Pengertian Perilaku Asertif PERILAKU ASERTIF

7

BAB II LANDASAN TEORI

A. PERILAKU ASERTIF

1. Pengertian Perilaku Asertif

Kata asertif berasal dari bahasa Inggris assertive yang berarti tegas dalam pernyataannya, pasti dalam mengekspresikan dirinya atau pendapatnya. Perilaku asertif adalah perilaku yang menampilkan keberanian untuk secara jujur dalam menyatakan kebutuhan, perasaan dan pikiran- pikiran apa adanya, tanpa menyakiti orang lain Sumintarja, 1997. Menurut Chaplin 1985 asertif adalah kondisi individual yang tidak pasif atau takut pada situasi tertentu. Willis Daisley dalam Marini Andriani, 2005 menyebutkan bahwa asertif sebagai bentuk perilaku dan bukan merupakan sifat kepribadian seseorang yang dibawa sejak lahir, sehingga dapat dipelajari meskipun pola kebiasaan seseorang mempengaruhi proses pembelajaran tersebut. Menurut Rimm Master dalam Rakos, 1991 asertif berarti perilaku jujur dan cenderung mengekspresikan pikiran dan perasaan dengan terus terang, dapat diterima secara sosial di mana perasaan dan kesejahteraan orang lain diperhitungkan. Menurut Galassi Galassi dalam Westbrook, 1979 perilaku asertif didefinisikan sebagai perilaku kompleks yang dipancarkan oleh seseorang dalam konteks antarpribadi yang mengungkapkan perasaan orang itu mengenai sikap, keinginan, pendapat atau hak secara langsung, tegas dan jujur dengan tetap menghormati perasaan, sikap, keinginan, pendapat, dan hak-hak dari orang lain. Menurut Rini 2001 asertivitas adalah suatu kemampuan untuk mengkomunikasikan apa yang diinginkan, dirasakan, dan dipikirkan kepada orang lain namun tetap menjaga dan menghargai hak-hak serta perasaan orang lain. Dalam bersikap asertif, seseorang dituntut untuk jujur terhadap dirinya dan jujur dalam mengekspresikan perasaan, pendapat dan kebutuhan secara proporsional, tanpa ada maksud untuk memanipulasi, memanfaatkan ataupun merugikan pihak lainnya. Cawood 1988 menyebutkan juga bahwa perilaku asertif adalah ekspresi yang langsung, jujur dan pada tempatnya dari pikiran, perasaan, kebutuhan atau hak-hak individu tanpa kecemasan yang tidak beralasan. Alberti dan Emmons dalam Abidin, 2011 menyatakan bahwa perilaku asertif dapat mempromosikan kesetaraan dalam hubungan manusia, memungkinkan individu untuk bertindak menurut kepentingannya sendiri, untuk membela diri sendiri tanpa kecemasan yang tidak semestinya, untuk mengekspresikan perasaan dengan jujur dan nyaman serta untuk menerapkan hak-hak pribadi individu tanpa menyangkali hak-hak orang lain. Lioyd dalam Novalia Dayakisni, 2013 perilaku asertif adalah perilaku bersifat aktif, langsung, dan jujur. Perilaku ini mampu mengkomunikasikan kesan respek kepada diri sendiri dan orang lain sehingga dapat memandang keinginan, kebutuhan, dan hak kita sama dengan keinginan, kebutuhan dan hak orang lain atau bisa diartikan juga sebagai gaya wajar yang tidak lebih dari sikap langsung, jujur, dan penuh dengan respek saat berinteraksi dengan orang lain. Dalam penelitian ini penulis mengacu pada pengertian Galassi Galassi dalam Westbrook, 1979 perilaku asertif didefinisikan sebagai perilaku kompleks yang dipancarkan oleh seseorang dalam konteks antarpribadi yang mengungkapkan perasaan orang itu mengenai sikap, keinginan, pendapat atau hak secara langsung, tegas dan jujur dengan tetap menghormati perasaan, sikap, keinginan, pendapat, dan hak-hak dari orang lain.

2. Komponen Perilaku Asertif