7
“Menurut teori ini, televisi menjadi alat utama dimana para penonton televisi itu belajar tentang mas
yarakat dan kultur di lingkungannya”Nurudin, 2004. Persepsi dan cara pandang yang ada dalam masyarakat, sangat besar dipengaruhi oleh televisi.
2.2.2 Teori Perilaku Sosial
Teori ini dikembangkan oleh Burrhus Frederic Skinner yang lahir 20 Maret 1904, di kota kecil Pennsylvania Susquehanna. Skinner mengadakan pendekatan
behavioristik untuk menerangkan tingkah laku. Pada tahun 1938, Skinner menerbitkan bukunya yang berjudul
The Behavior of Organism
. Teori Perilaku Sosial biasa juga disebut Teori belajar dalam Ilmu Psikologi. Konsep dasar dari teori ini
adalah penguat ganjaran
reward
. Teori ini lebih menitikberatkan pada tingkah laku aktor dan lingkungan.
Bagi Skinner, respon muncul karena adanya penguatan. Ketika dia mengeluarkan respon tertentu pada kondisi tertentu, maka ketika ada penguatan atas
hal itu, dia akan cenderung mengulangi respon tersebut hingga akhirnya dia berespon pada situasi yang lebih luas. Maksudnya adalah pengetahuan yang terbentuk melalui
ikatan stimulus respon akan semakin kuat bila diberi penguatan. Skinner membagi penguatan ini menjadi dua yaitu penguatan positif dan penguatan negatif. Penguatan
tersebut akan berlangsung stabil dan menghasilkan perilaku yang menetap.
Asumsi Dasar
Behavior is lawful
perilaku memiliki hukum tertentu
Behavior can be predicted
perilaku dapat diramalkan
Behavior can be controlled
perilaku dapat dikontrol Berdasarkan asumsi dasar tersebut menurut Skinner J.W. Santrock, 272 unsur yang
terpenting dalam belajar adalah adanya penguatan
reinforcement
dan hukuman
punishment
.
8
Tipe Perilaku
Skinner mengajukan dua klasifikasi dasar dari perilaku: operants dan respondents. Operant adalah sesuatu yang dihasilkan, dalam arti organisme
melakukan sesuatu untuk menghilangkan stimulus yang mendorong langsung.
Hal ini didasari pada asumsi-asumsi berikut:
1 Belajar itu adalah tingkah laku.
2 Perubahan tingkah-laku belajar secara fungsional berkaitan dengan adanya
perubahan dalam kejadian-kejadian di lingkungan kondisi-kondisi lingkungan. 3
Hubungan yang berhukum antara tingkah-laku dan lingkungan hanya dapat di tentukan kalau sifat-sifat tingkah-laku dan kondisi eksperimennya di definisikan
menurut fisiknya dan di observasi di bawah kondisi-kondisi yang di kontrol secara seksama.
4 Data dari studi eksperimental tingkah-laku merupakan satu-satunya sumber
informasi yang dapat di terima tentang penyebab terjadinya tingkah laku. Dalam berbicara mengenai perilaku sosial, Skinner tidak membahas mengenai
personality traits atau karakteristik yang dimiliki seseorang. Bagi Skinner, deskripsi kepribadian direduksi dalam kelompok atau respon spesifik yang
cenderung diasosiasikan dalam situasi tertentu.
Faktor-Faktor Pembentuk Perilaku Sosial
Baron dan Byrne berpendapat bahwa ada empat kategori utama yang dapat membentuk perilaku sosial seseorang, yaitu :
a. Perilaku dan karakteristik orang lain
Jika seseorang lebih sering bergaul dengan orang-orang yang memiliki karakter santun, ada kemungkinan besar ia akan berperilaku seperti kebanyakan
orang-orang berkarakter santun dalam lingkungan pergaulannya. Sebaliknya, jika ia bergaul dengan orang-orang berkarakter sombong, maka ia akan terpengaruh
oleh perilaku seperti itu. Pada aspek ini guru memegang peranan penting sebagai sosok yang akan dapat mempengaruhi pembentukan perilaku sosial siswa karena
9
ia akan emberikan pengaruh yang cukup besar dalam mengarahkan siswa untuk melakukan sesuatu perbuatan.
b. Proses kognitif
Ingatan dan pikiran yang memuat ide-ide, keyakinan dan pertimbangan yang menjadi dasar kesadaran sosial seseorang akan berpengaruh terhadap
perilaku sosialnya. Misalnya seorang calon pelatih yang terus berpikir agar kelak dikemudian hari menjadi pelatih yang baik, menjadi idola bagi atletnya dan
orang lain akan terus berupaya dan berproses mengembangkan dan memperbaiki dirinya dalam perilaku sosialnya. Contoh lain misalnya seorang siswa karena
selalu memperoleh tantangan dan pengalaman sukses dalam pembelajaran penjas maka ia memiliki sikap positif terhadap aktivitas jasmani yang
ditunjukkan oleh perilaku sosialnya yang akan mendukung teman-temannya untuk beraktivitas jasmani dengan benar.
c. Faktor lingkungan
Lingkungan alam terkadang dapat mempengaruhi perilaku sosial seseorang. Misalnya orang yang berasal dari daerah pantai atau pegunungan yang
terbiasa berkata dengan keras, maka perilaku sosialnya seolah keras pula, ketika berada di lingkungan masyarakat yang terbiasa lembut dan halus dalambertutur
kata. d.
Latar Budaya sebagai tampat perilaku dan pemikiran sosial itu terjadi Misalnya, seseorang yang berasal dari etnis budaya tertentu mungkin
akanterasa berperilaku sosial aneh ketika berada dalam lingkungan masyarakat yang beretnis budaya lain atau berbeda. Dalam konteks pembelajaran
pendidikan jasmani yang terpenting adalah untuk saling menghargai perbedaan yang dimiliki oleh setiap anak.
10
2.3. Kerangka Pikir Penelitian