Gambar 2.7. Governor e
Satu komponen yang merupakan Optional yaitu ARD Automatic Rescue Drive Yang berfungsi apabila sumber listrik dari PLN mendadak mati dan lift akan
berhenti disembarang tempat setelah lebih dari 15 detik maka ARD akan bekerja untuk menjalankan lift ke lantai terdekat. Setelah lift sampai pada lantai otomatis lift
akan mati. Lift akan normal kembali setelah listrik PLN hidup kembali.
Gambar 2.8. Automatic Rescue Drive
2. Komponen di ruang luncur Hoistway
Universitas Sumatera Utara
Ruang luncur adalah lorong atau lintasan dimana kereta tersebut bergerak naik dan turun. Lubang ini harus merupakan lubang tertutup dan tidak ada hubungan langsung ke
ruang di luarnya kecuali untuk lubang dua buah lift berdampingan. a.
Guide Rail atau Rel Pemandu Profil baja khusus pemandu jalanya kereta car dan bobot pengimbang
Counter weight. Ukuran rel untuk kereta car biasanya lebih besar dari pada rel bandul pengimbang counter weight. Guide rail ini terpasang tegak lurus dari dasar pit
sampai di bawah slap ruang mesin.
Gambar 2.9 Guide Rail Rel Pemandu
A
dapun fungsi rel ada empat yaitu : 1.
Sebagai pemandu jalannya Hoistway dan bobot imbang counter weight lurus vertical.
2. Sebagai penahan agar Hoistway tidak miring saat pemuatan dan akibat beban
tidak merata.
Universitas Sumatera Utara
3. Sebagai sarana tempat memasang saklar, pengungkit Cam dan puli
penegang. 4.
Sebagai penahan saat Hoistway dihentikan oleh pesawat pengaman safety devicegear
b. Landing Door Pintu Pendaratan
Terdiri dari beberapa bagian, antara lain door hanger, door sill, dan door panel. Berfungsi untuk menutup ruang luncur dari luar. Pada hall door ini dipasang alat
pengaman secara seri sehingga apabila salah satu pintu terbuka maka lift tidak akan bisa dijalankan.
Gambar 2.10 Landing Door c.
Buffer Terletak di dua tempat yaitu: satu set untuk kereta dan satu set untuk beban
pengimbang counterweight. Berfungsi untuk meredam tenaga kinetik kereta dan bobot pengimbang pada saat jatuh.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.11 Buffer
2.5 Klasifikasi Metode Penggunaan Pengimbang
Pada penggunaan pengimbang pada operasi Elevator ada beberapa metode, N. Rudenko, 1996, hal 357 :
1. Bobot sangkar diimbangi dengan tambahan pengimbang yang di hubungkan dengan
tali pada sangkar 2.
Dengan drum mesin Pengangkat 3.
Metode 1 dan 2 secara bersamaan 4.
Dua buah pengimbang yang digunakan
Universitas Sumatera Utara
Pada saat ini metode yang sering ditemui adalah adalah dengan menggunakan drum mesin pengangkat. Biasanya bobot pengimbang yang ditunjukkan pada diagram dianggap sama
dengan bobot sangkar di tambah 0,4 sampai 0,5 dari muatan maksimum, yaitu : G
sangkar
= G
sangkar
+ 0.5 G
Gambar 2.12 Diagram metode pemakaian Pengimbang
2.6. Faktor yang mempengaruhi Umur Roda Puli Tali Baja
Dasar untuk mendapatkan nilai aman tekanan satuan antara tali dan alur roda puli adalah umur roda puli. Untuk menentukan ukuran alur, kita harus mengetahui perbandingan
antara tegangan bagian tali yang masuk S
on
dan keluar S
out
saat periode gerak transien. Kapasitas fraksi alur roda puli tergantung pada bentuknya misalnya : kapasitas fraksi alur
setengah lingkaran dengan potongan bawah tergantung pada sudut pusat potongan bawah β gambar 2,8 d.
Alur roda puli akan hilang fungsinya karena pengikisan pada dinding alur yang tergantung pada gelincir dan gerak elastis tali. Semakin besar kecepatan gerak tali dan
Universitas Sumatera Utara
semakin besar jumlah siklus kerja Elevator persatuan waktu dan semakin besar keausan yang terjadi.
Dari hasil percobaan telah didapat besarnya tekanan satuan aman untuk roda puli penggerak. Nilai tekanan satuan pada diagram mengacu pada tali pintalan silang dan pada
prakteknya nilai tadi tidak pernah melebihi P
max
= 100 Kgcm
3
untuk elevator barang. Untuk tali pintal paralel tekan satuan dapat ditingkatkan sebesar 25 persen bila nilai maksimum
seperti pada tali pintalan silang digunakan. Untuk Elevator yang mesin penggeraknya di letakkan pada lantai atas mesin dengan
penggerak roda puli nilai numerik percepatan dan perlambatan yang diijinkan ditentukan dan di tetapkan dengan percobaan. Nilai berikut dapat dipakai sebagai nilaai rata-rata. N.
Rudenko, 1996, hal 9. V
1
ms ..... 0.75
1.0 1.5
2.0 2.5
3.0 3.5
A
1
ms ..... 0.65
0.85 1.15
1.4 1.65
1.88 2.1
Perbandingan secara perkiraan dengan rumus sebagai berikut :
Soff
on S
st
+
a -
g a
g
=
Soff
on S
dyn
Untuk mencegah keausan yang terlalu besar, beban aman pada setiap tali harus di periksa dengan rumus berikut :
S = d D P
maks
2 cos
8 sin
.
β β
µ
− −
Dimana : d
= diameter tali cm D
= diameter roda puli cm Pmaks = tekanan satuan aman maksimum kgcm
2
Universitas Sumatera Utara
Untuk memperpanjang umur tali, jumlah minimum tali harus : n =
S G
Q
sangkar
+ ..............
Untuk sangkar
n =
S G
CWT
....................... Untuk Penyimbang
Universitas Sumatera Utara
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Waktu Dan Tempat
Survei data yang diperlukan dilakukan di Gedung Camridge Hotel Jln. S. Parman, Medan, pada bulan April 2014.
3.2 Bahan Dan Alat 3.2.1 Bahan
Yang menjadi objek dalam penelitian ini adalah Tali Baja yang ada pada Lift Barang Elevator Tipe P.24-CO-60-26FL-24ST MRL Type di gedung Camridge Hotel. Adapun
spesifikasi Elevator adalah sebagai berikut : Car nos
: Service 06
Duty :
Passenger Elevator MRL Type Quantity
: 1 One Units
Capacity :
24 Person 1600 Kg Speed
: 60 mpm
System Control :
AC-VVVf Operation
: Simplex
Floors :
26 Service Floors
: 24 floors;
LG, G,1, 2,5.6,7,8,9,10,11 12,15,16,17,18,19,20,21,22,23,25,26,
27 Opening Floors
: 24 Seven; Front = 26 ; Rear = NIL
Universitas Sumatera Utara
Door Type :
1-Panel Centre Opening Door Size
: 1,100 W x 2,100 H mm
Hoistway Size :
2,550 W x 2,280 D mm Units Travel
: 35,000 mm
Overhead :
4,600 mm Pit Depth
: 1,500 mm
MotorUnit :
AC-10 KW Units MC Location
: Directly above the hoistway
Power Supply :
AC-3Ph380V50HZ Lighting Supply
: AC-1Ph220V50Hz
3.2.2 Alat