D. Tujuan
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini antara lain: 1
Mengetahui dan menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi proses penyesuaian diri siswa penyandang tunagrahita
2 Memperoleh gambaran mengenai keterbatasan siswa penyandang
tunagrahita
E. Manfaat Penelitian
Penelitian ini memiliki manfaat sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritis
a. Secara teoritis, hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah
wawasan pengembangan keilmuan di bidang pendidikan khususnya bidang bimbingan dan konseling dalam hal penanganan masalah
penyesuaian diri siswa penyandang tunagrahita. b.
Mengembangkan dan meningkatkan pengetahuan dan keterampilan penulis dalam bidang penelitian kualitatif khususnya studi kasus.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi pihak sekolah, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai
masukan dalam mengambil suatu kebijakan yang tepat sasaran dan efektif dalam mengatasi masalah penyesuaian diri siswa penyandang
tunagrahita. b.
Bagi konselor sekolah, penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan terhadap pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling,
khususnya bimbingan pribadi dan sosial yang berkaitan dengan upaya
yang lebih efektif dalam mengatasi penyesuaian diri siswa penyandang tunagrahita.
c. Bagi peneliti lain yang ingin mengadakan penelitian dengan model
studi kasus, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai dasar pijakan penelitian yang akan dilakukan agar lebih komprehensif.
II. TINJAUAN PUSTAKA
Penelitian ini berjudul “Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Proses Penyesuaian Diri Siswa Penyandang Tunagrahita Studi Kasus Di Smp Penyimbang
Bandarlampung Tahun 20132014 ”. Maka berikut ini uraian teori yang
menyangkut tentang: a bimbingan dan konseling, b penyesuaian diri dan c anak tunagrahita.
A.
Bimbingan dan Konseling
1.
Pengertian Bimbingan dan Konseling
a. Pengertian Bimbingan
Rochman Natawidjaja dalam Sukardi 2002: 19 menyatakan: “Bimbingan dapat diartikan sebagai suatu proses pemberian
bantuan kepada individu yang dilakukan secara berkesinambungan supaya individu tersebut dapat memahami dirinya sendiri, sehingga
ia sanggup mengarahkan dirinya dan dapat bertindak secara wajar, sesuai dengan tuntutan dan keadaan lingkungan sekolah, keluarga,
masyarakat dan kehidupan pada umumnya. Bimbingan membantu individu mencapai perkembangan diri secara optimal sebagai
makhluk sosial.
” Selanjutnya Donald G. Mortensen dan Alan M. Schmuller dalam
Juntika 2006: 7 menyatakan: “Guidance may be defined as that part of the total educational
program that helps provide the personal apportunities and specialized staff services by which each individual can develop to
the fullest of his abilities and capatities in term of the democratic area.
“
Dari pendapat diatas dapat diartikan bimbingan merupakan proses pemberian bantuan yang dilakukan secara berkesinambungan agar
individu dalam hal ini disebut peserta didik yang dibimbing dapat mengarahkan
dirinya, membuat
pilihan untuk
dirinya dan
mengembangkan kemampuan dirinya sendiri sebagai makhluk sosial sesuai dengan tuntutan lingkungan. Dengan pemberian layanan
bimbingan dapat membantu peserta didik mencapai tugas-tugas perkembangannya secara optimal.
b. Pengertian Konseling
Rochman Natawidjaja dalam Sukardi 2002:21 mendefinisikan
bahwa: “Konseling merupakan suatu jenis layanan yang merupakan begian
terpadu dari bimbingan. Konseling dapat diartikan sebagai hubungan timbal balik antara dua individu, dimana yang seorang
yaitu konselor berusaha membantu yang lain yaitu klien untuk mencapai pengertian tentang dirinya sendiri dalam hubungan
dengan masalah-masalah yang dihadapinya pada waktu yang akan datang.
” Selanjutnya Prayitno 2004:105 mendefinisikan konseling adalah
“Proses pemberian bantuan yang dilakukan melalui wawancara konseling oleh seorang ahli disebut konselor kepada individu
yang sedang mengalami sesuatu masalah disebut klien yang bermuara pada teratasinya ma
salah yang dihadapi oleh klien.” Dari pengertian-pengertian diatas dapat disimpulkan konseling
merupakan hubungan timbal balik dalam proses pemberian bantuan oleh konselor kepada klien peserta didik yang sedang mengalami
suatu masalah yang bermuara pada teratasinya masalah yang dihadapinya. Dengan pemberian konseling diharapkan mendorong