JUKNIS PETUNJUK TEKNIS BANTUAN PEMERINTAH TANAMAN PANGAN TAHUN 2017
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
i DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ... i
DAFTAR ISI ... ii
DAFTAR TABEL ... v
DAFTAR LAMPIRAN ... vii
BAB I. PENDAHULUAN ... 1
1.1. Latar Belakang ... 1
1.2. Dasar Hukum ... 4
1.3. Tujuan ... 8
1.4. Sasaran ... 9
1.5. Ruang Lingkup ... 9
1.6. Pemberi Bantuan dan Sumber Pendanaan ... 10
1.7. Pengertian ... 10
BAB II. TUJUAN PENGGUNAAN BANTUAN PEMERINTAH ... 16
2.1. Tujuan ... 16
2.2. Sasaran ... 16
2.3. Indikator Keberhasilan ... 17
BAB III. KEGIATAN, PERSYARATAN DAN PENETAPAN PENERIMA BANTUAN PEMERINTAH ... 19
3.1. Kegiatan Bantuan Pemerintah ... 19
3.2. Persyaratan Penerima Bantuan ... 24
3.3. Penetapan Penerima Bantuan ... 44
BAB IV. BENTUK BANTUAN PEMERINTAH ... 46
4.1. Pemberian Penghargaan ... 46
4.2. Bantuan Sarana/Prasarana ... 47
4.3. Bantuan Rehabilitasi/Pembangunan Gedung/Bangunan ... 49
(11)
ii
4.4. Bantuan Lainnya Yang Memiliki
Karakteristik Bantuan Pemerintah Yang
Ditetapkan Oleh PA ... 49
BAB V. RINCIAN JUMLAH BANTUAN PEMERINTAH .. 52
5.1. Pengelolaan Produksi Aneka Kacang
dan Umbi ... 52
5.2. Pengelolaan Produksi Serealia ... 54
5.3. Pengelolaan Sistem Penyediaan Benih
Tanaman Pangan ... 65
5.4. Penguatan Perlindungan Tanaman Pangan
Dari Gangguan OPT dan DPI ... 67
5.5. Pengolahan dan Pemasaran Hasil
Tanaman Pangan ... 69
5.6. Dukungan Manajemen dan Teknis Lainnya
Pada Ditjen Tanaman Pangan ... 71
BAB VI. TATA KELOLA PENCAIRAN DANA BANTUAN
PEMERINTAH ... 72
6.1. Bentuk Uang ... 72
6.2. Bentuk Barang ... 81
BAB VII. PENYALURAN DANA BANTUAN PEMERINTAH 83
7.1. Bentuk Uang ... 83
7.2. Bentuk Barang/Jasa ... 87
BAB VIII. PERTANGGUNGJAWABAN BANTUAN PEMERINTAH, KETENTUAN PERPAJAKAN
DAN SANKSI ... 91
8.1. Pertanggungjawaban Bantuan
Pemerintah ... 91
8.2. Ketentuan Perpajakan ... 92
8.3. Sanksi ... 92 BAB IX. PEMBINAAN, PENGENDALIAN, EVALUASI
DAN PELAPORAN ... 94
(12)
iii
9.2. Pengendalian, Evaluasi dan Pelaporan 97
BAB X. MEKANISME PENYELESAIAN PEMBAYARAN
TERTUNDA KEGIATAN TAHUN 2016 ... 108
(13)
iv DAFTAR TABEL
Tabel 1. Rincian Volume dan Anggaran Bantuan Pemerintah
Kegiatan Pengelolaan Produksi Aneka Kacang dan Umbi Tahun 2017
Tabel 2. Komponen Bantuan dan Biaya Satuan Bantuan
Pemerintah Kegiatan Pengelolaan Produksi Kedelai Tahun 2017
Tabel 3. Rincian Volume dan Anggaran Bantuan Pemerintah
Kegiatan Pengelolaan Produksi Serealia Tahun 2017
Tabel 4. Komponen Bantuan dan Biaya Satuan Bantuan
Pemerintah Kegiatan Pengelolaan Produksi Padi dan Jagung Tahun 2017
Tabel 5. Rincian Volume dan Anggaran Bantuan Pemerintah
Kegiatan Pengelolaan Sistem Penyediaan Benih Tanaman Pangan Tahun 2017
Tabel 6. Komponen Bantuan dan Biaya Satuan Bantuan
Pemerintah Kegiatan Desa Mandiri Benih,
Penguatan Desa Mandiri Benih dan Bantuan Benih Padi Inbrida Tahun 2017
Tabel 7. Rincian Volume dan Anggaran Bantuan Pemerintah
Kegiatan Penguatan Perlindungan Tanaman
Pangan dari Gangguan OPT dan DPI Tahun 2017
Tabel 8. Komponen Bantuan dan Biaya Satuan Bantuan
Pemerintah Kegiatan PPHT, PPDPI dan Pestisida Tahun 2017
(14)
v
Tabel 9. Rincian Volume dan Anggaran Bantuan Pemerintah
Kegiatan Pengolahan dan Pemasaran Hasil
Tanaman Pangan Tahun 2017
Tabel 10. Komponen Bantuan dan Biaya Satuan Bantuan Pemerintah Kegiatan Alsintan Pascapanen dan
Sertifikasi Tahun 2017
Tabel 11. Rincian Volume dan Anggaran Bantuan Pemerintah
Kegiatan Dukungan Manajemen dan Teknis
(15)
vi DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Matrik Program, Kegiatan dan Output Kegiatan
Bantuan Pemerintah Lingkup Direktorat
Jendral Tanaman Pangan
Lampiran 2. Format Surat Pernyataan Tanggung Jawab Belanja
Lampiran 3. Format Lampiran Pertanggung Jawaban
Bantuan Operasional
Lampiran 4. Format Laporan Kemajuan Penyelesaian
Pekerjaan
Lampiran 5. Format Berita Acara Serah Terima Lampiran 6. Contoh Surat Perjanjian Kerjasama
Lampiran 7. Contoh Surat Pernyataan Bersedia Menerima Hibah BMN
Lampiran 8. Contoh Naskah Perjanjian Hibah BMN
Lampiran 9. Contoh Berita Acara Serah Terima Barang Milik Negara
Lampiran 10. Contoh Berita Acara Serah Terima Barang Milik Negara Pengadaan Satker Dinas Pertanian Kabupaten/Kota
Lampiran 11. Contoh Lampiran Berita Acara Serah Terima Barang Milik Negara
Lampiran 12. Alokasi Bantuan Pemerintah Lingkup Direktorat Jenderal Tanaman Pangan TA. 2017
(16)
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019, sektor pertanian merupakan salah satu sektor penting dalam pembangunan ekonomi
nasional. Peran strategis sektor pertanian tersebut
digambarkan dalam kontribusi nyata sektor pertanian dalam penyedia bahan pangan dan bahan baku industri kecil dan menengah, penyumbang nyata Produk Domestik Bruto, penghasil devisa negara, penyerap tenaga kerja, sumber utama pendapatan rumah tangga perdesaan, penyedia bahan pakan dan bio-energi dan berperan dalam upaya penurunan emisi gas rumah kaca.
Salah satu agenda NAWACITA terkait sektor pertanian
adalah mewujudkan kemandirian ekonomi dengan
menggerakkan sektor-sektor strategis ekonomi domestik, dimana dua program aksi strategis yang dicanangkan adalah membangun kedaulatan pangan berbasis agribisnis kerakyatan dan membangun kedaulatan energi berbasis kepentingan nasional.
Pembangunan tanaman pangan pada dasarnya
merupakan rangkaian upaya untuk memfasilitasi tumbuh dan berkembangnya usaha-usaha tanaman pangan yang mampu menghasilkan produk mulai dari hulu sampai hilir.
Pembangunan tanaman pangan berorientasi pada
peningkatan produksi (ketersediaan) dan peningkatan pendapatan. Untuk itu, faktor optimalisasi efisiensi usaha,
(17)
2
peningkatan produktivitas, peningkatan kapasitas usaha, serta peningkatan nilai tambah dan daya saing menjadi indikator penting dalam mewujudkan kedua orientasi tersebut.
Subsektor tanaman pangan memiliki keragaman
komoditas yang cukup banyak untuk dapat
ditumbuhkembangkan sebagai sumber kehidupan bagi
rakyat Indonesia. Berdasarkan Keputusan Menteri
Pertanian Nomor 511/Kpts/PD.310/9/2006 tentang Daftar Komoditi Binaan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, Direktorat Jenderal Hortikultura, Direktorat Jenderal Perkebunan, dimana Direktorat Jenderal Tanaman Pangan memiliki 36 komoditi tanaman pangan sebagai tanggung jawab binaan.
Arah dan kebijakan Program Peningkatan Produksi,
Produktivitas, dan Mutu Hasil Tanaman Pangan
diprioritaskan pada padi, jagung, dan kedelai. Peningkatan produksi komoditas strategis menjadi pilihan kebijakan nasional subsektor tanaman pangan.
Keberhasilan pencapaian peningkatan produksi hanya dapat diupayakan dengan menggerakkan semua sumber daya yang dimiliki, baik dari kondisi eksisting maupun melalui pengembangan potensi baru. Mengacu pada realitas yang ada, pemberian fasilitasi atau bantuan kepada pelaku usaha (petani) menjadi salah satu langkah strategis untuk mewujudkan pencapaian sasaran produksi dimaksud.
(18)
3
Dalam hal ini, pencapaian sasaran produksi diharapkan dapat meningkatkan pendapatan petani.
Mengacu pada Rencana Strategis Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, sasaran produksi komoditi strategis yang telah ditetapkan pada tahun 2017 yaitu (a) padi sebesar 78.132.000 ton gabah kering giling, (b) jagung sebesar 25.200.000 ton pipilan kering, dan (c) kedelai sebesar 1.200.000 ton biji kering.
Dalam rangka mewujudkan pencapaian sasaran produksi tanaman pangan, pemerintah menyalurkan bantuan untuk peningkatan produksi kepada kelompok tani/gabungan kelompok tani dan penerima manfaat lainnya yang dapat memberikan kontribusi peningkatan produksi tanaman pangan.
Penyaluran bantuan pemerintah secara tepat perlu diatur secara baik agar pelaksanaannya tertib, efisien, ekonomis, efektif, transparan dan bertanggungjawab serta mengakselerasi pencapaian sasaran produksi. Terkait hal tersebut, sesuai amanat Peraturan Menteri Keuangan Nomor 168/PMK.05/2015 dan Nomor 173/PMK.05/2016
tentang Mekanisme Pelaksanaan Anggaran Bantuan
Pemerintah pada Kementerian Negara/Lembaga beserta perubahannya, maka disusun Petunjuk Teknis Penyaluran Bantuan Pemerintah Lingkup Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun Anggaran 2017.
(19)
4
1.2. Dasar Hukum
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun
1992 tentang Sistem Budidaya Tanaman.
2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang
Keuangan Negara.
3. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang
Perbendaharaan Negara.
4. Undang-undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang
Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara.
5. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun
2012 tentang Pangan.
6. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 19 Tahun
2013 tentang Perlindungan dan Pemberdayaan Petani.
7. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun
2016 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2017.
8. Peraturan Pemerintah Nomor 81 Tahun 2001 tentang
Alat dan Mesin Budidaya Tanaman.
9. Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2010 tentang
Usaha Budidaya Tanaman.
10.Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2013 tentang
Tata Cara Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara.
11.Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2015 tentang
(20)
5
12.Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah, sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 70 tahun 2012 tentang Perubahan Kedua Atas Perubahan Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010.
13.Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang
Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah.
14.Peraturan Presiden Nomor 165 Tahun 2014 tentang
Penataan Tugas dan Fungsi Kabinet Kerja.
15.Peraturan Presiden Nomor 172 Tahun 2014 tentang
Perubahan Ketiga Atas Peraturan Presiden Nomor 54
Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah.
16.Peraturan Presiden Nomor 4 Tahun 2015 tentang
Perubahan Keempat Atas Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah.
17.Peraturan Menteri Keuangan Nomor
190/PMK.05/2012 tentang Tata Cara Pembayaran dalam rangka Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara.
18.Peraturan Menteri Keuangan Nomor 50/PMK.06/2014
tentang Tata Cara Pelaksanaan Penghapusan Barang Milik Negara.
(21)
6
19.Peraturan Menteri Keuangan Nomor
168/PMK.05/2015 tentang Mekanisme Pelaksanaan Anggaran Bantuan Pemerintah Pada Kementerian Negara/Lembaga.
20.Peraturan Menteri Keuangan Nomor 4/PMK.06/2015
tentang Pendelegasian Kewenangan dan Tanggung Jawab Tertentu Dari Pengelola Barang Kepada Pengguna Barang.
21.Peraturan Menteri Keuangan Nomor
173/PMK.05/2016 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 168/PMK.05/2015 tentang
Mekanisme Pelaksanaan Anggaran Bantuan
Pemerintah Pada Kementerian Negara/Lembaga.
22.Peraturan Menteri Keuangan Nomor 111/PMK.06/
2016 tentang Tata Cara Pelaksanaan
Pemindahtanganan Barang Milik Negara.
23.Peraturan Kepala Lembaga Kebijakan Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah (LKPP) Nomor 1 Tahun 2015
tentang e-Tendering.
24.Peraturan Kepala Lembaga Kebijakan Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah (LKPP) Nomor 6 Tahun 2016
tentang Katalog Elektronik dan e-Purchasing.
25.Peraturan Menteri Pertanian Nomor 05/Permentan/
OT.140/1/2007 tentang Syarat dan Tata Cara Pengujian dan Pemberian Sertifikat Alat dan Mesin Budidaya Tanaman.
(22)
7
26.Peraturan Menteri Pertanian Nomor 58/Permentan/
OT.140/8/2007 tentang Pelaksanaan Sistem
Standardisasi Nasional di Bidang Pertanian.
27.Peraturan Menteri Pertanian Nomor 25/Permentan/
PL.130/5/2008 tentang Pedoman Pengembangan Usaha Pelayanan Jasa Alat dan Mesin Pertanian.
28.Peraturan Menteri Pertanian Nomor 35/Permentan/
OT.140/7/2008 tentang Persyaratan dan Penerapan Cara Pengolahan Hasil Pertanian Asal Tumbuhan
Yang Baik (Good Manufacturing Practices).
29.Peraturan Menteri Pertanian Nomor 31 Tahun 2010
tentang Pedoman Sistem Pemantauan, Evaluasi dan Pelaporan Pembangunan Pertanian.
30.Peraturan Menteri Pertanian Nomor 39/Permentan/
OT. 140/6 Tahun 2010 tentang Pedoman Perijinan Usaha Budidaya Tanaman Pangan.
31.Peraturan Menteri Pertanian Nomor 19/Permentan/
OT.140/3/2013 tentang Pedoman Administrasi
Keuangan Kementerian Pertanian.
32.Peraturan Menteri Pertanian Nomor 64 Tahun 2013
tentang Sistem Pertanian Organik.
33.Peraturan Menteri Pertanian Nomor 135/Permentan/
OT.140/12/2013 tentang Pedoman Sistem
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah.
34.Peraturan Menteri Pertanian Nomor 22/Permentan/
(23)
8
Menteri Pertanian Nomor 44/Permentan/OT.140/ 10/2009 tentang Pedoman Penanganan Pascapanen
Hasil Pertanian Asal Tanaman (Good Handling
Practices).
35.Peraturan Menteri Pertanian Nomor 09/Permentan/
RC.020/3/2016 tentang Rencana Strategis
Kementerian Pertanian Tahun 2015-2019.
36.Peraturan Menteri Pertanian Nomor 43/Permentan/
OT.010/8/2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pertanian.
37.Peraturan Menteri Pertanian Nomor
62/Permentan/RC.110/12/2016 tentang Pedoman
Umum Pengelolaan dan Penyaluran Bantuan
Pemerintah Lingkup Kementerian Pertanian Tahun Anggaran 2017.
1.3. Tujuan
Tujuan Petunjuk Teknis Penyaluran Bantuan Pemerintah Lingkup Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun Anggaran 2017 ini adalah untuk:
1. Memberikan acuan dalam melaksanakan penyaluran
program/kegiatan bantuan pemerintah program
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan bagi petugas dan
stakeholders lainnya baik di Pusat, Provinsi dan
(24)
9
2. Memberikan petunjuk pemanfaatan dana belanja
Bantuan Pemerintah kepada penerima bantuan.
3. Memberikan petunjuk bagi petugas dalam
pelaksanaan pekerjaan dan pertanggungjawaban
keuangan.
1.4. Sasaran
Sasaran Petunjuk Teknis Penyaluran Bantuan Pemerintah Lingkup Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun Anggaran 2017 ini adalah terlaksananya penyaluran bantuan pemerintah kepada penerima bantuan.
1.5. Ruang Lingkup
Petunjuk Teknis Penyaluran Bantuan Pemerintah Lingkup Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun Anggaran 2017
mengatur mengenai pengalokasian, pencairan,
penyaluran dan pertanggungjawaban Anggaran Bantuan Pemerintah yang bersumber dari APBN.
Ruang lingkup Petunjuk Teknis ini meliputi :
1. Dasar hukum pemberian bantuan pemerintah.
2. Tujuan penggunaan bantuan pemerintah.
3. Kegiatan, persyaratan dan penetapan penerima
bantuan pemerintah.
4. Bentuk bantuan pemerintah.
5. Rincian jumlah bantuan pemerintah.
(25)
10
7. Penyaluran dana bantuan pemerintah.
8. Pertanggungjawaban bantuan pemerintah, ketentuan
perpajakan dan sanksi.
9. Mekanisme tunda bayar dan penyelesaian tunggakan
tahun 2016.
1.6. Pemberi Bantuan dan Sumber Pendanaan
Pemberi bantuan pemerintah adalah Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian melalui program Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Hasil Tanaman Pangan. Sumber dana adalah Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara yang dituangkan dalam DIPA TA.2017, yang dialokasikan pada DIPA Satuan Kerja Pusat, Dekonsentrasi, Tugas Pembantuan Provinsi dan Tugas Pembantuan Kabupaten tersebar di 127 Satker. Untuk rincian alokasi anggaran bantuan pemerintah lingkup Direktorat Jenderal Tanaman Pangan seperti tertera pada Lampiran 1.
1.7. Pengertian
Beberapa pengertian yang perlu dijelaskan sebagai berikut:
1. Bantuan Pemerintah adalah bantuan yang tidak
memenuhi kriteria bantuan sosial yang diberikan oleh
Pemerintah kepada perseorangan, kelompok
(26)
11
Pemerintah.
2. Pengguna Anggaran yang selanjutnya disebut PA
adalah Menteri/Pimpinan Lembaga yang bertanggung jawab atas penggunaan anggaran pada Kementerian Negara/Lembaga yang bersangkutan.
3. Kuasa Pengguna Anggaran yang selanjutnya disebut
Kuasa PA adalah pejabat yang memperoleh kuasa dari PA untuk melaksanakan sebagian kewenangan dan
tanggung jawab penggunaan anggaran pada
Kementerian Negara/Lembaga yang bersangkutan.
4. Pejabat Pembuat Komitmen yang selanjutnya disebut
PPK adalah pejabat yang diberi kewenangan oleh PA/Kuasa PA untuk mengambil keputusan dan/atau tindakan yang dapat mengakibatkan pengeluaran atas beban APBN.
5. Pejabat Penandatangan Surat Perintah Membayar yang
selanjutnya disebut PP-SPM adalah pejabat yang diberi kewenangan oleh Kuasa PA untuk melakukan pengujian atas Surat Perintah Pembayaran (SPP) dan menandatangani Surat Perintah Membayar (SPM).
6. Bendahara adalah orang atau badan yang diberi tugas
untuk dan atas nama negara, menerima, menyimpan,
dan membayar/menyerahkan uang atau surat
berharga atau barang-barang negara.
7. Bendahara Pengeluaran adalah orang yang oleh
(27)
12
membayarkan, menatausahakan, dan
memper-tanggungjawabkan uang dan/atau surat-surat
berharga dalam rangka pelaksanaan belanja APBN oleh Kementerian Negara/Lembaga dan atau satuan kerja selaku PA/KPA.
8. Pembukuan adalah kegiatan pencatatan baik
penerimaan maupun pengeluaran uang atau barang.
9. Surat Perintah Pembayaran yang selanjutnya disebut
SPP adalah suatu dokumen yang dibuat/diterbitkan oleh pejabat yang bertanggungjawab atas pelaksanaan kegiatan/PPK dan disampaikan kepada PP-SPM.
10. Verifikasi adalah kegiatan pengujian terhadap suatu
dokumen untuk memperoleh kebenaran sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan.
11. Surat Perintah Membayar yang selanjutnya disebut
SPM adalah dokumen yang diterbitkan oleh PA/KPA atau pejabat lain yang ditunjuk untuk mencairkan
dana yang bersumber dari D a ftar I sian
Pelaksan aan An g garan ( DIPA) atau dokumen lain yang dipersamakan.
12. Surat Perintah Pencairan Dana yang selanjutnya
disebut SP2D adalah surat perintah yang diterbitkan oleh KPPN selaku Kuasa Bendahara Umum Negara (BUN) untuk pelaksanaan pengeluaran atas beban APBN berdasarkan SPM.
(28)
13
13. Bank Pemerintah adalah bank/pos mitra kerja
sebagai tempat dibukanya rekening atas nama satuan kerja untuk menampung Dana Bantuan Pemerintah yang akan disalurkan kepada penerima Bantuan Pemerintah.
14. Dana Dekonsentrasi adalah dana yang berasal dari
Anggaran Pendapatan Belanja Negara yang
dilaksanakan oleh Gubernur sebagai Wakil
Pemerintah yang mencakup semua penerimaan dan
pengeluaran dalam rangka pelaksanaan
Dekonsentrasi, tidak termasuk dana yang
dialokasikan untuk instansi vertikal Pusat di daerah.
15. Dana Tugas Pembantuan adalah dana yang berasal
dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara yang dilaksanakan oleh daerah yang mencakup semua
penerimaan dan pengeluaran dalam rangka
pelaksanaan tugas pembantuan.
16. Barang Milik Negara yang selanjutnya disebut BMN
adalah semua barang yang dibeli atau diperoleh atas beban Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara atau berasal dari perolehan lainnya yang sah.
17. Calon Petani dan Calon Lokasi yang selanjutnya
disebut CPCL adalah kelompok tani/Gapoktan
penerima bantuan benih dan lokasi lahan yang akan ditanami dengan menggunakan benih bantuan.
(29)
14
18. Petani adalah orang perseorangan atau korperasi,
baik yang berbadan hukum maupun yang tidak berbadan hukum.
19. Kelompok Tani (poktan) adalah kumpulan
petani/peternak/pekebun yang dibentuk atas dasar kesamaan kepentingan; kesamaan kondisi lingkungan sosial, ekonomi, sumberdaya; kesamaan komoditas;
dan keakraban untuk meningkatkan serta
mengembangkan usaha anggota.
20. Gabungan Kelompok Tani (gapoktan) adalah
kumpulan beberapa kelompok tani yang bergabung dan bekerja sama untuk meningkatkan skala ekonomi dan efisiensi usaha.
21. UPJA adalah lembaga ekonomi perdesaan yang
bergerak dibidang pelayanan jasa dalam rangka optimalisasi penggunaan alat dan mesin pertanian untuk mendapatkan keuntungan usaha baik di dalam maupun di luar kelompok tani/gapoktan.
22. Brigade adalah satuan mobilisasi sarana/alat mesin
pertanian prapanen dan pascapanen yang dikelola dalam struktur organisasi yang jelas dan berfungsi mengkoordinir kegiatan prapanen dan pascapanen di wilayahnya.
23. Standar Nasional Indonesia (SNI) adalah standar yang
ditetapkan oleh Badan Standardisasi Nasional dan berlaku secara nasional.
(30)
15
24. Laporan Uji (Test Report) adalah keterangan hasil
pengujian dari uji verifikasi, uji unjuk kerja, uji beban berkesinambungan, uji pelayanan dan uji kesesuaian terhadap alat dan mesin pertanian.
25. Monitoring dan Evaluasi adalah kegiatan pemantauan
dari awal sampai akhir pelaksanaan kegiatan.
26. Penyelesaian pembayaran tertunda adalah
penyelesaian pembayaran terhadap kegiatan tahun
2016 yang telah selesai pekerjaanya sesuai
kontrak/perjanjian namun belum terbayarkan
sebagian atau keseluruhan yang disebabkan
pemotongan/penghematan anggaran tahun 2016 sesuai dengan Inpres Nomor 8 Tahun 2016 tanggal 26 Agustus 2016, dan pembayaran dibebankan pada DIPA Tahun Anggaran 2017.
(31)
16
BAB II
TUJUAN PENGGUNAAN BANTUAN PEMERINTAH
2.1. Tujuan
Mendukung peningkatan produksi padi, jagung, kedelai nasional dalam rangka pencapaian swasembada padi berkelanjutan, swasembada jagung, dan percepatan peningkatan produksi kedelai tahun 2017.
2.2. Sasaran
1. Mempercepat peningkatan produksi padi, jagung
kedelai untuk mempertahankan swasembada padi, dan mencapai swasembada jagung, serta mengurangi impor kedelai.
2. Menyediakan sarana produksi budidaya padi, jagung,
kedelai, berupa benih, pupuk, alat mesin pasca panen, pestisida bagi kelompok tani/Gapoktan/ LMDH/Koperasi/AsosiasiProfesi/Lembaga Pemerintah /Non Pemerintah, dan masyarakat/ lembaga lainnya.
3. Meringankan beban biaya usaha tani padi, jagung,
kedelai bagi kelompok tani/Gapoktan/LMDH/
Koperasi/Asosiasi Profesi/Lembaga Pemerintah/Non Pemerintah, dan masyarakat/lembaga lainnya peserta program.
4. Meningkatkan minat dan motivasi petani
(32)
17
5. Mendorong petani menerapkan teknologi budidaya
padi, jagung, kedelai sesuai rekomendasi untuk mencapai tingkat produktivitas tinggi.
6. Memperbaiki sistem perbenihan dalam upaya
penyediaan benih bermutu.
7. Mengamankan pertanaman dan produksi dari
gangguan OPT dan dampak perubahan iklim.
8. Mengamankan produksi dari susut hasil melalui
pengelolaan pascapanen.
9. Meningkatkan produksi tanaman pangan yang
bermutu.
10.Menambah lapangan kerja, meningkatkan
pendapatan dan kesejahteraan petani.
2.3. Indikator Keberhasilan
Untuk mewujudkan akuntabilitas dan transparansi
pengelolaan Bantuan Pemerintah pada program
peningkatan produksi, produktivitas dan mutu hasil tanaman pangan, maka perlu ditetapkan indikator
keberhasilan sebagai alat untuk memantau dan
mengevaluasi pelaksanaan program peningkatan
produksi, produktivitas dan mutu hasil tanaman pangan. Indikator keberhasilan pengelolaan produksi tanaman
(33)
18
Indikator keberhasilan pemberian Bantuan Pemerintah program peningkatan produksi, produktivitas dan mutu hasil tanaman pangan :
1) Indikator Output
Tersalurnya Bantuan Pemerintah bentuk sarana dan prasarana berupa benih, pupuk, pestisida, alat dan mesin pascapanen, serta bantuan lainnya.
2) Indikator Outcome
Meningkatnya produktivitas dan areal tanam padi, jagung dan kedelai.
3) Indikator Impact
Meningkatnya produksi padi, jagung dan kedelai dan pendapatan petani.
(34)
19
BAB III
KEGIATAN, PERSYARATAN DAN PENETAPAN PENERIMA BANTUAN PEMERINTAH
3.1. Kegiatan Bantuan Pemerintah
Kegiatan dan output kegiatan Bantuan Pemerintah lingkup Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun Anggaran 2017 ditampung pada DIPA Pusat, Provinsi dan Kabupaten/Kota, yaitu:
1. Pengelolaan Produksi Tanaman Serealia
Kegiatan ini untuk mendorong peningkatan produksi dan produktivitas tanaman padi dan jagung. Bantuan Pemerintah yang diberikan yaitu fasilitas penerapan budidaya padi, fasilitas penerapan budidaya jagung dan tunda bayar/penyelesaian tunggakan kegiatan budidaya padi dan/atau jagung tahun 2016.
a. Fasilitas Penerapan Budidaya Padi
Bantuan Pemerintah untuk fasilitas penerapan budidaya padi meliputi :
- Bantuan Budidaya Padi Inbrida Sawah/Tadah
Hujan/Lahan Kering
- Bantuan Budidaya Pengembangan Padi Khusus
- Bantuan Budidaya Padi Hibrida
- Bantuan Budidaya Padi Sub Optimal/Hazton
- Bantuan Budidaya Padi Salibu
(35)
20
- Bantuan Budidaya Pengembangan Desa
Pertanian Organik Untuk Padi
- Unit Pengolahan Pupuk Organik (UPPO)
b. Fasilitas Penerapan Budidaya Jagung
- Bantuan Budidaya Jagung Hibrida
- Bantuan Budidaya Jagung Komposit
2. Pengelolaan Produksi Tanaman Aneka Kacang dan
Umbi
Kegiatan ini untuk mendorong peningkatan produksi kedelai. Bantuan Pemerintah yang diberikan melalui kegiatan ini antara lain fasilitasi penerapan budidaya kedelai, dan tunda bayar/penyelesaian tunggakan PAT/intensifikasi kedelai serta komoditas aneka kacang dan umbi lainnya tahun 2016.
Bantuan Pemerintah untuk fasilitas penerapan budidaya kedelai meliputi:
a. Peningkatan Produksi Kedelai
b. Peningkatan Produksi Kedelai Melalui Budidaya
Jenuh Air (BJA).
3. Pengelolaan Sistem Penyediaan Benih Tanaman
Pangan
Kegiatan ini untuk menumbuhkembangkan produsen benih tanaman pangan dalam rangka mendukung ketersediaan benih varietas unggul bersertifikat
melalui bantuan desa mandiri benih, tunda
(36)
21
benih padi inbrida dan jagung hibrida tahun 2016, dan pemberian penghargaan Petugas Perbenihan, Produsen Benih dan Balai Benih Berprestasi.
Bantuan Pemerintah untuk fasilitas penyediaan benih bersertifikat meliputi :
a. Penguatan Desa Mandiri Benih
- Bantuan Benih Sumber
- Bantuan Biaya Sertifikasi
b. Pengembangan Desa Mandiri Benih
- Biaya Sarana Produksi dan Lainnya
- Sarana Peralatan Mesin Pengolahan dan
Pengemasan Benih
- Gudang Penyimpanan Benih
- Lantai Jemur
c. Bantuan Benih Padi Inbrida
d. Bantuan Pemerintah untuk Penghargaan Petugas
Perbenihan, Produsen Benih dan Balai Benih Berprestasi
4. Penguatan Perlindungan Tanaman Pangan Dari
Gangguan OPT dan DPI
Kegiatan ini untuk memperkuat perlindungan
tanaman pangan dalam rangka mengamankan
pertanaman dari serangan organisme pengganggu tanaman (OPT) dan Dampak Perubahan Iklim (DPI). Bantuan Pemerintah yang diberikan dalam kegiatan ini adalah kegiatan penerapan pengendalian hama
(37)
22
terpadu (PPHT) dan penerapan penanganan dampak perubahan iklim (PPDPI).
Bantuan Pemerintah untuk fasilitas penguatan perlindungan tanaman pangan dari gangguan OPT dan DPI meliputi :
a. Bahan dan/atau alat pendukung PPHT Padi
b.Bahan dan/atau alat pendukung PPHT Jagung
c. Bahan dan/atau alat pendukung PPHT Kedelai
d.Bahan dan/atau alat pendukung PPDPI padi
(Pembuatan sumur pantek dan pompa air)
e. Bahan dan/atau alat pendukung PPDPI padi
(Pembuatan Biopori)
f. Bantuan Sarana Pestisida dan/atau Herbisida
5. Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan
Kegiatan ini bertujuan untuk mengamankan produksi tanaman pangan dari susut hasil dan meningkatkan daya saing. Bantuan Pemerintah yang diberikan yaitu fasilitas sarana pascapanen tanaman pangan dan fasilitas penerapan standardisasi dan mutu hasil tanaman pangan, termasuk memfasilitasi tunda bayar/penyelesaian tunggakan sarana tahun 2016.
1. Fasilitas Sarana Pascapanen Tanaman Pangan
Bantuan Pemerintah untuk fasilitas sarana
pascapanen tanaman pangan meliputi :
a. Combine Harvester Kecil
(38)
23
c. Combine Harvester Besar
d. Vertikal Dryer Padi + Bangunan Kapasitas
6 Ton/proses
e. RMU Beras Organik
f. RMU + Packing Daerah Perbatasan
g. Sarana Penanganan dan Pengemasan Beras
Bermutu (Grading dan Packing)
h. Corn Combine Harvester
i. Corn Sheller
j. Power Thresher Multiguna
2. Fasilitas Penerapan Standardisasi Dan Mutu Hasil
Tanaman Pangan
Bantuan Pemerintah untuk fasilitas penerapan standardisasi dan mutu hasil tanaman pangan meliputi:
a. Sertifikasi Organik;
b. Sertifikasi Non Organik (Beras Non Organik)
6. Dukungan Manajemen dan Teknis Lainnya
Bantuan Pemerintah yang diberikan melalui kegiatan dukungan manajemen dan teknis lainnya adalah penghargaan untuk Mantri Tani/KCD berprestasi.
(39)
24
3.2. Persyaratan Penerima Bantuan
Secara umum, persyaratan penerima bantuan
pemerintah sangat tergantung pada karakteristik di lapangan dan diberikan kepada kelompok tani/gapoktan dan/atau pihak lain yang diatur secara eksplisit. Pemberian bantuan pemerintah melalui Direktorat Jenderal Tanaman Pangan memiliki persyaratan teknis sebagai berikut:
1. Penerapan Budidaya Padi
Penerima bantuan pemerintah pada kegiatan
produksi padi dan pengembangan UPPO adalah Kelompok Tani/Gapoktan/lembaga lainnya yang memenuhi ketentuan sebagai berikut:
 Poktan/Gapoktan/Lembaga lainnya yang memiliki
keabsahan (pengukuhan) dari instansi yang berwenang dan direkomendasikan oleh Dinas Pertanian yang ditetapkan oleh PPK dan disahkan oleh KPA.
 Kelompok tani/gapoktan merupakan kelompok
yang dinamis, pro aktif dan bertempat tinggal dalam satu desa/wilayah yang berdekatan dan diusulkan oleh Kepala Desa dan atau KCD dan atau Kepala UPTD dan atau Petugas Lapangan/ Penyuluh.
 Kelompok tani/gapoktan adalah petani aktif dan
(40)
25
minimal ada Ketua, Sekretaris dan Bendahara serta memiliki lahan atau pun penggarap/ penyewa dan mau mengikuti seluruh rangkaian kegiatan.
 Kelompok tani/gapoktan bersedia melaksanakan
kegiatan dengan sebaik-baiknya dan bersedia menambah biaya pembelian sarana produksi dan biaya operasional/pendukung lainnya, bilamana bantuan yang diberikan tidak mencukupi. Seluruh bantuan yang telah diterima petani pelaksana kegiatan tidak untuk diperjualbelikan.
 Kelompok tani/gapoktan penerima bantuan
kegiatan bersedia untuk melanjutkan usaha budidaya tersebut pada musim tanam berikutnya melalui swadaya atau sumber pendanaan lainnya sesuai peraturan perundangan.
 Penggunaan bantuan diutamakan pada lahan
Peningkatan Indeks Pertanaman (PIP) dan/atau Perluasan Areal Tanam (PAT) tanaman pangan (lahan sawah irigasi, lahan sawah rawa, lahan sawah tadah hujan, dan lahan kering) dan lahan non tanaman pangan seperti lahan inhutani, lahan transmigrasi, dan lain-lain, sedangkan untuk beberapa Provinsi/Kabupaten/Kota yang
arealnya sangat terbatas dan tidak
(41)
26
PIP dan atau PAT, maka dimungkinkan kegiatan tersebut di alokasikan pada areal eksisting dengan syarat peningkatan produktivitas menjadi tujuan utama kegiatan dan memberikan kontribusi yang signifikan.
 Untuk Gapoktan atau Kelompok Tani penerima
bantuan budidaya padi organik/desa pertanian organik, harus memiliki komitmen mengikuti proses sesuai dengan SNI 6729 : 2016 tentang Sistem Pertanian Organik.
 Penerima bantuan Unit Pengolahan Pupuk
Organik (UPPO) diutamakan pada lahan Desa Pertanian Organik tahun 2016, 2017 dan rencana tahun 2018, Desa Organik Swadaya, Desa Organik di Daerah Perbatasan, lokasi lainnya yang mendukung peningkatan produksi padi, jagung dan kedelai (pajale) atau lokasi lainnya sesuai rekomendasi dari Dinas Pertanian Kabupaten/ Kota/Provinsi.
 Penerima bantuan Unit Pengolahan Pupuk
Organik (UPPO) harus menyediakan lahan sebagai tempat bangunan/rumah kompos dan kandang yang dikukuhkan dengan surat pernyataan Hibah Tanah/Hak Guna Pakai atau dengan perjanjian lainnya.
(42)
27
 Apabila Bantuan Pemerintah disalurkan melalui
Mekanisme Transfer Uang maka kelompok
tani/gapoktan, harus memiliki rekening yang masih berlaku/masih aktif di Bank Pemerintah (BUMN atau BUMD/Bank Daerah) yang terdekat.
Rekening bank dimaksud adalah rekening
kelompok tani/gapoktan penerima bantuan. Jika menggunakan rekening gapoktan, mekanisme pengaturan antar kelompok tani agar diatur lebih lanjut oleh Kepala Dinas Pertanian Kabupaten/ Kota atau Kepala Dinas Pertanian Provinsi.
 Kelompok tani/gapoktan pelaksana kegiatan,
membuat surat pernyataan bersedia dan sanggup menggunakan dana bantuan tersebut sesuai peruntukannya dan sanggup mengembalikan
dana apabila tidak sesuai peruntukannya.
Mekanisme pengembalian, sesuai peraturan
perundangan yang berlaku.
 Kelompok tani/gapoktan penerima bantuan
bersedia untuk melanjutkan usaha budidaya tersebut pada musim tanam berikutnya, jika
kegiatan tersebut mencapai tujuan, secara
swadaya atau pendanaan lainnya sesuai
(43)
28
2. Penerapan Budidaya Jagung
Persyaratan penerima bantuan budidaya jagung sebagai berikut:
 Gapoktan/Poktan/LMDH/Koperasi/Asosiasi
Profesi/Lembaga Pemerintah dan Lembaga Non Pemerintah. Khusus untuk Gapoktan/Poktan/ LMDH yang memiliki keabsahan (pengukuhan)
dari instansi yang berwenang dan
direkomendasikan oleh dinas pertanian, yang ditetapkan PPK dan disahkan oleh KPA.
 Kelompok penerima bantuan yang sudah
terdaftar pada Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (RDKK) pupuk bersubsidi, dapat membeli pupuk bersubsidi sesuai harga pupuk bersubsidi.
 Kelompok tani/gapoktan merupakan kelompok
yang dinamis, pro aktif dan bertempat tinggal dalam satu desa/wilayah yang berdekatan dan diusulkan oleh Kepala Desa dan atau KCD dan/atau Kepala UPTD dan atau Petugas Lapangan/Penyuluh.
 Kelompok tani/gapoktan adalah petani aktif dan
mempunyai kepengurusan yang lengkap yaitu minimal ada Ketua, Sekretaris dan Bendahara serta memiliki lahan atau pun penggarap/
(44)
29
penyewa dan mau mengikuti seluruh rangkaian kegiatan.
 Kelompok penerima bantuan dapat di lahan
perkebunan (BUMN, swasta, perkebunan
rakyat), kawasan hutan (perhutani/inhutani), lahan milik lembaga pemerintah/lembaga Non
pemerintah, lahan adat/ulayat, lahan
masyarakat, lahan Perluasan Areal Tanam (PAT) baru/lahan pengembangan 2016 dan lain-lain.
 Apabila lahan yang digunakan milik
perusahaan/HGU swasta atau BUMN/BUMD atau Perum Perhutani/Inhutani, maka Badan Hukum pemilik lahan tidak berhak mendapat bantuan benih jagung dan sarana produksi. Bantuan hanya boleh diberikan kepada petani/ pelaksana.
Apabila Bantuan Pemerintah disalurkan melalui Mekanisme Transfer Uang
 Kelompok tani/gapoktan dan lembaga lainnya,
harus memiliki rekening yang masih
berlaku/masih aktif di Bank Pemerintah (BUMN
atau BUMD/Bank Daerah) yang terdekat.
Rekening bank dimaksud adalah rekening kelompok tani/gapoktan penerima bantuan. Jika menggunakan rekening gapoktan, mekanisme pengaturan antar kelompok tani agar diatur
(45)
30
lebih lanjut oleh Kepala Dinas Pertanian Kabupaten/Kota atau Kepala Dinas Pertanian Provinsi.
 Kelompok tani/gapoktan atau lembaga lainnya
pelaksana kegiatan, membuat surat pernyataan bersedia dan sanggup menggunakan dana bantuan tersebut sesuai peruntukannya dan sanggup mengembalikan dana apabila tidak
sesuai peruntukannya. Mekanisme
pengembalian, sesuai peraturan perundangan yang berlaku.
3. Penerapan Budidaya Kedelai
Penerima Bantuan Pemerintah pengelolaan produksi kedelai dari Direktorat Jenderal Tanaman Pangan
adalah kelompok tani/Gapoktan yang telah
ditetapkan sebagai pelaksana program pengelolaan produksi kedelai. Dana bantuan akan diberikan dalam bentuk transfer uang. Kelompok tani/ Gapoktan penerima Bantuan Pemerintah diseleksi dan ditetapkan oleh Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) melalui Surat Keputusan penerima Bantuan Pemerintah dan disahkan oleh KPA sebagai dasar untuk pemberian bantuan.
Persyaratan kelompok tani/Gapoktan/LMDH/
(46)
31
pelaksana kegiatan pengelolaan produksi kedelai adalah sebagai berikut:
 Gapoktan/Poktan/LMDH/Koperasi/Asosiasi
Profesi/Lembaga Pemerintah dan Lembaga Non Pemerintah. Khusus untuk Gapoktan/Poktan/ LMDH yang memiliki keabsahan (pengukuhan)
dari instansi yang berwenang dan
direkomendasikan oleh dinas pertanian.
 Kelompok tani/gapoktan merupakan kelompok
yang dinamis, pro aktif dan bertempat tinggal dalam satu desa/wilayah yang berdekatan dan diusulkan oleh Kepala Desa dan atau KCD dan
atau Kepala UPTD dan/atau Petugas
Lapangan/Penyuluh.
 Kelompok tani/gapoktan adalah petani aktif dan
mempunyai kepengurusan yang lengkap yaitu minimal ada Ketua, Sekretaris dan Bendahara serta memiliki lahan ataupun penggarap/ penyewa dan mau mengikuti seluruh rangkaian kegiatan.
 Kelompok tani/gapoktan bersedia melaksanakan
kegiatan dengan sebaik-baiknya dan bersedia menambah biaya pembelian sarana produksi
dan biaya operasional/pendukung lainnya,
bilamana bantuan yang diberikan tidak
(47)
32
diterima petani pelaksana kegiatan tidak untuk diperjualbelikan.
 Kelompok tani/gapoktan penerima bantuan
kegiatan bersedia untuk melanjutkan usaha
budidaya tersebut pada musim tanam
berikutnya melalui swadaya atau sumber
pendanaan lainnya sesuai peraturan
perundangan.
 Kelompok tani/Gapoktan/LMDH/Lembaga
lainnya diutamakan yang dapat melaksanakan perluasan areal tanam baik di lahan bukaan
baru atau melalui Peningkatan Indeks
Pertanaman (PIP) karena penggunaan lahan tersebut masih belum optimal dan berpeluang untuk dapat ditingkatkan.
 Kelompok tani/Gapoktan/LMDH/Lembaga
lainnya dengan kemampuan penerapan teknologi usaha taninya masih belum optimal sehingga produktivitas yang dihasilkan rendah bila dibandingkan dengan potensi hasil dari varietas yang ditanam, namun masih berpeluang untuk
ditingkatkan dengan penerapan teknologi
usahatani yang lebih baik.
 Kelompok tani/Gapoktan/LMDH/Lembaga
lainnya penerima Bantuan Pemerintah, harus mampu mengelola dana Bantuan Pemerintah
(48)
33
meliputi pengelolaan keuangan, pengadaan
barang secara transparan, efektif dan efisien, penyaluran bantuan kepada anggotanya, penata usahaan uang dan barang, penyetoran pajak, pembuatan laporan dan pertanggung jawaban pemanfaatan bantuan. Bersedia mengadakan perjanjian kerjasama dengan Pejabat Pembuat Komitmen, membuat berita acara serah terima barang, menyusun laporan, menyetorkan pajak dan sisa uang yang tidak dimanfaatkan.
 Wajib mengikuti setiap tahap pertanaman dan
mengaplikasikan kombinasi komponen teknologi spesifik lokasi sesuai petunjuk teknis.
4. Desa Mandiri Benih
Persyaratan pemberian bantuan desa mandiri benih sebagai berikut:
 Kelompok penerima bantuan adalah kelompok
tani, kelompok penangkar atau gabungan kelompok tani dengan kelompok penangkar penerima kegiatan Desa Mandiri Benih Tahun Anggaran 2015, 2016 dan 2017 yang memiliki keabsahan (pengukuhan) dari instansi yang berwenang dan direkomendasikan oleh dinas pertanian, ditetapkan PPK dan disahkan oleh KPA.
(49)
34
 Bersedia melaksanakan kegiatan ini dengan
sebaik-baiknya dan bersedia menambah biaya sarana produksi apabila bantuan yang diberikan tidak mencukupi.
 Bersedia menyediakan lahan untuk tempat
membangun gudang dan lantai jemur dan lahan tersebut bukan lahan sengketa.
 Memiliki rekening kelompok di Bank Pemerintah
(BUMN, BUMD atau Bank Daerah) terdekat, dan bagi yang belum memiliki harus membuka rekening kelompok di Bank tersebut.
 Membuat surat pernyataan bersedia dan
sanggup menggunakan dana bantuan sesuai peruntukannya dan sanggup mengembalikan dana tersebut apabila tidak sesuai dengan peruntukannya.
 Benih dari hasil kegiatan ini dimanfaatkan oleh
petani/kelompok tani setempat sehingga desa yang bersangkutan dapat memenuhi kebutuhan
benihnya secara mandiri. Mekanisme
pemanfaatan benih tersebut agar
dimusyawarahkan bersama petani/kelompok
tani setempat.
5. Bantuan Benih Padi Inbrida
Persyaratan lokasi dan penerima bantuan benih padi inbrida sebagai berikut:
(50)
35
 Poktan/Gapoktan/Lembaga lainnya yang
memiliki keabsahan (pengukuhan) dari instansi yang berwenang dan direkomendasikan oleh Dinas Pertanian yang ditetapkan oleh PPK dan disahkan oleh KPA.
 Kelompok tani/gapoktan/Lembaga Pemerintah/
Lembaga Non Pemerintah mendapatkan
rekomendasi dari Dinas Pertanian Kabupaten/ Kota.
 Kelompok tani/gapoktan merupakan kelompok
yang dinamis, pro aktif dan bertempat tinggal dalam satu desa/wilayah yang berdekatan dan diusulkan oleh Kepala Desa, KCD dan/atau Petugas Lapangan/Penyuluh.
 Kelompok tani/gapoktan adalah petani aktif dan
mempunyai kepengurusan yang lengkap yaitu minimal ada Ketua, Sekretaris dan Bendahara serta memiliki lahan ataupun penggarap/ penyewa dan mau mengikuti seluruh rangkaian kegiatan.
 Kelompok tani/gapoktan/lembaga pemerintah/
Lembaga non Pemerintah bersedia
melaksanakan kegiatan dengan sebaik-baiknya dan bersedia menambah biaya pembelian sarana produksi dan biaya operasional/pendukung lainnya, bilamana bantuan yang diberikan tidak
(51)
36
mencukupi. Seluruh bantuan yang telah
diterima petani pelaksana kegiatan tidak untuk diperjualbelikan.
 Kelompok tani/gapoktan penerima bantuan
kegiatan bersedia untuk melanjutkan usaha
budidaya tersebut pada musim tanam
berikutnya melalui swadaya atau sumber
pendanaan lainnya sesuai peraturan
perundangan.
6. Pemberian Penghargaan Petugas Perbenihan,
Produsen Benih dan Balai Benih Berprestasi
Persyaratan penerima Pemberian Penghargaan
Petugas Perbenihan, Produsen Benih dan Balai Benih Berprestasi sebagai berikut:
 Diusulkan oleh Kepala Dinas Pertanian Provinsi
yang membidangi tanaman pangan kepada Direktur Jenderal Tanaman Pangan.
 Petugas Perbenihan, Produsen Benih dan Balai
Benih yang diusulkan adalah petugas
perbenihan yang mempunyai prestasi tertinggi dalam melaksanakan pengawasan mutu benih, serta produsen benih dan balai benih lingkup UPTD Balai Benih Tanaman Pangan yang berprestasi di bidang produksi dan penyaluran benih.
(52)
37
 Belum pernah menjadi juara tingkat nasional
dan tidak sedang dicalonkan dalam lomba lainnya lingkup Kementerian Pertanian pada waktu yang bersamaan.
7. Penerapan Penanganan DPI
Persyaratan pemberian bantuan penerapan
penanganan DPI sebagai berikut:
 Kelompok Tani/Gapoktan yang memiliki
keabsahan (pengukuhan) dari instansi berwenang yang direkomendasikan oleh Dinas Pertanian dan memiliki motivasi di bidang penanganan DPI.
 Kelompok Tani/Gapoktan diutamakan memiliki
5 anggota yang memahami penanganan dampak perubahan iklim dan menguasai lahan minimal 10 Ha.
 Kelompok Tani/Gapoktan diprioritaskan di lokasi
hamparan sawah yang berpotensi mengalami kebanjiran/kekeringan sebagai akibat Dampak Perubahan Iklim.
8. Penerapan PHT
Persyaratan pemberian bantuan penerapan PHT sebagai berikut:
 Kelompok Tani yang memiliki keabsahan
(pengukuhan) dari instansi berwenang yang direkomendasikan oleh Dinas Pertanian dan memiliki motivasi di bidang penanganan PHT.
(53)
38
 Kelompok Tani penerima diprioritaskan di lokasi
endemis atau potensi serangan OPT dengan luasan minimal 25 Ha untuk padi, 15 Ha untuk jagung dan 10 Ha untuk kedelai.
 Kelompok tani yang memiliki peserta alumni
SLPHT/PPHT minimal 5 orang yang berperan sebagai petani pengamat.
 Berada di daerah potensi tanaman pangan dan
potensi serangan OPT.
9. Pestisida
Persyaratan pemberian bantuan pestisida sebagai berikut:
 Petani/Kelompok Tani/Gapoktan/Dinas Pertanian
Provinsi/Balai Proteksi/Perlindungan Tanaman Pangan dan Hortikultura.
 Bantuan pestisida disediakan sebagai stok dan
dikeluarkan apabila ada permintaan dan atau
keadaan lapangan yang membutuhkan
penanganan segera dan diperkuat dengan laporan serta rekomendasi petugas POPT-PHP.
 Bantuan Herbisida diberikan kepada kelompok
tani yang sudah dikukuhkan oleh Dinas Pertanian Provinsi pada lokasi percepatan tanam.
(54)
39
10.Bantuan Sarana Pascapanen dan Sertifikasi
a.Persyaratan Penerima Bantuan Sarana
Pascapanen
Pemberian bantuan sarana pascapanen
memperhatikan aspek lokasi dan jenis penerima bantuan. Hal ini sangat penting karena terkait dengan persyaratan tata kelola dari bantuan tersebut.
1.Persyaratan Lokasi
- Memenuhi persyaratan teknis untuk
operasional sarana pascapanen disesuaikan kondisi spesifikasi lokasi.
- Mendukung program dan kegiatan
pengembangan budidaya padi, jagung dan kedelai di daerah sentra produksi dan atau wilayah pengembangan kawasan tanaman pangan.
- Memperhatikan ketersediaan dan
kebutuhan sarana di wilayah tersebut dengan prioritas tingkat kejenuhan sarana pascapanen tanaman pangan yang masih rendah (< 80%).
- RMU Beras Organik berlokasi di daerah
potensi beras organik untuk meningkatkan mutu dalam rangka mendukung ekspor beras organik.
(55)
40
- RMU wilayah perbatasan berlokasi di daerah
perbatasan untuk mendukung kemandirian pangan di wilayahnya dan ekspor beras ke negara tetangga yang berbatasan dengan wilayah tersebut.
2.Persyaratan Penerima
Penerima bantuan sarana pascapanen meliputi
Kelompok tani/Gapoktan, UPJA, Lembaga
Lainnya, dan Pemerintah Daerah dalam bentuk Brigade dengan penjelasan sebagai berikut:
a)Kelompok tani/Gapoktan/UPJA/Lembaga
Lainnya
- Kelompok Tani/Gapoktan/UPJA atau
Lembaga Lainnya yang memiliki keabsahan (pengukuhan) dari instansi yang berwenang,
dan direkomendasikan oleh Dinas
Pertanian.
- Bersedia memanfaatkan, mengelola dan
mampu mengoptimalkan bantuan, serta
bertanggungjawab dalam memanfaatkan
dan merawat bantuan sarana pascapanen yang diterimanya dengan baik.
- Kelompok penerima dalam memanfaatkan
bantuan harus berintegrasi dengan unit pengelola alsintan/UPJA dalam atau di luar
(56)
41
kelompok dan bersedia memobilisasi sarana
yang diterima secara bersama untuk
mendukung panen secara serentak.
- Khusus penerima bantuan sarana pengering
(dryer) dan RMU harus mampu
menyediakan lahan untuk menempatkan
dryer dan RMU, yang dikukuhkan dengan
surat pernyataan hibah atau hak guna pakai.
- Penerima RMU beras organik harus
menyusun RUK sesuai dengan anggaran yang tersedia.
- Memiliki komitmen yang kuat dalam
mendukung program peningkatan produksi pertanian.
- Penerima bantuan bersedia memasarkan
sebagian hasil produksi kepada Pemerintah untuk mendukung stok pangan nasional.
- Bersedia menandatangani Pakta Integritas
dalam rangka mempergunakan dan
mempertanggungjawabkan hibah dari
Pemerintah.
b)Pemerintah Daerah
- Penerima dan pengelola sarana alsintan
(57)
42
Kabupaten/Kota dalam hal ini Dinas Pertanian Provinsi/Kabupaten/Kota.
- Pengelolaan alsintan dalam bentuk
Brigade dan harus dilengkapi struktur organisasi pengelolaan brigade.
- Bantuan alsintan mendukung Brigade
dalam operasionalnya diatur lebih lanjut
dalam Petunjuk Pelaksanaan yang
diterbitkan oleh Dinas Pertanian
Provinsi/Kabupaten/Kota.
- Pengelolaan Brigade oleh Dinas
Pertanian Kabupaten/Kota dilaksanakan berkoordinasi dengan Dinas Pertanian Provinsi.
- Bersedia menyediakan biaya operasional
pelaksanaan brigade alsintan baik di tingkat Provinsi maupun Kabupaten/Kota antara lain:
(1) gudang/garasi penyimpanan dan
perawatan alsintan; (2) kemampuan
memobilisasi alsintan dan (3) kemampuan membiayai pemeliharaan alsin.
- Pengelolaan sarana pascapanen oleh
Brigade diatur oleh Dinas Pertanian Provinsi /Kabupaten/Kota sesuai peraturan yang berlaku.
(58)
43
b. Persyaratan Penerima Bantuan Sertifikasi
 Kelompoktani yang memiliki keabsahan
(pengukuhan) dari instansi yang berwenang dan direkomendasikan oleh Dinas Pertanian
 Bersedia, mau dan mampu mendorong akses
pasar, baik domestik maupun ekspor.
 Memiliki komitmen untuk mengembangkan
sistem pertanian organik diwilayah sekitarnya.
 Memiliki komitmen dalam melakukan
kerjasama atau kemitraan.
11.Pemberian Penghargaan Mantri Tani Berprestasi
Kriteria dan persyaratan pemberian penghargaan mantri tani berprestasi yaitu :
 Mantri Tani yang berprestasi dalam melaksanakan
tugas pokok dan fungsinya terutama dalam koordinasi pelaksanaan pembangunan pertanian di wilayahnya, pengumpulan, pencatatan dan
pelaporan data statistik pertanian. Dalam
melaksanakan tugas, mantri tani dikukuhkan berdasarkan Surat Keputusan pejabat yang berwenang di wilayahnya.
 Telah menduduki jabatan sebagai mantri tani
minimal 3 tahun terakhir.
 Tidak sedang diusulkan sebagai calon penerima
penghargaan yang sejenis pada saat yang bersamaan.
(59)
44
3.3. Penetapan Penerima Bantuan
Tahapan Penetapan Penerima Bantuan Pemerintah
Tahapan penetapan penerima Bantuan Pemerintah meliputi:
a. PPK melakukan seleksi penerima Bantuan Pemerintah
berdasarkan kriteria /persyaratan yang telah
ditetapkan. Seleksi penerima Bantuan Pemerintah
dapat dilaksanakan sebelum tahun anggaran
berjalan.
b. PPK menetapkan Surat Keputusan penerima Bantuan
Pemerintah yang disahkan oleh KPA. Surat keputusan tersebut merupakan dasar pemberian Bantuan Pemerintah.
c. Surat Keputusan dibuat dengan ketentuan sebagai
berikut :
- Untuk Bantuan Pemerintah dalam bentuk
barang/jasa paling sedikit memuat :
ï‚· Identitas penerima bantuan
ï‚· Jumlah barang/jasa
ï‚· Nilai nominal barang/jasa
- Untuk Bantuan Pemerintah dalam bentuk uang
paling sedikit memuat :
ï‚· Identitas penerima bantuan.
(60)
45
ï‚· Nomor rekening penerima bantuan untuk
Bantuan Pemerintah dalam bentuk uang yang disalurkan melalui mekanisme transfer.
(61)
46
BAB IV
BENTUK BANTUAN PEMERINTAH
Bentuk Bantuan pemerintah lingkup Direktorat Jenderal
Tanaman Pangan dapat diberikan berupa uang dan
barang/jasa yang meliputi bantuan sebagai berikut :
a.Pemberian Penghargaan
b.Bantuan sarana/prasarana
c. Bantuan rehabilitasi/pembangunan gedung/bangunan
d.Bantuan lainnya yang memiliki karakteristik bantuan
pemerintah yang ditetapkan oleh PA.
4.1. Pemberian Penghargaan
Bantuan Pemerintah berupa pemberian penghargaan kepada penerima penghargaan diberikan dalam bentuk uang, barang dan/atau jasa. Penghargaan adalah sebuah bentuk apresiasi kepada suatu prestasi dan
keunggulan tertentu yang dapat diberikan oleh
Pemerintah kepada perorangan, petani/kelompok tani dan Gabungan Kelompok Tani. Penghargaan diberikan agar mereka bekerja dan berdedikasi tinggi serta berprestasi dalam mencapai tujuan swasembada pangan dan kemajuan pertanian Indonesia.
Sistem penghargaan harus mampu meningkatkan prestasi dalam bidang pangan dan pertanian, dan membuat upaya untuk mempertahankan petani/
(62)
47
kelompok tani dan Gabungan kelompok tani yang berpotensi dari alih profesi. Fungsi Penghargaan terpenting bagi pembentukan perilaku perorangan,
petani/kelompok tani dan kelompok tani yang
diharapkan adalah kebanggaan terhadap profesi yang ditekuni dan kuatnya motivasi untuk memacu diri agar mencapai prestasi mencapai swasembada pangan dan pertanian.
Bantuan Pemerintah berupa pemberian penghargaan meliputi pemberian penghargaan mantri tani berprestasi dan pemberian penghargaan Petugas Perbenihan, Produsen Benih dan Balai Benih Berprestasi.
4.2. Bantuan Sarana/Prasarana
Bantuan Pemerintah berupa bantuan sarana/prasarana diberikan kepada Kelompok Masyarakat, Lembaga Swadaya Masyarakat, Lembaga Pendidikan, Lembaga Keagamaan, dan Lembaga Kesehatan pada Lembaga
Pemerintah maupun Lembaga Non Pemerintah.
Pemberian bantuan sarana/prasarana kepada penerima Bantuan Pemerintah dapat diberikan dalam bentuk uang atau barang.
Bantuan Pemerintah untuk Kelompok/gabungan
kelompok/lembaga yang dimaksud, yaitu kelompok masyarakat yang memiliki usaha di bidang pertanian yang dikelola oleh petani atau kelompok/gabungan
(63)
48
kelompok/lembaga dan pelaku Agribisnis. Bantuan
Sarana/Prasarana dimaksudkan sebagai upaya
meningkatkan aktivitas kelompok tani sehingga mampu
memenuhi kebutuhan utama/dasar kegiatan
usahataninya.
Bantuan Pemerintah berupa bantuan sarana/prasarana meliputi bantuan budidaya padi inbrida sawah/tadah hujan/lahan kering, bantuan budidaya padi hibrida, bantuan benih sumber untuk penguatan desa mandiri
benih, sarana peralatan mesin pengolahan dan
pengemasan benih untuk pengembangan desa mandiri benih, bantuan benih padi inbrida, bahan dan/ atau alat pendukung PPHT padi, bahan dan/atau alat
pendukung PPHT jagung, bahan dan/atau alat
pendukung PPHT kedelai, bahan dan/atau alat
pendukung PPDPI padi (pembuatan sumur pantek dan pompa air), bahan dan/atau alat pendukung PPDPI padi (pembuatan biopori), bantuan sarana pestisida, bantuan sarana herbisida, dan bantuan sarana pascapanen (Combine Harvester Kecil, Combine Harvester Sedang, Combine Harvester Besar, Vertikal Dryer Padi Kapasitas 6 Ton/proses, RMU Beras Organik, RMU + Packing
Daerah Perbatasan, Sarana Penanganan dan
Pengemasan Beras Bermutu (Grading dan Packing), Corn Combine Harvester, Corn Sheller, Power Thresher Multiguna).
(64)
49
4.3. Bantuan Rehabilitasi dan/atau Pembangunan
Gedung/Bangunan
Bantuan Pemerintah berupa bantuan rehabilitasi
dan/atau pembangunan gedung/bangunan dapat
diberikan kepada Lembaga Pemerintah atau lembaga Non Pemerintah dalam bentuk uang atau barang yang dimaksudkan sebagai upaya fasilitasi peningkatan kebutuhan dasar penopang kegiatan usaha tani didaerah.
Bantuan Pemerintah berupa bantuan rehabilitasi
dan/atau pembangunan gedung/bangunan meliputi gudang penyimpanan benih dan lantai jemur untuk pengembangan desa mandiri benih, bangunan vertikal dryer padi, dan bangunan RMU Beras Organik, serta bangunan RMU Daerah Perbatasan.
4.4. Bantuan Lainnya Yang Memiliki Karakteristik
Bantuan Pemerintah Yang Ditetapkan Oleh PA
Bantuan lainnya yang memiliki karakteristik Bantuan Pemerintah yang ditetapkan oleh PA adalah bantuan
dalam bentuk uang atau barang/jasa. Bantuan
sebagaimana dimaksud dapat diberikan kepada
perseorangan, kelompok tani, gabungan kelompok tani,
kelompok masyarakat, Lembaga Pemerintah atau
(65)
50
Bantuan lainnya yang memiliki karakteristik Bantuan Pemerintah yang ditetapkan oleh PA dapat dimanfaatkan petani/kelompok tani sebagai stimulan usaha, motor penggerak utama dalam mengatasi akses pembiayaan dan permodalan produksi pertanian serta pemulihan atas resiko usaha tani yang dialami karena bencana kekeringan dan Puso.
Bantuan lainnya tersebut dapat digunakan untuk usaha ekonomi produktif kelompok sasaran baik di hulu, on farm, hilir, maupun jasa penunjang terkait pertanian. Penggunaan disesuaikan dengan tahapan kebutuhan
pengembangan usaha kegiatan kelompok, yang
dituangkan dalam proposal RUK. Diarahkan untuk
menggerakkan usaha tani (on-farm), jaringan usaha
kelompok tani, kelembagaan SDM, pemanfaatan
sumberdaya lokal secara optimal, dan pemenuhan
tambahan pangan dan gizi keluarga dengan
mengutamakan efisiensi usaha produksi pertanian. Pengembangan manajemen usaha kegiatan kelompok diarahkan pada peningkatan kemampuan pengurus
kelompok dalam mengelola usaha/kegiatan dan
menumbuhkan partisipasi aktif para anggotanya
sehingga tercapai kemandirian kelompok tani.
Bantuan Pemerintah berupa bantuan lainnya yang
memiliki karakteristik Bantuan Pemerintah yang
(66)
51
kedelai, peningkatan produksi kedelai melalui budidaya jenuh air (BJA), bantuan budidaya pengembangan padi khusus, bantuan budidaya padi hazton, bantuan budidaya padi salibu, bantuan budidaya mina padi, bantuan budidaya pengembangan desa pertanian padi organik, Unit Pengolahan Pupuk Organik (UPPO), bantuan budidaya jagung hibrida, bantuan budidaya jagung komposit, sertifikasi organik, dan sertifikasi non organik (beras non organik).
(67)
52
BAB V
RINCIAN JUMLAH BANTUAN PEMERINTAH
Bantuan pemerintah yang dikelola oleh Direktorat Jenderal Tanaman Pangan tahun 2017 senilai Rp6.017.096.855.000,00 atau 90% dari alokasi total anggaran Ditjen TP, termasuk alokasi anggaran untuk penyelesaian tunda bayar dan
penyelesaian pembayaran tunggakkan. Rincian alokasi
kegiatan tersebut sebagai berikut:
5.1. Pengelolaan Produksi Aneka Kacang dan Umbi
Alokasi anggaran Bantuan Pemerintah untuk kegiatan pengelolaan produksi Aneka Kacang dan Umbi tahun 2017 senilai Rp362.131.177.000,00 dengan rincian sebagai berikut:
Tabel 1. Rincian Volume dan Anggaran Bantuan Pemerintah Kegiatan Pengelolaan Produksi Aneka Kacang dan Umbi Tahun 2017
NO JENIS BANTUAN VOLUME SATUAN ANGGARAN
Rp.(000)
1 Peningkatan Produksi Kedelai 200.000 Hektar 310.000.000
2
Peningkatan Produksi Kedelai Melalui Penerapan Budidaya Jenuh Air (BJA)
10.000
Hektar 42.700.000
3 Fasilitasi Penyelesaian Tunda
Bayar Tahun 2016 *) 9.431.177
362.131.177
Jumlah
(68)
53
Untuk Bantuan Pemerintah kegiatan pengelolaan produksi kedelai diberikan berupa bantuan paket sarana produksi meliputi benih, Rhizobium dan pupuk organik dan atau kapur pertanian yang disalurkan melalui transfer uang ke rekening kelompok tani. Jenis, volume dan harga patokan bantuan sarana produksi per hektar per kegiatan disusun oleh Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) Satuan Kerja (Satker) masing-masing daerah, sesuai kebutuhan dan berdasarkan rekomendasi teknis setempat (spesifik lokasi), dengan nilai maksimal per hektar sesuai alokasi pada DIPA dan POK. Sebagai bahan
acuan/referensi, penyusunan jenis, volume, harga
bantuan sarana produksi per hektar per kegiatan.
Tabel 2. Komponen Bantuan dan Biaya Satuan per hektar
Bantuan Pemerintah Kegiatan Pengelolaan
Produksi Kedelai Tahun 2017
NO JENIS BIAYA SATUAN
(Rp) JUMLAH (Rp) 1 Peningkatan Produksi Kedelai
Benih 50 Kg 17.000 850.000
Pupuk Organik/ Anorganik/Pestisida/
Herbisida 1 Pkt 700.000 700.000
1.550.000
2 Peningkatan Produksi Kedelai Melalui Budidaya Jenuh Air
Benih 50 Kg 17.000 850.000
Pupuk Anorganik 200 Kg 2.025 405.000 Rhizobium 1 Pkt 150.000 150.000 Pestisida/Herbisida 5 Ltr 125.000 625.000 Kapur Pertanian 1 Pkt 1.240.000 1.240.000 Pengelolaan Saluran 1 Pkt 1.000.000 1.000.000
4.270.000
Total Biaya per Hektar
Total Biaya per Hektar
(69)
54
5.2.Pengelolaan Produksi Serealia
Alokasi anggaran Bantuan Pemerintah untuk kegiatan pengelolaan produksi serealia tahun 2017 senilai Rp3.742.436.486.000,00 dengan rincian sebagai berikut:
Tabel 3. Rincian Volume dan Anggaran Bantuan Pemerintah Kegiatan Pengelolaan Produksi Serealia Tahun 2017
NO JENIS BANTUAN VOLUM E SATUAN ANGGARAN Rp.(000)
1 Budidaya Padi Inbrida 731.925 Hektar 197.619.750 2 Budidaya Padi Hibrida 60.000 Hektar 67.500.000 3 Budidaya Padi Sub
Optimal/Teknologi Hazton 50.000 Hektar 119.600.000 4 Budidaya Padi Teknologi Salibu 10.000 Hektar 26.000.000 5 Budidaya Mina Padi 4.000 Hektar 20.460.000 6 Budidaya Padi Organik/Desa
Pertanian Organik 4.000 Hektar 9.992.000 7 Budidaya Padi/Beras Khusus 75 Hektar 196.125 8 Budidaya Jagung Hibrida 2.600.000 Hektar 2.106.000.000 9 Budidaya Jagung Komposit 400.000 Hektar 186.000.000 10 Pengembangan Unit Pengelola Pupuk Organik 1.500 Unit 262.500.000 11 Fasilitasi Penyelesaian Tunda
Bayar Tahun 2016 *) 746.568.611
3.742.436.486
Jumlah
Ket : *) Nilai yang dibayarkan sesuai hasil verifikasi BPKP atau Inspektorat Jenderal Kementan
(70)
55
Tabel 4. Komponen Bantuan dan Biaya Satuan per hektar
Bantuan Pemerintah Kegiatan Pengelolaan
Produksi Padi dan Jagung Tahun 2017
NO JENIS BIAYA SATUAN
(Rp) JUMLAH (Rp)
1 Budidaya Padi Inbrida
Benih 25 Kg 10.800 270.000
270.000 2 Budidaya Padi Hibrida
Benih 15 Kg 75.000 1.125.000
1.125.000 3 Budidaya Padi Sub Optimal/Teknologi Hazton
Benih 40 Kg 10.800 432.000 Pupuk Organik Padat/Granul 1.000 Kg 1.500 1.500.000 POC 2 Ltr 150.000 300.000 Pembenah tanah 4 Sachet 40.000 160.000
2.392.000 4 Budidaya Padi Teknologi Salibu
Urea 200 Kg 5.000 1.000.000 NPK 150 Kg 6.000 900.000 Alat Bantu Multiguna Budidaya Salibu 1 Unit/5 Ha 3.500.000 700.000
2.600.000 5 Budidaya Mina Padi
Benih Padi 25 Kg 10.800 270.000 Bibit Ikan Nila 6.000 ekor 250 1.500.000 Pakan Ikan 250 Kg 3.000 750.000 Pupuk Urea Subsidi 400 Kg 1.800 720.000 Insektisida 10 Ltr 120.000 1.200.000 Pupuk Organik 450 Kg 1.500 675.000
5.115.000 6 Budidaya Padi Organik/Desa Pertanian Organik
Benih 10 Kg 10.800 108.000 Pupuk Organik Padat/Granul 1.500 Kg 1.500 2.250.000 Pestisida Nabati 10 Lt 5.000 50.000 MOL 30 Lt 3.000 90.000
2.498.000 7 Budidaya Padi/Beras Khusus
Benih 25 Kg 20.000 500.000 Pupuk Organik Padat/Granul 1.000 Kg 1.500 1.500.000 Urea 150 kg 1.800 270.000 NPK 150 Lt 2.300 345.000
2.615.000 8 Budidaya Jagung Hibrida
Benih 15 Kg 48.000 720.000 Urea 50 Kg 1.800 90.000
810.000 9 Budidaya Jagung Komposit
Benih 25 Kg 15.000 375.000 Urea 50 Kg 1.800 90.000
465.000 10 Pengembangan Unit Pengolah Pupuk Organik (UPPO)
UPPO 1 unit/20 Ha 175.000.000 175.000.000
175.000.000
Total Biaya per Hektar
Total Biaya per Hektar
Total Biaya per Hektar
Total Biaya per Hektar Total Biaya per 20 Hektar
Total Biaya per Hektar VOLUME
Total Biaya per Hektar Total Biaya per Hektar
Total Biaya per Hektar Total Biaya per Hektar
(71)
56
Rincian jumlah bantuan pemerintah yang diberikan kepada penerima bantuan, disesuaikan dengan budidaya yang akan dilaksanakan. Secara umum sebagai berikut :
1. Budidaya Padi Inbrida (Sawah/Tadah Hujan/Lahan
Kering)
Fasilitasi atau stimulan yang diberikan pemerintah untuk pelaksanaan kegiatan budidaya padi inbrida
sebesar Rp270.000,00/ha, untuk pembelian/
pengadaan benih padi inbrida bermutu (varietas unggul dan bersertifikat) dengan harga non subsidi (tidak
diperkenankan membeli benih bersubsidi yang
disediakan Pemerintah).
Untuk benih padi inbrida yang ditanam di lahan kering apabila varietas unggul padi gogo bersertifikat tidak tersedia maka dapat menggunakan varietas unggul lainnya yang biasa ditanam di lahan kering, sesuai dengan kebiasaan petani dan diketahui oleh Kepala Dinas Kabupaten/Kota atau Kepala Dinas Provinsi atau BPTP atau UPTD BPSBTPH.
Jika benih bermutu dari padi varietas unggul lainnya tidak tersedia maka dapat digunakan varietas unggul lokal namun anggaran yang disediakan tidak dapat digunakan untuk itu.
(72)
57
2. Budidaya Padi Hibrida
Fasilitasi atau stimulan yang diberikan pemerintah untuk pelaksanaan kegiatan budidaya padi hibrida
sebesar Rp1.125.000,00/ha untuk pembelian/
pengadaan benih padi hibrida.
3. Budidaya Padi Sub Optimal/Teknologi Hazton
Fasilitasi atau stimulan yang diberikan pemerintah untuk pelaksanaan kegiatan budidaya padi sub optimal/teknologi hazton sebesar Rp2.392.000,00/ha, untuk pembelian/pengadaan benih padi bermutu (varietas unggul dan bersertifikat) dengan harga non
subsidi (tidak diperkenankan membeli benih
bersubsidi yang disediakan Pemerintah). Disamping itu digunakan pula untuk pembelian/pengadaan sarana produksi lainnya yaitu: pupuk organik, pupuk hayati, agensia hayati, pupuk organik cair/POC dan pembenah tanah/dekomposer.
4. Budidaya Padi Teknologi Salibu
Fasilitasi atau stimulan yang diberikan pemerintah untuk pelaksanaan kegiatan budidaya padi teknologi salibu sebesar Rp2.600.000,00/ha, untuk pembelian/ pengadaan pupuk Urea dan NPK serta alat bantu multiguna yang digunakan untuk memotong bagian
tanaman padi untuk disalibukan. Untuk 1 (satu) unit
alat bantu multiguna digunakan untuk areal seluas
(73)
58
identifikasi calon penerima dan calon lokasi menjadi
hal yang penting untuk diperhatikan guna
memudahkan operasional di lapangan.
Pertanaman yang akan diterapkan dengan teknologi salibu dapat menggunakan pertanaman swadaya petani/poktan/gapoktan dan atau pertanaman yang mendapatkan bantuan pemerintah sebelumnya.
5. Budidaya Mina Padi
Fasilitasi atau stimulan yang diberikan pemerintah untuk pelaksanaan kegiatan budidaya mina padi
sebesar Rp5.115.000,00/ha, untuk pembelian/
pengadaan: benih padi bermutu (varietas unggul dan
bersertifikat dengan harga non subsidi/tidak
diperkenankan membeli benih bersubsidi yang disediakan Pemerintah), bibit ikan, pakan ikan, pupuk Urea, pupuk organik dan atau insektisida, jika diperlukan. Bibit ikan yang digunakan adalah bibit ikan yang bersertifikat atau mempunyai surat keterangan sehat dari Balai Benih/Instansi lembaga
yang memproduksi benih (Pemerintah/Swasta).
Ukuran benih ikan yang digunakan disesuaikan dengan kondisi spesifik lokasi baik secara teknis, ekonomis dan budaya masyarakat setempat.
Pemilihan varietas padi untuk kegiatan tersebut harus memperhatikan beberapa hal seperti: perakaran dalam, cepat beranak/bertunas, batang kuat/tidak
(74)
59
mudah rebah, tahan genangan, daun tegak dan tahan OPT.
6. Budidaya Padi Organik/Desa Pertanian Organik
Fasilitasi atau stimulan yang diberikan pemerintah
untuk pelaksanaan kegiatan budidaya padi
organik/desa pertanian organik sebesar
Rp2.498.000,00/ha, untuk pembelian/pengadaan benih padi bermutu dengan harga non subsidi (tidak
diperkenankan membeli benih bersubsidi yang
disediakan Pemerintah).
Penggunaan benih padi pada budidaya padi organik
mengikuti ketentuan pada SNI 6729:2016.
Penggunaan benih diuraikan sebagai berikut:
a) Benih yang digunakan adalah benih bersertifikat
organik dan memiliki izin edar.
b) Bila benih sertifikat organik tidak tersedia dapat
menggunakan benih hasil budidaya tanaman organik.
c) Bila benih hasil budidaya tanaman organik tidak
tersedia, dapat menggunakan benih non organik
untuk tahap awal, selanjutnya harus
menggunakan benih organik.
d) Bila butir (a), (b) dan (c) tidak tersedia, dapat
menggunakan benih yang diperdagangkan. Benih dimaksud selanjutnya harus dilakukan pencucian untuk menghilangkan kontaminan pada benih.
(75)
60
e) Benih hasil rekayasa genetik (GMO) tidak
diperkenankan.
Disamping itu, fasilitasi dana bantuan pemerintah digunakan pula untuk pembelian sarana produksi lainnya yaitu: pupuk organik, pestisida organik dan MOL (Mikro Organisme Lokal). Penggunaan pupuk organik dan pestisida pada budidaya padi organik
mengikuti ketentuan pada SNI 6729:2016.
Penggunaan pupuk organik yang berasal dari produk pupuk organik komersil yang beredar di pasaran harus bersertifikat organik dan memiliki izin edar. Pupuk organik yang proses pembuatannya dengan pemanasan buatan dan sulit terurai pada aplikasinya (granul) tidak diizinkan digunkan dalam sistem pertanian organik. MOL yang digunakan bukan hasil rekayasa genetik (GMO). Pupuk organik atau pupuk
organik produksi petani (in situ) dan atau hasil UPPO
yang memanfaatkan bahan baku di sekitar lokasi, dapat digunakan sepanjang proses pembuatan pupuk organik tersebut mengikuti ketentuan pada SNI 6729:2016.
Apabila komponen sarana produksi tersebut diatas dapat disediakan sendiri oleh Kelompok Tani/ Gapoktan penerima bantuan dan sepanjang proses produksinya/cara perolehannya mengikuti ketentuan pada SNI 6729:2016 maka fasilitasi dana bantuan
(1)
NO PROVINSI
CORN SHELLER
SARANA PENANGANAN DAN PENGEMASAN BERAS BERMUTU
(GRADING DAN PACKING)
POWER THRESHER MULTIGUNA VERTICAL DRYER PADI +
BANGUNAN KAP 6 TON/PROSES
VOLUME (UNIT)
ANGGARAN (Rp.000)
VOLUME (PAKET)
ANGGARAN (Rp.000)
VOLUME (PAKET)
ANGGARAN (Rp.000)
VOLUME (PAKET)
ANGGARAN (Rp.000)
28 SULTENG 1 300.000
29 SULTRA 30 SULUT
31 SUMBAR 46 1.196.000
32 SUMSEL 120 3.120.000 1 300.000
33 SUMUT 86 2.236.000
34 Pusat 200 5.600.000 200 5.600.000
(2)
NO PROVINSI
SERTIFIKASI ORGANIK PENERAPAN SNI BERAS NON ORGANIK RMU DAN PACKING DAERAH PERBATASAN RMU BERAS ORGANIK VOLUME
(PAKET)
ANGGARAN (Rp.000)
VOLUME (PAKET)
ANGGARAN (Rp.000)
VOLUME (UNIT)
ANGGARAN (Rp.000)
VOLUME (UNIT)
ANGGARAN (Rp.000)
1 ACEH 2 1.160.000
2 BABEL
3 BALI 2 60.000
4 BANTEN 1 30.000
5 BENGKULU
6 DI YOGYAKARTA 1 30.000
7 GORONTALO 1 30.000
8 JABAR 7 210.000 1 30.000 1 1.800.000
9 JAMBI
10 JATENG 3 90.000 1 30.000 11 JATIM 2 60.000 1 30.000 12 KALBAR 1 30.000 5 2.900.000
13 KALSEL 1 30.000
14 KALTARA 1 30.000 1 580.000
15 KALTENG
16 KALTIM
17 KEPRI 1 400.000
18 LAMPUNG 1 30.000
19 MALUKU 2 1.160.000
20 MALUT 2 1.160.000
21 NTB
22 NTT 2 60.000 1 580.000
23 PAPUA 2 1.200.000
24 PAPUA BARAT 1 600.000
25 RIAU 2 1.200.000
26 SULBAR
27 SULSEL 1 30.000 1 30.000
(3)
NO PROVINSI
SERTIFIKASI ORGANIK PENERAPAN SNI BERAS NON ORGANIK RMU DAN PACKING DAERAH PERBATASAN RMU BERAS ORGANIK VOLUME
(PAKET)
ANGGARAN (Rp.000)
VOLUME (PAKET)
ANGGARAN (Rp.000)
VOLUME (UNIT)
ANGGARAN (Rp.000)
VOLUME (UNIT)
ANGGARAN (Rp.000)
29 SULTRA
30 SULUT 1 30.000 1 600.000
31 SUMBAR 2 60.000
32 SUMSEL 2 60.000 1 30.000
33 SUMUT 1 30.000
34 Pusat
(4)
NO PROVINSI
BANTUAN SARANA PESTISIDA/ HERBISIDA
BAHAN DAN/ATAU ALAT PENDUKUNG PPHT
JAGUNG
BAHAN DAN/ATAU ALAT PENDUKUNG PPHT
KEDELAI
BAHAN DAN/ATAU ALAT PENDUKUNG PPDPI PADI (PEMBUATAN BIOPORI)
BANTUAN SARANA PESTISIDA/HERBISIDA
VOLUME (Ha)
ANGGARAN (Rp.000)
VOLUME (Ha)
ANGGARAN (Rp.000)
VOLUME (Ha)
ANGGARAN (Rp.000)
VOLUME (Ha)
ANGGARAN (Rp.000)
VOLUME (Paket)
ANGGARAN (Rp.000) 1 ACEH
825 627.000 15 11.100 30 22.200 20 31.100 - -
2 SUMUT
625 475.000 15 11.100 - - 10 10.225 - -
3 SUMBAR
875 665.000 45 33.300 - - 40 40.900 - -
4 RIAU
300 228.000 45 33.300 - - 10 10.225 - -
5 JAMBI
500 380.000 - - 10 7.400 10 10.225 - -
6 SUMSEL
825 627.000 - - 10 7.400 30 30.675 1 20.000.000
7 BENGKULU
175 133.000 - - - - 10 10.225 - -
8 LAMPUNG
575 437.000 - - 10 7.400 20 20.450 - -
9 BABEL
50 38.000 - - - - - - - -
10 KEPRI
- - - - - - - - - -
11 BANTEN
400 304.000 15 11.100 20 14.800 20 20.450 - -
12 DKI JAKARTA
- - - - - - - - - -
13 JABAR
(5)
NO PROVINSI
BANTUAN SARANA PESTISIDA/ HERBISIDA
BAHAN DAN/ATAU ALAT PENDUKUNG PPHT
JAGUNG
BAHAN DAN/ATAU ALAT PENDUKUNG PPHT
KEDELAI
BAHAN DAN/ATAU ALAT PENDUKUNG PPDPI PADI (PEMBUATAN BIOPORI)
BANTUAN SARANA PESTISIDA/HERBISIDA
VOLUME (Ha)
ANGGARAN (Rp.000)
VOLUME (Ha)
ANGGARAN (Rp.000)
VOLUME (Ha)
ANGGARAN (Rp.000)
VOLUME (Ha)
ANGGARAN (Rp.000)
VOLUME (Paket)
ANGGARAN (Rp.000) 14 JATENG
1.350 1.026.000 45 33.300 40 29.600 40 62.200 - -
15 DI.YOGYAKARTA
325 247.000 - - 10 7.400 10 10.225 - -
16 JATIM
1.525 1.159.000 45 33.300 30 22.200 40 40.900 - -
17 BALI
300 228.000 - - - - - - - -
18 NTB
325 247.000 30 22.200 30 22.200 - - - -
19 NTT
275 209.000 45 33.300 - - - - - -
20 KALBAR
625 475.000 15 11.100 - - - - - -
21 KALTENG
175 133.000 - - - - - - - -
22 KALSEL
675 513.000 45 33.300 - - - - - -
23 KALTIM
300 228.000 - - - - - - - -
24 SULUT
400 304.000 15 11.100 10 7.400 - - - -
25 SULTENG
525 399.000 30 22.200 - - - - - -
26 SULSEL
(6)
NO PROVINSI
BANTUAN SARANA PESTISIDA/ HERBISIDA
BAHAN DAN/ATAU ALAT PENDUKUNG PPHT
JAGUNG
BAHAN DAN/ATAU ALAT PENDUKUNG PPHT
KEDELAI
BAHAN DAN/ATAU ALAT PENDUKUNG PPDPI PADI (PEMBUATAN BIOPORI)
BANTUAN SARANA PESTISIDA/HERBISIDA
VOLUME (Ha)
ANGGARAN (Rp.000)
VOLUME (Ha)
ANGGARAN (Rp.000)
VOLUME (Ha)
ANGGARAN (Rp.000)
VOLUME (Ha)
ANGGARAN (Rp.000)
VOLUME (Paket)
ANGGARAN (Rp.000) 27 SULTRA
400 304.000 90 66.600 20 14.800 20 20.450 - -
28 GORONTALO
150 114.000 30 22.200 - - - - - -
29 SULBAR
400 304.000 15 11.100 - - - - - -
30 MALUKU
150 114.000 - - - - - - - -
31 MALUKU UTARA
100 76.000 - - - - - - - -
32 PAPUA BARAT
125 95.000 15 11.100 - - - - - -
33 PAPUA
125 95.000 - - - - - - - -
34 PENGADAAN PUSAT
1 50.000.000
Jumlah