Peranan Agrowisata Dalam Mendukung Pendapatan Asli Kabupaten Karo

(1)

PERANAN AGROWISATA DALAM MENDUKUNG

PENDAPATAN ASLI KABUPATEN KARO

KERTAS KARYA

OLEH

PUTRI FRANSISKA

112204039

PROGRAM STUDI D-III PARIWISATA

FAKULTAS ILMU BUDAYA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

M E D A N


(2)

LEMBAR PERSETUJUAN

PERANAN AGROWISATA DALAM MENDUKUNG

PENDAPATAN ASLI KABUPATEN KARO

OLEH

PUTRI FRANSISKA

112204039

Dosen Pembimbing, Dosen Pembaca,

Dra. Nur Cahaya Bangun, M.Si.

NIP. 19600711 198903 2 001 NIP. 19550923 198203 1 001 Drs. Ridwan Azhar, M. Hum.


(3)

LEMBAR PENGESAHAN

Judul Kertas Karya : PERANAN AGROWISATA DALAM

MENDUKUNG PENDAPATAN ASLI

KABUPATEN KARO

Oleh

: Putri Fransiska

NIM

: 112204039

FAKULTAS ILMU BUDAYA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Dekan,

NIP. 19511013 197603 1 001

Dr. Syahron Lubis, M.A.

PROGRAM STUDI D-III PARIWISATA

Ketua,

NIP. 19640821 199802 2 001

Arwina Sufika, S.E., M.Si.


(4)

Tugas akhir ini berjudul “Peranan Agrowisata Dalam Mendukung Pendapatan Asli Kabupaten Karo”. Hal yang melatar belakangi penelitian ini adalah keberadaan agrowisata dalam perkembangan kepariwisataan di Kabupaten Karo. Rumusan masalah di dalam penelitian ini adalah melihat potensi agrowisata di Kabupaten Karo dan peranannya dalam mendukung pendapatan asli Kabupaten Karo. Pada Bab II menjelaskan tentang pengertian pariwisata dan kepariwisataan. Bab III menguraikan tentang gambaran umum di Kabupaten Karo. Pada Bab IV menjelaskan keberadaan agrowisata di Kabupaten Karo dan peranan agrowisata serta sistem pengelolaannya. Metode penelitian ini adalah metode deskriptif dan kuantitatif. Teori yang digunakan adalah teori kepariwisataan secara umum, khususnya mengenai agrowisata. Agrowisata di Kabupaten Karo memang belum dikembangkan secara serius, kurangnya perhatian dari pihak pemerintah untuk memanfaatkan dan mengembangkan potensi agrowisata di Kabupaten Karo. Potensi yang ada di Kabupaten Karo, baik potensi sumber daya alam, sumber daya budaya maupun sumber daya manusia dapat diberdayakan secara lebih optimal sehingga meningkatkan kualitas kepariwisataan Kabupaten Karo dan memberi manfaat bagi masyarakat di Kabupaten Karo secara umum.


(5)

Segala puji dan syukur penulis ucapkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan berkat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan kertas karya ini dengan baik. Adapun judul kertas karya “Peranan Agrowisata Dalam Mendukung Pendapatan Asli Kabupaten Karo”kertas karys ini untuk memperoleh gelar Ahli Madya Diploma III Progam Studi Pariwisata Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.

Selanjutnya penulis menyampaikan rasa terima kasih kepada kedua orang tua, Ayahanda Kamari dan Ibunda Siti Mariana yang telah memberikan perhatian dan dorongan moril maupun materil yang tidak ternilai harganya sehingga penulis dapat menyelesaikan kertas karya ini.

Pada kesempatan ini penulis juga mengucapkan terima kasih kepada : 1. Dr. Syahron Lubis, M.A selaku Dekan Fakultas Ilmu Budaya Universitas

Sumatea utara.

2. Arwina Sufika, S.E., M.Si. selaku Ketua Program Studi D-III Pariwisata Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Sumatera Utara.

3. Dra. Nur Cahaya Bangun, M.Si. Selaku dosen pembimbing penulis yang telah mengarahkan dan membimbing penulis.

4. Drs. Ridwan Azhar, M. Hum. Selaku dosen pembaca yang telah mengarahkan dan membimbing penulis.

5. Buat saudara – saudara penulis, kakak dan abang yang tercinta Yuni Octavia, Alm. Heriyanto, Frengky Hadiyanto, dan Hermanto yang memberikan hangatnya kasih sayang dan dukungan kepada penulis.

6. Seluruh karyawan bagian Information di KualaNamo International Airport yang telah membimbing penulis selama pkl.


(6)

8. Buat sahabat penulis yang terhebat Linda, Ayu Purnama Sari, Rizki Ananda, Novia Nur Pratiwi, Tiara Anggaria, Tia Veyanti, dan Rifyan Gani Lubis. Terima kasih atas perhatian dan pengertian kalian selama ini.

Penulis menyadari bahwa kertas karya ini belum sempurna, baik dari penyusunan materi maupun teknik penulisan. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi penyempurnaan kertas karya ini.

Demikianlah harapan penulis, semoga kertas karya ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua.

Medan 05 Oktober 2014 Penulis,

Putri Fransiska NIM :112204039


(7)

Tabel 3.1 Luas Wilayah, Jumlah Penduduk, dan Kepadatan Penduduk

Menurut Kecamatan ... 31

Tabel 3.2 Data Pemeluk Agama di Kabupaten Karo ... 32

Tabel 3.3 Mata Pencaharian Penduduk Kabupaten Karo ... 32

Tabel 3.4 Sarana Perdagangan Menurut Jenisnya di Kabupaten Karo ... 33

Tabel 3.5 Kredit Mikro dan Sektor Ekonomi di Kabupaten Karo ... 36

Tabel 3.6 Sebaran Daya Tarik Wisata di Kabupaten Karo ... 38

Tabel 3.7 Daftar Hotel Berbintang di Kabupaten Karo... 41

Tabel 3.8 Daftar Restoran di Kabupaten Karo ... 42

Tabel 3.9 Daftar Penukaran Mata Uang di Kabupaten Karo ... 42

Tabel 3.10 Daftar Biro Perjalanan/ Agen Perjalanan di Kabupaten Karo ... 42

Tabel 3.11 Daftar Pusat Kesehatan/ Rumah Sakit di Kabupaten Karo ... 43


(8)

Gambar 4.1 Pohon Jeruk ... 52

Gambar 4.2 Buah Markisa ... 53

Gambar 4.3 Kubis / Kol ... 53

Gambar 4.4 Wortel ... 54

Gambar 4.5 Kakao ... 55

Gambar 4.6 Kopi ... 56


(9)

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR TABEL ... iv

DAFTAR GAMBAR ... v

DAFTAR ISI... vi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 6

1.3 Tujuan Penelitian ... 7

1.4 Manfaat Penelitian ... 7

1.5 Metode Penulisan ... 8

1.6 Sistematika Penulisan ... 8

BAB II URAIAN TEORITIS ... 10

2.1 Pengertian Pariwisata dan Kepariwisataan ... 10

2.2 Jenis-Jenis Pariwisata... 16

2.3 Objek dan Daya Tarik Wisata ... 19

2.4 Pengertian Agrowisata ... 22

2.5 Pembangunan Pariwisata Berkelanjutan ... 25

BAB III GAMBARAN UMUM KABUPATEN KARO ... 29

3.1 Letak Geografis Kabupaten Karo ... 29

3.2 Kependudukan, Agama, dan Sistem Mata Pencaharian ... 31

3.3 Potensi Objek dan Daya Tarik Wisata Kabupaten Karo... 37

BAB IV PERANAN AGROWISATA DALAM MENDUKUNG PENDAPATAN ASLI KABUPATEN KARO... 49

4.1Agrowisata di Kabupaten Karo ... 49

4.2Peranan Agrowisata di Kabupaten Karo ... 64

4.2.1 Pengelolaan Agrowisata dan Alternatif Pemecahnya ... 65

4.2.1.1 Potensi yang Belum Dikembangkan Sepenuhnya ... 65

4.2.1.2 Promosi dan Pemasaran Agrowisata yang Masih Terbatas ... 66


(10)

4.2.1.4 Koordinasi yang Belum Berkembang ... 67

4.2.1.5 Terbatasnya Kemampuan Manajerial di Bidang Agrowisata ... 68

4.2.1.6 Belum Adanya Peraturan yang Lengkap ... 68

4.2.2 Kontrobusi Agrowisata dalam keterlibatan berbagai pihak ... 69

BAB V PENUTUP ... 76

5.1 Kesimpulan ... 76

5.2 Saran ... 77 DAFTARPUSTAKA


(11)

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Sektor pariwisata merupakan sektor yang potensial untuk dikembangkan sebagai salah satu sumber pendapatan daerah.Dengan posisi geografis di khatulistiwa serta kondisi alam, hayati, dan budaya yang beragam, Indonesia memiliki potensi besar untukmengembangkan agrowisata.Kegiatan ini diharapkan dapat meningkatkan pendapatan petani sekaligus melestarikan sumber daya lahan yang ada.Indonesia memiliki keanekaragaman hayati (biodiversity) nomor tiga terbesar di dunia.Kekayaan alam yang melimpah tersebut dapat dimanfaatkan sebagai sumber plasma nutfah/genetik atau sebagai areal wisata.

Demikian pula dengan kondisi tanah dan iklim yang beragam, peluang untuk mengembangkan berbagai komoditas pertanian pun semakin besar dengan menerapkan sistem pengelolaan lahan yang sesuai.Hal ini tercemin pada berbagai teknologi pertanian lokal yang berkembang di masyarakat denganmenyesuaikannya dengan tipologi lahan. Keunikan - keunikan tersebut merupakan aset yang dapat menarik bangsa lain untuk berkunjung ke Indonesia.Untuk memperbesar pendapatan asli daerah, maka program pengembangan dan pendayagunaan sumber daya dan potensi pariwisata daerah diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi pembangunan ekonomi.

Sumatera Utara adalah salah satu provinsi di Indonesia yang memiliki potensi wisata, baik dibidang alam maupun budaya. Provinsi Sumatera Utara juga dikenal sebagai salah satu Daerah Tujuan Wisata (DTW) yang cukup terkenal


(12)

dikalangan wisatawan domestik maupun wisatawan mancanegara, yang dapat diandalkan untuk memberikan devisa yang besar bagi Negara.

Kabupaten

Karo adalahsalahsatu

memiliki luas wilayah 2.127,25 km2 dan berpenduduk sebanyak kurang lebih 500.000 jiwa. Kabupaten ini berlokasi di dataran tinggi Karo, Bukit Barisan Sumatera Utara. Terletak sejauh 77 km dari Sumatera Utara. Wilayah Kabupaten Karo terletak di dataran tinggi dengan ketinggian antara 600 sampai 1.400 meter di atas permukaan laut. Karena berada diketinggian tersebut, Tanah Karo Simalem, nama lain dari kabupaten ini mempunyai iklim yang sejuk dengan suhu berkisar antara 16 sampai 17° dataran tinggi Karo ini bisa ditemukan indahnya nuansa alam pegunungan dengan udara yang sejuk dan berciri khas daerah buah dan sayur.Di daerah ini juga bisa kita nikmati keindahan Gunung berapi Sibayak yang masih aktif dan berlokasi di atas ketinggian 2.172 meter dari permukaan laut.Arti kata Sibayak adalah Raja. Dengan demikia nenek moya

Kabupaten Karo merupakan salah satu daerah tujuan wisata utama di Sumatera Utara yang memiliki potensi tidak kalah baik dengan daerah tujuan wisata lainnya di Indonesia. Namun potensi yang ada tersebut dapat dimanfaatkan secara optimal dikarenakan berbagai hal, yang salah satunya bisa jadi adalah karena keterbatasan dana dalam pembangunan dan pengembangannya. Menyadari


(13)

akan hal tesebut, Pemerintah Kabupaten Karo dalam memasuki era otonomi dan globalisasi berupaya membenahi kepariwisataan Karo dari segala aspek dengan


(14)

tujuan meraih tempat sebagai Daerah Tujuan Wisata Utama, sehingga sektor kepariwisataan menjadi sumber atau pemasok dana strategis dalam menunjang pembangunan Daerah. Agar potensi kepariwisataan dapat berkembang dan dapat dijadikan sebagai produk andalan yang layak dijual di pasar global, harus ditangani oleh tenaga profesional di bidang kepariwisataan.Tenaga profesional diartikan bahwa tenaga-tenaga aparatur pemerintah pengelola pariwisata yang mampu membawa dan menggerakkan organisasi pariwisata dan masyarakat membangun sektor kepariwisataan dengan mengacu kepada visi pembangunan yang telah ditetapkan, serta mengadopsi prinsip-prinsip “Good Governance” didalam melaksanakan pelayanan masyarakat. (Direktorat Kebudayaan Dan Pariwisata Kabupaten Karo).

Objek dan daya tarik wisata di Kabupaten Karo merupakan salah satu tujuan wisata yang digemari para wisatawan. Namun infrastruktur jalan menuju Berastagi

menjadi sorotan banyak pihak, terutama masyarakat pengguna jalan tersebut. Pada

beberapa ruas jalan, masih terdapat jalan yang rusak serta tidak rata.Sehingga bisa berisiko membahayakan pengguna jalan.Bahkan, ada bagian jalan yang ambruk akibat longsor hingga memakan setengah badan jalan.Belum lagi banyak badan jalan yang terus terkikis erosi akibat banjir.

Masalah kebersihan juga menjadi sorotan.Lokasi yang kotor dan minimnya fasilitas umum di lokasi objek wisata sudah menjadi hal yang lumrah.Belum lagi sampah yang merusak pemandangan.Begitu juga dengan kondisi umum yang tidak terurus, padahal pengunjung telah membayar retribusi untuk masuk ke lokasi wisata, dan membayar uang kebersihan kamar mandi.


(15)

Peninggalan Sejarah, selain itu Kabupaten Karo juga sudah mulai mengembangkan Agrowisata.

Kabupaten Karo juga merupakan sentral pertanian dan perkebunan.Sejauh mata memandang terlebih dari ketinggian, yang terlihat hanya hijauan tanaman jeruk, markisa, stroberi, kol, wortel, kentang, dan sayuran lainnya.Hasil perkebunan dan pertanian rakyat berastagi sejak lama telah menjadi merek dagangan daerah ini.Tanaman jeruk sudah menjadi salah satu produk andalan di Kabupaten Karo sejak terakhir ini.

Pasar lokal menjadi sasaran utama penjualan produk pertanian, salah satunya adalah melalui agrowisata.Rangkaian pertanian dari budidaya sampai pascapanen dapat menjadi daya tarik tersendiri bagi kegiatan agrowisata.Besarnya keinginan masyarakat terutama wisatawan lokal yang datang untuk memetik buah jeruk, buah markisa, atau panen sayur langsung di kebun merupakan peluang pasar agrowisata yang sangat baik bagi daerah ini. Jika wisata kebun dengan konsep petik sendiri ini digalakkan, jelas akan memberi nilai tambah bagi para petani selain itu Daerah Kabupaten Karo pun tentunya akan semakin popular dengan paket wisata yang khas. Harga jual produk pertanian di lokasi agrowisata bisa lebih tinggi karena pengunjung yang berani membayar lebih daripada harga jual petani ke pedagang pasar.Hal ini karena kesan dan kepuasan yang diperoleh pengunjung dari memetik sendiri buah langsung dari pohonnya di kebun.


(16)

1. Pengelolaan Objek

Tanaman dibudidayakan dengan menerapkan teknologi modern, antara lain dengan sistem irigasi tetes dan teknik penanaman hidroponik. Teknologi budi daya tanaman akan terus dikembangkan seperti ini guna meningkatkan hasil produksi yang maksimal.

2. Pengelolaan Pengunjung

Agar pengunjung dapat merasakan kenyamanan selama melakukan kunjungan, dibuatlah suatu peraturan yang berlaku bagi pengunjung. Peraturan tersebut menyangkut waktu kunjungan, bea masuk, dan tata tertib didalam kawasan agrowisata.

3. Sarana/Fasilitas Pendukung

Memasuki kawasan agrowisata adanya tempat parkir yang luas, agar pengunjung dapat mengetahui tempat – tempat penting yang ada di dalam kawasan, disediakan peta lokasi. Dan adanya papan infromasi penunjuk arah juga nama tanaman.

4. Keamanan

Untuk melindungi objek yang ada di dalam kawasan agrowisata, telah dibuatkan pagar keliling sebagai pembatas.Di tempat yang rawan seperti pembayaran karcis, perlu disiapkan sistem keamanan tersendiri.Tempat parkir juga perlu dijaga keamanannya.Untuk menjaga keamanan pengunjung dan objek, dibuatlah aturan tata tertib di dalam kawasan agrowisata, seperti papan peringatan diletakkan di tempat-tempat tertentu. Agrowisata di Kabupaten Karo setiap tahun terus berkembang.Dulu kegiatan agrowisata hanya di daerah tertentu saja, namun sekarang di tahun 2014


(17)

ini sudah ada 8 kecamatan yang mulai membuka agrowisata.Misalnya di kecamatan Merek, Merdeka, Namurtera, Donar Raya.Sekarang setiap kecamatan sudah menyeluruh tidak hanya di Berastagi saja.Tujuan agrowisata selain mengutip retribusi daerah juga sebagai penunjang Pendapatan Asli Daerah di Kabupaten Karo tersebut.Dengan adanya Agrowisata yang berdampak positif ini antara masyarakat yang lebih mengenal tanaman tersebut dan para penjual yang mendapatkan keuntungan lebih besar.Sehingga masyarakat maju dan Pendapatan Asli Daerah pun ikut maju.Upaya yang terus dilakukan untuk tetap meningkatkan agrowisata ini dengan selalu diadakan sosialisasi adanya juga partisipasi masyarakat untuk menjaga kebersihan dan keramahtamahan kepada wisatawan.Dari data yang didapat di tahun 2013-2014 wisatawan mulai berkurang, karena adanya erupsi dari Gunung Sinabung.Dampak dari erupsi tersebut banyak lahan pertanian dan perkebunan gagal panen sehingga merugikan pemilik tanaman, dan pendapatan pemilik tanaman juga mulai berkurang.(Direktorat Kebudayaan Dan Pariwisata Kabupaten Karo).

Berdasarkan uraian diatas maka penulis tertarik untuk meneliti kegiatan agrowisata dengan judul “Peranan Agrowisata Dalam Mendukung Pendapatan Asli Kabupaten Karo”

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, maka rumusan masalah di dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :


(18)

2. Bagaimana Peranan Agrowisata Dalam Mendukung Pendapatan Asli Daerah di Kabupaten Karo

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah :

Untuk mendeskripsikan Peranan Agrowisata Dalam Mendukung Pendapatan Asli Kabupaten Karo.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat dalam penelitian ini terdiri dari :

1.4.1 Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan akan menambah khasanah ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan pengembangan agrowisata yang berbasiskan masyarakat diharapkan pengembangan agrowisata Kabupaten Karo tidak hanya meningkatkan pendapatan masyarakat tapi juga meningkatkan pendapatan asli daerah Kabupaten Karo.

1.4.2 Manfaat Praktis

Dapat berguna sebagai referensi bagi penelitian lanjutan yang relevan dengan topik kertas karya ini.

1.5 Metode Penelitian

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode kualitatif deskriptif.Data yang diperoleh melalui studi kepustakaan dan penelitian lapangan.


(19)

Pengumpulan data dari beberapa buku yang berkaitan dengan kepariwisataan dan informasi yang berkaitan dengan judul baik berupa majalah, surat kabar, brosur, serta berbagai macam informasi kepustakaan yang berkaitan langsung dengan Agrowisata di Kabupaten Karo.

1.5.2 Penelitian Lapangan ( Field Research )

Pengumpulan data secara langsung, mengamati serta mengambil kesimpulan dan keputusan dari pengamatan tersebut.Dalam tahap ini dilakukan wawancara dari narasumber yang memiliki pemahaman tentang informasi yang berkaitan dengan judul.Wawancara yang dilakukan secara langsung dengan para informan yang terkait dengan Agrowisata di Kabupaten Karo, serta pengumpulan foto secara langsung yang di dapat di Kabupaten Karo.

1.6 Sistematika Penulisan

Pembahasan pada kertas karya ini terdiri dari lima bab, yaitu : Bab I : Pendahuluan

1.1 Latar Belakang 1.2 Rumusan masalah 1.3 Tujuan penelitian 1.4 Manfaat penelitian 1.5 Metode penelitian.

Bab II : Uraian teoritis tentang kepariwisataan 2.1 Pengertian Pariwisata dan Kepariwisataan 2.2 Jenis – Jenis Pariwisata


(20)

2.4 Pengertian Agrowisata

2.5 Pembangunan Pariwisata Berkelanjutan Bab III : Gambaran Umum Kabupaten Karo 3.1 Letak Geografis Kabupaten Karo

3.2 Kependudukan, Sistem Mata Pencaharian, dan Agama 3.3 Potensi Objek dan Daya Tarik Wisata Kabupaten Karo

BabIV : PerananaAgrowisata Dalam Mendukung Pendapatan AsliKabupaten Karo

4.1 Agrowisata di Kabupaten Karo

4.2 Peranan Agrowisata di Kabupaten Karo BabV : Kesimpulan dan Saran

5.1 Kesimpulan

5.2 Saran


(21)

URAIAN TEORITIS TENTANG KEPARIWISATAAN

2.1 Pengertian Pariwisata

Istilah “ pariwisata “ memiliki defenisi yang begitu luas, sehingga sangat sulit untuk dirumuskan atau dibatasi, demikian pula halnya dengan istilah “wisatawan”. Ini disebabkan karena tidak adanya konsep atau batasan yang jelas mengenai bidang, bentuk, atau jenis pariwisata.

Kata “pariwisata” berasal dari dua suku kata, yaitu pari dan wisata.Pari berarti banyak, berkali-kali dan berputar-putar, sedangkan wisata berarti perjalanan atau berpergian. Secara etimologi, pariwisata berasal dari bahasa Sansekerta yaitu kata “pari” yang berarti halus maksudnya mempunyai tata krama tinggi dan “wisata” yang berarti kunjungan atau perjalanan untuk melihat, mendengar, menikmati dan mempelajari sesuatu.

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2009 tentang kepariwisataan disebutkan bahwa, “Pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata dan didukung berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha, dan pemerintah daerah.”

Sedangkan menurut Undang-Undang No. 9 Tahun 1990, “Pariwisata adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan wisata termasuk pengelola atau penyelenggara serta pengusahaan daya tarik wisata serta usaha-usaha yang terkait di bidang ini sehingga wisatawan datang untuk mengunjunginya.”

Pariwisata merupakan rangkaian kegiatan yang dilakukan oleh manusia baik secara perorangan maupun kelompok di dalam wilayah negara lain. Kegiatan


(22)

tersebut menggunakan kemudahan, jasa dan faktor penunjang lainnya yang diadakan oleh pemerintah dan atau masyarakat, agar dapat mewujudkan keinginan wisatawan.Pariwisata adalah suatu fenomena kebudayaan global yang dapat dipandang sebagai suatu sistem. Beberapa ahli mendefinisikan pariwisata sebagai berikut :

Defenisi pariwisata menurut Yoeti (1996:108) adalah, “Suatu perjalanan yang dilakukan untuk sementara waktu, yang diselenggarakan dari suatu tempat ketempat lain, dengan maksud bukan berusaha atau mencari nafkah ditempat yang dikunjungi tetapi semata-mata untuk menikmati perjalanan hidup guna bertamasya dan rekreasi atau memenuhi keinginan yang beranekaragam.”

Definisi pariwisata menurut Hunziger dan Krapf dari Swiss (dalam Pendit, 1996:33),”Sejumlah hubungan dan gejala-gejala yang dihasilkan dari tinggalnya orang-orang asing, asalkan tinggalnya mereka itu tidak menyebabkan timbulnya tempat tinggal serta usaha-usaha yang bersifat sementara atau permanen sebagai usaha mencari kerja penuh.”

Defenisi pariwisata menurut Wahab (dalam Pendit, 1996:29) memberikan batasan tentang pengertian pariwisata sebagai berikut.“Parwisata adalah salah satu jenis industri baru mampu menghasilkan pertumbuhan ekonomi yang cepat dalam penyediaan lapangan kerja, peningkatan penghasilan, standar hidup serta menstimulasi sektor-sektor produktivitas lainnya.”

Menurut defenisi yang luas, pariwisata adalah perjalanan dari suatu tempat ke tempat lain, bersifat sementara dilakukan perorangan atau kelompok sebagai usaha mencari keseimbangan atau keserasian dan kebahagian dengan lingkungan hidup dalam dimensi social, budaya, alam, dan ilmu.


(23)

Pendapat tersebut secara bebas dapat diartikan sebagai kepariwisataan yaitu sejumlah kegiatan, terutama yang ada kaitannya dengan kegiatan perekonomian yang secara langsung berhubungan dengan masuknya, adanya pendiaman dan bergeraknya orang-orang asing keluar masuk kota, daerah atau negara.

Mc Intonsh bersama Gupta mencoba merumuskan suatu konsepsi mengenai pariwisata yang dapat dipergunakan sebagai pegangan untuk membangun suatu industri pariwisata (dalam Pendit, 1994:36) sebagai berikut. “Pariwisata adalah gabungan gejala dan hubungan yang timbul dari interaksi wisatawan, bisnis, pemerintah tuan rumah, serta masyarakat tuan rumah dalam proses menarik dan melayani pengunjung lainnya.”

Menurut Golden (dalam Yoeti, 1996:117). “Pariwisata merupakan suatu seni dari lalu lintas dimana manusia berdiam di suatu tempat asing untuk maksud tertentu, tetapi dengan kediamannya itu tidak boleh tinggal atau menetap untuk melakukan pekerjaan selamanya atau meskipun sementara waktu, yang sifatnya masih berhubungan dengan pekerjaan.”

Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa pariwisata adalah suatu perjalanan yang dilakukan dari satu tempat ke tempat lainnya dalam jangka waktu tertentu dengan tujuan untuk bersenang-senang atau menikmati perjalanan.

Pariwisata dapat menjadi sarana untuk mendukung konservasi lingkungan, situs arkelogis dan sejarah, serta arsitektural, meningkatkan kualitas lingkungan, infrastruktur yang dikembangkan untuk mendukung pariwisata tidak merusak


(24)

lingkungan, meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap lingkungan. Sehingga adanya manfaat yang akan diperoleh dari pengembangan pariwisata antara lain :

1. Menimbulkan Efek Berganda

Pariwisata memiliki efek penyebaran pada sektor-sektor lainnya seperti sektor pertanian, sektor pengolahan bahan pangan, kerajinan tangan, sektor bangunan, sektor industri dan lain-lain.Dalam hal ini, pariwisata menjadi pemicu dan pendorong berkembangnya kegiatan ekonomi di tempat pariwisata yang dikembangkan. Kegiatan ekonomi itu yang pelakunya kebanyakan masyarakat setempat, selanjutnya akan membuat perekonomian masyarakat lebih dinamis dan meningkat.

2. Diversifikasi Usaha

Berkembangnya pariwisata di suatu daerah tujuan wisata menjadi sumber pendapatan baru bagi masyarakat setempat. Hal ini dapat menjadikan ekonomi lokal tidak hanya bergantung pada satu sektor utama saja, misalnya : pertanian, pertambangan, perkebunan. Pengeluaran wisatawan di suatu daerah penerima wisatawan dapat merangsang pertumbuhan sektor-sektor ekonomi lainnya.Misalnya wisatawan menginap dihotel, hotel ini memerlukan daging, telur, sayur, alat-alat dekorasi dan lainnya.Hal ini mendorong tumbuhnya usaha-usaha pertanian, perternakan, industri kerajinan, dekorasi dan seterusnya.

3. Memperluas Kesempatan Kerja

Datangnya wisatawan di suatu daerah tujuan wisata yang tentunya dengan segala kebutuhannya dapat mendorong tumbuhnya berbagai usaha yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan wisatawan. Oleh karena itu di


(25)

daerah yang banyak dikunjungi wisatawan, juga akan banyak mendapat peluang kerja, terutama untuk pekerjaan di berbagai sektor pariwisata yang pada umumnya memerlukan banyak tenaga kerja.

4. Peningkatan Fasilitas Bagi Penduduk

Pembangunan pariwisata akan berpengaruh besar terhadap peningkatan fasilitas kehidupan masyarakat. Fasilitas yang pada awalnya secara khusus ditujukan untuk memenuhi kebutuhan wisatawan, pada kenyataannya juga digunakan oleh masyarakat setempat untuk memenuhi kebutuhannya. Dengan begitu, semakin banyak fasilitas yang dibangun untuk memenuhi kebutuhan wisatawan, akan semakin banyak pula fasilitas masyarakat yang tersedia di daerah itu.

5. Memperluas Kesempatan Berusaha

Salah satu tolak ukur berkembangnya pariwisata di suatu daerah adalah kedatangan wisatawan di suatu daerah tujuan wisata untuk menikmati objek/daya tarik wisata yang ditawarkan sebagai produk wisata. Banyaknya wisatawan yang datang tentunya akan menjadikan kebutuhan hidup didaerah meningkat. Ini berarti berkembangnya pariwisata di suatu daerah bermanfaat bagi peningkatan kesempatan berusaha, terutama yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan wisatawan.

6. Mempercepat Perkembangan Permukiman Penduduk

Berkembangnya pariwisata di suatu daerah dapat menjadi pendorong berkembangnya permukiman penduduk.Ini terjadi karena pada umumnya di daerah yang menjadi daerah tujuan wisata, karena di situ kedatangan


(26)

banyak wisatawan.Keadaan demikian menjadi pendorong para pengusaha/masyarakat untuk membuka usaha di daerah itu.

7. Peningkatan Pelayanan Transportasi

Pelayanan trasnportasi yang pada awalnya ditujukan untuk mendukung pengembangan pariwisata, yakni supaya akses wisatawan menuju objek wisata menjadi lebih baik, juga dapat digunakan untuk masyarakat.

8. Memperluas Kesempatan Pendidikan

Pengembangan pariwisata akan memerlukan sumberdaya manusia dalam jumlah yang besar, yakni untuk mengelola industri pariwisata yang produknya ditujukan untuk memenuhi kebutuhan wisatawan. Dalam hal ini tentunya yang dibutuhkan adalah sumberdaya manusia yang memiliki kemampuan di bidang pariwisata, yakni yang dapat memberikan pelayanan kepada wisatawan dengan standar kualitas tertentu.Oleh karena itu diperlukan pendidikan khusus pariwisata.

9. Preservasi dan Konservasi Lingkungan

Keberhasilan pembangunan pariwisata tidak saja dilihat dari banyaknya wisatawan yang mengunjunginya, tetapi juga dari kelangsungan keberadaan sumber daya yang menjadi daya tarik wisata.Jika sumbernya yang dimaksud berupa alam/lingkungan maka kelestarian lingkungan harus menjadi tujuan dari pengelola pariwisata supaya usahanya dapat berkembang dan berlangsung secara berkelanjutan.

10.Pengembangan Wawasan Sosial

Kedatangan wisatawan di suatu daerah tujuan wisata akan berpengaruh pada pengembangan wawasan sosial, baik wisatawan maupun masyarakat


(27)

setempat. Masyarakat setempat menjadi lebih luas wawasan sosialnya karena melihat dan kemungkinan memahami budaya wisatawan, sedangkan wisatawan menjadi terbuka wawasan sosialnya dengan melihat dan mengetahui budaya masyarakat setempat.

11.Peningkatan Infrastruktur

Pembangunan infrastruktur yang pada awalnya ditujukan secara khusus untuk mendukung pengembangan pariwisata pada umumnya juga dapat berperan sebagai infrastruktur yang digunakan untuk mendukung kebutuhan masyarakat pada umumnya.

2.2 Jenis – Jenis Pariwisata

Berdasarkan beranekaragamnya motif-motif yang mendorong seseorang melakukan perjalanan wisata, maka pariwisata dapat digolongkan menjadi beberapa jenis (Pendit, 1994 :41) yaitu :

1. Wisata Budaya ( Cultural Tourism )

Wisata ini dilakukan atas dasar keinginan memperluas pandangan hidup seseorang dengan jalan mengadakan kunjungan atau peninjauan ketempat lain, mempelajari keadaan rakyat, kebiasaan dan adat istiadat, cara hidup, budaya dan seni mereka. Sering perjalanan ini disatukan dengan kesempatan mengambil bagian dalam kegiatan-kegiatan budaya, seperti eksposisi seni ( seni tari, drama, music, dan seni suara ), atau kegiatan yang bermotif kesejajaran dan sebagainya.


(28)

2. Wisata Kesehatan

Wisata yang dilakukan dengan tujuan untuk menukar keadaan dan lingkungan tempat sehari - hari diamana ia tinggal demi kepentingan beristirahat dalam arti jasmani dan rohani, yaitu dengan mengunjungi tempat peristirahatan seperti mata air panas mengandung mineral yang dapat menyembuhkan, tempat yang memiliki iklim udara yang menyehatkan, dan lain – lain.

3. Wisata Olah Raga

Wisata yang dilakukan untuk tujuan berolah raga, diantaranya bermaksud untuk ikut ambil bagian dalam turnamen atau pesta – pesta olah raga, baik yang sifatnya nasional maupun internasional seperti Asean Games, Olympiade Thomas Cup, Uber Cup, dan lain sebagainya.

4. Wisata Komersial

Wisata yang dilakukan untuk mengunjungi pameran – pameran dan pekan raya yang bersifat komersial, seperti pameran industri, pameran dagang, dan sebagainya.

5. Wisata Industri

Wisata yang umumnya dilakukan oleh rombongan pelajar atau mahasiswa, atau orang – orang awam ke suatu komplek atau daerah perindustrian dimana terdapat pabrik –pabrik atau bengkel – bengkel besar dengan maksud untuk mengadakan peninjauan atau penelitian.

6. Wisata Politik

Wisata yang dilakukan untuk mengunjungi atau mengambil bagian aktif dalam peristiwa polotik, misalnya perayaan ulang tahun 17 Agustus di Jakarta, perayaan 10 Oktober di Moskow, Penobatan Ratu Inggris di London, dimana


(29)

biasanya fasilitas akomodasi, sarana pengangkutan dan atraksi beraneka warna diadakan secara meriah bagi para pengunjung, baik dari dalam maupun luar negeri.

7. Wisata Konvensi

Wisata yang dilakukan untuk perjalanan atau kunjungan mengikuti pelaksanaan konvensi, seperti konverensi, musyawarah, symposium, atau sidang yang diadakan setiap tahun. Biasanya, peserta yang mengikuti acara ini tinggal beberapa hari di kota atau negara penyelenggara.

8. Wisata sosial

Wisata ini merupakan jenis wisata pengorganisasian suatu perjalanan murah serta mudah memberi kesempatan kepada golongan masyarakat ekonomi lemah untuk mengadakan perjalanan, misalnya bagi kaum buruh, pemuda, pelajar atau mahasiswa, petani dan sebagainya.Organisasi ini berusaha membantu mereka yang mempunyai kemampuan terbatas dari segi finansialnya untuk mempergunakan kesempatan libur atau cuti mereka dengan mengadakan perjalanan yang dapat menambah pengalaman serta pengetahuan mereka, dan sekaligus juga dapat memperbaiki kesehatan jasmaniah dan mental mereka.

9. Wisata Pertanian

Wisata ini merupakan pengorganisasian perjalanan yang dilakukan ke proyek – proyek pertanian, perkebunan, ladang pembibitan dan sebagainya, dimana wisatawan rombongan dapat mengadakan peninjauan untuk tujuan studi maupun melihat – lihat keliling sambil menikmati segarnya tanaman beraneka ragam disekitar perkebunan.


(30)

10. Wisata Cagar Alam

Wisata ini biasanya diselenggarakan oleh agen atau biro perjalanan yang mengkhususkan usaha – usaha dengan jalan mengatur wisata ke daerah cagar alam, taman lindung, hutan daerah pegunungan dan sebagainya. Yang kelestariannya di lindungi oleh undang – undang.Wisata cagar ala mini banyak dilakukan oleh penggemar dan pecinta alam dalam kaitannya dengan kegemaran memotret binatang atau marga satwa serta tanaman beraneka ragam yang memang mendapat perlindungan dari pemerintah dan masyarakat.

11. Wisata Bulan Madu

Wisata perjalanan bagi pasangan pengantin baru yang sedang berbulan madu dengan fasilitas – fasilitas khusus demi kenikmatan perjalanan dan kunjungan mereka yang menimbulkan kesan seakan – akan berada di surga lokal. Perjalanan yang disebut wisata bulan madu biasanya dilakukan selama sebulan setelah pernikahan dilangsungkan di tempat – tempat romantis.

2.3 Objek dan Daya Tarik Wisata

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2009 tentang kepariwisataan menyebutkan bahwa daya tarik wisata adalah segala sesuatu yang memiliki keunikan, keindahan dan nilai berupa keanekaragaman kekayaan alam, budaya dan hasil buatan manusia yang menjadi sarana atau tujuan kunjungan wisatawan.

Daya tarik wisata juga disebut objek wisata merupakan potensi yang menjadi pendorong kehadiran wisatawan ke suatu daerah tujuan wisata. Menurut Suwantoro (1997: 19) bahwa objek dan daya tarik wisata dikelompokkan atas :


(31)

1. Pengusahaan objek dan daya tarik wisata dikelompokkan kedalam: pengusahaan objek dan daya tarik wisata alam, pengusahaan objek dan daya tarik wisata budaya, pengusahaan objek dan daya tarik wisata minat khusus. 2. Umumnya daya tarik suatu objek berdasar pada :

- Adanya sumberdaya yang dapat menimbulkan rasa senang, indah, nyaman dan bersih.

- Adanya aksebilitas yang tinggi untuk dapat mengunjunginya. - Adanya ciri khusus yang bersifat langka.

- Adanya penunjang sarana dan prasarana.

- Objek wisata alam mempunyai daya tarik karena keindahan alam, pegunungan, sungai, pantai, pasir, hutan, dan sebagainya.

- Objek wisata budaya mempunyai daya tarik tinggi karena memiliki nilai khusus dalam bentuk atraksi kesenian, upacara adat, objek buah karya manusia pada masa lampau.

3. Pembangunan suatu objek wisata harus dirancang dengan bersumber pada potensi daya tarik yang memiliki objek tersebut dengan mengacu pada kriteria keberhasilan pembangunan yang meliputi berbagai kelayakan, yaitu :

- Kelayakan Finansial

Studi Kelayakan ini menyangkut perhitungan secara komersial dari pembangunan objek wisata tersebut.

- Kelayakan Sosial Ekonomi Regional

Studi kelayakan ini dilakukan untuk melihat apakah investasi yang ditanamkan untuk membangun suatu objek wisata juga akan memiliki


(32)

dampak sosial ekonomi secara regional, dapat menciptakan lapangan pekerjaan, dapat meningkatkan devisa.

- Layak Teknis

Pembangunan objek wisata dapat dipertanggungjawabkan secara teknis dengan melihat daya dukung yang ada.Tidaklah perlu memaksakan diri untuk membangun suatu objek wisata apabila daya dukung oleh wisata tersebut rendah. Daya tarik objek wisata akan berkurang atau bahkan hilang bila objek wisata tersebut membahayakan keselamatan wisatawan.

- Layak Lingkungan

Analisi dampak lingkungan dapat dipergunakan sebagai acuan kegiatan pembangunan suatu objek wisata.Pembangunan objek wisata yang mengakibatkan rusaknya lingkungan harus dihentikan pembangunannya. Pembangunan objek wisata bukanlah untuk merusak lingkungan tetapi sekedar memanfaatkan sumber daya alam untuk kebaikan manusia dan untuk meningkatkan kualitas hidup manusia sehingga menjadi keseimbangan, keselarasan , dan keserasian.

Peraturan Pemerintah No.24/1979 menjelaskan bahwa objek wisata adalah : “perwujudan dari ciptaan manusia, tata hidup, seni budaya, serta sejarah bangsa dan tempat keadaan alam yang mempunyai daya tarik untuk dikunjungi.

Objek dan daya tarik wisata menurut Direktoral Jendral Pemerintah di bagi menjadi 3, yaitu :


(33)

1. Objek Wisata Alam

Objek wisata alam adalah sumber daya alam yang berpotensi serta memiliki daya tarik bagi pengunjung baik dalam keadaan alami maupun setelah ada usaha budi daya. Potensi objek wisata alam dapat dibagi menjadi empat kawasan, yaitu :

- Flora dan Fauna

- Keunikan dam kekhasan ekosistem

- Gejala alam, misalnya kawah, sumber air panas, air terjun dan danau

- Budidaya sumber daya alam, misalnya sawah, perkebunan, peternakan, usaha perikanan.

2. Objek Wisata Sosial Budaya

Objek wisata sosial budaya dapat di manfaatkan dan dikembangkan sebagai objek dan daya tarik wisata meliputi museum, peninggalan sejarah, upacara adat, seni pertunjukan, dan kerajinan.

3. Objek Wisata Minat Khusus

Objek wisata minat khusus merupakan jenis wisata yang baru di kembangkan di Indonesia.Wisata ini lebih diutamakan pada wisatawan yang mempunyai motivasi khusus.Dengan demikian, biasanya para wisatawan harus memiliki keahlian.Contohnya : berburu, mendaki gunung – gunung, arum jeram, tujuan pengobatan, agrowisata, dan lain – lain.

2.4 Pengertian Agrowisata

Menyadari bahwa kemampuan bersaing produk wisata Indonesia di pasaran Internasional masih lemah maka upaya penciptaan iklim yang


(34)

menggairahkan di bidang pariwisata perlu terus ditingkatkan.Salah satu upaya itu adalah menciptakan produk wisata baru diantaranya agrowisata.

Selama ini agrowisata merupakan produk yang belum banyak dimanfaatkan oleh kalangan usaha perjalanan.Padahal minat wisatawan terhadap kegiatan agrowisata cukup besar, terutama wisatawan mancanegara.Namun, belakangan ini agrowisata sebagai salah satu potensi wisata mulai ditawarkan kepada wisatawan. Defenisi agrowisata dari beberapa ahli yaitu :

Menurut Maruti (2009), sebuah agrowiata adalah bisnis berbasis usaha tani yang terbuka untuk umum. Tavare dalam Maruti, 2009 mendefinisikan agrowisata sebagai aktivitas agribisnis dimana petani setempat menawarkan tur pada usahataninya dan mengijinkan seseorang pengunjung menyaksikan pertumbuhan, pemanenan, pengolahan pangan lokal yang tidak akan ditemukan di daerah asalnya. Selanjutnya, menurut Mazilu dan Iancu (2006), agrowisata adalah aktivitas turis untuk membantu para petani mendapatkan tambahan pendapatan usahatani, yang menjadi sumber pendapatan utamanya. Phillip et al. (Budiasa, 2011) menjelaskan tipologi agrowisata berdasarkan aktivitas dan tipe kontak alami serta keterlibatan turis dalam pengerjaan usaha tani.

Pengembangan agrowisata dapat diarahkan dalam bentuk ruangan tertutup (seperti museum), ruangan terbuka (taman atau lansekap), atau kombinasi antara keduanya. Tampilan agrowisata ruangan tertutup dapat berupa koleksi alat-alat pertanian yang khas dan bernilai sejarah atau naskah dan visualisasi sejarah penggunaan lahan maupun proses pengolahan hasil pertanian. Agrowisata ruangan terbuka dapat berupa penataan lahan yang khas dan sesuai dengan kapabilitas dan tipologi lahan untuk mendukung suatu sistem usahatani yang efektif dan


(35)

berkelanjutan. Komponen utama pengembangan agrowisata ruangan terbuka dapat berupa flora dan fauna yang dibudidayakan maupun liar, teknologi budi daya.

Pengembangan agrowisata merupakan upaya terhadap pemanfaatan potensi atraksi wisata pertanian. Berdasarkan Surat Keputusan (SK) bersama Menteri Periwisata, Pos, dan Telekomunikasi (Menparpostel) dan Menteri Pertanian No. KM.47/PW.DOW/MPPT-89 dan No. 204/KPTS/HK/050/4/1989, agrowisata sebagai bagian dari objek wisata diartikan sebagai suatu bentuk kegiatan yang memafaatkan usaha agro sebagai objek wisata dengan tujuan untuk memperluas pengetahuan, pengalaman rekreasi, dan hubungan usaha di bidang pertanian.

Paska panen komoditas pertanian yang khas dan bernilai sejarah, atraksi budaya pertanian setempat, dan pemandangan alam berlatar belakang pertanian dengan kenyamanan yang dapat dirasakan. Agrowisata ruangan terbuka dapat dilakukan dalam dua versi/pola, yaitu alami dan buatan.

Selanjutnya, agrowisata ruangan terbuka dapat dikembangkan dalam dua versi/pola, yaitu alami dan buatan, yang dapat dirinci sebagai berikut:

1. Agrowisata Ruang Terbuka Alami

Objek agrowisata ruangan terbuka alami ini berada pada areal di mana kegiatan tersebut dilakukan langsung oleh masyarakat petani setempat sesuai dengan kehidupan keseharian mereka. Masyarakat melakukan kegiatannya sesuai dengan apa yang biasa mereka lakukan tanpa ada pengaturan dari pihak lain. Untuk memberikan tambahan kenikmatan kepada wisatawan, atraksi-atraksi spesifik yang dilakukan oleh masyarakat dapat lebih ditonjolkan, namun tetap


(36)

menjaga nilai estetika alaminya. Sementara fasilitas pendukung untuk kenyamanan wisatawan tetap disediakan sejauh tidak bertentangan dengan kultur dan estetika asli yang ada, seperti sarana transportasi, tempat berteduh, sanitasi, dan keamanan dari binatang buas.

2. Agrowisata Ruang Terbuka Buatan

Kawasan agrowisata ruang terbuka buatan ini dapat didesain pada kawasan - kawasan yang spesifik, namun belum dikuasai atau disentuh oleh masyarakat adat.Tata ruang peruntukan lahan diatur sesuai dengan daya dukungnya dan komoditas pertanian yang dikembangkan memiliki nilai jual untuk wisatawan.

Demikian pula teknologi yang diterapkan diambil dari budaya masyarakat lokal yang ada, diramu sedemikian rupa sehingga dapat menghasilkan produk atraksi agrowisata yang menarik.Fasilitas pendukung untuk akomodasi wisatawan dapat disediakan sesuai dengan kebutuhan masyarakat modern, namun tidak mengganggu keseimbangan ekosistem yang ada.Kegiatan wisata ini dapat dikelola oleh suatu badan usaha, sedang pelaksana atraksi parsialnya tetap dilakukan oleh petani lokal yang memiliki teknologi yang diterapkan.

2.5 Pembangunan Pariwisata Berkelanjutan

Pembangunan berkelanjutan (Salim,1990) bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, untuk memenuhi kebutuhan dan aspirasi manusia. Pembangunan yang berkelanjutan pada hekekatnya ditujukan untuk mencari pemerataan pembangunan antar generasi pada masa kini maupun masa mendatang.


(37)

Menurut Kementrian Lingkungan HidupPembangunan (yang pada dasarnya lebih berorientasi ekonomi) dapat diukur keberlanjutannya berdasarkan tiga kriteria yaitu :

1. Tidak ada pemborosan penggunaan sumber daya alam atau depletion of natural resources

2. Tidak ada polusi dan dampak lingkungan lainnya

3. Kegiatannya harus dapat meningkatkan useable resources ataupun replaceable resource.

Heinen (dalam Sharpley, 2000:1) menyatakan. “Definisi pembangunan pariwisata berkelanjutan bisa memiliki makna beragam. Orang dari banyak bidang yang berbeda menggunakan istilah berbeda di dalam konteks yang berbeda dan mereka mempunyai konsep, bias dan pendekatan yang berbeda.”

Cronin (dalam Sharpley,2000:1)mengkonsepkan pembangunan pariwisata berkelanjutan sebagai,”pembanguan yang terfokus pada dua hal, keberlanjutan pariwisata sebagai aktivitas ekonomi di satu sisi dan lainnya mempertimbangkan pariwisata sebagai elemen kebijakan pembangunan berkelanjutan yang lebih luas.”

Adapun keberhasilan pembangunan Pariwisata Berkelanjutan karena adanya :

1. Partisipasi Masyarakat

Masyarakat setempat harus mengawasi atau mengontrol pembangunan pariwisata dengan ikut terlibat dalam menentukan visi pariwisata, mengidentifikasi dumber-sumber daya yang akan dipelihara dan ditingkatkan,


(38)

serta mengembangkan tujuan-tujuan dan strategi–strategiuntuk pengembangan dan pengelolaan daya tarik wisata.

2. Keikutsertaan Para Pemangku Kepentingan

Para pelaku yang ikut serta dalam pembangunan pariwisata meliputi kelompok dan instusi LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat), kelompok sukarelawan, pemerintah daerah, asosiasi wisata, asosiasi bisnis dan pihak-pihak lain yang berpengaruh dalam kegiatan pariwisata.

3. Kepemilikan Lokal

Pembangunan pariwisata harus menawarkan lapangan pekerjaan yang berkualitas untuk masyarakat setempat. Fasilitas penunjang kepariwisataan seperti hotel, restoran. Seharusnya dikembangkan dan dipelihara masyarakat setempat.

4. Terjadinya Penggunaan Sumber Daya yang berkelanjutan

Pembangunan pariwisata harus dapat menggunakan sumber daya berkelanjutan yang artinya kegiatan-kegiatannya harus menghindari penggunaan sumber daya yang tidak dapat diperbarui secara berlebihan. Kegiatan pariwisata harus menjamin bahwa sumber daya alam dan buatan dapat dipelihara dab diperbaiki menggunakan kriteria dan standar internasional.

5. Mewadahi Tujuan-Tujuan Masyarakat

Tujuan-tujuan masyarakat hendaknya dapat diwadahi dalam kegiatan pariwisata agar kondisi yang harmonis antara pengunjung/wisatawan, tempat dan masyarakat setempat terwujud.


(39)

6. Daya Dukung yang Sesuai

Daya dukung atau kapasitas lahan yang harus dipertimbangkan meliputi daya dukung fisik, alami, sosial, dan budaya. Skala dan tipe fasilitas wisata harus mencerminkan batas penggunaan yang dapat ditolerans.

7. Adanya Monitor dan Evaluasi

Kegiatan monitor dan evaluasi pembangunan pariwisata berkelanjutan mencangkup penyusunan pedoman, evaluasi dampak kegiatan wisata serta pengembangan indikator dan batasan untuk mengukur dampak pariwisata. 8. Akuntabilasi

Perencanaan pariwisata harus memberi perhatian yang besar pada kesempatan mendapatkan pekerjaan, pendapatan dan perbaikan kesehatan masyarakat lokal yang tercermin dalam kebijakan pembangunan,

9. Terjadinya Pelatihan

Pembangunan pariwisata berkelanjutan membutuhkan pelaksanaan program– program pendidikan dan pelatihan untuk membekali pengetahuan masyarakat dan meningkatkan keterampilan bisnis.

10.Dilaksanakannya Promosi

Pembangunan pariwisata berkelanjutan juga meliputi promosi penggunaan lahan dan kegiatan yang memperkuat karakter lansekap, sense of place, dan identitas masyarakat setempat.


(40)

3.1 Letak Geografis Kabupaten Karo

Kabupaten Karo terletak di datarantinggi Pegunungan Bukit Barisan dan merupakan Daerah Hulu Sungai. Luas wilayah Kabupaten Karo adalah 2.127,25 Km² atau 212.725 Ha atau 2,97 persen dari luas Provinsi Daerah Tingkat I Sumatera Utara, dan secara geografis terletak diantara 2°50’ - 3°19’ Lintang Utara dan 97°55’ - 98°38’ Bujur Timur. Batas- batas wilayah Kabupaten Karo adalah :

1. Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Langkat dan Deli Serdang 2. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Dairi dan Toba Samosir 3. Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Deli Serdang dan Kabupaten

Simalungun

4. Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Aceh Tenggara (Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam)

Ibukota Kabupaten Karo adalah Kabanjahe yang terletak sekitar 67 Km sebelah Selatan Kota Medan ibukota Provinsi Sumatera Utara. Sejak zaman Belanda Kabupaten Karo sudah terkenal sebagai tempat peristirahatan. Setelah kemerdekaan Republik Indonesia kemudian dikembangkan menjadi daerah tujuan wisata di Provinsi Sumatera Utara. Objek-objek pariwisata di Kabupaten Karo adalah panorama yang indah di daerah pegunungan, air terjun, air panas, dan kebudayaan yang unik.


(41)

Kabupaten Karo terkenal sebagai daerah pertanian penghasil buah – buahan dan bunga. Keadaan hutan yang cukup luas yaitu mencapai 129.749 Ha atau 60,99 persen dari luas Kabupaten Karo.

Kabupaten Karo merupakan Daerah Hulu Sungai (DHS) dan Daerah Aliran Sungai (DAS) Wampu/Ular, sub Daerah Aliran Sungai Laubiang. Potensi industri yang ada adalah aneka industri kecil dan rumahan yang mendukung pertanian dan kepariwisataan. Potensi sumber mineral dan pertambangan yang ada di Kabupaten Karo cukup potensial namun masih memerlukan survey lapangan.

Iklim (Suhu, Musim, Angin, Curah Hujan) di Kabupaten Karo adalah sebagai berikut:

1. Suhu udara rata-rata di Kabupaten Karo berkisar antaa 18,4°C-19,3°C dengan kelembaban udara pada tahun 2006 rata-rata setinggi 88,39 persen tersebar antara 86,3 persen sampai dengan 90,3 persen.

2. Di Kabupaten Karo seperti daerah lainnya terdapat dua musim yaitu musim penghujan dan musim kemarau. Musim hujan pertama mulai bulan Agustus sampai dengan bulan Januari dan musim hujan kedua mulai bulan Maret sampai dengan bulan Mei.

3. Pada tahun 2006 ada sebanyak 172 hari jumlah hari hujan dengnan rata-rata kecepatan angin 1,32 M/DT.

4. Arah angin terbagi dua arah/gerak yaitu angin yang berhembus : Dari arah barat kira-kira bulan Oktober sampai dengan bulan Maret dan dari arah timur dan tenggara antara bulan April sampai dengan bulan September.


(42)

3.2 Kependudukan, Agama dan Sistem Mata Pencaharian

Hasil sensus tahun 2012, jumlah penduduk Tanah Karo diperkirakan sebesar 358.823 jiwa yang mendiami wilayah seluas 2.127,25 Km². Kepadatan penduduk diperkirakan 168,68 jiwa/Km

Berikut tabel jumlah penduduk setiap kecamatan :

Tabel 3.1 Luas Wilayah, Jumlah Penduduk, dan Kepadatan Penduduk menurutKecamatan Kecamatan/ Sub District Luas Wilayah/ Area

(Km2)

Penduduk/

Population

Kepadatan Penduduk/

Population Density

Tiap Km2

(1) (2) (3) (4)

010 Mardingding 267,11 17 684 66,20

020 Laubaleng 252,60 18 359 72,68

030 Tigabinanga 160,38 20 626 128,61

040 Juhar 218,56 13 726 62,80

050 Munte 125,64 20 404 162,40

060 Kutabuluh 195,70 10 972 56,07

070 Payung 47,24 11 232 237,76

071 Tiganderket 86,76 13 659 157,43

080 Simpang Empat 93,48 19 707 210,82

081 Naman Teran 87,82 13 263 151,02

082 Merdeka 44,17 13 794 312,29

090 Kabanjahe 44,65 66 635 1 469,99

100 Berastagi 30,50 44 091 1 445,61

110 Tigapanah 186,84 30 388 162,64

111 Dolat Rayat 32,25 8 599 266,64

120 Merek 125,51 18 712 149,09

130 Barusjahe 128,04 22 904 178,88

Jumlah/Total 2013 2 127,25 363 755 171,00


(43)

Tabel 3.2Data Pemeluk Agama di Kabupaten Karo

No Agama Jumlah Penduduk

1 Prostestan 42,93 %

2 Katolik 28,08 %

3 Islam 24,12 %

4 Hindu dan Budha 2,48 %

Sumber : Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Karo, 2013

Mata pencaharian penduduk yang terutama adalah usaha pertanian pangan, hasil hortikultura dan perkebunan rakyat. Mata pencaharian penduduk Kabupaten Karo dijelaskan dalam keterangan berikut :

Tabel 3.3 Mata Pencaharian Penduduk Kabupaten Karo

No Mata Pencaharian Persentase

1 Pertanian 79,93 %

2 Pedagang 11,49 %

3 Pegawai Negeri 9,17 %

4 Transportasi 1,13 %

5 Konstruksi 1,12 %

6 Industri 0,64 %

7 Pertambangan 0,32 %

8 Keuangan 0,09 %

9 Perusahaan Listrik,Gas,Air mineral 0,87 %

10 Lain-lain 0,37 %


(44)

Dari data di atas dapat dilihat bahwa mayoritas penduduk di Kabupaten Karo adalah petani tanaman hortikultura seperti jeruk dan sayur – sayuran yang mengajukan tanah milik sendiri.Disusul oleh pedagang yang umumnya pasar umum, pasar desa, took, kios, warung, dan rumah makan. Berikut tabel jumlah pedagang setiap tahun di Kabupaten Karo.

Tabel 3.4 Banyaknya Sarana Perdagangan Menurut Jenisnya di Kabupaten Karo

Badan Hukum 2009 2010 2011 2012 2013

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

Pasar Umum 12 12 12 12 12

Pasar Desa 6 6 6 6 9

Toko - 1 745 1 745 1 745 1 745

Kios - - - - 1 945

Warung - 1 870 1 870 1 870 1 870

Rumah Makan/ Restoran

- 339 339 339 339

Jumlah 18 3 972 3 972 3 972 5 920 Sumber : Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Karo, 2013


(45)

Pegawai negeri yang pada umumnya adalah pegawai di kantor Kecamatan yang berlokasi di Kabupaten Karo sebagai guru sekolah, dan berkerja di instansi pemerintah.Pada umumnya juga keseharian mereka juga bekerja sebagai petani yang mengerjakan lahan pertaniannya ditengah-tengah kesibukannya sebagai pegawai negeri. Selanjutnya, yang bekerja di bagian transportasi sebagai pembawa angkutan umum di Kabupaten Karo untuk menuju beberapa lokasi yang dilalui angkutan umum disana.

Dilanjutkan dengan konstruksi yaitu perkerja bangunan ada 5 kelompok konstruksi yaitu: Bangunan tempat tinggal dan bukan tempat tinggal; bangunan Pekerjaan Umum Untuk Pertanian, Bangunan Pekerjaan umum untuk jalan, jembatan dan pelabuhan, kelompok jenis bangunan dan instalasi listrik, gas, air minum, komunikasi, dan bangunan lainnya. Namun karena tidak semua kabupaten/kota memiliki kegiatan pembangunan yang berkaitan dengan pembangunan fisik berupa bangunan pekerjaan umum untuk Pertanian dan bangunan untuk instalasi listrik, gas, air minum, dan Komunikasi. Disusul dengan industri, pekerja industri rumahan dengan skala kecil dan industri skala besar. Berikut jenis industri dengan skala besar.Jenis Industri skala besar yang ada di Kabupaten Karo adalah :

1. PT. Tirta Sibayakindo

Perusahaan ini terletak di jalan raya Medan – Berastagi Km 55 Desa Doulu dengan komoditi minuman ringan merk Aqua.Perusahaan ini menyerap tenaga kerja sebanyak 369 orang dengan kapasitas pabrik terpasang 150.000.000 liter minuman ringan pertahun. Perusahaan ini telah mendapat Sertifikat ISO


(46)

2. PT. Putra Agro Sejati

Perusahaan ini beralamat di Desa Guru Singa Kecamatan Berastagi yang merupakan industri pengolahan dan pengawetan sayuran / umbian, dengan komoditi acetic acid gobo dan gobo kering , ubi kering, lobak rebus dan kering, wortel kering, kentang kering, kubis kering, bawang pere kering, sambal cabe, tepung wortel dan lain – lain yang seluruhnya diekspor ke Jepang.

3. PT. Bibit Baru

PT. Bibit Baru didirkan dalam rangka penanaman modal asing tanggal 2 April 1971. Mitra asing Koninklijke Zaadteelt en Zaadhandel Sluis en Groot B.V – Holland. Proses penanaman dengan teknologi terapan plastikultur. Jenis tanaman yang diproduksi tanaman hias ± 10 jenis dan sayuran berupa tomat, paprika dan lain –lain. Jumlah tenaga kerja 900 orang, sebagian besar adalah wanita. Ekspor PT. Bibit Baru berupa bibit bunga dengan tujuan ekspor terutama ke Singapura(Dinas Koperasi,Perindustrian,Dan Perdagangan Kabupaten Karo,2013).

Selanjutnya bekerja di bagian keuangan, instansi seperti kredit mikro, kecil, koperasi, bank umum.Berikut tabelnya.


(47)

Tabel 3.5 Posisi Kredit Mikro, Kecil dan Menengah Yang Diberikan Bank Umum dan BPR Menurut Jenis Penggunaan dan Sektor Ekonomi di Kabupaten Karo

Jenis Simpanan/ Kind of Outstanding Gunds Juta Rp/ Million of Rp

2012 2013

(1) (2) (3)

A Menurut Jenis Penggunaan/ ByType of Loans

805892 937 643

1 Mikro/Micro 267704 324

363

2 Kecil/ Small 439323 500

966

3 Menengah/ Medium 98865 112

315

B Menurut Sektor Ekonomi/By Economic Sectors

805 892

937 643

01 Pertanian, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan/Agriculture, Livestock, Forestry & Fishery

139 263

153 855 02 Pertambangan& Penggalian/Minning&

Quarrying

243 1 765

03 Industri Pengolahan/ Manufacturing Industry

7 386 9 428

04Listrik, Gas dan Air Bersih/ Electricity, Gas & Water Supply

1 758 1 910

05 Konstruksi/Construction 16 560 18 539 06Perdagangan, Hotel & Restoran/Trade,

Hotel & Restaurant

558 395

696 198 07Pengangkutan & Komunikasi/ Transport

&Communication

1 654 4 806 08Keuangan, Real Estate dan Jasa Perusahaan/

Financial, Ownership & Business Services

31 133 21 109


(48)

09 Jasa-jasa/ Services 49 500 30 035 10 Jasa-jasa Dunia Usaha/Business Services - - 11 Jasa Sosial Masyarakat/Sosial Services - -

12 Lain-lain/Others - -

Sumber : Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Karo, 2013

Disusul dengan perusahaan listrik, gas, air mineral umumnya sebagian penduduk di Kabupaten Karo bekerja di instansi tersebut tetapi hanya sedikit persentase yang bekerja di instansi itu.Dari data hasil mata pencaharian, penduduk di Kabupaten Karo dari dulu hingga kini mengandalkan potensi alam pertanian untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka. Hasil pertanian mereka terutama tanaman jeruk sangat memadai sehingga dari sini mereka mampu membiayai anak – anak mereka untuk melanjutkan pendidikannya di kota – kota besar seperti Medan dan Pulau Jawa. Jadi bisa dikatakan Sumber Daya Manusia (SDM) masyarakat di Kabupaten Karo petani tanaman jeruk, sayur-sayuran, dan bunga – bungaan.Para petani mengajukan lahan milik sendiri didapatkan oleh warisan para leluhurnya.Hasil pertanian yang secara umum telah memberikan kesejahteraan bagi masyarakat di Kabupaten Karo.

3.3 Potensi Objek dan Daya Tarik Wisata Kabupaten Karo

Objek dan Daya Tarik Wisata (ODTW) Kabupaten Karo didominasi oleh ODTW Alam, Budaya dan Minat Khusus. Dilihat dari potensi kepariwisataan, daerah ini memiliki berbagai objek wisata menarik meskipun objek wisata yang ada sebagian belum dikelola dengan optimal. Objek-objek wisata tersebut tersebar


(49)

hamper seluruh penjuru wilayah Kabupaten Karo. Dinas Pariwisata, Seni dan Budaya Kabupaten Karo melakukan identifikasi mengenai tinjauan beberapa kebijakan dan hasil pengamatan survey lapangan terdapat objek wisata alam, objek wisata budaya, peninggalan sejarah serta beberapa atraksi wisata yang menyebar di setiap wilayah kecamatan. Secara rinci sebaran objek wisata di Kabupaten Karo dapat dilihat dalam tabel berikut :

Tabel 3.6 Sebaran Daya Tarik Wisata di Kabupaten Karo No Jenis Dan Nama Objek

Wisata

Lokasi Objek Wisata

Desa Kecamatan

A. Wisata Alam

1. Air Terjun Sikulikap Doulu Berastagi

2. Panorama Doulu Doulu Berastagi

3. Lau Debuk-Debuk Semangat Gunung Merdeka

4. Taman Mejuah-juah Berastagi

Gundaling II Berastagi

5. Bukit Gundaling Gundaling I Berastagi

6. Deleng Kutu Gurusinga Berastagi

7. Tahura Dolat Rakyat Dolat Rakyat

8. Air Panas Alam

Semangat Gunung

Semangat Gunung Merdeka

9. Gunung Sibayak Jarang Uda Merdeka

10. Danau Lau Kawar Kuta Gunung Naman Teran

11. Gunung Sinabung Sigarang-garang Naman Teran

12. Uruk Tuhan Bekerah Naman Teran

13. Gua Liang Dahar Lau Buluh Kuta Buluh

14. Air Terjun Belingking Mbrudi (DAS Lau Biang)

Kuta Buluh 15. Air Terjun Sipiso-piso Pengambatan Merek

16. Gunung Sipiso-piso Situnggaling Merek

17. Tongging-Sikodon-kodon Tongging Merek

18. Taman Simalem Tongging Merek

19. Gua Ling-Ling Gara Kuta Pengkih Mardingding 20. Padang Pengembala Nodi Mbal-mbal Petarum Lau Baling

21. Gunung Barus Basam Barus Jahe


(50)

B. Agrowisata

Menyebar di Setiap Kecamatan

Agrowisata Tanaman Pangan dan Perkebunan (Hamparan Padi, Kopi, dll)

Agrowisata Buah-Buahan (Hamparan Kebun Jeruk, Marquisa dll)

Agrowisata Sayur-Sayuran (Hamparan tanaman Kol, Wortel, dll)

Agrowisata Tanaman Bunga-Bungaan

C. Wisata Kuliner / Belanja

Pasar Tradisional Berastagi

Kota Berastagi

Pasar Buah Berastagi Kota Berastagi

Pasar Bunga Berastagi Kota Berastagi dan di sepanjang jalur jalan menuju Berastagi dan Kabanjahe.

Pasar Buah Dokan Dokan Merek

D. Wisata Budaya

Desa Budaya Peceran Peceran / Sempa Jaya Berastagi

Desa Budaya Lingga Lingga Simpang Empat

Desa Budaya Dokan Dokan Merek

Pakaian Adat ( Uis Karo )

Di Kabupaten Karo Benda Budaya dan Situs Di Kabupaten Karo

E. Peninggalan Sejarah

Puntungan Meriam Putri Hijau

Sukanalu Tiga Panah

Legenda (Cerita Rakyat) Menyebar di seluruh Kecamatan


(51)

F. Wisata Minat Khusus

Arung Jeram / Rafting Aliran DAS Lau Biang (Mulai dari Desa Limang – Perbesi – Bintang Meriah)

Gantole dan Paralayang Tongging

Lintas Alam / Tracking - Rute Perjalanan Berastagi dan Bandar baru melalui Gunung Barus, dimulai dari Desa Basam (6 Km dari Berastagi).

- Rute Perjalanan Berastagi – Bukit Lawang - Rute Perjalanan Berastagi ke Semangat

Gunung (Pemandian Air Panas) dimulai dari Desa Lau Gumba.

Hiking Gunung Sibayak dan Sinabung

G. Atraksi Wisata

Hari Kemerdekaan Tari Ndurung Ndikar Dance Tari Baka Tari Tongkat

Erpangir Ku Lau Menyebar di Seluruh Kecamatan Upacara Perumah Begu

Erdemu Bayu

Ngampaken Tulan-Tulan Pesta Tahunan

Sumber : Hasil Identifikasi dari Dinas Pariwisata, Seni dan Budaya Kabupaten Karo, 2014.

Sarana dan prasarana yang memadai juga menjadi salah satu penunjang pariwisata Kabupaten Karo. Penyediaan air bersih yang berasal dari PAM, listrik dari PLN untuk kepentingan industri dan masyarakat, jaringan jalan raya yang teratur, dan jaringan telekomunikasi yang memadai adalah prasarana yang ada di Kabupaten Karo untuk menunjang pertumbuhan industri pariwisata. Adapun


(52)

sarana – sarana pendukung industri pariwisata berupa hotel berbintang, restoran,

travel agent, money changer, dan pusat kesehatan.

Berikut adalah beberapa daftar nama hotel berbintang, restoran, travel agent, money changer dan pusat kesehatan yang ada di Kabupaten Karo ( Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Karo, 2014 ).

Tabel 3.7 Daftar Hotel Berbintang Di Kabupaten Karo No Nama Hotel Kelas Jumlah

Kamar

Alamat Telepon

1. Mikie Holiday Resort

***** 129 Jl.Jamin Ginting Desa Sempajaya Berastagi

0628-91650 0628-91651 2. Grand Mutiara ***** 123 Jl. Peceran No. 168

Berastagi

0628-91311 0628-91322 3. Sinabung

Resort Hotel

**** 104 Jl. Kolam Renang Berastagi

0628-91400 0628-91401 4. Hotel Int’n

Sibayak

**** 103 Jl. Merdeka No. 1 Berastagi

0628-91403 0628-91301 5. Berastagi

Cottage

** 74 Jl. Gundaling Desa Gongsol Berastagi

0628-91302 0628-91303 6. Hotel Rudang ** 70 Jl. Sempurna No. 16

Berastagi

0628-91345 0628-91456 7. Hotel Danau

Toba

* 34 Jl. Gundaling Berastagi 0628-91313 0628-91373 8. Hotel City Inn * 6 Jl. Jamin Ginting Desa

Sempajaya Berastagi

0628-91346 0628-91347


(53)

Tabel 3.8 Daftar Restoran Di Kabupaten Karo

No. Restoran Alamat Makanan Spesifik

1. Asia Restaurant Jl. Veteran No. 20 Chinese, European 2. Budiaman Jl. Veteran No. 62 Indonesian 3. Budi Jaya Jl. Veteran No.51 Indonesian 4. Bundo Kanduang Jl. Veteran No. 21 Indonesian 5. Siang Malam Jl. Trimurti I No.

91

Chinese, European, Indonesian

6. Andalas Jl. Mesjid No. 157 Indonesian

7. Muslimin Jl. Veteran No. 387 Indonesian

8. Sehat Jl. Veteran No. 315 Chinese

9. Garuda Jl. Veteran No. 10 European, Indonesian

10. Terang Jl. Veteran No. 369 Chinese

Tabel 3.9 Daftar Penukaran Mata Uang Di Kabupaten Karo

No. Money Changers Alamat Telepon

1. Pt. Pesiar Indah Travel Jl. Veteran No. 14 Berastagi 0628-91514 2. Duta Wisata Travel Jl. Veteran No. 93 Berastagi 0628-92767 3. Pt.Trans Travel Jl. Veteran No. 119

Berastagi

0628-91122

Tabel 3.10 Daftar Biro Perjalanan / Agen Perjalanan Di Kabupaten Karo No. Biro Perjalanan / Agen

Perjalanan

Alamat Telepon

1. Pt. Trans Travel Jl. Bambu Runcing No. 25 Kabanjahe

0628-323674

2. Pt. Sutra Travel Jl. Veteran No. 2 Kabanjahe 0628-324048 3. Pt.BerastagiDuta Wisata Jl. Veteran No. 2 Kabanjahe 0628-324019 4. Pt. Sempakata Travel Jl. Veteran No.

14Kabanjahe

0628-323556

5. Pt.NatrabuNational Travel Bureau

Jl. Kapt. Bangsi Sembiring No. 17 Kabanjahe

0628-20997


(54)

&Travel (Simpang Enam) Kabanjahe 7. Kartika Tour & Travel Jl. Kapt. Bangsi Sembiring

No. 18 Kabanjahe

0628-91514

8. Pt. Pesiar Indah Travel Jl. Veteran No. 14 Berastagi 0628-92767 9. Duta Wisata Travel Jl. Veteran No. 93 Berastagi 0628-91122 10. Pt. Trans Travel Jl. Veteran No. 119

Berastagi

0628-911095

Tabel 3.11 Daftar Pusat Kesehatan / Rumah Sakit Di Kabupaten Karo No. Pusat Kesehatan /

Rumah Sakit

Alamat Telepon

1. Puskesmas Berastagi Jl. Veteran No. 36 Berastagi 0628-91028 2. Rumah Sakit Umum

Flora

Jl. Djamin Ginting Kabanjahe

0628-20625 3. Rumah Sakit Umum

Kabanjahe

Jl. Selamat No. 8 Kabanjahe

0628-20550 4. Rumah Sakit Umum

Esther (Esther Hospital)

Jl. Veteran No. 21 Kabanjahe

0628-20714

Profil singkat berbagai potensi pariwisata yang ada di Kabupaten Karo sebagai berikut : (Dinas Pariwisata Kabupaten Karo 2014).

1. Gunung Sibayak

Gunung Berapi Sibayak dalam keadaan aktif berlokasi di atas ketinggian 2.172 M dari permukaan laut. Pendakiannya melewati hutan belantara tropis dan tebing yang penuh tantangan serta di puncak gunung terdapat hamparan dataran tempat berkemah. Dari puncak gunung terlihat kawah yang masih aktif magma dan pemandangan yang indah dan menawan.

Gunung ini dapat didaki dari dua tempat yaitu Desa Jaranguda (1,5 Km dari berastagi) dan Desa Semangat Gunung (12 Km dari Berastagi). Untuk mendaki gunung ini melalui jalan setapak dibutuhkan waktu sekitar 3 jam.


(55)

Gunung ini telah memiliki jalan aspal sampai ke puncaknya, saat ini kita dapat mencapai puncak gunung dengan kendaraan WD sampai di Bukit Kapur dan melakukan pendakian ke puncak dengan waktu tempuh 30 menit.

2. Bukit Gundaling

Bukit Gundaling merupakan tempat wisata dengan pohon kayu yang rindang dan bunga bungaan yang sudah dikenal sejak jaman penjajahan Belanda. Dari Puncak Bukit Gundaling terlihat panorama Gunung Sibayak dan Sinabung serta Kota Berastagi. Jarak dari Kota Berastagi ke Bukit Gundaling ±2 Km dapat menggunakan bus besar.

3. Air Terjun Sipiso-piso

Air terjun ini mempunyai ketinggian jatuh 120 Meter dan dilatar belakangi panorama indah Danau Toba, bukit – bukit, bentangan Pulau Samosir, pematang sawah, dan ladamg. Jarak dari Kota Berastagi ke objek wisata ini ± 35 Km dan dapat menggunakan bus ukuran besar.

4. Danau Lau Kawar

Danau ini memiliki luas ± 20 Ha diapit oleh alam pegunungan yang ditumbuhi kayu - kayuan hutan tropis dan di pinggir danau terbentang lahan seluas 3 Ha sebagai lokasi tempat berkemah. Bagi wisatawan yang berjiwa petualangan dari objek ini dapat melakukan kegiatan panjat tebing dan sekaligus pendakian ke puncak Gunung Sinabung. Jarak dari Kota Berastagi ke objek wisata ini sekitar 27 Km dan dapat menggunakan kendaraan roda empat yang melewati beberapa desa dan lahan pertanian.


(56)

5. Lau Debuk – Debuk

Objek wisata ini merupakan pemandian air panas yang mata airnya bersumber dari perut bumi, mengandung unsur belerang. Pada waktu – waktu tertentu ditemukan masyarakat mengadakan ritual seperti : Erpangir Kulau

(mandi ritual) yang bertujuan membersihkan diri dari roh – roh jahat dan niat – niat yang tidak baik. Jarak dari Kota Berastagi ke objek wisata ini sekitar 10 Km dan dapat menggunakan bus ukuran besar.

6. Air Panas Semangat Gunung

Objek wisata ini sebagai tempat pemandian air panas alam yang dikelola secara professional dalam bentuk kolam renang yang suhunya berbeda – beda sesuai dengan keinginan para wisatawan. Mata airnya bersumber dari perut bumi dan mengandung unsur belerang yang dapat mengobati penyakit seperti gatal – gatal, dan lain – lain. Jarak dari Kota Berastagi ke objek wisata ini ± 13 Km dan dapat menggunakan bus ukuran besar.

7. Taman Hutan Raya Bukit Barisan

Objek wisata ini merupakan kawasan hutan seluas ±8 Ha yang ditumbuhi berbagai jenis kayu – kayuan hutan tropis berusia diatas 60 tahun dan didalamnya berkembang berbagai spesies kupu – kupu langka. Di objek wisata ini dipelihara gajah yang dapat dimanfaatkan sebagai trasnportasi wisatawan mengelilingi hutan. Jarak dari Kota Berastagi ke objek wisata ini 5 Km yang dapat menggunakan bus ukuran besar.


(57)

8. Gua Liang Dahar

Gua Liang Dahar mempuyai tiga ruang besar dengan ukuran masing – masing 500 m², 400 m², 300 m² serta ruang ukuran kecil lainnya. Di dalam gua terdapat mata air yang mengalir melalui terowongan kecil ke Desa Bekerah dan di atas dinding gua terdapat sarang burung layang – layang dan kalong. Jarak dari Kota Berastagi ke objek wisata ini 40 Km, sampai ke Desa Lau Buluh dapat menggunakan kendaraan roda empat dan selanjutnya berjalan kaki ± 30 menit.

9. Gua Ling – Ling Gara

Gua ini mempunyai keunikan alam, yang mana di dalamnya terdapat kursi dan meja terbentuk dari proses alam. Pada masa lalu digunakan sebagai tempat peristirahatan dan tempat perlindungan para pemburu dari kejaran binatang liar. Jaral dari Kota Berastagi ke objek wisata ini 100 Km yang dapat menggunakan bus ukuran besar dan dari Desa Mardingding berjalan kaki satu jam.

10.Air Terjun Belingking

Air terjun ini berbeda dengan air terjun lainnya karena jatuhan airnya bertingkat tiga dengan ketinggian jatuh keseluruhan 100 meter dan berlokasi dekat dengan perkampungan penduduk. Jarak dari Kota Berastagi ke objek wisata ini 45 Km dan dapat menggunakan kendaraan roda empat.

11.Deleng Kutu

Nama binatang penghisap darah ini salah satu nama gunung di Tanah Karo persisnya di Desa Guru Singa, Kecamatan Berastagi. Gunung Kutu tidak kalah uniknya dengan sejumlah gunung yang berada di Tanah Karo. Padahal gunung ini tidak setinggi Sibayak dan Sinabung, namun panorama alam yang dimiliki cukup mempesona.


(58)

12.Taman Simalem

Taman Simalem Resort merupakan salah satu objek wisata terbaru dan termegah di Provinsi Sumatera Utara. Terletak di kawasan Bukit Merek, objek wisata ini menghadirkan pemandangan Danau Toba dari sudut pandang yang sangat luas. Luas areal kawasan wisata ini mencapai 206 Ha dengan lebih dari 25 Ha telah ditanami tanaman buah jeruk, biwa, markisa, terong belanda, alpukat, dan lain – lain.

13.Desa Budaya Lingga, Dukan dan Peceren

Di Desa ini terdapat bangunan rumah tradisional Karo berusia 250 tahun yang dikenal dengan nama Rumah Siwaluh Jabu dihuni oleh delapan Kepala Keluarga yang hidup berdampingan dalam keadaan damai. Bahan bangunan rumah tradisional ini dari kayu bulat, papan, bambu, dan beratap ijuk tanpa menggunakan paku yang dikerjakan tenaga arsitektur masa lalu.

Ketiga desa budaya ini mudah dicapai Bus Pariwisata :

• Desa Budaya Lingga 15 Km dari Berastagi

• Desa Budaya Dokan 23 Km dari Berastagi

• Desa Budaya Peceren 1 Km dari Berasragi 14.Guro – Guro Aron

Secara rutin setiap tahunnya dilaksanakan kegiatan kesenian tradisional Karo yaitu Guro – Guro Aron yang dilaksanakan pada waktu turun ke ladang/sawah dan setelah panen di desa – desa Kecamatan Simpang Empat, Munthe, Tiga Binanga, Juhar, Payung, Kuta Buluh, Tiga Panah, Lau Baleng yang tujuannya agar tanaman tumbuh dengan subur dan panen melimpah ruah serta bersilahturahmi antar keluarga. Guro – Guro Aron merupakan atraksi gendang


(59)

tradisional karo dan sepasang penyanyi dan penari lima marga yang ada di Tanah Karo.

15.Peninggalan Sejarah Puntungan Meriam Puteri Hijau

Puntungan Meriam Putri Hijau dapat kita temui di Desa Sukanalu dan Seberaya yang hingga sekarang masih dianggap oleh masyarakat mempunyai

magic dan setiap tahun dibersihkan serta diberi sesajen (upah) atau cibal – cibal

oleh masyarakat setempat. Jarak dari Kota Berastagi ke Desa Sukanalu 23 Km dan ke Desa Seberaya 7 Km. Untuk mengunjungi objek wisata ini dapat menggunakan kendaraan ukuran besar dan trasnportasi bus umum.


(60)

KABUPATEN KARO

4.1 Agrowisata di Kabupaten Karo

Dalam kurun waktu yang sangat panjang perhatian pembangunan pertanian terfokus kepada peningkatan produksi, terutama kepada peningkatan produksi tanaman pangan khususnya padi dan komiditi perdagangan tradisional.

Agrowisata merupakan salah satu usaha bisnis dibidang pertanian dengan menekankan kepada penjualan jasa kepada konsumen. Sebagai Negara agraris, Kabupaten Karo memiliki kekayaan alam dan hayati yang sangat beragam, jika dikelola dengan tepat kekayaan tersebut mampu diandalkan menjadi andalan perekonomian nasional. Komoditas pertanian (mencangkup tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, kehutanan, peternakan, dan perikanan) dengan keragaman dan keunikan yang bernilai tinggi serta diperkuat oleh kekayaan kultural yang sangat beragam mempunyai daya tarik kuat sebagai wisata agro yang berbasiskan pertanian. Keseluruhannya sangat berpeluang besar menjadi andalan dalam perekonomian di Kabupaten Karo.

Hamparan areal pertanaman yang luas seperti pada areal perkebunan, dan hortikultura disamping menyajikan pemandangan dan udara yang segar, juga merupakan media pendidikan bagi masyarakat dalam dimensi yang sangat luas, mulai dari pendidikan tentang kegiatan usaha dibidang masing – masing sampai kepada pendidikan tentang keharmonisan dan kelestarian alam.


(61)

Agrowisata telah menjadi salah satu sumber pertumbuhan baru daerah, sektor pertanian dan ekonomi nasional. Dengan demikian melalui agrowisata bukan semata merupakan usaha atau bisnis dibidang jasa yang menjual jasa bagi pemenuhan konsumen akan pemandangan yang indah dan udara yang segar, namun juga dapat berperan sebagai media promosi produk pertanian, menjadi media pendidikan masyarakat, memberikan signal bagi peluang pengembangan diversifikasi produk agribisnis dan berarti pula dapat menjadi kawasan pertumbuhan baru wilayah. Dengan demikian maka agrowisata dapat menjadi salah satu sumber pertumbuhan baru daerah melaui sektor pertanian di Kabupaten Karo.

Agrowisata memberikan kesempatan kaum tani meningkatkan kualitas hidupnya dengan memanfaatkan sumberdaya pertanian yang mereka miliki. Sementara agrowisata bagi wisatawan adalah mendidikan wisatawan untuk memahami kehidupan nyata tentang pertanian dan memberikan pemahaman kepada wisatawan bahwa kehidupan bertani adalah pekerjaan yang amat mulia karena kehidupan manusia lainnya sangat tergantung pada pertanian. Keuntungan kepada wisatawan lainnya yaitu mereka dapat menikmati keindahan alam yang sehat dan alamiah bebas dari polusi kota, mendapatkan produk pertanian yang benar – benar segar dan bahkan organik, agrowisata memberikan pengalaman perjalanan wisata yang unik.

Dengan adanya agrowisata ini para petani di Kabupaten Karo dapat menjual secara langsung hasil pertaniannya tanpa melalui saluran distribusi. Petani bisa membuka usaha sendiri dari hasil pertaniannya di sepanjang jalur yang dilintasi oleh wisatawan. Wilayah agrowisata dapat secara otomatis berfungsi


(62)

sebagai pasar yang mempertemukan antara petani sebagai penghasil produk pertanian dengan para wisatawan sebagai penikmat produk. Produk yang dimaksud yang berwujud buah – buahan atau sayur – sayuran. Para petani di Kabupaten Karo merasakan dengan adanya agrowisata tersebut dapat memperluas pengetahuan, pengalaman rekreasi, dan hubungan usaha di bidang pertanian. Melalui pengembangan agrowisata yang menonjolkan budaya lokal dalam memanfaatkan lahan, diharapkan bisa meningkatkan pendapatan petani sambil melestarikan sumber daya lahan, serta memelihara budaya maupun teknologi lokal yang umumnya telah sesuai dengan kondisi lingkungan alaminya.

Agrowisata dapat dikelompokkan ke dalam wisata ekologi yaitu kegiatan perjalanan wisata dengan tidak merusak atau mencemari alam dengan tujuan untuk mengagumi dan menikmati keindahan alam. (Deptan, 2005).

Berikut potensi agrowisata di Kabupaten Karo sebagai berikut : 1. Jeruk

Kabupaten Karo merupakan sentra produksi komoditi jeruk . Varietas jeruk yang ditanam di Kabupaten Karo sekarang ini adalah jenis Washington, Sunkist, padang, siam madu dan sebagainya. Jenis yang disukai konsumen lokal adalah varietas siam madu sehingga varietas jeruk ini mendominasi penanaman jeruk di Kabupaten Karo. Jeruk ini mempunyai ciri – ciri sebagai berikut : manis, bentuk bulat atau oval, tebal kulit 2 – 4 mm, warna lapisan dalam kuning, diameter jeruk 5 – 7 cm dan beratnya 90 – 225 gram, ketahanan 8 – 10 hari setelah masa panen, komoditi ini telah diekspor ke negara – negara tetangga dan saat sekarang ini dijual kepada masyarakat lokal dan domestik. Daerah pemasaran utama komoditi ini adalah Pulau Batam dan Jakarta. Sentar utamanya ada di


(63)

Kecamatan Tigapanah, Simpang Empat dan Barusjahe. Produktivitasnya mencapai 573,07 Kw/Ha.

Gambar 4.1 Pohon Jeruk

(Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2014) 2. Markisa

Markisa yaitu salah satu jenis komoditi buah yang memiliki kandungan vitamin yang tinggi yang berguna untuk kesehatan, khususnya vitamin C. Penanaman markisa sangat menguntungkan karena produksi pertamanya hanya kira – kira 10 bulan setelah masa tanam. Setelah masa panen bisa setiap minggu. Kabupaten Karo adalah sentra produksi markisa di Sumatera Utara. Komoditi ini hanya dijual pada masyarakat lokal dan domestic. Pertanaman markisa terdapat enam kecamatan yaitu : Kecamatan Barusjahe, Tigapanah, Simpang Empat, Berastagi, dan Merek.


(64)

Gambar 4.2 Buah Markisa

(Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2014) 3. Kol / Kubis

Kol/kubis adalah salah satu jenis sayur mayur yang telah sejak lama ditanam di Kabupaten Karo. Perkembangan komoditi ini dinyatakan baik karena didukung oleh kondisi cuaca, keinginan petani yang tinggi dan ketersediaan lahan. Kubis adalah salah satu produk yang tidak dapat bertahan lama setelah masa panen dan biasanya dijual dalam keadaan segar.

Gambar 4.3 Kubis / Kol


(65)

4. Wortel

Wortel juga termasuk dalam kelas umbi-umbian yang tumbuh sepanjang tahun. Tanaman ini dapat tumbuh dengan sempurna baik pada saat musim kemarau maupun musim hujan. Wortel mengandung nutrisi vitamin A yang lebih tinggi yang berguna untuk pemeliharaan mata dan selaput mata. Wortel juga berguna untuk mencegah serangan jantung koroner dan penyempitan pembuluh darah Pada saat sekarang ini, wortel yang diproduksi di daerah ini telah memiliki standar merek dagang dan diekspor ke Malaysia, Singapura dan Brunai Darussalam. Petani hanya menanam wortel tipe lokal sejak pengadaan bibit unggul wortel tidak lagi sesuai dengan permintaan pasar. Berdasarkan alasan ini, sangat diharapkan agar para peneliti menciptakan penemuan baru tentang wortel.

Gambar 4.4 Wortel


(1)

proses pembangunan yang direncanakan. Peran pemerintah dibutuhkan untuk mengatasi berbagai kelemahan yang ada pada masyarakat lokal, seperti lemahnya visi, lemahnya kemampuan perencanaan, lemahnya penyediaan modal, dan kelemahan lainnya. Bantuan pemerintah dapat diberikan dalam bentuk penyuluhan, pembinaan, pelatihan, maupun penyediaan dana serta pengadaan berbagai sarana prasarana kepariwisataan yang diperlukan dalam pengembangan objek agrowisata.

Dengan usaha objek wisata agro tersebut pihak pemerintah dapat bekerja sama, saling bahu-membahu antara masyarakat setempat untuk lebih memberdayakan berbagai potensi yang ada dan menanggulangi kelemahan – kelemahan masyarakat lokal, sehingga pengembangan agrowisata di Kabupaten Karo dapat terwujud, dan memberikan manfaat kepada semua pihak yang terlibat dan dapat pula memberikan kepuasan bagi wisatawan yang berkunjung.

Masyarakat di Kabupaten Karo adalah pihak yang paling dipengaruhi oleh pembangunan pariwisata yang ada di daerahnya.Oleh karena itu, manfaat yang dapat diperoleh dari pembangunan tersebut diharapkan dapat dikonstribusikan kepada mereka secara lebih adil dan merata sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan dan kualitas hidup mereka.

Pengembangan objek agrowisata di Kabupaten Karo mempengaruhi laju pertumbuhan ekonomi di daerahnya.Selain membuka lapangan pekerjaan dengan tumbuhnya peluang usaha – usaha secara formal dan informal.Agrowisata juga meningkatkan pendapatan masyarakat di Kabupaten Karo. Objek wisata di Kabupaten Karo akan membuka peluang bagi masyarakat setempat untuk memperoleh tambahan pendapatan, baik pekerjaan formal maupun informal.


(2)

Misalnya, dengan menjual produk khas daerah maupun fasilitas untuk wisatawan. Sektor ini akan semakin baik dan menguntungkan apabila pihak pemerintah ataupun pihak swasta memberikan pembinaan kepada masyarakat setempat.

Hasil pertanian masyarakat setempat juga dapat menjadi salah satu produk yang dapat ditawarkan atau dipasarkan kepada wisatawan yang berkunjung. Hasil pertanian masyarakat di Kabupaten Karo seperti buah – buahan, sayur – sayuran, bunga – bungaan, dan lain sebagainya dapat dijajarkan di sepanjang jalan yang dilalui wisatawan. Hasil panen yang segar dan bermutu baik menjadi daya tarik tersendiri bagu wisatawan, disamping itu merupakan salah satu cara yang memudahkan masyarakat setempat menjual hasil pertaniannya dan memberikan keuntungan ekonomi secara lebih cepat.

Dengan dikembangkannya daerah pertanian menjadi objek agrowisata, diperlukan upaya pengelolaan yang baik. Pengelolaan yang baik akan berpengaruh terhadap peningkatan produksi yang diusahakan. Produksi yang dihasilkan akan lebih mudah dipasarkan dengan adanya wisatawan yang datang. Kemudahan ini yang akan mendorong petani untuk memperluas pengetahuannya guna meningkatkan produksi pertaniannya yang baik dalam segi kuantitas, kualitas, dan keragaman jenis tanamannya.

Pembangunan pariwisata merupakan salah satu sektor andalan yang menjadi sumber pemasukan bagi Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Karo selain dari sektor unggulan yaitu pertanian.Pengembangan objek agrowisata di Kabupaten Karo diharapkan dapat memberikan banyak manfaat yang sebesar – besarnya dan seluas – luasnya.Selain dapat meningktakan daya tarik dan kualitas kepariwisataan Kabupaten Karo, agrowisata diharapkan juga dapat menjadi salah


(3)

satu peluang terciptanya kegiatan wisata yang variatif di daerah tujuan wisata Kabupaten Karo. Dengan agrowisata, kegiatan bertani yang selama ini hanya merupakan satu – satunya pekerjaan yang dipahami masyarakat sebagai sumber pendapatan dan penghidupan keluarganya, akan lebih menarik dan menantang karena dapat memberikan nilai tambah yang meningkatkan pendapatan, peningkatan pemasukan dari sektor pertanian bagi pemerintah pun ikut mengalami peningkatan pula. Selain itu, dengan berkembangnya kegiatan agrowisata, berbagai pajak dan pungutan retribusi yang diperoleh diharapkan akan meningkatkan pemasukan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Karo dari sektor pariwisata.


(4)

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Dari keterangan yang telah diuraikan di atas jelas bagi kita bahwa Agrowisata di Kabupaten Karo memiliki potensi sebagai penunjang pariwisata di Kabupaten Karo, dan sangat memegang peranan penting bagi kemajuan perekonomian penduduk setempat, dan untuk mendukung pendapatan asli di Kabupaten Karo khususnya.Adanya pengalaman berwisata yang lebih variatif bagi wisatawan sekaligus meningkatkan kepariwisataan di Kabupaten Karo.Objek wisata agro tersebut sebagai pariwisata alternatif merupakan jenis pariwisata yang berpendekatan kerakyatan serta berwawasan lingkungan dan kebudayaan.

Kabupaten Karo memiliki potensi yang cukup memadai untuk dikembangkan objek agrowisata.Dari sumber daya yang ada, baik sumber daya alam, sumber daya budaya, maupun sumber daya manusia-nya merupakan potensi yang dapat dimanfaatkan sebagai modal dalam pengembangan objek agrowisata.

Kepariwisataan Kabupaten Karo selama ini memang belum mengembangkan kegiatan agrowisata sebagai daya tarik kepariwisataannya secara terencana dan serius, karena agrowisata di Kabupaten Karo masih milik pribadi atau perorangan.Peraturan – peraturan Daerah ataupun kebijakan yang berkenaan dengan hal tersebut belum ada dikeluarkan. Akan tetapi melalui visi dan misi kepariwisataan Kabupaten Karo telah tersurat dan tersirat keinginan dan perhatian pihak pemerintah untuk memanfaatkan dan mengembangkan potensi alam pertanian setempat sebagai daya tarik kepariwisataannya, dan juga keinginannya


(5)

untuk lebih mengembangkan, memberdayakan industri kerajinan, dan usaha kecil sebagai salah satu sektor pembangunan kepariwisataan di Kabupaten Karo.

Keuntungan secara materi yang bisa diperoleh dari pengembangan agrowisata tersebut diharapkan juga dapat dikontrobusikan bagi pemerintah daerah. Pengembangan objek agrowisata diharapkan dapat menambah Sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD) pemerintah setempat, baik melalui pemungutan pajak atas usaha – usaha yang didirikan maupun pemungutan retribusi di kawasan agrowisata tersebut, seperti karcis masuk ke tempat wisat, parkir, dan lainnya.

5.2 Saran

Pengembangan kepariwisataan Kabupaten Karo diharapkan dapat lebih menggali dan menumbuh kembangkan nilai – nilai budaya yang saat ini telah terkikis.Masyarakat dari pihak – pihak yang terkait perlu diberi pemahaman tentang pentingnya faktor kebudayaan dalam mendukung kepariwisataan.Begitu juga kealamian dan kelestarian lingkungan alam supaya lebih diperhatikan dijaga mutu dan fungsinya sehingga keberlanjutannya hingga kegenerasi muda tetap terjaga. Pihak pemerintah daerah diharapkan dapat melakukan kerjasama dengan pihak swasta untuk lebih memrpmosikan kegiatan – kegiatan pariwisata yang dilakukan di Kabupaten Karo serta memberikan sebagian keuntungan yang diperoleh untuk peningkatan kepariwisataan untuk upaya – upaya pelestarian lingkungan.Bagi para wisatawan hendaknya ikut berpatisipasi untuk menjaga kebersihan dan ketentraman di kawasan agrowisata Kabupaten Karo.


(6)

DAFTAR PUSTAKA Buku

Anonim, 1994. Mengincar Potensi Wisata Agro Agribisnis. Bandung: Angkasa. Fachruddin, Lisdiana. 1996. Daya Tarik dan Pengelolaan Agrowisata. Bogor:

Jurusan Ilmu-ilmu Sosial Ekonomi Pertanian.

Ismayanti, 2010. Pengantar Pariwisata. Jakarta: PT.Gramedia Widiasarana Indonesia.

Karyono, A. Hari. 1997. Kepariwisataan. Jakarta: PT. Gramedia Widiasarana Indonesia.

Naibaho, P.1991. Dampak Wisata Agro Dalam Pengembangan Wilayah. Bogor: Jurusan Ilmu-ilmu Sosial Ekonomi Pertanian, IPB.

Yoeti,Oka A. 1996. Pengantar Ilmu Parwisata. Bandung: Angkasa.

Yoeti, Oka A. 2008. Ekonomi Pariwisata. Jakarta: PT Kompas Media Nusantara.

Internet