Perkembangan Seni Beladiri Wushu Di Kota Medan Tahun (2001-2013) 印尼棉兰人武术传统的发展研究(Yìnní miánlán rén wǔshù chuántǒng de fāzhǎn yánjiū)
5.4.3 Iuran,Persyaratan, Pendaftaran, Jumlah Pelatih dan Jadwal..51
5.4.4 Cabang Yayasan Kusuma Wushu Indonesia di Provinsi Sumatera Utara………. 53
BAB VI SIMPULAN DAN SARAN ... 52
6.1 Simpulan ... 52
6.2 Saran ... 54
(2)
BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang Masalah
Setiap etnik atau suku bangsa pasti mempunyai kebudayaan khasnya masing-masing meskipun berbeda-beda. Kata kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta yaitu buddahyah bentuk jamak dari kata buddhi yang berarti budi atau akal. Selo Soemardjan dan Soelaeman Soemardi (dalam Soerjono Soekanto 1982:151) merumuskan kebudayaan sebagai semua hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat1. Definisi kebudayaan menurut Taylor (dalam Soerjono Soekanto 1982:150) “kompleks yang mencakup pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hokum, adat-istiadat dan kemampuan – kemampuan serta kebiasaan – kebiasaan yang didapatkan oleh manusia sebagai anggota masyarakat”.2
Wushu juga merupakan salah satu komponen penting didalam warisan kebudayaan tradisional China yang telah mempunyai sejarah ribuan tahun. Wushu
juga merupakan olahraga yang paling popular untuk segala usia di Negara dengan jumlah penduduk 1,2 milyar jiwa tersebut. Berdasarkan maknanya kata “Wu” Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa karya masyarakat dapat menghasilkan teknologi dan kebudayaan kebendaan atau budaya jasmaniah yang diperlukan manusia untuk menguasai alam sekitarnya dan agar kekuatan serta hasilnya dapat diabdikan untuk keperluan masyarakat.
1
Soerjono Soekanto , Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada, 1982, Hal. 151.
2
(3)
ABSTRACT
The title of this research is “ Perkembangan Seni Beladiri Wushu di Kota Medan ( 2001 – 2013)”. In this research, the writer is trying to describe the Wushu, especially in the development of wushu martial arts . Due the title, there are some concepts written in chapter two, they are development, martial arts and wushu. The theory used in this research is social theory or culture theory, that is used to analysis the development of wushu martial arts . The methodology used on the research to describe the data is descriptive. In the chapter four the writer describe the basic of Wushu such as natural elemen of Wushu, moves of wushu, equipment of wushu, movement of hand and feet and benefit of wushu . In the last chapter, the result of the analysis shows that the development of wushu martial arts have been developed in Yayasan Kusuma on 2001 until 2013 years. The development can describe from the quantity in every year have been increased and from quality all the athlete can get medals in many national competition and international competition.
(4)
BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang Masalah
Setiap etnik atau suku bangsa pasti mempunyai kebudayaan khasnya masing-masing meskipun berbeda-beda. Kata kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta yaitu buddahyah bentuk jamak dari kata buddhi yang berarti budi atau akal. Selo Soemardjan dan Soelaeman Soemardi (dalam Soerjono Soekanto 1982:151) merumuskan kebudayaan sebagai semua hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat1. Definisi kebudayaan menurut Taylor (dalam Soerjono Soekanto 1982:150) “kompleks yang mencakup pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hokum, adat-istiadat dan kemampuan – kemampuan serta kebiasaan – kebiasaan yang didapatkan oleh manusia sebagai anggota masyarakat”.2
Wushu juga merupakan salah satu komponen penting didalam warisan kebudayaan tradisional China yang telah mempunyai sejarah ribuan tahun. Wushu
juga merupakan olahraga yang paling popular untuk segala usia di Negara dengan jumlah penduduk 1,2 milyar jiwa tersebut. Berdasarkan maknanya kata “Wu” Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa karya masyarakat dapat menghasilkan teknologi dan kebudayaan kebendaan atau budaya jasmaniah yang diperlukan manusia untuk menguasai alam sekitarnya dan agar kekuatan serta hasilnya dapat diabdikan untuk keperluan masyarakat.
1
Soerjono Soekanto , Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada, 1982, Hal. 151.
2
(5)
berarti military atau perang, “Shu” berarti art atau seni. Jadi Wushu berarti seni berperang atau seni beladiri.3
Untuk dapat memahami perkembangan Wushu haruslah mengikuti perkembangan manusia, misalnya di jaman dahulu kala dimana manusia masih hidup berdampingan dengan binatang, manusia mulai mencontoh gerakan-gerakan hewan ketika berkelahi, seperti menangkis, melompat, mengelak dari serangan dan memanjat. Seiring dengan kemajuan jaman, Wushu telah diorganisasi secara sistematis ke dalam bagian dari ilmu seni pertujukkan dan menjadi cabang olahraga yang mempunyai keindahan yang telah diperlombakan baik di tingkat Selama ini orang lebih mengenal kata Kungfu daripada Wushu, hal ini kurang tepat, karena kata Kungfu sendiri artinya keahlian yang dimiliki seseorang melalui perjalanan waktu, tidak hanya sebatas ilmu beladiri saja. Sesungguhnya Kungfu yang telah diketahui khalayak banyak adalah
Wushu tradisional, atau dapat dikatakan Wushu yang diluar gerakan baku untuk kejuaraan.
Ilmu Wushu tradisional dibagi menurut sifatnya dalam dua golongan besar yaitu, wai gong adalah ilmu yang mempergunakan kekerasan, namun tidak mutlak. Sebab wai gong menggunakan 70% kekerasan dan 30% kelemasan, serta
nei gong adalah ilmu yang sangat sesuai untuk orang-orang yang bertubuh kecil dan lemah, sebab ilmu ini hanya menggunakan 10% kekerasan dan 90% kelemasan. Mitos mengenai siapa pencipta Wushu dalam berbagai pustaka tidak ditemukan namun bahwa ilmu tersebut tercipta dan berkembang dengan sejalan evolusi manusia telah dikemukakan beberapa penulis.
(6)
nasional maupun internasional. Pada tahun 1991 kompetisi Wushu sedunia pertama kali diselenggarakan di Beijing dan menjadi awal mula dari kejuaraan Wushu sedunia yang mana diselenggarakan setiap dua tahun sekali.
Di Wushu kini juga mendapat perhatian yang istimewa dari Wushu yang dulu hanya dimainkan oleh orang-orang tua, dan itupun hanya golongan tertentu kini telah memasyarakat. Tidak ada data resmi yang mencatat sejak kapan Wushu mulai masuk ke Indonesia, tetapi sejak puluhan tahun silam telah di mainkan oleh banyak orang dari berbagai kecil di lagi daerah lain, tetapi Wushu yang berstandar Internasional baru di kenal dan di populerkan di Indonesia pada akhir Oktober 1992 yang di prakarsai oleh tokoh olahraga IGK Manila berhasil membawa Wus
Banyak cerita menarik yang mengawali berdirinya Wushu berstandar internasional di Indonesia. Sebagai pendobrak tentu IGK Manila harus menghadapi berbagai tantangan di tengah ketidak mengertian tentang seluk beluk ketika itu, Surono merasa iri dan melihat bahwa cabang Wushu memiliki prospek yang sangat cerah di resmi anggotWushu, bahkan
(7)
Beg
Wushu yang benar di
yakni Wushu yang memenuhi standart Internasional. Secara perlahan pecinta
Wushu mengulurkan tangan ke daerah-daerah, mengajak semua pecinta Wushu di
Wushu yang benar dengan
mengikuti ketentua berbagai dinamaka 1992 di tetapkan sebagai hari lahirnya PBWI.
IGK Manila bertindak selaku Ketua Umum dan Mediteransjah selaku Sekretaris Jendral dan mencatat aneka peristiwa baik yang manis maupun yang pahit, kenangan manis diantaranya adalah keberhasilWushu asal Jainab yang meraih juara kedua alias perai di karena ketika itu Wushu berstandar International baru berkiprah 3 tahun di bumi Indonesia.
Keberhasilan Jainab atlet asal Medan merebut medali perunggu di memang luar biasa. Sebab juara dunia Wushu hampir seluruhnya berasal dari negeri
(8)
peran paling besar di balik semua itu adalah Supandi Kusuma. Ketua Umum Pengurus Daerah Wushu tangannya sendiri.
Di Kota Medan Yayasan Kusuma Wushu Indonesia yang bertempat di jl. Plaju no 3-5, Medan Area, merupakan salah satu tempat untuk mempelajari Wushu. Pada awalnya Grand Master Supandi Kusuma berlatih Wushu bersama teman-temannya di sebuah taman. Gerakannya terlihat indah membuat banyak orang ingin bergabung dengannya. Dan itulah terbentuknya perguruan Wushu
yang bernama Yayasan Kusuma Wushu Indonesia yang berada dibawah naungan Pengurus Besar Wushu Indonesia (PBWI). Mulai di bangun pada tahun1997, dan terselesaikan pada tahun 1999, dan di resmikan pada tanggal 18 Maret 2001 oleh Ketua Umum KONI Pusat Bapak Wismoyo Arismunandar dan Gubernur Sumatera Utara Bapak Tengku Rizal Nurdin bersamaan dengan peresmian Pelatnas SEA Games (southheast Asian Games) ke 21 tahun 2001,serta pelantikan pengurus daerah Wushu Sumatera Utara untuk periode tahun 2001-2005.
Perkembangan Seni Beladiri Wushu di kota Medan mengalami perkembangan yang sangat signifikan baik dalam jumlah atlet dan prestasi yang telah diperoleh oleh atlet – atlet nya dalam perlombaan – perlombaan yang bertaraf Internasional. Hal ini membuktikan bahwa eksistensi atau keberadaan seni beladiri Wushu di Kota Medan khususnya bagi masyarakat Tionghoa di Kota Medan sangat mengalami kemajuan dan perkembangan yang cukup bagus, sehingga masyarakat pada umumnya dan masyarakat Tionghoa pada khususnya
(9)
bisa merasakan keberadaan Seni Beladiri Wushu di Kota Medan ini mempunyai dampak yang positif.
Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka penulis tertarik untuk meneliti tentang Wushu dalam skripsi yang berjudul “Perkembangan Seni Beladiri Wushu Di Kota Medan (2001-2013)”.
1.2. Batasan Masalah
Mengingat luasnya bidang pokok bahasan yang diambil oleh peneliti, maka penulis membatasi penulisan hanya pada awal masuknya perkembangan Seni Beladiri Wushu serta eksistensi Seni Beladiri Wushu di Kota Medan yaitu perkembangan jumlah atlet dan prestasi atlet khususnya di Yayasan Kusuma Wushu Indonesia yang bertempat di jl. Plaju no 3-5.
1.3.Rumusan Masalah
Rumusan masalah adalah pernyataan singkat suatu masalah yang akan diteliti dan merupakan usaha untuk mengarahkan penulis pada permasalahan yang lebih fokus. Berdasarkan latar belakang yang telah penulis uraikan di atas, adapun masalah yang akan di bahas dalam penelitian ini adalah :
1. Bagaimana sejarah perkembangan masuknya Seni Beladiri Wushu di Kota Medan?
(10)
Dalam melakukan penelitian seorang peneliti mempunyai tujuan mengapa melakukan penelitian tersebut. Karena sebuah penelitian di lakukan berdasarkan sebuah pertanyaan yang belum diketahui jawabannya. Oleh karena itu, tujuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui bagaimana sejarah perkembangan masuknya
Wushu di Kota Medan.
2. Untuk mengetahui bagaimana eksistensi Seni Beladiri Wushu di Kota Medan (2001-2013).
1.5 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat, yaitu sebagai berikut:
1.5.1 Manfaat Praktis
Manfaat praktis dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Membuka wawasan masyarakat bahwa Wushu merupakan beladiri yang sangat berguna.
2. Wushu dapat dilakukan oleh siapapun yang ingin melakukan Wushu
tanpa batasan ruang dan waktu. 1.5.2 Manfaat Teoritis
Manfaat Teoritis yang di dapat diambil dari penelitian ini adalah :
1. Memberikan referensi penelitian bagi penelitian-penelitian berikutnya tentang kebudayaan pada umumnya dan tentang Wushu pada khususnya.
(11)
2. Memperkenalkan seni Wushu kepada masyarakat luas di luar masyarakat china.
(12)
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA KONSEP DAN PENDEKATAN
Pada bab ini peneliti akan membahas tentang tinjauan pustaka yaitumembahas tentang peneliti – peneliti sebelumnya yang pernah meneliti yang berhubungan dengan Wushu. Selanjutnya peneliti akan membahas mengenai konsep yang digunakan dalam penelitian ini yaitu mengenai definisi dari judul penelitian seperti definisi perkembangan, seni beladiri dan Wushu. Kemudian peneliti akan membahas mengenai pendekatan yang digunakan dalam penelitian.
2.1. Tinjauan Pustaka
Fay Goodman (1994) dalam bukunya: “Bela Diri Untuk Semua Umur”. Dalam buku ini banyak dijelaskan teknik dasar bela diri praktis dan manfaat mempelajari bela diri. Buku ini berguna bagi penulis untuk mengetahui arti seni beladiri dan kegunaanya. Penulis juga menggunakan buku ini untuk melihat sejarah singkat mengenai seni beladiri secara umum.
Siswantoro, Herry (1999) dalam bukunya: “Wushu Variasi dan Perkembangan”. Buku ini menjelaskan bahwa Wushu yang lebih populer dengan nama Kungfu merupakan salah satu cabang olahraga yang mengandung unsur bela diri,olahraga kesehatan dan sekaligus seni. Wushu yang merupakan salah satu olahraga, memiliki sejarah ribuan tahun dan merupakan warisan budaya China yang sangat berharga yang sudah lama dipraktekkan di Indonesia.Buku ini tidak hanya menyajikan dasar-dasar gerak Wushu, tetapi juga memaparkan sejarah dan perkembangan Wushu, juga menyajikan berbagai wawasan dan pengetahuan kepada pemula,peminat,praktisi maupun para pengamat Wushu.
Siswantoro, Herry (2001) dalam bukunya: “Chang Quan Wushu shaolin Utara” dalam buku ini dijelaskan tentang Wushu karakter menyerang sekaligus
(13)
membela diri. Bentuk dan karakteristik jurus-jurusnya terlihat gagah dengan langkah-langkah yang mantap dan cermat. Jurus ini membutuhkan keseimbangan tubuh baik kecepatan, kelenturan, kekokohan, keringanan tubuh, tenaga, serta kemampuan mengatur tempo permainan karena banyak gerakan meloncat tinggi dan berputar yang sangat sulit. Selain itu buku ini juga membahas tentang perkembangan Wushu Saolin Utara di Indonesia dan di dunia internasional seiring dengan semakin seringnya digelar berbagai kejuaraan di lingkup lokal, nasional, atau internasional. Meskipun demikian sebagian besar orang mempraktekkan semata-mata sebagai seni bela diri.
Chrismaya Fandriany Ulag (2008) dalam skripsinya meneliti tentang :
”Analisis Pandangan Praktisi Muda Wushu Universitas Bina Nusantara Terhadap Perkembangan Wushu Di Jakarta”. Dalam penelitian ini dikatakan bahwa Wushu di Indonesia sangat berkembang. Wushu yang ada di Indonesia saat ini lebih kepada sport oriented atau lebih berorientasi kepada olahraga dikarenakan praktisi Wushu yang menekuni bidang tersebut dengan gerakan
gymnastic yang sulit mampu untuk bertanding dalam kejuaraan, akan tetapi belum tentu terpakai sebagai bela diri sesungguhnya dalam kehidupan sehari-hari.
Daulay, Epi ( 2013) : “ Fungsi dan Makna Wushu Sebagai Senam Kesehatan di Yayasan Kusuma Wushu Indonesia”. Dalam penelitian tersebut dipaparkan bahwa Wushu khususnya di Yayasan Kusuma mempunyai fungsi dan makna sebagai senam kesehatan. Fungsi Wushu tersebut adalah untuk kesehatan. Kesejahteraan ekonomi dan kemakmuran segenap masyarakat. Sedangkan makna
(14)
dan juga mempelajari ramuan atau obat – obatan untuk memperkuat tubuh maupun untuk pengobatan. Penelitian ini bermanfaat bagi peneliti khususnya tenrang Wushu di Yayasan Kusuma, sedangkan fungsi dan maknanya tidak ada hubungannya dengan judul penelitian skripsi ini.
2.2. Konsep
Secara umum konsep adalah suatu abstraksi yang menggambarkan ciri-ciri umum sekelompok objek, peristiwa atau fenomena lainnya. Pengertian konsep dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2003:588) adalah gambaran mental dari suatu objek, proses, atau apapun yang ada di luar bahasa, yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal lain.4
2.2.1. Perkembangan
Selain itu, konsep dapat diartikan sebagai abstrak dimana mereka menghilangkan perbedaan dari segala sesuatu dalam eksistensi, memperlakukan seolah-olah mereka identik. Pada tingkat abstrak dan komplek, konsep merupakan sintesis sejumlah kesimpulan yang telah ditarik dari pengalaman dengan objek atau kejadian tertentu”.
Konsep merupakan peta perencanaan untuk masa depan sehingga bisa dijadikan pedoman dalam penelitian. Konsep biasanya untuk mendekripsikan dunia empiris yang diamati oleh peneliti baik merupakan gejala sosial tertentu yang sifatnya abstrak. Untuk memahami hal-hal yang ada dalam penelitian ini perlu dipaparkan beberapa konsep yaitu:
4
(15)
Perkembangan mempunyai makna adanya terlihat sifat – sifat yang baru yang berbeda dari sebelumnya dan dari perkembangan tersebut dapat terlihat perubahan sifat individu atau suatu kehidupan masyarakat menuju kesempurnaan untuk penyempurnaan dari sifat – sifat sebelumnya. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia ( 2008 : 993) bahwa perkembangan adalah berarti mekar terbuka atau membentang menjadi besar luas dan banyak serta berubah menjadi bertambah sempurna dalam hal kepribadian , pikiran serta pengetahuan.
Dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan perkembangan adalah perubahan sesuatu hal atau individu maupun suatu masyarakat kea rah yang lebih baik atau bahkan menuju kesempurnaan untuk dapat menyempurnakan sifat – sifat yang sebelumnya menjadi sifat – sifat yang baru.
Berkembangnya seni dan budaya dipengaruhi oleh factor internal seperti kreativitas manusia yang tumbuh dari dalam dirinya yang melahirkan ide – ide baru yang lebih original. Oleh karena faktor internal yang berasal dari dalam dirinya dan ditambah dari pengalaman hidup yang diperolehnya, maka manusia mampu menciptakan sesuatu hal yang baru yang berkelanjutan untuk kepentingan hidupnya. Sedangkan faktor eksternal berasal dari lingkungan sekitar tempat individu atau masyarakat tersebut tinggal dan kehidupan sosial budaya di sekitar lingkungan tersebut.
Sama halnya dengan budaya Indonesia juga mengalami perkembangan dari masa ke masa dan dalam perkembangan tersebut banyak dipengaruhi oleh budaya – budaya bangsa lain, salah satunya adalah kebudayaan Cina. Di
(16)
juga dinamakan dengan kebudayaan etnis Tionghoa. Kebudayaan Tionghoa cukup dapat mempengaruhi perkembangan dari kebudayaan Indonesia. Warga Negara Indonesia ada sebagian kecil merupakan keturunan etnis Tionghoa, tetapi mereka tersebar di hamper seluruh wilayah di Indonesia. Budaya etnis Tionghoa yang banyak ditemui di Indonesia seperti kuliner atau makanan, kesenian, musik, perayaan – perayaan, bahasa dan bahkan seni beladiri.
2.2.2. Seni Beladiri
Seni beladiri merupakan satu kesenian yang muncul sebagai suatu cara seseorang untuk mempertahankan diri atau membela diri. Seni beladiri juga merupakan sebuah seni yang lahir berdasarkan penalaran manusia untuk bertahan hidup dalam sebuah situasi yang menggunakan seluruh indera tubuhnya untuk menghasilkan sebuah keindahan atau sebuah seni. Seni beladiri adalah perpaduan seni, teknik membela diri, olahraga serta teknik olah batin ( spiritual ) yang di dalamnya terdapat muatan seni budaya masyarakat dimana seni beladiri itu lahir dan berkembang5
Perkembangan seni beladiri terus menerus berlanjut seiring dengan berkembangnya seni budaya di masyarakat. Seni beladiri juga memberikan peranan dalam memberikan kontribusi perkembangan seni budaya masyarakat suatu daerah. Seni beladiri pada umumnya dipakai untuk mepertahankan diri atau
. Dapat disimpulkan bahwa seni beladiri merupakan gerakan – gerakan yang mempunyai nilai seni dan fungsinya untuk bisa mempertahankan diri atau membela diri terhadap sesuatu hal.
(17)
membela diri dari sesuatu hal atau serangan musuh. Tetapi seiring dengan perkembangan zaman seni beladiri tidak hanya berfungsi untuk mempertahankan diri atau membela diri, terlebih – lebih hanya untuk memperlihatkan unsur seninya saja. Sama halnya dengan seni beladiri Wushu yang hanya lebih menonjolkan atau lebih memunculkan nilai seninya saja atau unsur seninya saja.
2.2.3. Wushu
Wushu adalah seni berperang dan seni bela diri yang menggunakan metode tendangan, pukulan, lemparan, jepitan dan menentukan fungsi dari seluruh bagian tubuh dalam berlatih, untuk menggerakkan potensi terpendam dari tubuh manusia, serta keterampilan dalam menggunakan senjata-senjata tradisional6
Banyak dari beberapa Style ini semakin langka terlihat di kompetisi Wushu
modern. "Wushu" juga berarti "Flowering Hand" dalam bahasa percakapan China kuno. Kuil-kuil Shaolin menyebarkan perihal ini yang berarti “As soft as a flower while in motion, but strong upon impact” (Selembut bunga ketika melakukan gerakan, tetapi keras / kuat ketika berbenturan)
. Wushu
merupakan salah satu olahraga populer di China.
7
6
. Wushu atau yang seringkali juga disebut Gongfu adalah Seni Beladiri yang berasal dari Tiongkok kuno. Tersebar keseluruh penjuru dunia melalui orang Tionghoa yang pergi merantau.
2014
(18)
2.3. Landasan Teori
Teori adalah landasan dasar keilmuan untuk menganalisis berbagai fenomena dan juga sebagai rujukan utama dalam memecahkan masalah penelitian di dalam ilmu pengetahuan. Sejalan dengan hal tersebut maka dalam sebuah penelitian perlu ada landasan teori yang mendasarinya, karena landasan teori merupakan kerangka dasar sebuah penelitian.
Penelitian ini lebih mengarah pada penelitian kebudayaan. Kebudayaan selalu bersifat sosial dan historik. Sosial karena tidak ada budaya perseorangan, namun meliputi kelompok manusia (suku dan bangsa). Historis artinya berhubungan dengan sejarah. Sejarah adalah studi dengan masa lalu dengan menggunakan paparan dan penjelasan (M.Iqbal Hasan 2002:22). Karena penelitian ini termasuk dalam penelitian sejarah yang membahas perkembangan, maka ini akan dilakukan Pendekatan Sejarah (Historical Approach). Penelitian ini akan memaparkan suatu sejarah berdasarkan kejadian atau peristiwa secara kronologis atau berdasarkan urutan waktu. Dalam penelitian ini, penulis akan menggunakan cara serta prosedur atau teknik untuk menkonstruksi peristiwa sejarah sehingga dapat menggambarkan secara akurat.
Pendekatan Sejarah bertujuan untuk mengkonstruksi masa lalu dengan sistematis dan objektif dengan mengumpulkan, menilai dan memverifikasikan bukti untuk menetapkan fakta dan mencapai konklusi yang dapat dipertahankan. Oleh David Fischer (dalam M.Iqbal Hasan 2002:22), ”peneliti sejarah adalah orang yg mengajukan pertanyaan terbuka tentang peristiwa masa lalu dan
(19)
menjawabnya dengan fakta yang terpilih yang disusun dalam bentuk paradigma penjelasan8
.
(20)
BAB III
METODE PENELITIAN
Pada bab ini peneliti akan membahas tentang metode penelitian yang digunakan dalam peneltian, data dan sumber data, teknik pengumpulan data, teknik analisis data dan lokasi penelitian yang digunakan dalam penelitian.
3.1. Metode Penelitian
Dalam sebuah penelitian pasti memiliki metode – metode penelitian yang digunakan dalam penelitian. Metode penelitian merupakan proses, prosedur, langkah atau tahapan kerja dalam sebuah penelitian. Setiap tahapan atau langkah – langkah kerja tersebut diawali dengan menggunakan sebuah pendekatan sampai pada data dan sumber data, teknik pengumpulan data serta teknik analisis data. Metode penelitian akan lebih mengarah pada teknik pengumpulan data dan teknik analisis data. Metode penelitian yang penulis gunakan dalam penelitian Perkembangan Seni Beladiri Wushu di Kota Medan adalah metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif.
Penelitian deskriptif bertujuan untuk mendeskripsikan apa-apa yang saat ini berlaku. Didalamnya terdapat upaya mendeskripsikan, mencatat, analisis dan menginterpretasiakan kondisi-kondisi yang sekarang ini terjadi. Dengan kata lain penelitian deskriptif bertujuan untuk memperoleh informasi-informasi mengenai keadaan saat ini dan melihat kaitan antara variabel-variabel yang ada. Penelitian ini tidak menguji hipotesa atau tidak menggunakan hipotesa, melainkan variabel-variabel yang diteliti.
(21)
Fatimah (2006:16), menyatakan metode deskriptif kualitatif adalah data-data yang dikumpulkan bukanlah angka-angka, tetapi berupa kata-kata atau gambaran sesuatu. Semua yang dikumpulkan dapat menjadi kunci terhadap apa yang diteliti. Deskriptif merupakan gambaran ciri-ciri data secara akurat sesuai dengan sifat alamiah9
Secara deskriptif peneliti dapat memberikan ciri-ciri, sifat-sifat, serta gambaran data melalui pemilihan data yang dilakukan pada tahap pemilihan data setelah data terkumpul. Fatimah (2006:17), “peneliti tidak berpandangan bahwa sesuatu itu memang demikian adanya, akan tetapi harus diberikan berdasarkan pertimbangan ilmiah yang digunakannya sebagai pisau (alat) kajiannya”
.
10
3.2. Data dan Sumber Data
.
Penelitian kualitatif merupakan penelitian yang menekankan pada kualitas data dan kedalaman data yang diperoleh. Kedalaman data yang dimaksud yaitu kelengkapan data yang diperoleh peneliti di lokasi penelitian untuk bisa menjawab dan mendapatkan semua jawaban tentang kondisi penelitian.
Dalam sebuah penelitian harus memiliki data dan sumber data. Pada penelitian ini yang dijadikan sebagai data adalah semua hal yang berhubungan dengan Seni Beladiri Wushu, baik yang bersifat pustaka yaitu dari buku – buku yang berhubungan dengan Seni Beladiri Wushu maupun yang berasal dari hasil wawancara informan.
(22)
3.2.1. Data
Data artinya informasi yang didapat melalui pengukuran-pengukuran tertentu, untuk digunakan sebagai landasan dalam menyusun argumentasi logis menjadi fakta. Sedangkan fakta itu adalah kenyataan yang telah diuji kebenarannya secara empiris, antara lain melalui analisis data (Abdurrahmat, 2005:104).
Data dalam penelitian ini adalah semua informasi yang berkaitan dengan Wushu di Kota Medan yang penulis peroleh melalui sumber data yaitu informan (field research) dan buku (library research)
3.2.2. Sumber Data
1. Sumber Data Primer (Field Research)
Sumber data primer dalam penelitian ini diperoleh dari hasil wawancara informan meliputi humas, pelatih, dan para atlet Wushu di Kota Medan.
2. Sumber Data Sekunder
Penulis memperoleh sumber data sekunder melalui buku, jurnal, dan skripsi yang relevan dan terkait dengan keberadaan Wushu di Kota Medan.
3.3. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dilakukan dengan mengumpulkan data-data atau informasi yang diharapkan dapat mendukung penelitian ini, kemudian memilih data yang dianggap paling penting dan menyusunnya secara sistematis. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan:
(23)
3.3.1. Observasi
Kegiatan ini dilakukan dengan menggunakan indra pengelihatan, tetapi peneliti tidak melakukan pertanyaan-pertanyaan. Peneliti cukup melihat dan mengamati apa saja yang dilakukan oleh informan atau sumber data. Setelah melakukan observasi atau pengamatan peneliti melakukan wawancara.
3.3.2. Wawancara
Setelah melakukan observasi, maka peneliti akan melakukan wawancara. Bungin (2001:155) wawancara adalah proses percakapan dengan maksud untuk mengkonstruksi mengenai orang, kejadian, kegiatan organisasi, motivasi, perasaan dan sebagainya yang dilakukan dua pihak yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dengan orang yang diwawancarai (interviewer)11
Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam mendukung penelitian ini maka peneliti juga menggunakan studi kepustakaan. Studi kepustakaan dilakukan untuk menemukan literatur atau sumber bacaan untuk melengkapi data yang
. Untuk mendukung penelitian ini maka, peneliti akan langsung ke lapangan untuk mewawancarai responden yang mengetahui dan mengerti mengenai Perkembangan Seni Beladiri Wushu di Medan. Selain itu, untuk mendapatkan informasi yang diperlukan maka peneliti juga menggunakan studi kepustakaan.
(24)
diperlukan dalam penelitian ini serta menyesuaikan data yang telah diperoleh dari hasil observasi dan wawancara. Sumber bacaan atau literatur dapat diperoleh dari buku-buku, majalah, internet, artikel-artikel di surat kabar ataupun dari penelitian yang sudah pernah dilakukan sebelumnya dalam bentuk skripsi dan lain-lain.
3.4 Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah teknik analisis data kualitatif. Analisis data sangat penting dalam penelitian ini, pada tahap ini semua data dianalisis yaitu tentang Perkembangan Seni Beladiri Wushu
di Kota Medan.
Adapun proses yang dilakukan dalam menganalisis data adalah:
1. Mengelompokkan data-data dan informasi sehingga dapat terlihat kaitannya satu sama lain khususnya data yang mengandung Perkembangan Seni Beladiri Wushu di Kota Medan.
2. Menguraikan data-data dan informasi yang telah ada dengan sebaik-baiknya sehingga data tersebut memberikan pengertian tentang uraian yang disampaikan.
3. Berdasarkan data-data dan informasi yang telah dianalisis lalu dibuat kesimpulan.
3.5 Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian berada di Medan, yaitu di Yayasan Kusuma Wushu Indonesia,yaitu di jl.Plaju No 3-7, Sei Rengas,Medan Area.Pemilihan lokasi
(25)
dikarenakan di Yayasan Kusuma Wushu Indonesia adalah salah satu tempat latihan Wushu terbesar di Medan Sumatera Utara,bahkan di Asia Tenggara
(26)
BAB IV
SENI BELADIRI WUSHU
Pada bab empat ini, peneliti membahas tentang Seni Beladiri Wushu secara umum, elemen yang terkandung dalam Wushu, jurus dalam Wushu, properti dan senjata dan manfaat Wushu.
4.1. Wushu
Wushu secara harafiah berarti “seni bertempur beladiri”. Ini adalah istilah yang lebih benar dibandingkan dengan istilah yang lebih terkenal tapi salah penggunaannya yaitu Kungfu, yang berarti “ahli” dalam bidang tertentu, tidak terbatas hanya dalam bidang beladiri saja. Selama ini orang lebih mengenal kata Kungfudaripada Wushu. Hal ini kurang tepat, karena kata Kungfu sendiri artinya keahlian yang dimiliki seseorang tidak terbatas hanya dalam ilmu beladiri. Berdasarkan makna katanya Wu berarti perang, Shu berarti seni. Jadi Wushu berarti seni berperang atau seni beladiri.
Wushu merupakan salah satu komponen penting dalam warisan kebudayaan Tionghoa yang telah mempunyai sejarah ribuan tahun. Wushu atau yang sering kali disebut Kungfu yang berasal dari Tiongkok kuno, dan tersebar ke seluruh penjuru dunia melalui seseorang yang merupakan orang Tionghoa bernama Hua Ren yang pergi merantau.
Wushu dikembangkan oleh masyarakat China selama berabad-abad, seiring dengan upayanya untuk bertahan hidup. Perkembangannya dimulai dari
(27)
masyarakat terdahulu, meskipun saat itu bentuk Wushu jauh dari indah sebagaimana yang tampak saat sekarang. Pada saat itu Wushu muncul dari kebutuhan masyarakat untuk mempertahankan diri dari binatang buas dan dalam rangka mencari makanan.
4.2. Elemen Alam yang Terkandung dalam Wushu
Gambar 4.1 Lima elemen Wushu
Dalam beladiri, Wushu memiliki lima elemen atau bagian-bagian dasar yang terkandung didalamnya :
1. Air (Shui), yaitu melambangkan kehidupan dan kelembutan, karena air memberi makan tumbuhan dan bentuk air sendiri yang selalu sesuai dengan wadahnya.
(28)
2. Kayu (Mu), yaitu melambangkan tulang dan otot, sebagai energi dari kehidupan yang jika terkena api akan mengakibatkan terbentuknya panas sebagai tenaga (otot).
3. Api (Hou), yaitu melambangkan kekuatan dan ketangkasan, memberi nutrisi dari hasil pembakaran yang membuat pembaharuan dalam kemajuan.
4. Bumi (Tu), yaitu melambangkan pertahanan, memberikan tempat untuk berbagai unsur untuk berkembang.
5. Logam (Jin), yaitu melambangkan penggunaan senjata, mengkombinasikan berbagai unsur yang bermanfaat untuk menguasai berbagai senjata yang sangat penting bagi Wushu12
Hubungan berbagai elemen dalam Wushu adalah air mendinginkan api, api menempah logam, logam memotong kayu, kayu tumbuh dari bumi, bumi mengontrol air. Jadi semua elemen ini saling berhubungan satu sama lain.
4.3. Jurus dalam Wushu
.
Jurus yaitu gerakan dalam mempelajari atau melakukan Wushu. Jurus yang kerap kali digunakan dalam mempelajari Wushu dan tercipta masing-masing karakter manusia. Karakter manusia terbentuk oleh keadaan geografis, alamnya seperti apa maka terciptalah kondisi mental dan karakter sendiri. Jadi setiap jurus itu bisa tercipta oleh karakter orang tidak monoton seperti halnya ilmu bela diri
12
Sugiarto dan Tjhing Houw Lauw. 2008. Tai ji Quan. Yogyakarta : Graha Ilmu. Hal 65
(29)
karate. Di dalam Wushu setiap orang bisa menciptakan jurus sendiri sedangkan karate jurusnya sama semua.
Kategori Wushu yang paling terkenal, yaitu : Dalam Jingsai Taolu
(Wushu International, yang dibakukan untuk olahraga International) adalah gabungan dari berbagai macam bentuk Wushu, dalam Wushu dibagi dua sub cabang Taolu dan Sanshou. Taolu ini khusus memainkan jurus-jurus dan keindahan, sebagian besar latihannya serupa dengan senam lantai. Dan Sanshou
khusus petarung, tidak ada permainan jurus dan patokan jurus, hanya mengambil inti bertarung dari Wushu dan mirip sekali dengan kickboxing.
4.4. Properti atau Senjata
Properti atau senjata adalah alat yang digunakan dalam mempelajari atau melakukan Wushu. Untuk senjata yang biasa digunakan adalah tongkat (toya), pedang, tombak dan golok. Senjata ini juga kerap kali digunakan sebagai penyeimbang gerakan yang ada dalam kelima elemen di atas. Tongkat (Toya), panjang toya setinggi si pemakai plus 10 cm terbuat dari rotan atau kayu lilin yang lentur. Karakter gerakannya cepat, beruntun, ganas dan bertenaga. Toya dipakai untuk membabat, memotong, melingkari tubuh dan berputar seperti baling-baling. Tombak, gerakan tombak seperti ular berenang di atas air, berputar-putar dan mematuk ke depan, kiri kanan dan bawah. Segala gerakan ini dipakai untuk menangkis,membanting, membabat lawan.
(30)
.
Gambar 4.1 : Golok Wushu
Golok wushu dulu digunakan untuk membeladiri dari serangan lawan sekarang golok digunakan atlit Wushu untuk mempertunjukkan seni bela diri wushu di setiap pertandingan baik di ASEAN Games maupun di PON. Golok sebelah tajam, dan sebelahnya tumpul terbuat dari logam pilihan yang kuat dan lentur dengan panjang golok 60-72 cm panjang pegangan 15-20 cm dan belahan yang tumpul bisa berputar-putar di sekitar leher, ketiak dan pundak. Karakter khusus gerakan golok ini bertenaga, galak, menusuk serta bergerak dengan lincah dan hidup. Sesekali suara golok mendesis menambah wibawa gerakan yang dilakukan.
(31)
Gambar 4.2 : Tongkat Wushu
Panjang tongkat Wushu 165 - 175 cm dengan diameter 2,3 – 2,7 cm dan terbuat dari rotan atau kayu yang lentur. Karakter gerakannya cepat, beruntun, ganas dan bertenaga. Tongkat ini dipakai untuk membabat, memotong, melingkari tubuh dan berputar seperti baling-baling. Tombak memiliki gerakan seperti ular berenang di atas air, berputar-putar dan mematuk ke depan, kiri, kanan dan bawah. Tongkat ini dipakai untuk menangkis, membanting dan membabat lawan
(32)
Gambar 4.3 Pedang wushu
Pedang Wushu terbuat dari besi atau baja pilihan yang memiliki panjang pedang 73,5 cm dengan lebar 3 cm pedang wushu bentuknya lurus dan ujungnya runcing dan tipis13
Di Indonesia, kini Wushu mendapat perhatian yang istemewa dari masyarakat. Wushu yang dulu dimainkan oleh orang-orang tua saja, kini lebih memasyarakat. Tidak ada data resmi yang mencatat sejak kapan Wushu mulai masuk ke Indonesia, tetapi sejak puluhan tahun silam telah dimainkan oleh banyak orang dari berbagai kota besar maupun kecil di Indonesia seperti Medan, Jakarta, Surabaya, Semarang dan masih banyak daerah lain, tetapi wushu yang berstandart Internasional baru dikenal dan dipopulerkan di Indonesia pada akhir Oktober 1992. Dewasa ini Wushu telah menjadi olahraga internasional melalui . Pedang Wushu lebih banyak digunakan dan diminati atlet karna bentuknya tipis dan ringan. Kegunaan pedang Wushu ialah untuk membela diri dari serangan lawan dan sekarang ini pedang Wushu digunakan untuk mempertunjukkan seni bela diri. Karakter pedang Wushu bertenaga dan lincah dan hidup.
(33)
International Wushu Federation (IWUF), yang mana juga setiap dua tahun menyelenggarakan World Wushu Championships. Sekarang Wushu telah diperkenalkan kepada dunia.
4.5. Gerakan-Gerakan dasar Tangan dan Kaki pada Wushu
Untuk bisa memahami gerakan pada Seni Beladiri Wushu aetiap atlet harus terlebih dahulu menguasai gerakan dasar tangan dan kaki pada Seni Beladiri Wushu. Setelah memahami dan mengetahui gerakan dasar tangan dan kaki, maka untuk gerakan selanjutnya yang lebih rumit dalam Seni Beladiri Wushu bisa dikuasai dengan baik dan benar. Dalam sub bab ini penulis akan membahas mengenai gerakan dasar tangan dan kaki dalam Seni Beladiri Wushu.
4.5.1. Gerakan dasar Tangan
Wushu ada delapan Gerakan Dasar Tangan yaitu: Peng (menangkis), Lu (memutar), Ji (menekan), An (mendorong), Lie (membelah), Lie (membelah),
Zhou (menyiku) dan Kao (bersandar).
• Peng (Menangkis)
Peng adalah teknik yang digunakan untuk menahan atau menolak serangan lawan. Kepala harus tegak seolah-olah seperti ada yang menggantung dari atas. Seluruh tubuh penuh dengan tenaga. Bahkan seandainnya ada tekanan yang menentang sangat berat sekalipun, seseorang dapat menyerang lawan dan membuatnya terangkat tanpa kesulitan.
(34)
menangkis tidak hanya digunakan untuk bertahan tetapi juga menyerang. Ketika digunakan untuk bertahan, gerakan menangkis seperti air dibawah perahu, yang menahan dengan berlahan, tegas, dan tidak memerlukan tenaga yang besar. Gerakan menangkis merupakan gerakan dasar pertama dan yang paling penting dalam Wushu.
• Lu (Memutar)
Lu adalah teknik membimbing musuh untuk menghindari serangan musuh. Pancing lawan untuk maju menyerang kemudian ikuti irama tenaga musuh. Ringan dan gesit tidak melepas dan tidak menantang. Biarkan musuh melakukan serangan hingga kehabisan tenaga dan kita tetap pada posisi yang seimbang. Paling penting dalam gerakan memutar adalah tidak melepas dan tidak menantang kekutan lawan dan posisi yang seimbang, sebab jika posisi yang tidak seimbang akan sulit untuk menetralkan kekuatan lawan.
Lu digunakan untuk bertahan, biasanya untuk membiarkan atau menetralkan kekuatan lawan menjadi kosong.
• Ji (menekan)
Ji adalah teknik menekan teknik yang digunakan untuk mengikuti kekuatan lawan yang datang dan di saat bersamaan melakukan tekanan pada tangan yang berguna untuk menetralkan kekuatan dorongan.
Saat teknik Ji digunakan biasanya kekuatan lawan yang datang dari dua sisi menuju tengah, contohnya jika seseorang menyerang dada dengan kedua tangan maka orang yang di dorong akan menggunakan kedua tangan untuk menekan siku lawan ke arah tengah atau ke arah bawah untuk menetralkan
(35)
kekuatan serangan.
• An (mendorong)
An adalah teknik yang menggunakan tangan untuk mendorong dada lawan dan mengikuti arah kekuatan lawan. Ketika mengerahkan tenaga seperti air yang mengalir. Teknik mendorong merupakan gerakan yang digunakan untuk menenangkan kekuatan lawan dan tangan yang menyerang, contohnya jika lawan mendorong dada dengan kedua tangan, maka akan mudah untuk menekan dan mendorong kedua bahu dengan kedua tangan untuk melumpuhkan serangan lawan. Teknik mendorong dapat digunakan naik, turun, atau kemana saja. Hal ini sama halnya dengan air yang dapat mengalir ke segala arah.
• Lie (membelah)
Teknik yang membimbing lawan ke depan sambil melakukan tangkisan sedikit kesamping. Teknik ini biasanya dilakukan dengan memutar tubuh seperti aliran air melingkar. Daun yang jatuh ke dalam aliran air melingkar akan lenyap tenggelam.
Membelah adalah berfungsi untuk membangkitkan kekuatan berputar tubuh untuk menghentikan atau melambungkan keseimbangan lawan. Secara normal, tenaga yang digunakan dalam teknik Lie adalah mau ke depan dan ke samping. Hal ini seperti pusaran air yang dapat menarik apapun kedalamnya.
• Cai (membelah)
Teknik Cai adalah teknik yang dilakukan untuk menangkap lawan ketika lawan baru ingin maju dan memukul atau menghilangkan keseimbangan lawan
(36)
Cai digunakan untuk mengontrol siku dan pergelangan tangan lawan. Teknik Cai menggu nkan jari (ibu jari dan jari telunjuk atau ibu jari dan jari tengah) untuk menarik pergelangan lawan dan menuju kepada kekuatan bawah, atas, dan samping. Pertama harus bisa mengukur kekuatan lawan dan bagaimana lawan menjaga keseimbangannya. Ketika keseimbangan bergeser maka dengan teknik Cai seseorang dapat melumpuhkan kekuatan lawan seberat apapun. Semua keberhasilan tergantung bagaimana mebuat lawan hilang keseimbangan.
• Zhou (menyiku)
Teknik Zhou dibedakan menjadi tinggi dan rendah, dengan bagian atas dan bawah tubuh. Teknik Zhou perpaduan konsep Yin dan Yang dimana terdapat kesenambungan yang tidak pernah putus. Teknik Zhou dapat digunakan terus-menerus.
Sangat penting untuk diperhatikan saat menggunakan teknik Zhou, seseorang haus hati-hati karena jika lawan mengetahui bagaimana menggunakan teknik menarik untuk mengontrol siku dan mengarahkan tenaga atau bahkan mengarahkan pada situasi yang menguntungkan. Bagaimanapun, jika seseorang dapat menggunakan teknik ini, ia pasti dapat menghentikan lawan kapan pun siku ditarik.
• Kao (bersandar)
Teknik Kao terbagi atas dua yaitu teknik bahu dan teknik punggung. Sikap bahu dan punggung saling menyesuaikan. Seseorang harus menjaga keseimbangan. Jika kehilanagan keseimbangan maka tenaga ini tidak akan beguna.
(37)
Teknik Kao berarti menggeser keseimbangan lawan. Ada banyak bagian tubuh yang dapat digunakan mengeser lawan, seperti bahu, punggung, pinggang, paha, dada, dan lutut. Dalam gerakan Wushu bagian punggung dan bahu merupakan teknik yang biasa digunakan. Ketika menggunakan teknik bahu, waktu dan situasi harus tepat. Ketika keadaan yang mengguntunkan jangan ragu untuk membangkitkan kekuatan untuk menggeser kekuatan lawan. Saat menggunakan tenaga pukulan bahu, seseorang haru memiliki posisi yang kuat, terpusat, dan seimbang14
Jin bu dan Tui bu merupakan gerakan dasar kaki yang utama. Sikap mata, sikap badan, dan sikap tangan juga memiliki gerakan yang sama yaitu bergerak ke
.
4.5.2. Gerakan dasar Kaki
Wushu menurut filsafat China terdiri dari Jin (logam), Mu (kayu), Shui
(air), Huo (api), dan Tu (tanah). Kelima unsur tersebut berekuivalen dengan 5 gerakan dasar kaki pada Tai ji quan. Jika diartikan kelima unsur tersebut menjadi
Jin Bu (bergerak ke depan), Tui Bu (bergerak ke belakang), Zuo Gu (melihat ke kiri), You Pan (melihat ke kanan), dan Zhong Ding (keseimbangan di tengah).
Berikut penjelasan ke lima gerakan dasar kaki di atas yang dirangkum menjadi 3 gerakan, yaitu :
1. Jin Bu (Bergerak ke Depan) dan Tui Bu (Bergerak ke Belakang)
14
Sugiarto dan Lauw Tjhing Houw. 2008. Tai ji Quan. Yogyakarta : Graha Ilmu. hal 115
(38)
depan dan bergerak ke belakang. Jin bu dan Tui bu gerakan yang cukup penting dalam mempengaruhi anggota tubuh yang lainnya. Maju dan mundurnya langkah kaki harus selaras dengan langkah tangan. Jika tangan bergerak ke depan maka kaki juga akan bergerak ke depan, begitu juga jika sebaliknya. Mata akan selalu melihat arah ke depan tidak ada mata melihat ke arah belakang.
2. Zuo Gu ( Melihat ke Kiri ), You Pan ( Melihat ke Kanan )
Zuo gu dan You pan merupakan gerakan mata yang utama. Sikap mata melihat ke kiri dan ke kanan harus diikuti badan yang juga berputar ke kiri dan ke kanan dan pola tangan yang maju mundur. Kegunaan gerakan mata ke kiri dan ke kanan adalah untuk mengikuti perubahan gerak lawan.
3. Zhong Ding ( Keseimbangan di Tengah )
Keseimbangan merupakan titik keselarasan dan berkesinambungan. Keseimbangan pada sikap kaki, sikap tangan dan sikap mata merupakan tubuh yang utama. Sikap badan yang berada pada posisi seimbang di tengah adalah gerakan badan yang seimbang di tengah, tetapi bukan berarti diam di tengah. Artinya gerakan awal sampai akhir tetap bertahan dengan pusat berat yang seimbang tetap di tengah, tidak peduli bagaimana sikap, perubahan langkah kaki dan perubahan gerakan tangan, pusat berat tetap seimbang mengikuti perubahan gerak15.
15
(39)
4.6. Manfaat Wushu
Mempelajari Wushu sebenarnya tidak hanya terbatas pada hal-hal yang berhubungan dengan gerakan fisik belaka. Wushu berkembang sekarang ini banyak diminati oleh masyarakat baik anak-anak, anak muda maupun orang tua karena sangat baik untuk kesehatan.
Wushu sangat menekankan gerakan-gerakan serial yang harus dibimbing dengan pemusatan pikiran sehingga berhasil guna memperkuat dalam proses penahanan syaraf yang bermanfaat sebagai pengobatan bagi berbagai jenis penyakit. Dengan belajar Wushu dapat meningkatkan fungsi sistem kemampuan metabolisme, sistem pernafasan. Dengan dengan demikian kondisi fisik manusia antara lain kekuatan otot, ketangkasan, kecepatan beraksi, dan kelenturan tubuh menjadi lebih baik.
Manfaat dari Wushu yang bisa dirasakan oleh masyarakat umum maupun atlet Wushu itu sendiri adalah sebagai berikut :
• Meredam Stres
Bernapas secara dalam membantu mengurangi stress ketika anda sedang merasakan tertekan. Lewat cara ini tubuh akan mengirimkan sinyal untuk memperlambat reaksi di otak, sehingga ada perubahan hormonal dan faktor-faktor fisiologis lain.Efeknya adalah memperlambat denyut jantung jantung serta menurunkan tekanan darah tinggi saat stres
• Membentuk watak manusia seutuhnya
(40)
Menolak keras mereka yang tak sopan lagi tak bermoral mengikuti pelatihan Wushu. Wushu hanya boleh dikuasai oleh mereka yang berguna dan mandiri, ikut mengusahakan kesejahteraan masyarakat dan keadilan sosial.
• Menurunkan tekanan darah
Bernapas secara dalam merangsang munculnya oksida nitrat alami yang berfungsi membuat seseorang lebih tenang. Zat tersebut akan memasuki paru-paru bahkan pusat otak, sehingga tekanan darah yang dalam keadaan tinggi bisa menurun
• Memperlambat denyut jantung
Saat kondisi emosi meninggi dan detak jantung terasa cepat, tariklah napas dalam-dalam. Cara ini biasanya sangat efektif menurunkan detak jantung saat kondisi sedang stress. Caranya ambil napas dalam-dalam dengan benar, lakukanlah sebanyak tiga kali. Detak jantung dan tekanan darah pun akan menurun
• Menurunkan amarah
Ambil napas secara dalam ketika mulai merasa emosi sedang meninggi.Saat marah, tubuh akan merasa tertekan, dengan bernapas secara dalam bisa menurunkan emosi dan tekanan yang muncul.
4.7. Pemain-Pemain Wushu Terkemuka
Berikut ini adalah beberapa pemain-pemain Wushu yang terkenal di dunia maupun di Indonesia, diantaranya adalah :
(41)
dan juga merupakan Aktor film China. Ia memulai Wushu sebagai kompetisi olahraga dan memperoleh popularitas ketika ia memenangkan kejuaraan nasional Wushu di China. Ia mendapatkan gelar juara wushu China sebanyak lima kali sebagai anggota tim Wushu Beijing Ia kemudian terpilih untuk mempertunjukkan keahliannya dalam bermain wushu pada film layar perak yang mendunia, “Shaolin Temple”.
2. Bruce Lee – Bruce Lee adalah seorang pesilat dan aktor utama pada masa modern. Ia juga mendirikan Jeet Kune Do (Cara Tangan Menangkis). Kemampuannya dalam nunchaku (Tongkat ganda/double stick) dan kemampuannya dalam menendang, terkenal di seluruh dunia, membuatnya diberi julukan “Lee Si Kaki Tiga”, untuk gerak kakinya yang mengagumkan. Bruce Lee hidup pada masa perang, akan tetapi sejak kecil ia tidak takut akan pemandangan itu. Menyadari bahwa anaknya yang hiperaktif, ketika berusia 13 tahun sang Ayah mengirimkannya ke pesilat Hongkong yang tangguh, Master Yip Man untuk belajar Wing Chun. 3. Wu Jing – Aktor China yang telah dikirim ke Beijing Sports Institute di
Shi Cha Hai Beijing, ketika ia masih berusia 6 tahun. Sama dengan Jet Li, ia bertanding sebagai peserta dari Beijing Wushu Team pada kejuaraan Wushu tingkat nasional di China.
4. Ray Park – mempertontonkan keterampillannya dalam Wushu di dalam beberapa film-film utama, termasuk memerankan Darth Maul pada tahun 1999 Star Wars Episode I: The Phantom Menace, sebaik memerankan
(42)
Toad in the film X-Men pada tahun 200016
1
(43)
BAB V
PEMBAHASAN
5.1 Awal Masuknya
Mitos mengenai siapakah pencipta Wushu dalam berbagai pustaka tidak ditemukan, namun bahwa ilmu tersebut tercipta dan berkembang sejalan dengan evolusi manusia telah dikemukakan oleh beberapa penulis. Dikembangkan berabadabad oleh masyarakat China seiring dengan upaya untuk mempertahankan hidup.
Perkembangannya dimulai dari masyarakat yang primitif. Pada masa itu bentuk Wushu sama sekali tidak indah dan muncul dari kebutuhan masyarakat untuk mempertahankan diri dari binatang buas dan dalam mencari makanan.
Kehidupan keluarga menjadikan manusia hidup berkelompok, dengan semakin bertambahnya populasi, mereka membentuk rumpun atau suku. Lalu terbentuklah desa-desa dan dipilihnya orang terkuat sebagai pemimpin. Keahlian bela diri menjadi salah satu syarat untuk manghantarkan seseorang kepada posisi tertinggi di desanya, maka mereka mulai termotivasi untuk berlatih Wushu. Kualitas Wushu meningkat secara bertahap dan banyak gerakan-gerakan baru yang dikembangkan. Dengan perkembangan waktu, jumlah suku pun kian bertambah dan pimpinan suku mengangkat dirinya menjadi raja-raja kecil. Merasa dirinya kuat, mereka menjajah wilayah-wilayah lain sehingga peperangan timbul dimana-mana. Wushu menjadi salah satu bekal penting dalam memenangkan perang.
(44)
Seni beladiri Wushu adalah seni yang berasal dari Tiongkok dan tersebar keseluruh penjuru dunia melalui orang tionghoa yang pergi merantau dan membawa serta kebudayaan dari Tiongkok. Sejalan dengan migrasi berturut-turut sejumlah penduduk daerah pantai Tiongkok tenggara ke Indonesia, silat Wushu tradisional Tiongkok juga tersebar ke Nusantara.
Banyak pria Tionghoa yang hijrah ke Indonesia pada masa lalu dan menjadikan silat sebagai cara penting untuk menjaga kebugaran tubuh dan bela diri. Di Indonesia sebenarnya Wushu sudah lama dikenal dengan istilah Gongfu, akan tetapi barulah pada tanggal 10 November 1992 KONI pusat meresmikan berdirinya Pengurus Besar Wushu Indonesia (PBWI) yang merupakan wadah bagi seluruh Perguruan Gongfu di Indonesia. Olahraga Wushu masuk ke Indonesia tahun 1980-an. Namun, organisasi Wushu Indonesia baru dibentuk I GK Manila tahun 1992 menjelang SEA Games XVIII Singapura. Semula PBWI hanya mengembangkan Wushu yang berasal dari China, seperti Chang Quan, Taiji quan, dan Daoshu.
Wushu tradisional sudah dikembangkan di Indonesia sejak jaman Belanda oleh para pelatih Wushu berkebangsaan Indonesia yang terkenal seperti Lo Ban Teng, Lauw Djing Tie, Ji Xiao Fu dan Ho Goan Ka. Liem Joe Kiong, seorang cendekiawan Indonesia yang menjadi dosen Sekolah Tinggi Olah Raga Bandung, pada tahun 19501960-an mencoba menyusun sistematika Gongfu/ Kun Tao/ Wushu tradisional agar bisa menjadi olahraga publik dan dapat dipelajari oleh siapa saja.
(45)
Padahal saat itu China, sebagai negeri asal Wushu, belum mempublikasikan Wushu sebagai olahraga berstandar internasional (RRC baru memasyarakatkan olahraga ini ke dunia internasional sekitar tahun 1970-an). Hal ini merupakan prestasi yang patut dibanggakan.
Setelah era tersebut, perkembangan Wushu tradisional di Indonesia tidak banyak terdengar. Wushu tradisional kemudian menyebar melalui perguruan-perguruan, les-les privat dan buku-buku.
Sejalan dengan migrasi berturut-turut sejumlah penduduk daerah pantai Tiongkok tenggara ke Indonesia, silat Wushu dan Gongfu tradisional Tiongkok juga tersebar ke Nusantara.Sebagaimana kata ahli ilmu sejarah silat Wushu yang terkenal,
Tang Hao, bahwa teknik dan jurus-jurus ilmu bela diri Tiongkok sudah tersebar ke Jepang , Korea, dan negara-negara di Asia Tenggara jauh sejak zaman Dinasti Han. Qigong dan Waidangong yang diciptakan oleh Fu Xi salah satu tokoh yang dihormati sebagai cikal bakal Qigong, sangatlah populer di Asia Tenggara.
Para guru silat Tionghoa di Jawa dan murid-muridnya dalam kurun waktu antara 1914-1925. Mereka tergolong aliran Shaolin Fujian, Shaolin Shandong, dan Shaolin Guang Dong. Uraian ini membuktikan bahwa silat Tiongkok sudah populer di Jawa pada dekade pertama dan kedua abad ke dua puluh.
Aliran-aliran silat di Indonesia terpengaruh oleh silat dari Tiongkok, Jepang, India, dan Thailand serta berkembang dalam kondisi Indonesia.
(46)
Waidangong, di samping dapat menyembuhkan penyakit dan menjaga kebugaran tubuh, dapat juga digunakan sebagai bela diri.
Di Indonesia sebenarnya Wushu sudah lama dikenal dengan istilah
Gongfu, akan tetapi barulah pada tanggal 10 November 1992 KONI pusat meresmikan berdirinya Pengurus Besar Wushu Indonesia (PBWI) yang merupakan wadah bagi seluruh Perguruan Gongfu di Indonesia. Olahraga Wushu
masuk ke Indonesia tahun 1980-an. Namun, organisasi Wushu Indonesia baru dibentuk IGK Manila tahun 1992 menjelang SEA Games Singapura. Semula PBWI hanya mengembangkan Wushu yang berasal dari China, seperti Chang Quan, Taiji quan, dan Daoshu.
5.2 Perkembangan Seni Beladiri Wushu di Kota Medan
Perkembangan seni beladiri Wushu di kota Medan berkaitan dengan semakin banyaknya kebudayaan Tionghoa yang masuk ke Indonesia. Perkembangan ini didorong oleh banyaknya etnis Tionghoa yang ada di Medan dan membawa serta berbagai macam kebudayaan Tionghoa yang terkenal dengan kekayaan budaya. Tidak terhitung lagi kebudayaan Tionghoa yang masuk ke Indonesia dan bahkan ke Medan serta berkembang dan diikuti oleh etnis pribumi.
Sejak tahun 2000, Wushu hampir tidak pernah di liput media massa, sehingga banyak elemen masyarakat yang bahkan tidak tahu apa itu Wushu. Semakin banyaknya pengda yang tidak aktif dan bubarnya klub-klub Wushu mungkin diakibatkan jadwal pertandingan yang tidak jelas dan konsep
(47)
pengembangan yang tidak terarah dengan baik. Bubarnya klub membuat mereka yang berminat mempelajari Wushu menjadi kehilangan wadah berlatih,sehingga sebagian berhenti,dan sebagian mengikuti les atau privat Wushu. Les ini sepintas merupakan ide menarik,tetapi merupakan bom waktu bagi perkembangan Wushu di Kota Medan. Lingkungan les privat Wushu menghilangkan suasana kompetisi yang sportif, sementara di dalam sebuah klub seorang peserta dapat mengembangkan dan saling mengukur kemampuan dengan rekan latihannya. Selain itu, kedisiplinan dalam les privat Wushu sangat mudah turun, karena pelatih seringkali berubah menjadi pengasuh pribadi.
Saat ini, seni beladiri wushu ini tidak hanya dipelajari oleh masyarakat dari etnis Tionghoa saja, melainkan sudah berbaur dan mulai dipelajari oleh etnis lainnya di Medan. Wushu yang terkenal sebagai beladiri yang sederhana ini membuat banyak masyarakat yang tertarik untuk mempelajarinya, baik itu pria, wanita,dan anak-anak dan tidak mengenal usia semua diterima untuk mempelajari seni beladiri Wushu. Tidak ada perbedaan antara laki-laki dan perempuan dalam mempelajarinya, yang paling penting adalah semangat dan kemauan untuk mempelajarinya. Sebagai contoh Wushu di Medan khususnya di Yayasan Kusuma Wushu Indonesia peminat Wushu semakin hari semakin bertambah, yang dulu peminatnya adalah kebanyakan dari keturunan orang Tionghoa sekarang sudah menyebar ke seluruh etnis-etnis, bahkan sekarang yang menyenangi Wushu kebanyakan dari orang-orang pribumi. Wushu itu digunakan untuk membeladiri, sekarang sudah beralih fungsi yaitu Wushu sekarang lebih kepada kesehatan dari
(48)
diperlombakan pada acara-acara tertentu. Wushu sekarang ini merupakan cabang olahraga kebanggan Sumut.Kontibusi Wushu untuk mengangkat harkat dan martabat olahraga Sumut juga tidak kecil. Wushu selalu menjadi andalan Sumut baik di kegiatan PON maupun SEA Games.
Adapun data hasil wawancara dengan ketua dan pelatih Wushu mengenai perkembangan Wushu dari tahun 2001-2013 di kota Medan adalah sebagai berikut :
Tabel 5.1.
Perkembangan Murid di Yayasan Kusuma Wushu Indonesia di kota Medan, 2001-2013
Tahun Jumlah Murid Etnis Tionghoa Etnis Pribumi 2001 30 Murid 28 2 2002 34 Murid 30 4 2003 40 Murid 35 5 2004 56 Murid 50 6 2005 80 Murid 72 8 2006 126 Murid 120 6 2007 139 Murid 135 4
(49)
2008 160 Murid 150 10 2009 188 Murid 182 6 2010 210 Murid 198 3 2011 250 Murid 239 11 2012 380 Murid 372 8 2013 400 Murid 385 15 ( Sumber : Hasil Penelitian di Yayasan Kusuma Wushu Indonesia di Medan)
Dari data tabel 5.1 diatas dapat dilihat secara umum bahwa perkembangan jumlah murid Wushu dari tahun memang mengalami peningkatan dan perkembangan dalam segi kuantitasnya. Pada awal berdirinya Yayasan Kusuma Wushu Indonesia pada tahun 2001 khususnya di Kota Medan tidaklah langsung mengalami peningkatan yang melonjak dengan jumlah siswa 30 yaitu 28 siswa merupakan etnis Tionghoa dan 2 siswa merupakan etnis pribumi
Pada tahun 2001-2003 peningkatan murid di Yayasan Kusuma Wushu Indonesia Medan sangatlah kecil yaitu dalam jangka 3 tahun muridnya hanya bertambah 4 sampai 6 orang siswa orang dari awal dibukanya tahun 2001. Pada tahun 2001-2003 perkembangan Wushu hanya mengalami peningkatan yang kecil, karena Wushu lebih banyak dipelajari oleh etnis-etnis Tionghoa saja dan hanya beberapa saja dari etnis pribumi. Popularitas Wushu pada tahun 2001-2003 bisa dikatakan rendah karena banyaknya masyarakat belum mengetahui apa itu
(50)
Pada tahun 2006 jumlah siswa mengalami peningkatan yang cukup besar dan sangat signifikan yaitu peningkatan sebanyak 46 siswa dari tahun 2005. Peningkatan jumlah yang sangat besar juga dapat dilihat pada tahun 2012 dengan jumlah siswa sebesar 380 dengan peningkatan sebanyak 130 siswa dari 250 siswa pada tahun 2011. Pada tahun 2012 ini jumlah siswa mengalami peningkatan yang cukup besar dan signifikan dalam hal jumlah atau kuantitasnya. Peningkatan seni beladiri Wushu bisa dikatan konsisten karena ada peningkatan dari tahun ke tahun. Walaupun jumlah peningkatan siswanya dari tahun ke tahun tidak begitu besar. Berdasarkan hasil wawancara dari informan yang merupakan Pelatih di Yayasan Kusuma Seni Beladiri Wushu bahwa yayasan seni beladiri tersebut membatasi jumlah murid atau siswa yang ada adalah sebanyak 500 orang, mereka tidak akan menambah siswa jika sudah melampaui batas 500 orang. Beliau mengatakan hal ini dilakukan supaya kualitas dari para atlet – atlet seni beladiri yang dilatih di Yayasan Kusuma ini lebih terlatih dan mempunyai kualitas yang lebih bagus.
Dari tabel diatas juga dapat terlihat bahwa minat masyarakat pribumi terhadap seni beladiri Wushu belum begitu besar. Hal ini dapat dilihat dari peningkatan jumlah siswa dari tahun ke tahun khususnya bagi masyarakat pribumi tidak begitu besar. Sampai pada tahun 2013 jumlah siswa yang merupakan masyarakat pribumi hanya berjumlah 88 orang. Jumlah tersebut sangat kecil dibandingkan dengan jumlah siswa yang merupakan etnis Tionghoa dari tahun ke tahun yang mengalami peningkatan yang cukup signifikan.
(51)
5.3 Jenis-Jenis Wushu di Yayasan Kusuma Wushu Indonesia
Di Yayasan Kusuma Wushu Indonesia, jenis Wushu yang biasa dipelajari ada tiga jenis yaitu Taijiquan, Nanquan dan Cangquan.Ketiga jenis Wushu ini berbeda antara jenis yang satu dengan yang lainnya. Salah satu letak perbedaanya adalah pada bagian gerakan. Berikut penjelasan tentang ketiga jenis Wushu di atas.
1. Tajiquan merupakan aliran Wushu yang menekankan pada gerakan lambat dan anggun. Gerakannya melingkar dan berkesinambungan. Gerakan ini diminati karena kemampuan penyembuhannya. Gerakannya dimainkan dengan lambat yang disesuaikan dengan irama nafas, membutuhkan sikap santai tetapi membutuhkan ketegaran dalam kelembutan. Setiap gerakannya mencerminkan keindahan.
2. Changquan berasal dari China Utara yang membutuhkan kekuatan, kecepatan dalam langka yang lebar dengan banyak loncatan dan putaran. Changquan sangat cocok sebagai dasar latihan untuk pengembangan bakat Wushu di kalangan anak muda, karena membutuhkan banyak loncatan maka biasanya yang mempelajari ini kebanyakan orang yang mempunyai badan kurus dan lincah.
3. Nanquan merupakan Wushu aliran Selatan yang bercirikan kuat dan energik, dengan variasi metode pukulan, penggunaan tangan disertai dengan teriakan yang menyertai gerakan si pelaku. Gerakannya disesuaikan dengan alam di daerah China Selatan. Pukulannya
(52)
pendek-pelakunya akan lebih kentara. Pukulan terkadang dilakukan dengan kepala atau telapak tangan yang disertai teriakan. Gerakannya tidak banyak membutuhkan loncatan.
5.4 Eksistensi Wushu di Kota Medan
Eksistensi bisa kita kenal juga dengan satu kata yaitu keberadaan. Eksistensi dari Seni Beladiri Wushu di Kota Medan dapat dilihat dari berdirinya Yayasan Kusuma Wushu Indonesia di Kota Medan yang bertempat di jl.Plaju no 3-5,Medan Area. Diluar dari Yayasan Kusuma Wushu Indonesia masih banyak lagi cabang-cabang resmi di luar Kota Medan. Tetapi di Kota Medan Yayasan Kusuma Wushu Indonesia ini merupakan perguruan Seni beladiri Wushu yang resmi.
5.4.1 Berdirinya Yayasan Kusuma Wushu Indonesia
Awalnya berdirinya Yayasan Kusuma Wushu Indoonesia berada di jalan Aceh tahun 1993-1998 bekas pabrik disinilah pertama kalinya wushu mulai ada di Kota Medan. Pelopor berdirinya Yayasan Kusuma Wushu di Kota Medan adalah Master Suffandi Kusuma. Muridnya dulu hanyalah beberapa orang itupun hanya yang mengenal wushu latihan hanya hari Minggu itupun pagi sampai siang.
5.4.2 Atlet Wushu dan Prestasi
Perkembangan dan kemajuan Yayasan Kusuma Wushu Indonesia tidak lepas juga dari para atletnya, Tanpa ada atlet, Wushu tidaklah bisa bertahan
(53)
bahkan berkembang. Atlit di Yayasan Kusuma Wushu Indonesia ini tidak pernah dibeda-bedakan, baik dia dari suku Tionghoa maupun pribumi tidak ada perbedaan, dan juga atlet laki-laki dan perempuan juga tidak ada perbedaan,dan juga atlet laki-laki dan perempuan juga tidak ada perbedaan,begitu juga anak-anak dan orang tua. Banyak beranggapan bahwa atlit di Yayasan Kusuma Wushu Indonesia ini hanyalah orang-orang dari suku Tionghoa, tetapi anggapan tersebut adalah salah.
Dengan dibangunnya Yayasan Kusuma Wushu Indonesia banyak menghasilkan atlet-atlet yang berprestasi ditingkat nasional tetapi juga tingkat internasional yang bisa membanggakan dan mengharumkan nama bangsa Indonesia
Adapun data hasil wawancara mengenai perkembangan atlet wushu dapat dilihat dari prestasi yang sudah diraih dari tahun 2001-2013 sebagai berikut :
Tabel 5. 2.
Perkembangan Atlet Wushu Dari Prestasi Yang Diperoleh
Nama Atlet Jenis Kelamin Prestasi
Aldi Lukman Laki-laki SEA Games 2010 Guangzhou China medali emas
Dasman Simbolon
Laki-laki SEA Games 2013 Nyanmar medali Perak
(54)
Dessy Indri Astuti
Perempuan Kejurnas junior Yogyakarta 2004 medali perak
Lindswell Perempuan Kejurnas Jakarta Tahun 2005 medali perak Kejuaraan Dunia Wushu Junior Malaysia 2006 perunggu
Kejuaraan Asia Wushu Junior tahun 2009 emas
The 9th World Games 2013 Colombia emas ( Sumber: Hasil penelitian di Yayasan Kusuma Wushu Indonesia Medan)
Analisis dari tabel di atas dapat dilihat secara umum bahwa perkembangan atlet dari tahun selalu mengalami peningkatan prestasi baik di tingkat nasional maupun ditingkat internasional di sini dapat kita lihat prestasi atlit meningkat dari setiap prestasi yang didapat.
Pada tahun 2004 atlet yang bernama Dessy Indri memperoleh medali perak di tingkat kejuaraan Nasional. Pada tahun 2005 atlet yang bernama Lindswell memperoleh medali perak di tingkat kejuaraan Nasional di Jakarta. Pada tahun 2006 atlet yang bernama Charles Sutanto memperoleh medali emas di kejuaraan Internasional Hongkong Open. Pada tahun 2006 atlet bernama Lindswell memperoleh kembali medali perunggu di kejuaraan Internasional Dunia
(55)
Wushu Junior Malaysia. Pada tahun 2009 dan 2013 atlet bernama Lindswell bahkan bisa memperoleh medali emas di kejuaraan Internasional di Asia. Pada tahun 2010 atlet yang bernama Aldi Lukman memperoleh medali emas di SEA Games Guangzhou China. Serta pada tahun 2013 atlet yang bernama Dasman Simbolon memperoleh medali perak SEA Games Myanmar. Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa perkembangan Seni Beladiri di Kota Medan dari tahun ke tahun mengalami perkembangan dalam hal kualitas para atlet yang dilatih di Yayasan Kusuma. Hal tersebut dapat terlihat dari kemampuan para atlet yang bisa bersaing di taraf nasional maupun internasional.
5.4.3 Iuran/biaya persyaratan pendaftaran, jumlah pelatih dan jadwal
Dengan berkembangnya zaman, sekarang ini kalau kita ingin mengikuti suatu kegiatan tidak pernah lepas dari yang namanya iyuran atau biaya. Begitu juga di Yayasan Kusuma Wushu Indonesia, bagi yang ingin mendaftar jadi atlet Wushu ia harus membayar yang namanya biaya zadministrasi. Biaya yang wajib diselesaikan ketika mau masuk adalah sebagai berikut :
Syarat-syarat pendaftaran anggota baru Wushu :
• Biaya pendaftaran RP. 2000.000,-
• Biaya pendaftaran sudah termasuk 1 set seragam ( baju dan celana) dan 1 sepasang sepatu
(56)
• Pas foto ukuran 3 x 4 = 3 lembar dan 2 x 3 = 3 lembar Jumlah pelatih di Yayasan Kusuma Wushu Indonesia di Medan
• Pelatih China 2 orang
• Pelatih Malaysia 1 orang
• Pelatih Lokal 10 orang
Jadwal latihan di Yayasan Kusuma Wushu Indonesia diadakan 2 x seminggu dengan hari pilihan sbb :
• Minggu Pukul : 09.00 - 10.30 WIB Pukul : 11.00 - 12.30 WIB
• Selasa Pukul : 19.30 - 21.00 WIB
• Rabu Pukul : 19.30 - 21.00 WIB
• Kamis Pukul : 19.30 - 21.00 WIB
Di Yayasan Kusuma Wushu Indonesia ini tidak membebankan biaya kepada atlet yang berbakat dan berprestasi, mereka akan diberikan biaya gratis untuk selama mereka bisa mempertahankan bakat dan prestasi mereka. Bagi mereka yang selalu bekerja keras dan disiplin akan menghasilkan yang terbaik.
5.4.4 Cabang Yayasan Kusuma Wushu Indonesia di Provinsi Sumatera Utara
Pada sub bab ini peneliti menganalisis tentang perkembangan cabang – cabang Wushu khususnya yang berada di Sumatera Utara. Pertama sekali Yayasan Kusuma Wushu yang berdiri di Sumatera Utara berada di Kota Medan.
(57)
Kemudian setelah itu berdirilah beberapa cabang Yayasan Kusuma Waushu di beberapa kota di Provinsi Sumatera Utara.
Berikut adalah tabel yang memaparkan tentang cabang – cabang Yayasan Kusuma Wushu Indonesia di Provinsi Sumatera Utara
Tabel 5.3.
Cabang – Cabang Yayasan Kusuma Wushu di Provinsi Sumatera Utara
NO Nama Pengurus Cabang
Alamat
1 Asahan Jl. Hasanuddin No.1 Kisaran
2 Humbang Hasundutan Jl. Merdeka No. 31 A Dolok Sanggul 3 Medan Jl. PLAJU No. 3-7 SUMUT
4 Pematang Siantar Jl. Parmosi No.7 Pematang Siantar 5 Samosir Jl. Horas No. 73 Tomok Kec. Simanindo 6 Sibolga Jl. Kolonel Ebenezer. Sigalingging No. 33
7 Simalungun Jl. Anggraini No. 46 Komp. Kantor Camat Girsang
8 Tanah Karo Jl. Upah Tendi No. 40 Kabanjahe
9 Tanjung Balai Jl. Jamin Ginting Lk. VI Kel. Sirantau Kec. Datuk Bandar
10 Tapanuli Tengah Jl. P. Sidempuan Simp. Perumnas No. 34 V 11 Tobasa Jl. Kartini No. 30 Soposurung Balige
(58)
Tarutung
Analisis dari tabel di atas dapat dilihat secara umum bahwa perkembangan cabang-cabang yayasan wushu dari tahun ke tahun selalu mengalami perkembangan dan kemajuan yang baik dan dapat dilihat dari banyaknya cabang-cabang yayasan wushu yang sudah berdiri di hampir seluruh kota di Sumatera Utara. Hal ini membuktikan bahwa perkembangan cabang olahraga wushu bukan hanya di kota Medan saja. Dengan banyaknya didirikan cabang-cabang wushu tersebut juga berdampak positif terhadap atlet-atlet yang ingin belajar wushu. Semakin banyaknya didirikan cabang-cabang wushu tersebut akan mempermudah bagi siapa saja yang ingin menambah pengetahuan tentang wushu maupun untuk melatih kemampuan olahraga wushu. Cabang-cabang wushu tersebut diharapkan juga dapat menambah minat keingingintahuan masyarakat umum terhadap olahraga wushu.
(59)
BAB VI
SIMPULAN DAN SARAN
6.1 Simpulan
Setiap etnik atau suku bangsa pasti mempunyai kebudayaan khasnya masing-masing meskipun berbeda-beda. Wushu juga merupakan salah satu kebudayaan dari etnis Tionghoa yang merupakan komponen penting didalam warisan kebudayaan tradisional China yang telah mempunyai sejarah ribuan tahun. Wushu tidak hanya merupakan suatu gerakan semata yaitu gerakan tangan dan kaki untuk mempertahankan diri atau membela diri tapi terlebih – lebih suatu gerakan yang mempunyai nilai seni dan keindahan yang sangat tinggi. Sehingga seni beladiri Wushu lebih menitikberatkan kepada unsur seni dan keindahan yang ditampilkan oleh para atlet – atlet seni beladiri Wushu.
Perkembangan Seni Beladiri Wushu di kota Medan mengalami perkembangan yang sangat signifikan baik dalam jumlah atlet dan prestasi yang telah diperoleh oleh atlet – atlet nya dalam perlombaan – perlombaan yang bertaraf Internasional. Hal ini membuktikan bahwa eksistensi atau keberadaan seni beladiri Wushu di Kota Medan khususnya bagi masyarakat Tionghoa di Kota Medan sangat mengalami kemajuan dan perkembangan yang cukup bagus, sehingga masyarakat pada umumnya dan masyarakat Tionghoa pada khususnya bisa merasakan keberadaan Seni Beladiri Wushu di Kota Medan ini mempunyai dampak yang positif. Sehingga dapat disimpulkan bahwa Seni Beladiri Wushu di Kota Medan dari tahun 2001 sampai dengan tahun 2013 mengalami
(60)
atau mutu dari setiap atlet yang dilatih di Yayasan Kusuma tersebut yang bisa membawa pengaruh bagi masyarakat sekitar dengan banyanknya para atlet yang memperoleh prestasi.
6.2 Saran
Hasil penelitian diharapkan melalui nilai tambah bagi para pembaca, khususnya bagi mahasiswa Sastra China Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara dalam budaya – budaya China khususnya dalam seni beladiri Wushu. Penulis juga berharap penelitian ini dapat dijadikan referensi atau sumber bacaan bagi penulis selanjutnya yang ingin membahas tentang seni beladiri Wushu.
Penulis menyarankan kepada agar lebih banyak meneliti mengenai budaya – budaya China karena bangsa China atau etnis Tionghoa kaya akan warisan budaya. Khususnya dalam hal seni beladiri Wushu yang merupakan salah satu warisan budaya yang harus tetap dilestarikan dan dijaga keberadaannya atau eksistensi agar tidak hilang atau punah kebudayaan seni beladiri Wushu tersebut. Penulis juga berharap agar seni beladiri Wushu lebih banyak dinikmati oleh masyarakat awam atau umum, karena seni beladiri Wushu bisa memberikan banyak manfaat bagi setiap individu yang mempelajari seni beladiri Wushu. Dan bagi Yayasan Kusuma agar lebih ditingkatkan perkembangan Seni Beladiri Wushu di Kota Medan dalam hal peningkatan jumlah dan kualitas para atlet Wushu, sehingga semakin banyak orang yang berminat untuk mempelajari Seni Beladiri Wushu.
(61)
DAFTAR PUSTAKA
SUMBER BUKU:
Abdurahman, Soejono. 2005. Metode Penelitian Suatu Pemikiran dan Penerapannya. Jakarta: Rineka Cipta.
Djajasudarman. 1993. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Karunisa
Fatimah. 2006. Metode Linguistik, Ancangan Metode Penelitian dan Kajian. Bandung: PT Refika Aditama
Goodman, Fay. 1994. Bela Diri Untuk Semua Umur. Terjemahan Darwis Ishak. Jakarta: Ghalia Indonesia
Hasan, M. Iqbal. 2002. Pokok-pokok Materi Metodologi Penelitian dan Aplikasinya. Jakarta: Ghalia Indonesia
Ihroni, T.O. 2006. Pokok-pokok Antropologi Budaya. Jakarta: Yayasan Obor Kaplan, David dan Manners, R.A. 2002. Teori Budaya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Mardalis. 1989. Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal. Jakarta: Bumi Aksara
Poerwadarminta (ed), 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.
Poerwanto, Hari. 2000. Kebudayaan dan Lingkungan dalam Perspektif Antropologi. Yogyakarta:Pustaka Pelajar Offset
Siswantoro, Herry (1999). Wushu Variasi dan Perkembangan. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama
Siswantoro, Herry (2001), Chang Quan Wushu shaolin Uitara. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama
Soekanto, Soerjono. 2006. Sosiologi Suatu pengantar. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada
(62)
SUMBER INTERNET
martialart/1472-Wushu-shadow-boxing diunduh pada tanggal 04 Mei 2014
diunduh
tanggal 04 Mei 2014
diunduh pada tanggal 10 Oktober 2014
(63)
LAMPIRAN Data Diri Informan
Informan 1
Nama : Dr.Novita, M.pd Umur : 36 tahun
Pekerjaan : Wakil Sekretaris Wushu Sumatera Utara Alamat : Jl. KL Yos Sudarso No 84
Informan 2
Nama : Lindswell Umur : 23 tahun
Pekerjaan : Atlet Wushu Nasional Indonesia Alamat : Jl. Plaju 3-5 Medan
Informan 3
Nama : Sandi Lim Umur : 32 tahun
Alamat : Jl. Bhayangkara Medan Pekerjaan : Pelatih Wushu
(64)
Informan 4
Nama : Dasmatua Simbolon Umur : 25 tahun Alamat : Kabanjahe
Pekerjaan : Atlet Wushu Nasional Indonesia
Informan 5
Nama : Huang Zhong Wen Umur : 22 tahun
Alamat : Jl.Plaju No 3-5 Medan Pekerjaan : Atlet Wushu Nasional Indonesia
Informan 6
Nama : Iwan Kwok Umur : 35 tahun
Pekerjaan : Sekretaris/ Pelatih Wushu di Yayasan Kusuma Wushu
(65)
LAMPIRAN
Iwan Kwok
(66)
苏 北 大 学
本科生毕业论文
学生姓名 得迪
____
学 号
_
指导教师
080710038__
_____
学 院
___
杨阳
________
学 系
文学院
__________
毕业时间
中文系_
_
______ _
2014
年5月__
_
___
苏 北 大 学 中 文 系
(67)
摘要
本研究的标题是“印尼棉兰人武术传统的发展研究”。在本研究中,
笔者要描述的武术的发展,尤其是在武术基金会 Kusuma 在棉兰。由于标题,
在第二章中笔者要描述几个概念,就是发展的意思和武术的意思。在本研究 中所用的理论是文化理论,用来分析在武术有没有发展,特别是在棉兰。在 本研究中研究方法是描述数据的方法。在第三章笔者要描述武术的概况,包 括武术,武术自然元素,踢武术,武器,基础的武术踢和手动作。在第四章 的笔者要描述研究的讨论。在这本章笔者研究的武术的数量,运动员的成就, 和武术基金会Kusuma。在最后一章中,分析的结果显示,就是武术在棉兰
经过发展了,特别是在学生数量的方面,运动员的成就以及武术的存在。
(68)
目录
目录...i
摘要... ii
第一章 引言 ... 1 1.6 研究目的 ... 1 1.7 问题描述 ... 2 1.8 研究现状 ... 2 1.9 研究方法 ... 3 1.10 定位研究 ... 3
第二章 概论 ... 4 2.1 发展的意思 ... 4 2.2 武术 ... 4
第三章 概况 ... 6 3.1 武术 ... 6 3.2 武术自然元素 ... 7 3.3 踢武术 ... 8 3.4武器 ... 8 3.5. 基础的武术踢和手动作 ... 11 3.5.1 手基本动作 ... 12 3.5.2 踢基本动作 ... 14
第四章讨论 ... 16 4.1 进入的历史 ... 16 4.2 在棉兰武术发展... 17 4.3. 棉兰印度尼西亚在武术基金会Kusuma武术的类型 ... 19 4.4. 武术存在在棉兰 ... 20 4.4.1. 武术基金会Kusuma建立 ... 21 4.4.2. 武术基金会Kusuma运动员的成就 ... 21
(69)
4.4.3. 学费,要求的名单,教练的数量和培训时间表 ... 22 4.4.4.分会武术基金会Kusuma在被苏门答腊 ... 24
第五章结论和建议 ... 26 5.1. 结论 ... 26 5.2. 建议 ... 26
(70)
第一章 引言
1.1 研究目的
武术是中国古代防攻的一个原始继承,中国古代的东西中,形而上的古代哲 学一般都占有很大比重。书法如此,音乐如此,医学如此,武术也如此。往 往各学科之间融会贯通,不可分割。就以武术而言,它融合了道家的阴阳、 五行,儒家的仁爱,佛家的忍等各种哲学,并与传统中医紧密联系。这就使 武术不单纯是一种技击技能,而是一个复杂的、不断融合、发展的有机体。 离开了中国传统文化的土壤,武术便不能称其为“武术”了。这也是中国武 术与外国各类技击形式的区别所在。
武术是以肢体或冷兵器、武器互相竞技的技术。前者之内容为锻炼身体各部位以攻击对手,种类分为踢打拿摔四大类;后者则以刀、枪、棍、剑、鞭 、镖、锤、矛、钯、弓等冷兵器为主。武术虽是互相格斗的技术,但学习武术除了作格斗用外,学习的原因也可能是为了防卫、竞技。现代武器(火 炮、电子形式)广泛运用后,冷兵器逐渐被淘汰,间接导致以冷兵器与肉体为武器的攻击技术在战场上式微。
现代武术正在失去人文理想的指导与规范,重建中国武术的人文理想及其实 现方式,是十分重要的。重建武术的人文理想,是一个较大的课题。本文旨 在研究印尼棉兰人对武术的了解情况以及武术对人们的影响,也可以给棉兰 人了解在棉兰无数的发展,以期对人们使用武术知识有一定的帮助。
(71)
1.2 描述问题
从上面的描述中,作者研究的问题是:
1.在棉兰武术的历史如何?
2. 在棉兰(2001至13年)武术的存在如何?
1.3 研究现状
王小龙的《中国武术旅游产业发展研究》(2011) 篇文章写道
中国武术向西方式体育的发展,不是全部的转化,而只是其中一些功能的转 化,甚至是开辟一条新的发展之路。中国武术的功能,不能单一化。中国武 术的民族特色,是绝对不能抛弃的。
于云瀚的《武术基本功在教学训练中的重要性研究》(2009)篇文章写了学
中国武,决不是学武中的技,有相关的文化,也是学中国武 的点所在。目前文化已割裂,我理解武深刻内涵造成阻碍。就像 在学中医的,不典,要求患者、血一,学太极的不懂阴阳、不易理、 不学中医者比比皆是。只知其然,不知其所以然,武不倒退才怪。所以在然 会出技高手,却很出武宗和大家.
胡义成的《中国武术文化鉴赏的研究》(2007)这篇文章介绍中国传统文
化的重要载体的中国武术,自然对中国的主流思想儒道释思想有着聚合、表 现的功能。但是,正像许多传统的器物层的文化形态一样,由于发展过程中 曾经出现过断续,加上近现代西方文化的冲击,中国武术的运动形式与内在
(72)
段的中国武术,更多了不少急功近利的成份;原本沉稳厚重的中国武术,已 显得日益浅薄。中国武术正在向纯粹的西方式体育发展,中国武术这一可怕 的工具正在失去传统的人文理想追求的指导与限制。
1.4 研究方法
本文作者使用的研究方法是:通过图书馆查找资料、大量阅读有关武术 的论文以及书籍、访问印尼当地多位华人
。
1.5. 定位研究
研究地点是在棉兰,即在库苏马印尼武术,就是在 Plaju 街 3-7 号,
SEI RENGAS,Medan Area。地点选择,因为在库苏马印尼武术是最大的武术
(1)
名字 性 成就
Aldi Lukman 男 SEA Games 2010 Guangzhou China金牌 Dasman Simbolon 男 SEA Games 2013 Nyanmar 银牌
Charles Sutanto 男 Hongkong Open Tahun 2006 金牌
Dessy Indri Astuti 女 Kejurnas junior Yogyakarta 2004银牌
Lindswell 女 Kejurnas Jakarta Tahun 2005银牌
Kejuaraan Dunia Wushu Junior Malaysia 2006 铜牌
Kejuaraan Asia Wushu Junior tahun 2009金 牌
The 9th World Games 2013 Colombia金牌
(来源:研究结果在武术基金会Kusuma)
上表的分析,一般可以看出,每年的运动员的成就发展总是又提高了,无
论是在国际或世界提高成绩。2004年,Dessy Indri 获得了一枚银牌,在内国
际比赛。在2005年Lindswell 获得了一枚银牌在雅加达的内国际比赛。 2006
年Charles Sutanto 获得金牌,在香港公国开赛。在2006年Lindswell重获铜牌
在马来西亚世界武术少年运动员赛。在2009年和2013年的Lindswell甚至可以
获得金牌,在亚洲运动比赛。在2010年Aldi Lukman 获得金牌,在东南亚运
动会在广州。而在2013年Dasman Simbolon获得银牌在东南亚运动会在缅甸。
(2)
训练了在武术基金会Kusuma,每年发展增长。这是可以看出来从运动员能 够竞争参加了世界运动会比赛或国际运动员比赛。
4.4.3 学费,要求的名单,教练的数量和培训时间表
随着时代的发展,现在如果我们要参加的活动,肯定有学费。同样在武术
基金会Kusuma,谁要当武术运动员,他必须支付学费。必须要费支付如下:
运动员名单要求: •报名费 200.000 盾
•报名费包括一组服(衣服和裤子)和1双鞋
•每月学费 250.000盾(支付每个三月)
•岁必须九年以上(给复印出生证明)
•照片3×4=3个张和 2×3= 张张
教练的数在武术基金会Kusuma
•两个人中国教练
•一个人人教练马来西亚 •十个人本土教练
时间表在武术基金会Kusuma,培训举行每周2次,以下选项:
•星期日
时间:上午9点钟到10点30分
时间:11点钟至下午12点30分
•星期二
(3)
•星期三
时间:晚上7点钟30 分至9点钟
•星期四
时间:晚上7点钟30 分至9点钟
在武术基金会Kusuma是不收费的才运动员和成就的运动员,他们将免费
如果他们能保持自己的成就。对于人谁一直努力工作,并会产生最好的结果。
4.4.4 分会武术基金会Kusuma在北苏门答腊
在本节中笔者想要分析武术的分支,特别是在北苏门答腊 。首先武术基
金会Kusuma成立在北苏门答腊位于在棉兰的。然后成立的几个武术基金会
Kusuma在北苏门答腊。下面是一个图表,告诉分会武术基金会Kusuma在北
苏门答腊。
表4.3。
武术基金会Kusuma北苏门答腊省
号 官员的名字 地址
1 Asahan Hasanuddin 街1号 Kisaran
2 Humbang Hasundutan Merdeka街31 A号 Dolok Sanggul
3 Medan PLAJU 街3-7 号北苏门答腊
4 Pematang Siantar Parmosi街7 号Pematang Siantar 5 Samosir Horas街 73 号 Tomok Kec. Simanindo 6 Sibolga Kolonel Ebenezer. Sigalingging 街33号
7 Simalungun Anggraini 街 46 号 Komp. Kantor Camat Girsang
8 Tanah Karo Upah Tendi 街40 号Kabanjahe
9 Tanjung Balai Jamin Ginting街 Lk. VI Kel. Sirantau Kec. Datuk Bandar
(4)
10 Tapanuli Tengah P. Sidempuan街Simp. Perumnas 34 V号 11 Tobasa Kartini 街30号 Soposurung Balige 12 Tapanuli Utara Mayjen J. Samosir街5号 Partali Toruan
Tarutung
上表的分析可以看出,大部分分会武术的组织越来越很好的发展,并可以
看从许多分支已建立了武术的组织几乎所有的城市在北苏门答腊。实践证明, 武术发展不仅在棉兰,但是在别的城市也有。随着武术组织的许多建立,所 以对谁想要学习武术有积极的影响。越来越多的分支建立武术将使更容易学
到武术和想要获得武术知识。武术分会 还可以添加普通人的感兴趣的对武
术。
第六章
结论和建议
(5)
每一个民族肯定有自己的特殊文化。武术也是中国民族文化之一,就是最重 要部分在中国文化传统,具有千年的历史。武术不仅是一个单纯的运动就是
手和脚的动作为自己辩护,但特别
-是具有艺术价值和美感都是非常高的运动。所以武术更侧重于艺术与美的运 动员。
在棉兰武术发展的发生很好的发展,无论是在运动员和运动员得到了成 就在世界运动会比赛。实践证明,在棉兰武术在存,特别是对华裔非常有很 好的进步和不错的发展,所以人民普遍和华裔特别的是能感觉到积极的。因 此可以得出结论,武术在棉兰2001年至2013年经过了增长的在学生数方面或 运动员质量方面在武术基金会Kusuma。所以运动员可以给影响对周围的人民。
5.2建议
研究结果希望有价值为读者,尤其是对印尼苏北大学中文系的学生在中国的 文化传统,特别是在武术的。笔者也希望这项研究可以作为参考或源阅读对 下次研究谁想讨论有关武术的。笔者建议,让更多的研究
文化方面,因为中国很多文化传统。特别是在武术以便保护和维持,所以武 术的仍然有。笔者也希望武术能更多人兴趣对武术,因为武术可以提供很多 好处对于人谁学会了武术的。在武术基金会Kusuma更增强武术的发展,增加 武术运动员的数量和质量方面,让更多想了解武术。
(6)
参考文献
[1] 王小龙.中国武术旅游产业发展研究[J].陕西师范大学旅游与环境学院,2011年.
[2] 于云瀚. 武术基本功在教学训练中的重要性研究[J].陕西师范大学旅游与环境学院,2009年.