur.

B. Tujuan Penelitian

Dokumen yang terkait

Pendugaan Cadangan Karbon Pada Tanaman Karet (Hevea brasiliensis Muell. Arg.) di Perkebunan Rakyat Desa Tarean, Kecamatan Silindak, Kabupaten Serdang Bedagai

3 64 58

Uji Ketahanan Beberapa Klon Tanaman Karet (Hevea brasiliensis Muall, Arg.) Terhadap Penyakit Gugur Daun (Corynespora casiicola Berk & Curt.) di Lapangan

0 34 64

Seleksi Dini Pohon Induk Tanaman Karet (Hevea brasiliensis Muell Arg.) Dari Hasil Persilangan RRIM 600 X PN 1546 Berdasarkan Produksi Lateks Dan Kayu

0 23 84

Uji Ketahanan Beberapa Klon Tanaman Karet (Hevea Brasiliensis Muell. Arg.) Terhadap Penyakit Gugur Daun ( Corynespora Cassiicola (Berk. & Curt.) Wei.) Di Kebun Entres

0 57 66

Uji Ketahanan Beberapa Klon Tanaman Karet (Hevea Brassiliensis Muel. Arg.) Terhadap 3 Isolat Penyakit Gugur Daun (Colletotrichum Gloeosporioides Penz. Sacc.) Di Laboratorium

0 48 59

Uji Resistensi Beberapa Genotipe Plasma Nutfah Karet (Hevea brasiliensis Muell.Arg.) Terhadap Penyakit Gugur Daun (Corynespora cassiicola (Berk. & Curt.) Wei.) Di Laboratorium

0 30 53

Kemampuan Bakteri Kitinolitik Asal Rizosfer Tanaman Karet Dalam MengendalikanJamur Akar Putih Pada Bibit Karet

2 52 51

Pendugaan Cadangan Karbon Pada Tanaman Karet (Hevea brasiliensis Muell. Arg.) di Perkebunan Rakyat Desa Tarean, Kecamatan Silindak, Kabupaten Serdang Bedagai

3 65 57

IDENTIFIKASI BEBERAPA SIFAT FISIK DAN KIMIA TANAH PADA LAHAN PERTANAMAN UBI KAYU (Manihot esculenta) MONOKULTUR DAN KARET ALAM (Hevea brasiliensis) DI KALIBALANGAN, LAMPUNG UTARA

1 9 56

PENGARUH SISTEM OLAH TANAH DAN APLIKASI HERBISIDA TERHADAP BEBERAPA SIFAT KIMIA TANAH PADA TANAH ULTISOLS DI PERTANAMAN UBIKAYU (Manihot esculenta Crantz)

0 6 51