Faktor Pembentuk dan Penghambat Proses Pengembangan Kepribadian
cara untuk membentuk hubungan yang kuat dalam mencapai sebuah tujuan bersama.
Sedangkan faktor penghambat pengembangan kepribadian berasal dari dalam diri dan luar diri orang tersebut. Kedua faktor tersebut dapat satu per
satu atau bergabung mempengaruhi kepribadian seseorang. Begitu juga dengan sekretaris jika tidak mampu melawan hambatan-hambatan tersebut,
maka akan sulit dalam pencapaian upaya-upaya yang dilakukan guna peningkatan dalam pengembangan kepribadiannya. Ada beberapa faktor yang
menghambat dan sebaiknya dihindari oleh sekretaris, yaitu: a.
Fiksasi Banyak
sekali tindakan
manusia yang
dilakukan berdasarkan
kebiasannya. Kebiasaan adalah bentuk tingkah laku yang tetap dari usaha menyesuaikan diri terhadap lingkungan yang mengandung unsur afektif
perasaan. Salah satu kebiasaan yang menghambat pengembangan adalah fiksasi. Fiksasi adalah usaha seseorang untuk menghadapi kegagalan-
kegagalannya dengan ulangan tingkah laku yang begitu-begitu juga sehingga tidak dapat sampai pada pemecahan masalah yang dihadapinya.
Fiksasi ini dapat muncul karena frustasi dan biasanya berupa kebiasaan- kebiasaan salah yang sulit diubah
b. Frustasi
Hidup memang tidak mudah, kegagalan dan keberhasilan silih berganti menghampiri hidup seseorang. Kegagalan dapat membuat seseorang
menjadi frustasi.
Frustasi adalah
keadaan batin
seseorang,
ketidakseimbangan dalam jiwa, suatu perasaan tidak puas karena hasrat dorongan yang tidak dapat terpenuhi.
c. Kurang Pergaulan dan Wawasan
Kurang pergaulan dan wawasan dapat disebabkan oleh keterasingan tempat tinggal atau kemalasan menambah wawasan dan pergaulan.
Tempat tinggal yang terpencil jauh dari kumpulan masyarakat yang lain akan membuat manusia hanya mampu bersaing dalam lingkup lokal saja.
Kurang pergaulan dan wawasan akibat dari kesombongan yakni suatu sikap yang selalu menganggap dirinya paling hebat dan paling tahu
sehingga memandang tidak perlu mengembangkan pergaulan dan wawasannya.
d. Sombong
Berawal dari sikap sombong, orang lalu terkena sikap congkak dengan merasa diri lebih luhur daripada orang lain, angkuh dengan hati sarat
keinginan untuk dikagumi. Kesombongan disebabkan oleh alasan nyata namun juga ada yang disebabkan oleh alasan palsu belaka. Kesombongan
dengan alasan nyata umumnya dimiliki oleh orang-orang yang mempunyai kelebihan-kelebihan, misalnya kaya, tampan atau cantik,
bertalenta hebat, dll. Sedangan kesombongan dengan alasan palsu biasanya dimiliki oleh orang-orang yang mempunyai pengetahuan dan
wawasan yang kurang luas.
e. Rendah Diri
Rendah diri sebagai keadaan yang meragukan dengan serius dan terus-menerus tentang diri sendiri. Adapun jenis rendah diri, antara lain
minder fisik, minder mental, dan minder sosial. Rendah diri fisik, yakni rendah diri yang disebabkan oleh cacat bentuk fisik, misalnya
kegemukan, pendek, gigi tidak rata. Rendah diri mental, yakni rendah diri yang disebabkan oleh cacat mental, misalnya daya tangkap rendah,
miskin, tidak mempunyai bakat. Rendah diri sosial, yakni rendah diri yang disebabkan oleh perlakuan orang lain atau masyarakat di waktu
lampau yang tidak wajar. Orang yang rendah diri sering membandingkan dirinya dengan orang
lain, dia tidak menyadari bahwa setiap manusia diciptakan unik lengkap dengan kelebihan dan kekurangannya. Rendah diri jelas menghambat
pengembangan pribadi.