Kerangka Konseptual dan Hipotesis .1 Kerangka Konseptual
memiliki pengaruh negative terhadap ROA. Namun CCC, size dan fix tidak berpengaruh signifian terhadap ROA.
Dani 2003 : 1-118 melakukan penelitian tentang pengaruh likuiditas, leverage dan efisiensi modal kerja terhadap profitabilitas studi kasus pada PT Modern Toolsindo
Bekasi. Rasio keuangan yang digunakan adalah current ratio, Debt to Equity Ratio DER, Working Capital Turnover WCT dan ROA. Alat analisis yang digunakan
adalah analisis regresi linier berganda. Menggunakan 1 sample perusahaan dengan menganalisis neraca dan laporan laba rugi tahun 1997-2002. Dalam penelitiannya Dani
2003 menggunakan analisis regresi linier berganda yang hasilnya menunjukkan bahwa secara simultan faktor likuiditas, leverage dan efisiensi modal kerja terbukti memiliki
pengaruh positif dan signifikan terhadap tingkat profitabilitas PT Modern Toolsindo. Sedangkan secara parsial hanya variabel leverage yang tidak berpengaruh positif
terhadap variabel profitabilitas. Estiningsih 2005 : 1-122 meneliti mengenai pengaruh kebijakan modal kerja
terhadap ROA pada perusahaan tekstil yang go public di BES. Dari hasil penelitian ini didapatkan bahwa variabel pembelanjaan modal kerja, current ratio, dan perputaran
modal kerja mempunyai pengaruh yang pofitif terhadap ROA. Berdasarkan uji-t, maka variabel yang paling signifikan mempengaruhi perubahan. ROA adalah perputaran
modal kerja, yaitu sebesar 70,83.
2.6 Kerangka Konseptual dan Hipotesis 2.6.1 Kerangka Konseptual
Kas diperlukan perusahaan baik untuk membiayai operasi perusahaan sehari-hari maupun untuk mengadakan investasi baru dalam aktiva tetap. Dalam
mengukur tingkat perputaran kas, sumber masuknya kas yang telah tertanam
Universitas Sumatera Utara
dalam modal kerja adalah berasal dari aktivitas operasional perusahaan. Oleh karena itu, sumber kas dalam penelitian ini adalah berasal dari aktivitas penjualan.
Makin tinggi tingkat perputaran kas berarti makin cepat kembalinya kas masuk pada perusahaan. Dengan demikian kas akan dapat dipergunakan kembali untuk
membiayai kegiatan operasional sehingga tidak mengganggu kondisi keuangan perusahaan.
Perputaran kas adalah perputaran sejumlah modal kerja yang tertanam dalam kas dan bank dalam satu periode akuntansi. Perputaran kas diketahui
dengan membandingkan antara jumlah pendapatan dan pemberian pinjaman dengan jumlah kas rata-rata. Dengan demikian tingkat perputaran kas
menunjukkan kecepatan kembalinya modal kerja yang tertanam pada kas atau setara kas menjadi kas kembali melalui penjualan atau pendapatan.
Menurut Lukman Syamsuddin 2002 : 236 : “Semakin besar cash turnover, semakin sedikit jumlah kas yang dibutuhkan dalam operasi perusahaan,
sehingga dengan demikian cash turnover haruslah dimaksimalkan agar dapat memberikan keuntungan bagi perusahaan.” Dimana rata-rata kas dapat dihitung
dari saldo kas awal ditambah saldo kas akhir dibagi dua. Makin tinggi perputaran kas, berarti makin tinggi efisiensi penggunaan kasnya. Makin tinggi tingkat
perputaran kas, maka akan semakin baik. Hal ini berarti makin tinggi efisiensi penggunaan kas tersebut. Tetapi apabila tingkat perputaran terlalu tinggi berarti
jumlah kas yang tersedia terlalu kecil untuk kegiatan perusahaan dan kondisi semikian dapat membahayakan posisi likuiditas perusahaan.
Universitas Sumatera Utara
Menurut Munawir 2004 : 77, turn over persediaan adalah merupakan rasio antara jumlah harga pokok penjualan barang yang di jual dengan nilai rata-
rata persediaan yang dimiliki oleh perusahaan. Turn over ini menunjukkan berapa kali jumlah persediaan barang diganti dalam satu tahun dijual dan diganti. Untuk
mengetahui rata-rata persediaan tersimpan dapat ditentukan dengan membagi jumlah hari-hari dalam satu tahun denagn turn over dari persediaan tersebut.
Tingkat perputaran persediaan mengukur perusahaan dalam memutarkan barang, dan menunjukkan hubungan antara barang yang diperlukan untuk menunjang
tingkat penjualan yang ditentukan. Kesemua hal itu tentu untuk mencapai satu tujuan yaitu laba perusahaan atau lebih kepada rentabilitas perusahaan.
Rasio perputaran persediaan dapat digunakan untuk mengukur efisiensi operasional yang memperlihatkan seberapa baiknya manajemen yang mengontrol
modal yang ada dalam persediaan. Perputaran persediaan dihitung berdasarkan harga pokok penjualan, tetapi jika tidak diketahui dapat dihitung dari penjualan
bersih. Dalam hal ini bila perhitungan dilakukan dengan harga pokok penjualan maka persediaan rata-rata barang dagang juga dihitung berdasarkan harga pokok.
Sedangkan bila cara yang digunakan dengan harga jual maka rata-rata persediaan barang dagang dihitung berdasarkan harga jual.
Berdasarkan latar belakang masalah dan landasan teori, maka dapat dibuat kerangka konseptual atas penelitian ini yang digambarkan sebagai berikut :
Universitas Sumatera Utara
.
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual