Jenis-jenis Prosa Prosa fiksi meliputi: Struktur Cerita

2.3.4 Prosa

Prosa adalah karya sastra yang disusun dalam bentuk cerita atau narasi. Prosa pada umumnya merupakan cangkokan dari bentuk monolog dengan dialog. Karena itu, prosa disebut pula teks pencangkokan. Yang dimaksud dengan teks pencangkokan adalah pencerita pengarang mencangkokkan pikirannya ke dalam pikiran-pikiran tokoh sehingga timbullah dialog di antara tokoh tokoh-tokoh itu. Padahal dialog-dialog itu adalah cetusan pikiran pengarangnya seorang diri.

2.3.4.1 Jenis-jenis Prosa

Secara umum, prosa terbagi ke dalam dua jenis, yakni nonsastra dan sastra. yang termasuk dalam prosa nonsastra adalah karangan-karangan yang biasa disebut dengan karya ilmiah. Dan prosa sastra, terbagi lagi ke dalam dua jenis, yakni prosa fiksi dan nonfiksi.

2.3.4.2 Prosa fiksi meliputi:

1. Dongeng Dongeng adalah sebuah cerita, tetapi cerita yang biasanya dibumbui dengan hal-hal yang tidak masuk akal atau tidak mungkin terjadi. 2. Cerpen Cerpen adalah cerita yang menurut wujud pisiknya berbentuk pendek. Ukuran panjang pendenknya suatu cerita memang relatif. Namun, pada umumnya cerita pendek merupakan cerita yang habis dibaca sekitar sepuluh menit atau setengah jam. Jumlah kata sekitar 500-5.000 kata. 3. Novel Novel berasal dari bahasa Italia novella yang berarti sebuah karangan baru yang kecil. Kemudian kata itu diartikan sebagai sebuah karya sastra dalam bentuk prosa. Novel adalah karya imajinatif yang mengisahkan sisi utuh atau problematika kehidupan seseorang atau beberap tokoh.

2.3.4.3 Struktur Cerita

Struktur cerita dibentuk oleh unsur-unsur beikut. 1. Tema Tema merupakan inti atau ide dasar sebuah cerita. Dari ide dasar itulah ke- mudian cerita dibngun oleh pengarangnya dengan memanfaatkan unsur-unsur instrinsik seperti plot, penokohan, dan latar. 2. Alur Alur plot merupakan sebagian dari unsur instriksik suatu karya sastra. Alur merupakan pola mengembangan cerita yang terbentuk oleh hubungan sebab akibat. Pola pengembangan cerita suatu cerpen atau novel tidaklah seragam. Jalan cerita suatu novel terkadang berbelit-belit dan penuh kejutan, kadang juga sederhana. Secara umum jalan cerita terbagi dalam beberapa bagian; 1 Pengenalan situasi cerita exposition 2 Pengungkapan peristiwa complication 3 Menuju pada adanya konflik rising action 4 Puncak konflik turning point 5 Penyelesaian ending Dalam sebuah alur cerita, konflik merupakan inti. Konflik dapat diartikan sebagai suatu pertentangan. Bentuk-bentuk pertentangan itu, sebagaimana yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari, yang sangat beragam. 3. Latar Latar setting merupakan salah satu unsur instrinsik karya sastra. yang termasuk dalam latar adalah keadaan tempat, wakttu, dan budaya. 4. Penokohan Penokohan merupakan salah satu unsur instrinsik karya sastra, disamping tema, plot, setting, sudut pandan, dan amanat. Penokohan adalah cara pengarang menggambarkan dan mengembangkan karakter tokoh dalam cerita. 5. Sudut Pandang atau Point of view Sudut Pandang atau Point of view adalah posisi pengarang dalam membawakan cerita. Posisi pengarang ini terdiri atas dua macam; 1 Berperan langsung sebagai orang pertama 2 Hanya sebagai orang ketiga yang berperan sebagai pengamat 6. Amanat Amanat merupakan ajaran moral atau pesan dikatis yang hendak disampaikan pengarang kepada pembaca melalui karyanya itu. 7. Gaya Bahasa Dalam cerita, penggunaan bahasa berfungsi untuk menciptakan suatu nada atau suasana persuasig serta merumuskan dialog yang mampu memperlihatkan hubungan dan interaksi antar sesama tokoh. Bahasa dapat menimbulkan suasana yang tepat guna. 2.4 Teknik Latihan Teknik latihan sebagai suatu cara mengajar yang dilaksanakan guru, dimana siswa melakukan kegiatan-kegiatan latihan, agar siswa memiliki ketangkasan atau keterampilan yang lebih tinggi dari apa yang telah dipelajarinya. Latihan yang praktis, mudah dilakukan, serta teratur dalam pelaksanaannya akan membina siswa dalam meningkatkan penguasaan suatu keterampilan, bahkan mungkin siswa akan memiliki ketngkasan dengan sempurna. Dengan demikian, siswa akan berprestasi dibidang tertentu.

2.4.1 Pengertian Teknik

Dokumen yang terkait

KEMAMPUAN MENYIMPULKAN ISI BERITA MELALUI KEGIATAN MENYIMAK SISWA KELAS X SMAN 1 NATAR LAMPUNG SELATAN TAHUN PELAJARAN 2011/2012

4 37 55

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULISKAN KEMBALI ISI TEKS BACAAN SASTRA MELALUI TEKNIK LATIHAN PADA SISWA KELAS VII SEMESTER GANJIL SMP NEGERI 5 NATAR LAMPUNG SELATAN TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 9 65

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULISKAN KEMBALI ISI TEKS BACAAN SASTRA MELALUI TEKNIK LATIHAN PADA SISWA KELAS VII SEMESTER GANJIL SMP NEGERI 5 NATAR LAMPUNG SELATAN TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 7 67

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERWAWANCARA MELALUI TEKNIK PEMODELAN PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI I TEGINENENG TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 13 74

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERWAWANCARA MELALUI TEKNIK PEMODELAN PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI I TEGINENENG TAHUN PELAJARAN 2011/2012

4 37 79

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS PENGUMUMAN MELALUI TEKNIK PELATIHAN TERBIMBING PADA SISWA KELAS VII-A SMP NEGERI 2 PUGUNG TANGGAMUS TAHUN PELAJARAN 2011/2012

1 23 54

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS PENGUMUMAN MELALUI TEKNIK PELATIHAN TERBIMBING PADA SISWA KELAS VII-A SMP NEGERI 2 PUGUNG TANGGAMUS TAHUN PELAJARAN 2011/2012

2 17 92

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PENGALAMAN PRIBADI MELALUI TEKNIK PELATIHAN PADA SISWA KELAS VII SEMESTER GANJIL SMP NEGERI 1 WAWAY KARYA KABUPATEN LAMPUNG TIMUR TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 7 80

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PENGALAMAN PRIBADI MELALUI TEKNIK PELATIHAN PADA SISWA KELAS VII SEMESTER GANJIL SMP NEGERI 1 WAWAY KARYA KABUPATEN LAMPUNG TIMUR TAHUN PELAJARAN 2011/2012

4 53 61

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMPULKAN ISI BACAAN MELALUI TEKNIK DISKUSI SISWA KELAS VII-8 SEMESTER GANJIL SMP NEGERI 1 GADINGREJO PRINGSEWU TAHUN PELAJARAN 2012/2013

0 6 130