Tujuan Pembangunan Ekonomi KEBERHASILAN DAN KEGAGALAN EKONOMI INDONESIA

2. Tujuan Pembangunan Ekonomi

Pembangunan ekonomi seharusnya dirancang sedemikian rupa sehingga menjamin penggunaan faktor-faktor produksi yang ada dengan sebaik-baiknya untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Adapun tujuan pembangunan ekonomi yaitu: 1 meningkatkan kualitas hidup masyarakat dalam memenuhi kebutuhan pokoknya yang meliputi pangan, sandang, papan, kesehatan, dan perlindungan keamanan dari pemerintah; 2 memperluas distribusi berbagai barang kebutuhan pokok; 3 memperluas kesempatan kerja; 4 memperbaiki kualitas pendidikan; 5 meningkatkan pendapatan masyarakat; 6 meningkatkan pemahaman dan tingkah laku masyarakat dalam menjunjung nilai-nilai luhur agama, sosial, dan kultural; dan 7 memperluas pilihan-pilihan ekonomi dan sosial bagi setiap individu serta bangsa secara keseluruhan. Misalnya: kebebasan dari sikap ketergantungan, bukan hanya terhadap orang atau negara lain tetapi terhadap setiap kekuatan yang berpotensi merendahkan nilai-nilai kemanusiaan. Untuk menciptakan pembangunan ekonomi, masyarakat haruslah bersedia berkorban, baik secara materiil maupun dalam bentuk lain. Mengutip pendapat Lewis, “Seperti juga berbagai hal lainnya, pertumbuhan ekonomi ada biayanya, artinya bahwa pembangunan ekonomi di samping memberi manfaat kepada masyarakat, masyarakat pun harus berkorban untuk menciptakan pembangunan ekonomi. Pengorbanan-pengorbanan tersebut berupa perombakan dari struktur ekonomi, mengembangkan teknologi, cara berpikir modern, meningkatkan jumlah tabungan, dan perubahan lain dalam berbagai aspek kehidupan ekonomi masyarakat. Selain itu juga harus dilakukan perubahan dalam berbagai aspek sosial, politik, dan kebudayaan.

3. KEBERHASILAN DAN KEGAGALAN EKONOMI INDONESIA

Tidak dapat dipungkiri, pemerintah Orde Baru cukup berhasil dalam mencapai pertumbuhan ekonomi yang tinggi rata-rata 7 pada kurun waktu awal 1990-an hingga pertengahan 1990-an, sehingga Indonesia pernah dikategorikan sebagai “Macan Asia” oleh Bank Dunia. Hal itu mungkin menjadi prestasi tertinggi terakhir yang diperoleh Indonesia pada pemerintahan Orde Baru. Sebelumnya, pemerintah Orde Baru berhasil membawa Indonesia berswasembada pangan 1985, serta menekan angka kelahiran bayi yang sangat tinggi pada masa pemerintahan Orde Lama. Pemerintah Orde Baru juga berupaya menciptakan pemerataan persebaran penduduk melalui transmigrasi. Cara ini terlihat cukup efektif di awal-awal pelaksanaannya. Di samping itu, pemerintah Orde Baru juga berhasil menekan laju inflasi dari sekitar 650 persen di zaman Orde Lama menjadi berada rata-rata di bawah dua digit hinga krisis ekonomi mulai melanda di tahun 1997. Ekspor nonmigas Indonesia juga meningkat, sehingga Indonesia tidak selalu bergantung pada ekspor minyak dan gas bumi. Akan tetapi, pembangunan Indonesia banyak bergantung pada bantuan luar negeri. Negara-negara maju yang bergabung dalam Intergovernmental Group on Indonesia IGGI, yang kemudian menjadi Consultative Group on Indonesia CGIberkomitmen untuk secara teratur menyuplai perekonomian Indonesia dengan hutang luar negeri. Hal ini menybabkan kemandirian perekonomian Indonesia melemah. Ketergantungan kepada modal asing mengakibatkan perekonomian menjadi hancur ketika badai krisis melanda tahun 1997. Melemahnya nilai tukar rupiah menyebabkan banyak investor asing yang keluar dari Indonesia. Pemerintah Orde Baru jelas gagal membuat rupiah sebagai mata uang kuat. Nilai rupiah tetap lemah sejak awal Orde Baru hingga sekarang. Pada tahun 1970-an, mobil baru dapat dibeli dengan harga Rp 1.000,00. Saat in, kita tidak bisa membeli sebuah mobil baru secara tunai jika hanya mengantongi Rp 50 juta. Pada masa reformasi, pemerintah berhasil menciptakan kebebasan pers, yang sangat bermanfaat sebagai alat kontrol pembangunan. Pers membuat masyarakat sadar politik dan sadar hak sebagai warga negara. Pemerintah juga berhasil membuat iklim berpolitik yang jauh lebih sehat dibanding masa Orde Baru. Kehidupan politik Indonesia lebih demokratis dan dinamis pada masa Orde Reformasi. Korupsi, Kolusi, Nepotisme KKN adalah kegagalan terbesar dalam pembangunan Indonesia, mulai dari pemerintahan masa Orde Baru hingga saat ini. KKN mengakibatkan dunia bisnis dihadapakan pada “biaya-biaya siluman” dari pungutan tak resmi, yang menyebabkan proses produksi tidak efisien dan harga menjadi mahal. KKN juga menyebabkan rendahnya profesionalisme dan wibawa para pejabat negara dan mengakibatkan penegakan hukum amat sulit diterapkan di Indonesia.

E. Alokasi Waktu: 4 x 45 menit