Alasan Pemilihan Judul Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan Kerja Berdasarkan Perjanjian Kerja Waktu Tertentu (PKWT) dan Penyerahan Sebagian Pekerjaan Kepada Perusahaan Lain T1 312008001 BAB I

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1. Alasan Pemilihan Judul

Adapun alasan mengapa Penulis memiliki judul; “Hubungan Kerja berdasarkan Perjanjian Kerja Waktu Tertentu PKWT dan Penyerahan Sebagian Pekerjaan Kepada Perusahaan Lain”, perlu untuk dikemukakan oleh Penulis sebagai berikut di bawah ini. Pertama, Hubungan Kerja adalah suatu hubungan antara Pengusaha dengan Pekerja yang timbul dari Perjanjian Kerja yang diadakan untuk waktu tertentu maupun waktu yang tidak tertentu. 1 Dengan demikian dalam Hubungan Kerja ada perjanjian atau suatu perbuatan dengan mana satu orang atau lebih mengikatkan dirinya terhadap satu orang atau lebih lainnya. 2 Sedangkan Perjanjian Kerja pada hakikatnya adalah suatu kontrak, yaitu perjanjian antara Pekerja yang menerima syarat-syarat kerja, hak, dan kewajiban para pihak. 3 1 Sendjun H. Manulang, S.H., Pokok – Pokok Hukum Ketenagakerjaan di Indonesia Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2011, hlm. 63. Hakikat the nature Hubungan Kerja dalam definisi Manulang tersebut berbeda dengan pengertian Hubungan Kerja dalam UU Ketenagakerjaan UU No. 13 tahun 2003, Pasal 1 Angka 15. Hubungan Kerja adalah hubungan antara Pengusaha dengan PekerjaBuruh berdasarkan Perjanjian Kerja yang mempunyai unsur pekerjaan, upah, dan perintah. 2 Djumadi, S.H., Hukum Perburuhan Perjanjian Kerja Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2002, hlm.9. 3 Pasal 1 Angka 14 UU Ketenagakerjaan. 2 Dalam ketentuan pelaksanaan Perjanjian Kerja Waktu Tertentu, hakikat Perjanjian Kerja Waktu Tertentu dapat diketahui melalui pengertian atau definisi bahwa PKWT adalah perjanjian kerja antara PekerjaBuruh dengan Pengusaha untuk mengadakan hubungan kerja dalam waktu tertentu atau untuk Pekerja tertentu. 4 Perjanjian Kerja berdasarkan jangka waktu tertentu yang dapat diadakan untuk waktu paling lama 3 tiga tahun. 5 Meskipun pada prinsipnya PKWT itu adalah suatu Hubungan Kerja atau perhubungan hukum antara Pekerja dengan Pemberi Kerja atau suatu kontrak, mengingat antara lain telah diakui secara jelas dalam Undang – Undang Pasal 56 Ayat 1 UU No. 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan “Perjanjian Kerja dibuat untuk waktu tertentu atau untuk waktu tidak tertentu”, namun masih ada saja banyak pihak di dalam masyarakat yang memersoalkan eksistensi perhubungan hukum PKWT tersebut. 6 Dalam Perjanjian Kerja yang pada hakikatnya adalah suatu kontrak a contract tersebut, setidak-tidaknya berunsur, baik Pekerja maupun Pemberi Kerja, 4 Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia No.: KEP 100MENVI2004 tanggal 21 Juni 2004 Pasal 1 Angka 1. 5 F.X. Djumialdji S.H., M.Hum, Perjanjian Kerja Jakarta: Sinar Grafika Offset, 2005, hlm. 23. Sedangkan menurut KEPMENAKER No. KEP 100MENVI2004, Pasal 8 Ayat 1 j.o. Ayat 2, PKWT dengan PekerjaBuruh untuk melakukan pekerjaan yang berhubungan dengan produk baru, kegiatan baru, atau produk tambahan yang masih dalam percobaan atau penjajakan dapat dilakukan untuk jangka waktu paling lama 2 dua tahun dan dapat diperpanjang untuk satu kali paling lama 1 satu tahun, serta tidak dapat dilakukan pembaharuan. 6 Lihat uraian mengenai pihak-pihak dalam masyarakat yang memersoalkan eksistensi PKWT, terutama PKWT dan Penyerahan Sebagian Pekerjaan Kepada Perusahaan Lain, dalam Latar Belakang Masalah, dan Sub Judul 1.2 Bab I Skripsi ini. 3 masing –masing mempunyai hak dan kewajiban. 7 Kewajiban Pekerja pada umumnya tersimpul dalam hak Pemberi Kerja. Seperti juga hak Pekerja tersimpul dalam kewajiban Pemberi Kerja. Dus, ada perikatan bagi Pekerja dan perikatan bagi Pemberi Kerja. Misalnya, Pekerja mempunyai kewajiban untuk melaksanakan pekerjaan, maka Pemberi Kerja mempunyai hak atas pelaksanaan pekerjaan dan memerintah si Pekerja tersebut. 8 Dalam kaitan dengan itu, peraturan Pemberi Kerja atau peraturan –peraturan perburuhan ada yang dibuat secara sepihak oleh Pemberi Kerja. Akibatnya, Pemberi Kerja pada dasarnya dapat memasukkan apa saja yang Pemberi Kerja inginkan. Pemberi Kerja dapat mencantumkan kewajiban Pekerja semaksimal –maksimalnya dengan hak yang seminimal–minimalnya, sepanjang hal itu tidak dipaksakan kepada Pekerja. 9 Penulis tertarik untuk menggambarkan pemikiran pihak-pihak yang memertanyakan institusi hukum PKWT dan Penyerahan Sebagian Pekerjaan Kepada Perusahaan Lain, sekaligus membuat gambaran dari perpektif ilmu hukum atau postur prinsip-prinsip dan kaedah-kaedah hukum yang mengatur PKWT dan Penyerahan Sebagian Pekerjaan Kepada Perusahaan Lain. Terutama, dalam pandangan Penulis, apa yang disebut sebagai Hubungan Kerja Berdasarkan Perjanjian Kerja Waktu 7 Lihat Catatan Kaki Penulis dalam Catatan Kaki no. 1, supra. 8 Abdul Rachmad Budiono, S.H., M.H., Hukum Perburuhan di Indonesia Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1995, hlm. 47. 9 Imam Soepomo, S.H., Pengantar Hukum Perburuhan Jakarta: Djambatan, 1999, hlm. 73. 4 Tertentu PKWT dan Penyerahan Sebagian Pekerjaan Kepada Perusahaan Lain adalah suatu perjanjian atau suatu kontrak yang mempunyai ciri-ciri tertentu yang berbeda dengan Perjanjian yang hanya Perjanjian Kerja untuk Waktu Tertentu PKWT saja dan Perjanjian yang hanya Perjanjian Penyerahan Sebagian Pekerjaan Kepada Perusahaan Lain saja. 10 Kedua, bekerja kepada orang lain dalam hal ini maksudnya adalah bekerja dengan bergantung pada orang lain, si pemberi perintah dan menerima upah. Karena itu Pekerja harus tunduk dan patuh pada orang lain Pemberi Kerja yang memberikan perintah tersebut. 11 Pola hubungan hukumnya bersifat di bawah perintah dan memerintah sub ordinasi. Pekerja menerima perintah dari pihak yang lebih tinggi kedudukannya Pemberi Kerja yang memberi perintah atau menyuruh melakukan sesuatu. Apakah ada kemungkinan suatu badan hukum yang menerima pekerjaan dari perusahaan pemberi kerja berstatus atau berkedudukan sebagai Pekerja atau orang yang menerima perintah? Pertanyaan ini belum pernah dipikirkan oleh para pengamat 10 Inilah yang membedakan antara Skripsi ini dengan skripsi-skripsi yang pernah ditulis. Dalam skripsi-skripsi terdahulu, para penulis skripsi-skripsi terdahulu itu hanya membicarakan, setelah meneliti Hubungan Hukum yang bernama Perjanjian Kerja untuk Waktu Tertentu PKWT saja. Atau mereka hanya membahas atau menggambarkan outsourcing yang mereka samakan dengan Hubungan Kerja Berdasarkan Perjanjian Penyerahan Sebagian Pekerjaan Kepada Perusahaan Lain saja. Sedangkan dalam skripsi ini, Penulis berpendapat suatu thesis sentence bahwa Hubungan Kerja Berdasarkan Perjanjian Kerja Waktu Tertentu PKWT dan Penyerahan Sebagian Pekerjaan Kepada Perusahaan Lain adalah suatu pola hubungan hukum yang berdiri sendiri, dan yang Penulis sebutkan dalam uraian hasil penelitian sebagai suatu pola hubungan hukum sui generis atau hybrid. Inilah orisinalitas dari Penelitian dan Penulisan Karya Tulis Penulis. 11 H. Zainal Asikin, S.H., SU., Asas –Asas Hukum Perburuhan Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2006, hlm. 1. 5 dalam bidang kontrak ketenagakerjaan. Hal ini merupakan ide atau gagasan asli Penulis yang tergambar dalam suatu pertanyaan. Tujuan pengaturan hukum ketenagakerjaan seperti antara lain dipaparkan di atas itu sendiri adalah untuk kepentingan Pekerja itu sendiri. Pekerja akan lebih mengenal dan memahami kharateristik atau sifat-sifat hak –hak dan kewajiban– kewajiban sebagai Pekerja. Bila hak-hak para Pekerja dipenuhi oleh pihak Pemberi Kerja, maka Pekerja itu dapat menyampaikan dan menanyakan secara langsung kepada Pemberi Kerja mengenai hak-haknya yang belum diterima atau belum dipenuhi, sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Atau, dapat menempuh upaya hukum yang sesuai dalam jalurnya yang ditentukan oleh peraturan perundang-undangan dan yurisdiksi pengadilan. Selain itu, tujuan pengaturan ketenagakerjaan juga untuk kepentingan masyarakatwarga yang ingin menjadi Pekerja, adalah suatu pemberian informasi- informasi mengenai hak-hak dan kewajiban-kewajiban mengenai jaminan dan perlindungan hukum dari PemerintahNegara yang harus dilaksanakan sebagaimana dituntut oleh hukum the dictate of the law . Selanjutnya, tujuan pengaturan ketenagakerjaan juga untuk kepentingan Pemberi Kerja dan Pemerintah untuk memberikan informasi mengapa Pekerja menuntut hak-hak mereka. Pemberi Kerja dapat memenuhi hak-hak normatif yang 6 telah ditetapkan di dalam ketentuan undang –undang, bahkan Pemerintah tidak selalu memihak kepada Pemberi Kerja yang bertentangan dengan ketentuan hukum. 12 Semua hal yang telah dikemukakan di atas adalah antara lain, bentuk kepastian hukum dan keadilan, bagi kehidupan para Pekerja yang merupakan hasil dikte hukum. Mereka Pekerja akan dapat memenuhi secara layak standar hidup sesuai dengan ketentuan hukum. Kehidupan antara para Pekerja dengan Pemberi Kerja menjadi harmonis serta adanya rasa memiliki perusahaan. Perusahaan akan lebih pesat perkembangannya dalam memenuhi kebutuhan hidup masyarakat dalam mewujudkan kesejahteraan. 13 Namun demikian, masih ada saja banyak pihak di dalam masyarakat yang memersoalkan eksistensi perhubungan hukum PKWT tersebut di atas. 14 Sehingga seperti telah dikemukakan di atas, Penulis tertarik untuk menggambarkan pemikiran pihak –pihak itu memertanyakan institusi hukum yang berlaku tersebut. Sekaligus, membuat gambaran dari perpektif ilmu hukum atau postur prinsip –prinsip dan kaedah –kaedah hukum yang mengatur PKWT dan Penyerahan Sebagian Pekerjaan Kepada Perusahaan Lain yang menjadi soal atau polemik dalam masyarakat tersebut dan yang jauh lebih menarik, menurut pendapat Penulis, seperti telah dikemukakan di depan, merupakan suatu jenis perhubungan hukum tersendiri yang berbeda dari 12 Dr. H.R. Abdussalam, SIK., M.H., Hukum Ketenagakerjaan Jakarta: Restu Agung, 2009 hlm. 7. 13 Ibid. 14 Memang apabila diamati dengan saksama, persoalan yang ada sebatas pada persoalan perjanjian outsourcing. 7 PKWT saja atau perjanjian penyerahan sebagian pekerjaan kepada perusahaan lain saja yang sudah cukup banyak dibahas oleh para penulis-penulis skripsi terdahulu. Ketiga, Penyerahan Sebagian Pekerjaan kepada Perusahaan Lain adalah penyerahan sebagian pekerjaan dari Perusahaan Pemberi Pekerjaan kepada Perusahaan Penerima Pemborongan Pekerjaan atau Perusahaan Penyedia Jasa Pekerja melalui perjanjian pemborongan pekerjaan secara tertulis. Biasanya Penyerahan Sebagian Pekerjaan Kepada Perusahaan Lain bertujuan antara lain untuk memperkecil biaya produksi atau untuk memusatkan perhatian kepada hal utama dari perusahaan tersebut. Penyerahan Sebagian Pekerjaan Kepada Perusahaan Lain merupakan institusi yang sah menurut hukum dan diakui dalam undang-undang Ketenagakerjaan di Indonesia. Pengaturan mengenai Penyerahan Sebagian Pekerjaan kepada Perusahaan Lain juga telah diakui dengan jelas dalam Undang –Undang No. 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan. Dinyatakan pada Pasal 64, bahwa “perusahaan dapat menyerahkan sebagian pelaksanaan pekerjaan kepada perusahaan lainnya melalui perjanjian pemborongan pekerjaan atau penyediaan jasa Pekerja yang dibuat secara tertulis”. Meskipun demikian mekanisme Penyerahan Sebagian Pekerjaan kepada Perusahaan Lain juga, selain PKWT sebagaimana telah dipaparkan di atas, masih juga dipertanyakan oleh sejumlah kelompok masyarakat. Keempat, dalam kaitan atau seiring sejalan dengan kegiatanaktifitas “memertanyakan” eksistensi PKWT dan Penyerahan Pelaksanaan Pekerjaan kepada 8 Perusahaan Lain, dalam hukum, ada asas yang sangat fundamental menuntun kehidupan ketatanegaraan, bahwa Undang –Undang tidak boleh diganggu gugat. Namun masih ada saja banyak pihak di dalam masyarakat yang memersoalkan eksistensi perhubungan hukum PKWT tersebut. Penulis tertarik untuk menggambarkan pemikiran pihak –pihak itu memertanyakan institusi hukum yang berlaku tersebut, sekaligus membuat gambaran dari perpektif ilmu hukum atau postur prinsip –prinsip dan kaedah–kaedah hukum yang mengatur PKWT dan Penyerahan Sebagian Pekerjaan Kepada Perusahaan Lain yang menjadi soal atau polemik dalam masyarakat tersebut, dan yang menurut Penulis merupakan suatu kontrak sui generis hybrid.

1.2. Latar Belakang Masalah

Dokumen yang terkait

PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PEKERJA DALAM PERJANJIAN KERJA WAKTU TERTENTU (PKWT) DI CV. SHOFA MARWAH

0 4 76

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan Kerja Berdasarkan Perjanjian Kerja Waktu Tertentu (PKWT) dan Penyerahan Sebagian Pekerjaan Kepada Perusahaan Lain

0 0 12

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan Kerja Berdasarkan Perjanjian Kerja Waktu Tertentu (PKWT) dan Penyerahan Sebagian Pekerjaan Kepada Perusahaan Lain T1 312008001 BAB II

0 0 21

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan Kerja Berdasarkan Perjanjian Kerja Waktu Tertentu (PKWT) dan Penyerahan Sebagian Pekerjaan Kepada Perusahaan Lain T1 312008001 Bab IV

0 0 2

T1__BAB I Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Studi Kasus tentang Perjanjian Kerja Waktu Tertentu dalam Putusan Tingkat Pertama No 75PDT. SUSPHI2015PN.BDG dan Kasasi No. : Pdt.SusPHI2015 T1 BAB I

0 0 12

Perjanjian Kerja Waktu Tertentu PKWT KOM

0 0 7

BEBERAPA MASALAH PADA PERJANJIAN KERJA WAKTU TERTENTU DAN SOLUSINYA

0 0 14

PENYALAHGUNAAN PERJANJIAN KERJA WAKTU TERTENTU (PKWT) OLEH PERUSAHAAN Repository - UNAIR REPOSITORY

0 0 11

Keabsahan Perjanjian Kerja Waktu Tertentu (PKWT) Terkait Masa Tenggang Pembaruan Perjanjian Kerja Di PT. X Sidoarjo - Repository Universitas Muhammadiyah Sidoarjo

0 1 13

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang - TINJAUAN HUKUM TERHADAP SYARAT-SYARAT PENYERAHAN SEBAGIAN PELAKSANAAN PEKERJAAN KEPADA PERUSAHAAN LAIN - POLSRI REPOSITORY

0 1 14