Tabel 7. Guru SMA Negeri 8 Bandarlampung
No Bidang Studi
Jenis Kelamin Jumlah
Status Pendidikan
Laki-laki Perempuan
D3 S1
S2 1
Pend. Agama Islam 2
1 3
3 2
Kimia 2
2 4
3 1
3 Bhs. Indonesia Sastra
2 4
6 4
2 4
PKN 1
3 4
4 5
Penjaskes 3
3 3
6 Bhs. Jepang
1 1
1 7
Geografi 1
3 4
3 1
8 Pend. Seni
2 1
3 3
9 Matematika
2 4
6 6
10 Biologi 2
3 5
5 11 Bhs. Inggris
3 3
6 5
1 12 BPBK
1 4
5 5
13 Sosiologi 3
3 2
1 14 EkonomiAkuntansi
3 4
7 4
3 15 TIK
1 2
3 1
2 16 Sejarah
1 3
4 4
17 Fisika 2
1 3
3 18 Agama Kristen
1 1
1 19 Agama Katholik
1 1
1 Jumlah
29 43
72 1
62 9
Sumber : Riset 2014
4.2.3.3 Fasilitas Internet SMA Negeri 8 Bandarlampung
Tabel 8. Fasilitas Internet SMA Negeri 8 Bandarlampung
LAN Koneksi
LAN Router
W A
N
Bandwidth Operation
Database Server
Network App
Web Content
Software Connection
System Server
Ada switch
6 -
500 Kbps windows 7
- -
- -
Sumber: Pra Riset 2014
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil sensus, analisis tabel tunggal, uji hipotesis, dan pembahasan sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa:
1. Sekolah kategori satu, SMA Negeri 1 Bandarlampung memiliki fasilitas yang
tinggi, sekolah kategori dua SMA Negeri 13 memiliki fasilitas yang sedang dan sekolah kategori tiga SMA Negeri 8 memiliki fasilitas yang rendah.
2. Ada perbedaan model adopsi oleh guru SMA Negeri di Bandarlampung yang
senjang secara digital antara SMA Negeri 1, SMA Negeri 13, dan SMA Negeri 8. Melalui perhitungan uji perbandingan Oneway Anova dengan
bantuan software SPSS 19, antara SMA Negeri 1 dengan SMA Negeri 13 dan SMA Negeri 1 dengan SMA Negeri 8 memiliki perbedaan yang signifikan.
SMA Negeri 13 dengan SMA Negeri 8 tidak memiliki perbedaan yang signifikan.
3. Sekolah yang masuk pada kategori satu SMAN 1 tidak lebih baik adopsi
internetnya dibandingkan dengan sekolah yang masuk dalam kategori dua SMAN 13 dan sekolah yang masuk dalam kategori tiga SMAN 8.
4. Pada kategori kelompok adopsi kemampuan guru dalam menggunakan
komputer dan internet untuk memermudah pekerjaan dengan persentase
92,85 dan keterampilan guru dalam menggunakan program-program di komputer dengan persentase 82,14 diungguli oleh SMA Negeri 13.
5. Pada kelompok adopsi keterampilan guru dalam menggunakan internet
dengan persentase 71,27 dan kemampuan guru dalam membelajarkan komputer dan internet kepada siswa dengan persentase 70,82 diungguli oleh
SMA Negeri 8. 6.
SMA Negeri 8 yang masuk dalam kategori tiga dan memiliki fasilitas yang rendah memiliki tingkat adopsi lebih tinggi dibandingkan dengan SMA
Negeri 1 yang masuk dalam kategori satu dan memiliki fasilitas yang tinggimemadai.
7. Dari segi gender di tiga SMA Negeri tersebut terlihat bahwa guru laki-laki
memiliki tingkat adopsi lebih tinggi dibandingkan dengan guru perempuan.
6.2 Saran
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan terbukti bahwa terdapat kesenjangan digital digital divide atas fasilitas yang dimiliki oleh tiga SMA Negeri di
Bandarlampung. Hal ini dapat dilihat dari tingkat fasilitas yang dimiliki oleh masing- masing sekolah dengan akses internet yang terbatas dan tingkat persepsi yang lebih
tinggi pada sekolah yang memiliki fasilitas yang lebih lengkap. Kesenjangan digital tidak dapat memengaruhi antara persepsi dengan jenis kelamin, dimana sekolah yang
memiliki literasi yang lebih rendah dibandingkan dengan sekolah lainnya. Hal ini menunjukan bahwa belum meratanya fasilitas sekolah pada kalangan SMA Negeri di
Bandarlampung. Peneliti memberikan beberapa saran yang dapat memberikan