Ketentuan Perpajakan Sanksi PERTANGGUNGJAWABAN BANTUAN PEMERINTAH,

101 dirumuskan sebelumnya;  Evaluasi pada Tahap Pelaksanaan on-going, yaitu evaluasi dilakukan pada saat pelaksanaan rencana pembangunan untuk menentukan tingkat kemajuan pelaksanaan rencana dibandingkan dengan rencana yang telah ditentukan sebelumnya, dan  Evaluasi pada Tahap Pasca Pelaksanaan ex-post, yaitu evaluasi yang dilaksanakan setelah pelaksanaan rencana berakhir, yang diarahkan untuk melihat apakah pencapaian keluaranhasildampak program mampu mengatasi masalah pembangunan yang ingin dipecahkan. Evaluasi ini digunakan untuk menilai efisiensi keluaran dan hasil dibandingkan masukan, efektivitas hasil dan dampak terhadap sasaran, ataupun manfaat dampak terhadap kebutuhan dari suatu program. Terkait dengan pemberian bantuan pemerintah, mengacu pada Peraturan Menteri Keuangan Nomor 168 Tahun 2015, pasal 43 diamanatkan agar KPA bertanggung jawab atas hal-hal sebagai berikut: a. Pencapaian target kinerja pelaksanaan dan penyaluran bantuan pemerintah. b. Transparansi pelaksanaan dan penyaluran bantuan pemerintah. c. Akuntabilitas pelaksanaan dan penyaluran bantuan 102 pemerintah. Dalam menjamin pelaksanaan tanggung jawab di atas, KPA melaksanakan monitoring dan evaluasi dengan menitik beratkan pada: - Kesesuaian antara pelaksanaan penyaluran bantuan pemerintah dengan pedoman umum dan petunjuk teknis yang telah ditetapkan serta ketentuan peraturan terkait lainnya. - Kesesuaian antara target capaian dengan realisasi. Hasil monitoring dan evaluasi tersebut sebagai acuan bagi KPA untuk mengambil langkah-langkah tindak lanjut untuk memperbaiki penyaluran bantuan pemerintah. Dalam hal ini, terkait dengan pelaksanaan kegiatan, unit kerja pusat dan pimpinan SKPD perlu melakukan evaluasi kinerja. 2. Pelaporan Pelaporan merupakan salah satu kegiatan yang sangat penting di dalam proses pembangunan. Kegiatan pelaporan sangat penting dilakukan untuk memberikan informasi yang cepat, tepat, dan akurat kepada pemangku kepentingan sebagai bahan pengambilan keputusan sesuai dengan kondisi yang terjadi serta penentuan kebijakan yang relevan. Mengingat kebutuhan saat ini dan perkembangan teknologi saat ini, pelaksanaan kegiatan pelaporan dilakukan secara 103 berkala dan berjenjang yaitu bulanan, triwulanan, semesteran dan tahunan. Sedangkan, pelaporan berjenjang dimaksudkan adalah dari satu unit kerja paling bawah dalam suatu organisasi sampai kepada pucuk pimpinan organisasi, dengan alur sebagai berikut: Penerima bantuan  Dinas KabupatenKota  Dinas Provinsi  Pemerintah Pusat Pelaporan harus dilakukan kepada masyarakat baik dilakukan secara aktif maupun pasif. Pelaporan secara aktif dimaksudkan agar setiap unit organisasi menyebarluaskan informasi kepada masyarakat luas melalui media cetakelektronik. Sedangkan, pelaporan secara pasif dimaksudkan agar setiap organisasi perlu mengembangkan media penyebarluasan informasi melalui situs informasi sehingga dapat diakses oleh masyarakat luas. Beberapa hal yang perlu dilaporkan antara lain pelaksanaan fisik dan keuangan realisasi anggaran, permasalahan yang dihadapi dan penyelesaian yang dibutuhkan, serta kemajuan pencapaian indikator kinerja. Bagi Satuan Kerja Perangkat Daerah SKPD lingkup pertanian provinsi dan kabupatenkota penanggungjawab kegiatan belanja Bantuan Pemerintah, kelompok tani yang sudah ditetapkan sebagai penerima kegiatan di-entry ke database penerima dalam e-proposal.