ini sudah ada 8 kecamatan yang mulai membuka agrowisata.Misalnya di kecamatan Merek, Merdeka, Namurtera, Donar Raya.Sekarang setiap kecamatan
sudah menyeluruh tidak hanya di Berastagi saja.Tujuan agrowisata selain mengutip retribusi daerah juga sebagai penunjang Pendapatan Asli Daerah di
Kabupaten Karo tersebut.Dengan adanya Agrowisata yang berdampak positif ini antara masyarakat yang lebih mengenal tanaman tersebut dan para penjual yang
mendapatkan keuntungan lebih besar.Sehingga masyarakat maju dan Pendapatan Asli Daerah pun ikut maju.Upaya yang terus dilakukan untuk tetap meningkatkan
agrowisata ini dengan selalu diadakan sosialisasi adanya juga partisipasi masyarakat untuk menjaga kebersihan dan keramahtamahan kepada
wisatawan.Dari data yang didapat di tahun 2013-2014 wisatawan mulai berkurang, karena adanya erupsi dari Gunung Sinabung.Dampak dari erupsi
tersebut banyak lahan pertanian dan perkebunan gagal panen sehingga merugikan pemilik tanaman, dan pendapatan pemilik tanaman juga mulai
berkurang.Direktorat Kebudayaan Dan Pariwisata Kabupaten Karo. Berdasarkan uraian diatas maka penulis tertarik untuk meneliti kegiatan
agrowisata dengan judul “Peranan Agrowisata Dalam Mendukung Pendapatan Asli Kabupaten Karo”
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, maka rumusan masalah di dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana Agrowisata di Kabupaten Karo ?
Universitas Sumatera Utara
2. Bagaimana Peranan Agrowisata Dalam Mendukung Pendapatan Asli
Daerah di Kabupaten Karo
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah : Untuk mendeskripsikan Peranan Agrowisata Dalam Mendukung Pendapatan Asli
Kabupaten Karo.
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat dalam penelitian ini terdiri dari :
1.4.1 Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan akan menambah khasanah ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan pengembangan agrowisata yang berbasiskan
masyarakat diharapkan pengembangan agrowisata Kabupaten Karo tidak hanya meningkatkan pendapatan masyarakat tapi juga meningkatkan pendapatan asli
daerah Kabupaten Karo.
1.4.2 Manfaat Praktis
Dapat berguna sebagai referensi bagi penelitian lanjutan yang relevan dengan topik kertas karya ini.
1.5 Metode Penelitian
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode kualitatif deskriptif.Data yang diperoleh melalui studi kepustakaan dan penelitian lapangan.
1.5.1 Penelitian Kepustakaan Library Research
Universitas Sumatera Utara
Pengumpulan data dari beberapa buku yang berkaitan dengan kepariwisataan dan informasi yang berkaitan dengan judul baik berupa majalah,
surat kabar, brosur, serta berbagai macam informasi kepustakaan yang berkaitan langsung dengan Agrowisata di Kabupaten Karo.
1.5.2 Penelitian Lapangan Field Research
Pengumpulan data secara langsung, mengamati serta mengambil kesimpulan dan keputusan dari pengamatan tersebut.Dalam tahap ini dilakukan
wawancara dari narasumber yang memiliki pemahaman tentang informasi yang berkaitan dengan judul.Wawancara yang dilakukan secara langsung dengan para
informan yang terkait dengan Agrowisata di Kabupaten Karo, serta pengumpulan foto secara langsung yang di dapat di Kabupaten Karo.
1.6 Sistematika Penulisan
Pembahasan pada kertas karya ini terdiri dari lima bab, yaitu : Bab I
: Pendahuluan 1.1
Latar Belakang 1.2
Rumusan masalah 1.3
Tujuan penelitian 1.4
Manfaat penelitian 1.5
Metode penelitian. Bab II
: Uraian teoritis tentang kepariwisataan 2.1
Pengertian Pariwisata dan Kepariwisataan 2.2
Jenis – Jenis Pariwisata 2.3
Objek dan Daya Tarik Wisata
Universitas Sumatera Utara
2.4 Pengertian Agrowisata
2.5 Pembangunan Pariwisata Berkelanjutan
Bab III : Gambaran Umum Kabupaten Karo
3.1 Letak Geografis Kabupaten Karo
3.2 Kependudukan, Sistem Mata Pencaharian, dan Agama
3.3 Potensi Objek dan Daya Tarik Wisata Kabupaten Karo
BabIV : PerananaAgrowisata Dalam Mendukung Pendapatan
AsliKabupaten Karo 4.1
Agrowisata di Kabupaten Karo 4.2
Peranan Agrowisata di Kabupaten Karo BabV :
Kesimpulan dan Saran 5.1
Kesimpulan 5.2
Saran DAFTAR PUSTAKA
Universitas Sumatera Utara
11
BAB II URAIAN TEORITIS TENTANG KEPARIWISATAAN
2.1 Pengertian Pariwisata
Istilah “ pariwisata “ memiliki defenisi yang begitu luas, sehingga sangat sulit untuk dirumuskan atau dibatasi, demikian pula halnya dengan istilah
“wisatawan”. Ini disebabkan karena tidak adanya konsep atau batasan yang jelas mengenai bidang, bentuk, atau jenis pariwisata.
Kata “pariwisata” berasal dari dua suku kata, yaitu pari dan wisata.Pari berarti banyak, berkali-kali dan berputar-putar, sedangkan wisata berarti
perjalanan atau berpergian. Secara etimologi, pariwisata berasal dari bahasa Sansekerta yaitu kata “pari” yang berarti halus maksudnya mempunyai tata
krama tinggi dan “wisata” yang berarti kunjungan atau perjalanan untuk melihat, mendengar, menikmati dan mempelajari sesuatu.
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2009 tentang kepariwisataan disebutkan bahwa, “Pariwisata adalah berbagai macam
kegiatan wisata dan didukung berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha, dan pemerintah daerah.”
Sedangkan menurut Undang-Undang No. 9 Tahun 1990, “Pariwisata adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan wisata termasuk pengelola atau
penyelenggara serta pengusahaan daya tarik wisata serta usaha-usaha yang terkait di bidang ini sehingga wisatawan datang untuk mengunjunginya.”
Pariwisata merupakan rangkaian kegiatan yang dilakukan oleh manusia baik secara perorangan maupun kelompok di dalam wilayah negara lain. Kegiatan
Universitas Sumatera Utara
tersebut menggunakan kemudahan, jasa dan faktor penunjang lainnya yang diadakan oleh pemerintah dan atau masyarakat, agar dapat mewujudkan keinginan
wisatawan.Pariwisata adalah suatu fenomena kebudayaan global yang dapat dipandang sebagai suatu sistem. Beberapa ahli mendefinisikan pariwisata sebagai
berikut : Defenisi pariwisata menurut Yoeti 1996:108 adalah, “Suatu perjalanan
yang dilakukan untuk sementara waktu, yang diselenggarakan dari suatu tempat ketempat lain, dengan maksud bukan berusaha atau mencari nafkah ditempat yang
dikunjungi tetapi semata-mata untuk menikmati perjalanan hidup guna bertamasya dan rekreasi atau memenuhi keinginan yang beranekaragam.”
Definisi pariwisata menurut Hunziger dan Krapf dari Swiss dalam Pendit, 1996:33,”Sejumlah hubungan dan gejala-gejala yang dihasilkan dari tinggalnya
orang-orang asing, asalkan tinggalnya mereka itu tidak menyebabkan timbulnya tempat tinggal serta usaha-usaha yang bersifat sementara atau permanen sebagai
usaha mencari kerja penuh.” Defenisi pariwisata menurut Wahab dalam Pendit, 1996:29 memberikan
batasan tentang pengertian pariwisata sebagai berikut.“Parwisata adalah salah satu jenis industri baru mampu menghasilkan pertumbuhan ekonomi yang cepat dalam
penyediaan lapangan kerja, peningkatan penghasilan, standar hidup serta menstimulasi sektor-sektor produktivitas lainnya.”
Menurut defenisi yang luas, pariwisata adalah perjalanan dari suatu tempat ke tempat lain, bersifat sementara dilakukan perorangan atau kelompok sebagai
usaha mencari keseimbangan atau keserasian dan kebahagian dengan lingkungan hidup dalam dimensi social, budaya, alam, dan ilmu.
Universitas Sumatera Utara
Pendapat tersebut secara bebas dapat diartikan sebagai kepariwisataan yaitu sejumlah kegiatan, terutama yang ada kaitannya dengan kegiatan
perekonomian yang secara langsung berhubungan dengan masuknya, adanya pendiaman dan bergeraknya orang-orang asing keluar masuk kota, daerah atau
negara. Mc Intonsh bersama Gupta mencoba merumuskan suatu konsepsi
mengenai pariwisata yang dapat dipergunakan sebagai pegangan untuk membangun suatu industri pariwisata dalam Pendit, 1994:36 sebagai berikut.
“Pariwisata adalah gabungan gejala dan hubungan yang timbul dari interaksi wisatawan, bisnis, pemerintah tuan rumah, serta masyarakat tuan rumah dalam
proses menarik dan melayani pengunjung lainnya.” Menurut Golden dalam Yoeti, 1996:117. “Pariwisata merupakan suatu
seni dari lalu lintas dimana manusia berdiam di suatu tempat asing untuk maksud tertentu, tetapi dengan kediamannya itu tidak boleh tinggal atau menetap untuk
melakukan pekerjaan selamanya atau meskipun sementara waktu, yang sifatnya masih berhubungan dengan pekerjaan.”
Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa pariwisata adalah suatu perjalanan yang dilakukan dari satu tempat ke tempat lainnya dalam
jangka waktu tertentu dengan tujuan untuk bersenang-senang atau menikmati perjalanan.
Pariwisata dapat menjadi sarana untuk mendukung konservasi lingkungan, situs arkelogis dan sejarah, serta arsitektural, meningkatkan kualitas lingkungan,
infrastruktur yang dikembangkan untuk mendukung pariwisata tidak merusak
Universitas Sumatera Utara
lingkungan, meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap lingkungan. Sehingga adanya manfaat yang akan diperoleh dari pengembangan pariwisata antara lain :
1. Menimbulkan Efek Berganda
Pariwisata memiliki efek penyebaran pada sektor-sektor lainnya seperti sektor pertanian, sektor pengolahan bahan pangan, kerajinan tangan, sektor
bangunan, sektor industri dan lain-lain.Dalam hal ini, pariwisata menjadi pemicu dan pendorong berkembangnya kegiatan ekonomi di tempat
pariwisata yang dikembangkan. Kegiatan ekonomi itu yang pelakunya kebanyakan masyarakat setempat, selanjutnya akan membuat
perekonomian masyarakat lebih dinamis dan meningkat. 2.
Diversifikasi Usaha Berkembangnya pariwisata di suatu daerah tujuan wisata menjadi sumber
pendapatan baru bagi masyarakat setempat. Hal ini dapat menjadikan ekonomi lokal tidak hanya bergantung pada satu sektor utama saja,
misalnya : pertanian, pertambangan, perkebunan. Pengeluaran wisatawan di suatu daerah penerima wisatawan dapat merangsang pertumbuhan
sektor-sektor ekonomi lainnya.Misalnya wisatawan menginap dihotel, hotel ini memerlukan daging, telur, sayur, alat-alat dekorasi dan
lainnya.Hal ini mendorong tumbuhnya usaha-usaha pertanian, perternakan, industri kerajinan, dekorasi dan seterusnya.
3. Memperluas Kesempatan Kerja
Datangnya wisatawan di suatu daerah tujuan wisata yang tentunya dengan segala kebutuhannya dapat mendorong tumbuhnya berbagai usaha yang
ditujukan untuk memenuhi kebutuhan wisatawan. Oleh karena itu di
Universitas Sumatera Utara
daerah yang banyak dikunjungi wisatawan, juga akan banyak mendapat peluang kerja, terutama untuk pekerjaan di berbagai sektor pariwisata yang
pada umumnya memerlukan banyak tenaga kerja. 4.
Peningkatan Fasilitas Bagi Penduduk Pembangunan pariwisata akan berpengaruh besar terhadap peningkatan
fasilitas kehidupan masyarakat. Fasilitas yang pada awalnya secara khusus ditujukan untuk memenuhi kebutuhan wisatawan, pada kenyataannya juga
digunakan oleh masyarakat setempat untuk memenuhi kebutuhannya. Dengan begitu, semakin banyak fasilitas yang dibangun untuk memenuhi
kebutuhan wisatawan, akan semakin banyak pula fasilitas masyarakat yang tersedia di daerah itu.
5. Memperluas Kesempatan Berusaha
Salah satu tolak ukur berkembangnya pariwisata di suatu daerah adalah kedatangan wisatawan di suatu daerah tujuan wisata untuk menikmati
objekdaya tarik wisata yang ditawarkan sebagai produk wisata. Banyaknya wisatawan yang datang tentunya akan menjadikan kebutuhan
hidup didaerah meningkat. Ini berarti berkembangnya pariwisata di suatu daerah bermanfaat bagi peningkatan kesempatan berusaha, terutama yang
ditujukan untuk memenuhi kebutuhan wisatawan. 6.
Mempercepat Perkembangan Permukiman Penduduk Berkembangnya pariwisata di suatu daerah dapat menjadi pendorong
berkembangnya permukiman penduduk.Ini terjadi karena pada umumnya di daerah yang menjadi daerah tujuan wisata, karena di situ kedatangan
Universitas Sumatera Utara
banyak wisatawan.Keadaan demikian menjadi pendorong para pengusahamasyarakat untuk membuka usaha di daerah itu.
7. Peningkatan Pelayanan Transportasi
Pelayanan trasnportasi yang pada awalnya ditujukan untuk mendukung pengembangan pariwisata, yakni supaya akses wisatawan menuju objek
wisata menjadi lebih baik, juga dapat digunakan untuk masyarakat. 8.
Memperluas Kesempatan Pendidikan Pengembangan pariwisata akan memerlukan sumberdaya manusia dalam
jumlah yang besar, yakni untuk mengelola industri pariwisata yang produknya ditujukan untuk memenuhi kebutuhan wisatawan. Dalam hal
ini tentunya yang dibutuhkan adalah sumberdaya manusia yang memiliki kemampuan di bidang pariwisata, yakni yang dapat memberikan
pelayanan kepada wisatawan dengan standar kualitas tertentu.Oleh karena itu diperlukan pendidikan khusus pariwisata.
9. Preservasi dan Konservasi Lingkungan
Keberhasilan pembangunan pariwisata tidak saja dilihat dari banyaknya wisatawan yang mengunjunginya, tetapi juga dari kelangsungan
keberadaan sumber daya yang menjadi daya tarik wisata.Jika sumbernya yang dimaksud berupa alamlingkungan maka kelestarian lingkungan
harus menjadi tujuan dari pengelola pariwisata supaya usahanya dapat berkembang dan berlangsung secara berkelanjutan.
10. Pengembangan Wawasan Sosial
Kedatangan wisatawan di suatu daerah tujuan wisata akan berpengaruh pada pengembangan wawasan sosial, baik wisatawan maupun masyarakat
Universitas Sumatera Utara
setempat. Masyarakat setempat menjadi lebih luas wawasan sosialnya karena melihat dan kemungkinan memahami budaya wisatawan,
sedangkan wisatawan menjadi terbuka wawasan sosialnya dengan melihat dan mengetahui budaya masyarakat setempat.
11. Peningkatan Infrastruktur
Pembangunan infrastruktur yang pada awalnya ditujukan secara khusus untuk mendukung pengembangan pariwisata pada umumnya juga dapat
berperan sebagai infrastruktur yang digunakan untuk mendukung kebutuhan masyarakat pada umumnya.
2.2 Jenis – Jenis Pariwisata