UPAYA PENGEMBANGAN KEPRIBADIAN PADA GURU

PENGEMBANGAN KEPRIBADIAN
UPAYA PENGEMBANGAN KEPRIBADIAN PADA GURU
TAMAN KANAK-KANAK

OLEH:

NISRINA FIRDAUS
DEPARTEMEN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
FAKULTAS PASCA SARJANA
UNIVERSITAS AIRLANGGA

BAB I
PENDAHULUAN

I.1

LATAR BELAKANG MASALAH
Laju perkembangan masyarakat di era teknologi ini semakin pesat. Persaingan antar
manusia dalam mencapai tujuan tertentu pun makin meningkat pula. Akibatnya,
tuntutan gaya hidup pun juga semakin tinggi. Untuk memenuhi standar gaya hidup
yang tinggi, pendidikan dan keterampilan sangat berperan penting. Merupakan sebuah

keuntungan, jika seseorang mempunyai tingkat pendidikan yang lebih tinggi dari orang
lain. Terkadang, ketika akan melamar pekerjaan, perusahaan cenderung melihat sampai
sejauh mana tingkat pendidikan si pelamar. Semakin tinggi tingkat pendidikan, semakin
besar kemungkinan untuk diterima, dan semakin besar pula kemungkinan mendapatkan
gaji yang lebih tinggi dari orang yang memiliki jenjang pendidikan di bawahnya.
Seseorang yang mempunyai keterampilan lebih, apalagi yang langka dan tidak semua
orang dapat melakukannya, menjadi nilai lebih yang dapat ‘dijual’. Jika seseorang
mempunyai pendidikan yang tinggi dan keterampilan yang lebih, maka pasti akan
dicari oleh perusahaan. Bisa jadi, ketika masuk perusahaan, ia akan memperoleh gaji
yang tinggi pula.
Untuk memiliki itu semua, orang harus belajar dan merencanakan setiap langkah
pendidikan dari dini. Tidak hanya orang tua saja yang mengatur bagaimana
pembelajaran untuk anaknya, tapi guru pun juga ikut andil dalam menentukan sistem
pembelajaran untuk murid. Pendidikan formal baiknya dimulai sejak masa kanakkanak, yaitu pada usia 4-6 tahun. Menurut Peraturan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 84 Tahun 2014 Tentang Pendirian Satuan
Pendidikan Anak Usia Dini Pasal 1 No 4, Taman Kanak-kanak, yang selanjutnya
disingkat TK adalah salah satu bentuk satuan PAUD pada jalur pendidikan formal yang
menyelenggarakan program pendidikan bagi anak berusia 4 (empat) tahun sampai
dengan 6 (enam) tahun dengan prioritas usia 5 (lima) dan 6 (enam) tahun.
Setiap sekolah memerlukan beberapa orang guru, jadi masing-masing anak didik

akan mendapat pendidikan serta pembinaan dari guru yang mempunyai kepribadian dan
mentalnya masing-masing. Tiap guru mempunyai pengaruh terhadap anak didiknya.
Apalagi pada guru TK, anak kecil cenderung ingin meniru perilaku orang dewasa yang
ia lihat. Dalam website www.parenting.co.id dikatakan bahwa anak memang seorang
peniru ulung. Setiap saat, mata anak selalu mengamati, telinganya menyimak, dan
pikirannya mencerna apa pun yang orang tua lakukan. Itu sebabnya, jangan heran jika

anak bisa tumbuh menjadi sosok yang sangat mirip dengan orang tuanya dalam versi
kecil. Satiadarma (2001) mencontohkan bahwa anak tidak hanya belajar bahasa verbal,
mereka juga belajar bahasa isyarat. Orang yang lebih tua bisa menjadi sumber belajar
bagi anak. Misalnya saja, orang yang lebih tua sedang marah menutup pintu kamar
dengan keras, anak pun kelak akan meniru perilaku tersebut. ataupun ketika orang yang
lebih tua sedang bersantai kemudian menaikkan kakinya ke atas meja, anak pun
cenderung akan melakukan hal yang sama.
Ini pun dapat terjadi di lingkungan sekolah. Sebagai conrtoh, guru yang cenderung
memarahi muridnya ketika ia berbuat kesalahan. Maka murid akan menirunya ketika
menurutnya ada yang berbuat kesalahan. Bisa juga, murid akan merasa tertekan atau
bahkan malu ketika dimarahi oleh guru di hadapan teman-temannya. Dibutuhkan guru
yang mempunyai kepribadian baik. Jika semua guru yang mengajar berkepribadian
baik, patut dicontoh dan diteladani, maka akan menciptakan murid yang berkepribadian

baik pula. Kepribadian yang dimiliki oleh guru juga dapat berpengaruh pada sekolah
tempat ia mengajar. Semakin baik kepribadian guru, semakin baik muridnya, dan
semakin maju pula sekolahnya. Tidak hanya itu, kepribadian itulah yang menentukan
apakah guru dapat menjadi pendidik dan pembina bagi muridnya, atau malah menjadi
faktor penggagal dari masa depan muridnya kelak, terutama di tingkat pendidikan usia
dini, taman kanak-kanak.
Oleh karena itu, penulis memilih topik upaya pengembangan kepribadian untuk guru
Taman Kanak-Kanak.

I.2

TUJUAN
Makalah ini bertujuan untuk mengetahui pengertian pengembangan kepribadian
untuk guru, mengetahui faktor dan konsep yang membentuk kepribadian, dan
merumuskan upaya pengembangan kepribadian apa yang dapat dilakukan oleh guru
taman kanak-kanak untuk memajukan kualitas pribadi murid didiknya.

BAB II
KAJIAN TEORI
II.1 KAJIAN TEORITIS

II.1.1. Teori Kepribadian Menurut Para Ahli
Kepribadian menurut pengertian sehari-hari, menunjuk kepada bagaimana
individu tampil dan menimbulkan kesan bagi individu-individu lainnya.
Kepribadian pada dasarnya tidak bisa dinilai ‘baik’ atau ‘buruk’nya (netral).
Menurut George Kelly, kepribadian sebagai cara yang unik dari individu dalam
mengartikan pengalaman-pengalaman hidupnya. Menurut Gordon Allport,
kepribadian adalah suatu organisasi yang dinamis dari sistem psikofisik individu
yang menentukan tingkah laku dan pemikiran individu secara khas. Sistem
psikofisik dengan maksud menunjukkan bahwa ‘jiwa’ dan ‘raga’ manusia adalah
suatu sistem yang terpadu dan tidak dapat dipisahkan satu sama lain, serta di
antara keduanya selalu terjadi interaksi dalam mengarahkan tingkah laku
(Koswara, 1991).
Sedangkan menurut McDougal, Kepribadian adalah “tingkatan sifat-sifat
dimana biasanya sifat yang tinggi tingkatannya mempunyai pengaruh yang
menentukan”. Sigmund Freud memandang kepribadian sebagai suatu struktur
yang terdiri dari tiga sistem yaitu Id, Ego dan Superego. Dan tingkah laku,
menurut Freud, tidak lain merupakan hasil dari konflik dan rekonsiliasi ketiga
sistem kepribadian tersebut (Suryanto, 2017). Teori Behaviorisme lebih
menekankan pada tingkah laku manusia. Memandang individu sebagai makhluk
reaktif yang memberirespon terhadap lingkungan. Pengalaman dan pemeliharaan

akan membentuk perilaku mereka (Anamutz, 2009). Kepribadian humanistik
yang diperkenalkan oleh Abraham Maslow berupa gambaran manusia sebagai
makhluk yang bebas dan bermartabat serta selalu bergerak kearah pengungkapan
segenap potensi yang dimilikinya apabila lingkungan memungkinkan (Koswara,
1991).
II.1.2. Teori Kepribadian Humanistik Abraham Maslow
Koswara (1991) mengatakan bahwa pada teori humanistik, berakar dari aliran
filsafat modern, yakni eksistensialisme. Menurut eksistensialisme setiap individu
memiliki kebebasan untuk memilih tindakan, menentukan sendiri nasib atau

wujud dari keberadaannya, serta tanggung jawab atas pilihan dan keberadaannya.
Individu adalah penentu bagi tingkah laku dan pengalamannya sendiri. Manusia
adalah agen yang sadar, bebas memilih atau menentukan setiap tindakannya.
Teori humanistik mengambil model dasar manusia sebagai mahkluk yang bebas
dan bertanggung jawab. Manusia tidak pernah diam, tetapi selalu dalam proses
untuk menjadi sesuatu yang lain dari sebelumnya. Dalam teori ini menekankan
tentang kesadaran manusia, perasaan subjektif, dan pengalaman-pengalaman
personal yang berkaitan dengan keberadaan individu dalm dunia bersama
individu-individu lainnya (Koswara, 1991).
Maslow menyebutkan beberapa ajaran dasar dari teori kepribadian humanistik.

Pertama, individu sebagai keseluruhan yang integral. Maksudnya adalah bahwa
manusia atau individu harus dipelajari sebagai keseluruhan yang integral, khas,
dan terorganisasi. Motivasi mempengaruhi individu secara keseluruhan, dan
bukan secara bagian. Kedua, pembawaan baik manusia. humanistik memiliki
anggapan bahwa manusia pada dasarnya adalah baik, atau tepatnya netral,
kekuatan jahat atau merusak yang ada pada manusia itu adalah hasil dari
lingkungan yang buruk, dan bukan merupakan bawaan. Ketiga, potensi kreatif
manusia. kreativitas manusia merupakan salah satu prinsip yang penting dari
psikologi humanistik. Maslow mengemukakan bahwa kebanyakan orang
kehilangan kreativitasnya yang menjadikan mereka ‘tak berbudaya’. Maslow
yakin bahwa jika setiap orang memiliki kesempatan atau menghuni lingkungan
yang menunjang, setiap orang dengan kreativitasnya itu akan mampu
mengungkapkan segenap potensi yang dimilikinya.
Keempat, ketidakrelevanan penyelidikan dengan hewan. Bagi Maslow,
manusia lebih dari sekedar hewan karena mengabaikan cirri-ciri yang khas dari
manusia seperti adanya gagasan, nilai, rasa malu, cinta, semangat, humor, seni,
kecemburuan, dan sebagainya. Hanya manusialah yang patut dijadikan subjek
pemahaman tingkah laku manusia. Dan kelima, penekanan pada kesehatan
psikologis. Maslow mendesak perlunya studi atas orang-orang yang berjiwa sehat
sebagai landasan bagi pengembangan psikologi yang universal. Psikologi

humanistik memandang self-fulfillment sebagai tema yang utama dalam hidup
manusia, suatu tema yang tidak akan ditemukan pada teori-teori lain yang
berlandaskan studi atas individu-indiviu yang mengalami gangguan (Kowara,
1991).

II.1.3. Self
Self adalah kepribadian total (total personality), baik kesadaran maupun
bawah sadar. Self adalah pusat dari kepribadian (@daundantonius, 2015).
Merupakan representasi kognisi dan afektif seseorang tentang identitasnya self
terbagi ke dalam dua bagian, yaitu : (1) self sebagai obyek yang dapat diamati,
menggambarkan tentang “me” atau apa yang dimilikinya; dan (2) self sebagai
agen yang melakukan pengamatan, menggambarkan tentang “I” atau pelaku yang
mengamati atau merasakan. Contoh : “ Saya pintar”. Kata “saya” menunjukkan
self sebagai agen atau pelaku (I) dan “pintar” menunjukkan obyek yang
dimilikinya (me).
Self concept merupakan bagian penting dalam perkembangan kepribadian.
Seperti dikemukakan oleh Rogers bahwa konsep kepribadian yang paling utama
adalah diri. Diri (self) berisi ide-ide, persepsi-persepsi dan nilai-nilai yang
mencakup kesadaran tentang diri sendiri. Konsep diri merupakan representasi diri
yang mencakup identitas diri yakni karakteristik personal, pengalaman, peran,

dan status sosial. Sementara itu Seifert & Hoffnung, mendefinisikan self concept
sebagai “suatu pemahaman mengenai diri atau ide tentang diri sendiri”. Atwater
menyebutkan bahwa self concept adalah keseluruhan gambaran diri, yang
meliputi persepsi seseorang tentang diri, perasaan, keyakinan, dan nilai-nilai yang
berhubungan dengan dirinya. Menurut Bruns, self concept adalah hubungan
antara sikap dan keyakinan tentang diri kita sendiri. Cawagas menjelaskan bahwa
self concept mencakup seluruh pandangan individu akan dimensi fisiknya,
karakteristik
kecakapannya,

pribadinya,

kegagalannya,

digilib.uinsby.ac.id).

II.2 KONSEP

motivasinya,
dan


kelemahannya,

sebagainya

kelebihannya

(Desmita,

2012

atau
dalam

Konsep Pengembangan
Self Awareness / Kesadaran
Diri

Yang Harus Dilakukan
Kesadaran diri ini sangat penting bagi

seseorang untuk menjalankan kehidupan nya
sehingga dapat meraih tujuan yang
diinginkan. Seorang guru harus mengetahui
tentang kepribadiannya, tentang dirinya
sendiri. Hal ini penting untuk mengetahui
sejauh mana ia akan mengembangkan
dirinya.

Self Knowledge /
Pengetahuan Diri

Pengetahuan diri sudah didapatkan saat di
bangku sekolah, Setelah lepas masa sekolah
pengetahuan diri ini lantas tidak berhenti
begitu saja, dalam lingkungan sehari-hari
pun
seseorang
dapat
meningkatkan
pengetahuan diri. Identitas diperlukan untuk

mengetahui apa tujuan yang ingin dicapai
capai, identitas diri dapat bertumbuh dari
kesadaran diri dan pengetahuan diri. Guru
pun harus mempunyai pengetahuan yang
nantinya akan bermanfaat untuknya sebagai
seorang tenaga pendidik.
Potensi
diri merupakan
kemampuan,
kekuatan, baik yang belum terwujud maupun
yang telah terwujud, yang dimiliki
seseorang, tetapi belum sepenuhnya terlihat
atau dipergunakan secara maksimal. Potensi
seorang guru menjadi hal yang sangat
penting. Jika salah dalam mendidik murid,
maka bisa jadi guru tersebut malah
menghancurkan masa depan muridnya
sendiri. Potensi dan kemampuan yang
mumpuni juga sangat diperlukan dalam
pengembangan diri. Jika tidak berkompeten,
maka tidak akan bisa menciptakan murid
yang berkompeten pula.

Potential / Potensi

Human Capital / Modal
Manusia

Manusia diciptakan juga dengan berbagai
modal. Hal yang paling sederhana dari
modal manusia adalah setiap individu
diberikan modal akal budi yang sangat baik,
diberikan modal untuk memiliki panca indra
dan semua bagian tubuh. Kualitas hidup
seseorang ditentukan dari berbagai hal,
sebagai contoh bagaimana cara berpikir,
bagaimana cara bersikap, dan bagaimana
cara berbicara di hadapan orang lain.
Sumber : motivatoracademy.com/sukses-dengan-memaksimalkan-pengembangan-diriself-development/ - by Servius Joy Chandra, 18 Agustus 2016
II.3 SOLUSI PENGEMBANGAN
Mengembangakan diri sendiri dimulai dari kepemimpinan dan tanggung jawab
terhadap diri sendiri. Pengembangan diri dipandang sebagai tindakan atau aspirasi yang
berorientasi kepada peningkatan diri. Tujuannya untuk meningkatan kesadaran diri,
meningkatan pengetahuan, membentuk identitas, mengembangkan dan menguatkan
bakat, dsb. Bob Aubrey dalam Suryanto (2017) menyatakan bahwa pengembangan diri
merupakan aktivitas untuk meningkatkan kesadaran dan identitas, mengembangkan
bakat dan potensi, membangun modal manusia dan fasilitas yang dapat dikelola serta
meningkatkan kualitas hidup dan berkontribusi untuk menggapai mimpi dan harapan.
Pengembangan

diri

adalah

individu

yang

mengembangkan

pengetahuan,

keterampilan dan kemampuan-kemampuan mereka melalui usaha-usaha yang diarahkan
oleh diri mereka sendiri”. Dari definisi itu jelas bahwa cara pendekatan tersebut
merefleksikan prinsip-prinsip keikutsertaan dan kemandirian. Cara pendekatan
pengembangan diri secara implisit memasukkan ciri penting otonomi belajar yang
terkandung dalam penciptaan kemandirian, tanggung jawab, dan keberanian mengambil
resiko (Suryanto, 2017). Konsep ini tidak terbatas pada usaha sendiri, melainkan juga
aktivitas formal dan informal. Bila pengembangan diri terjadi di suatu lembaga, maka
pengembangan diri akan berhubungan dengan metode, program, alat (tools), teknik, dan
sistem assessmen individu pada tingkat organisasi. Recommendations for policy on
Personal Development Planning, QAA (2000) dalam Suryanto (2017) menyebutkan
bahwa pengembangan diri adalah suatu struktur dan proses yang diambil individu untuk
merefleksikan kemauan belajarnya, performancenya, capaiannya dan merencanakan
pengembangan dalam karakteristik personal, pendidikan, dan karirnya.

Beberapa hal yang harus dilakukan oleh guru saat ingin mengembangkan
kemampuan dan kepribadiannya adalah :
1. Meningkatkan kesadaran diri self-awareness
2. Meningkatkan self-knowledge
3. Membentuk dan memperbaharui identitas
4. Mengembangkan kekuatan dan bakat
5. Mengidentifikasi dan meningkatkan potensi diri
6. Membangun modal manusia
7. Meningkatkan kualitas hidup
8. Merealisasikan mimpi
9. Mencapai sukses pribadi
10. Memenuhi aspirasi

BAB III
METODE PENGEMBANGAN

III.1

Metode Formal
Metode formal bisa berupa mentoring, kursus dan program pelatihan-pelatihan
1. Training: aktivitasnya memfokuskan pada tugas-tugas yang dikerjakan
2. Pendidikan : aktivitasnya memfokuskan pada pekerjaan individu yang mungkin
secara potensial dapat dikembangkan di kemudian hari
3. Development: aktivitas yang fokusnya pada organisasi yang mempekerjakan
individu dan yang memungkinkan individu bekerja dengan baik di masa datang
Disini penulis menyarankan untuk lebih menekankan pada metode pendidikan dan
development. Guru Taman Kanak-Kanak (TK), sejatinya harus mengerti mengenai
anak kepribadian anak kecil dan bagaimana ia berperilaku. Anak kecil cenderung
meniru apa yang orang dewasa lakukan. Oleh karena itu, guru harus bisa menjaga
sikapnya dnegan baik, setidkanya di depan anak didik mereka. Metode pendidikan bisa
dilakukan melalui program ‘sekolah lagi’ untuk guru TK seperti semacam sekolah tiap
weekend. Guru akan diajarkan lebih dalam mengenai dunia anak kecil dan apa yang
harus dilakukannya ketika menjadi guru TK. Karena, tidak semuanya yang menjadi
guru TK, sebelumnya berlatar belakang pendidikan sebagai guru TK. Itulah mengapa
program ‘sekolah lagi’ bagi guru TK ini penting untuk dilaksanakan.
Metode Development dapat diperoleh melalui jalur seminar. Seminar yang
dimaksudkan adalah pengenalan tentang dunia TK, membuat bermacam-macam
kreatifitas yang nantinya bisa diajarkan kepada muridnya, seminar untuk mengetahui
potensi apa yang guru punya, serta seminar untuk pengembangan kepribadian guru.
Kerpibadian guru penting dibentuk demi menghasilkan anak didik yang berkepribadian
baik nantinya.

III.2 Metode Personal
Metode Personal yaitu individu mengatur apa yang akan ia kembangkan dan
bagaimana caranya, lalu melaksanakannya dengan teratur dan bertahap.
1. Observasi
2. Refleksi
3. Bacaan Penuntun

4. Kunjungan/ikatan
5. Mencari Umpan Balik
6. Mencari Tantangan
7. Paket-paket Pelatihan Siap Pakai
Penulis menyarankan pula melalui metode personal. Seperti observasi, refleksi,
kunjungan, dan paket pelatihan siap pakai. Tujuannya adalah agar guru TK bisa
mandiri dalam menentukan kemajuan dirinya. Selain itu, dalam pengembangan
kepribadian teah disebutkan di atas bahwa diperlukan kesadaran diri karena sebenarnya
yang tau tentang dirinya sendiri adalah guru tersebut. Mulai dari mana dan sampai
sejauh mana ia akan mengembangakn potensi kepribadiannya. Guru TK juga bisa
belajar melalui buku atau referensi. Dari televisi pun sebenarnya ia juga bisa belajar,
jika ada tayangan mengenai parenting ataupun pendidikan anak usia 3-6 tahun.

BAB IV
PEMBAHASAN
Dahlan dan Muhtarom (2016) menyebutkan bahwa secara konstitutional, dalam
penjelasan Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang guru dan dosen, seorang guru
harus memiliki kepribadian yang mantap, arif bijaksana, berwibawa, berakhlak mulia, serta
menjadi teladan bagi peserta didik. Sedangkan dalam Peraturan Pemerintah sebagaimana
yang dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 14, guru sekurang-kurangnya memiliki
kompetensi kepribadian yang mencakup kepribadian yang beriman dan bertakwa, berakhlak
mulia, arif dan bijaksana, mantap demokratis, berwibawa, stabil, dewasa, jujur, sportif,
menjadi teladan bagi peserta didik, secara objektif mengevaluasi kinerja sendiri dan
mengembangkan diri secara mandiri dan berkelanjutan. Penguasaan kompetensi kepribadian
guru memiliki arti penting, baik bagi guru yang bersangkutan, sekolah, dan terutama bagi
siswa. Dalam konteks tugas guru, profesionalitas seorang guru tergantung pada pribadi guru
itu sendiri. Dalam melaksanakan pembelajaran dan berinteraksi dengan siswa akan banyak
ditentukan oleh karakteristik kepribadian guru. Guru adalah pendidik profeional yang
bertugas untuk mengembangkan karakter siswa.
Penguasaan kompetensi kepribadian yang memadai dari seorang guru akan sangat
membantu upaya pengembangan karakter siswa. Dengan menampilkan sebagai sosok yang
bisa di-gugu (dipercaya) dan ditiru, secara psikologis anak cenderung akan merasa yakin
dengan apa yang sedang dibelajarkan gurunya. Di masyarakat pun, kepribadian guru masih
menjadi hal yang sensitif dibanding dengan kompetensi profesionalitas. Apabila ada seorang
guru melakukan tindakan tercela atau pelanggaran norma yang berlaku, masyarakat
cenderung akan cepat bereaksi. Hal ini tentu dapat berakibat merosotnya kewibawaan
seorang guru. Keberhasilan guru dalam mendidik dapat efektif ketika seorang guru
menampilkan perilaku yang dapat diteladani. Perilaku guru harus sesuai dengan norma, nilai,
serta aturan yang ada dalam agama, adat istiadat, dan Negara. Guru adalah teladan bagi anak
didiknya. Dalam kehidupan sehari-hari, sikap dan perilaku guru hendaknya mencerminkan
sikap terpuji dan patut diteladani (Dahlan & Muhtarom, 2016).
Kepribadian guru mempunyai kelebihan sendiri bila diterapkan dalam kelas karena ia
akan memberikan kecenderungan dan kesenangan yang berbeda kepada murid. Namun ada
juga yang mengatakan bahwa kepribadian guru sulit ditemukan kadarnya dan tidak mudah
untuk dicari batasannya serta sulit juga untuk didefinisikan secara jamik dan manik.

Kepribadian juga diibaratkan sebagai magnit, listrik dan radio yang tidak bisa diketahui
kecuali setelah tahu bekasnya. Kepribadian yang mantap dari sosok seorang guru akan
memberikan teladan yang baik terhadap anak didik maupun masyarakatnya, sehingga guru
akan tampil sebagai sosok yang patut ditaati nasehat/ucapan/perintahnya dan di contoh sikap
dan perilakunya. Kepribadian guru merupakan faktor terpenting bagi keberhasilan belajar
anak didik.
Gumelar dan Dahyat (2002) dalam Pujianti (2012) merujuk pada pendapat Asian
Institut for Teacher Education, menjelaskan kompetensi sosial guru adalah salah satu daya
atau kemampuan guru untuk mempersiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang
baik serta kemampuan untuk mendidik, membimbing masyarakat dalam menghadapi
kehidupan di masa yang akan datang. Johnson sebagaimana dikutip Anwar (2004)
mengemukakan kemampuan sosial mencakup kemampuan untuk menyesuaikan diri kepada
tuntutan kerja dan lingkungan sekitar pada waktu membawakan tugasnya sebagai guru.
Arikunto (1993:239) mengemukakan kompetensi sosial mengharuskan guru memiliki
kemampuan komunikasi sosial baik dengan peserta didik, sesama guru, kepala sekolah,
pegawai tata usaha, bahkan dengan anggota masyarakat. Berdasarkan uraian di atas,
kompetensi sosial guru tercermin melalui indikator (1) interaksi guru dengan siswa, (2)
interaksi guru dengan kepala sekolah, (3) interaksi guru dengan rekan kerja, (4) interaksi guru
dengan orang tua siswa, dan (5) interaksi guru dengan masyarakat (Pujianti, 2012).
Guru harus memiliki kompetensi yang berhubungan dengan pengembangan kepribadian
(personal competencies), di antaranya:
1. Kemampuan yang berhubungan dengan pengalaman ajaran agama sesuai dengan
keyakinan agama yang dianutnya;
2. Kemampuan untuk menghormati dan menghargai antarumat beragama;
3. Kemampuan untuk berperilaku sesuai dengan norma, aturan, dan sistem nilai yang
berlaku di masyarakat;
4. Mengembangkan sifat-sifat terpuji sebagai seorang guru misalnya sopan santun dan tata
karma dan;
5. Bersikap demokratis dan terbuka terhadap pembaruan dan kritik.
Menurut Maslow, kesadaran manusia, perasaan subjektif, dan pengalaman-pengalaman
personal yang berkaitan dengan keberadaan individu dalam dunia bersama individu-individu
lainnya (Koswara, 1991). Jika diterapkan dalam pengembangan kepribadian guru TK, selama
ia mengajar ia akan bisa belajar bagaimana sikap anak kecil dan ia akan belajar untuk
berperilaku selayaknya orang yang patut dicontoh oleh muridnya. Kepribadian humanistik

yang diperkenalkan oleh Abraham Maslow berupa gambaran manusia sebagai makhluk yang
bebas dan bermartabat serta selalu bergerak kearah pengungkapan segenap potensi yang
dimilikinya apabila lingkungan memungkinkan (Koswara, 1991). Sejatinya, manusia
mempunyai potensi yang dapat masih bisa dikembangkan. Peningkatan potensi guru bisa
didapatkan dengan metode pendidikan dan pengembangan yang dilakukan. Selain itu,
kepribadian guru akan terlihat ketika lingkungannya menuntutnya untuk menunjukkan
kemampuan yang ia miliki. Pembawaan baik manusia. humanistik memiliki anggapan bahwa
manusia pada dasarnya adalah baik, atau tepatnya netral, kekuatan jahat atau merusak yang
ada pada manusia itu adalah hasil dari lingkungan yang buruk, dan bukan merupakan
bawaan.
Potensi kreatif manusia. kreativitas manusia merupakan salah satu prinsip yang penting
dari psikologi humanistik. Maslow yakin bahwa jika setiap orang memiliki kesempatan atau
menghuni lingkungan yang menunjang, setiap orang dengan kreativitasnya itu akan mampu
mengungkapkan segenap potensi yang dimilikinya. Seifert & Hoffnung, mendefinisikan self
concept sebagai “suatu pemahaman mengenai diri atau ide tentang diri sendiri”. Atwater
menyebutkan bahwa self concept adalah keseluruhan gambaran diri, yang meliputi persepsi
seseorang tentang diri, perasaan, keyakinan, dan nilai-nilai yang berhubungan dengan dirinya.
Guru TK harus bisa menggambarkan mengenai diri sendiri, ia juga harus mengetahui
bagaimana konsep diri yang ia miliki. Caranya dengan merefleksikan diri, setiap tindak
tanduknya, setiap perkataannya. Apakah hal-hal tersebut buruk atau baik. apakah akan
mempengaruhinya dalam mengajar dan mendidik murid-murid. Itu semua harus diketahui
oleh seorang guru jika mengembangkan dirinya dalam menciptakan murid yang
berkepribadian baik pula.

BAB V
SIMPULAN & SARAN
V.1

SIMPULAN
Metode pendidikan dan development. Guru Taman Kanak-Kanak (TK), sejatinya
harus mengerti mengenai anak kepribadian anak kecil dan bagaimana ia berperilaku.
Metode pendidikan bisa dilakukan melalui program ‘sekolah lagi’ untuk guru TK
seperti semacam sekolah tiap weekend. Guru akan diajarkan lebih dalam mengenai
dunia anak kecil dan apa yang harus dilakukannya ketika menjadi guru TK. Karena,
tidak semuanya yang menjadi guru TK, sebelumnya berlatar belakang pendidikan
sebagai guru TK. Itulah mengapa program ‘sekolah lagi’ bagi guru TK ini penting untuk
dilaksanakan. Metode Development dapat diperoleh melalui jalur seminar. Seminar
yang dimaksudkan adalah pengenalan tentang dunia TK, membuat bermacam-macam
kreatifitas yang nantinya bisa diajarkan kepada muridnya, seminar untuk mengetahui
potensi apa yang guru punya, serta seminar untuk pengembangan kepribadian guru.
Penulis menyarankan pula melalui metode personal. Seperti observasi, refleksi,
kunjungan, dan paket pelatihan siap pakai. Tujuannya adalah agar guru TK bisa mandiri
dalam menentukan kemajuan dirinya.
Selain itu, dalam pengembangan kepribadian teah disebutkan di atas bahwa
diperlukan kesadaran diri karena sebenarnya yang tau tentang dirinya sendiri adalah
guru tersebut. Mulai dari mana dan sampai sejauh mana ia akan mengembangakn
potensi kepribadiannya. Guru TK juga bisa belajar melalui buku atau referensi.
Konesep pengembangan kepribadian yang perlu dilakukan oleh guru TK adalah Self
Awareness / Kesadaran Diri, Self Knowledge / Pengetahuan Diri, Potential / Potensi,
dan Human Capital / Modal Manusia. Guru harus memiliki kompetensi yang
berhubungan dengan pengembangan kepribadian (personal competencies), di
antaranya: kemampuan yang berhubungan dengan pengalaman ajaran agama sesuai
dengan keyakinan agama yang dianutnya, kemampuan untuk menghormati dan
menghargai antarumat beragama, kemampuan untuk berperilaku sesuai dengan norma,
aturan, dan sistem nilai yang berlaku di masyarakat, mengembangkan sifat-sifat terpuji
sebagai seorang guru misalnya sopan santun dan tata karma dan bersikap demokratis
dan terbuka terhadap pembaruan dan kritik.

V.2

SARAN

Penulis menyarankan agar semua guru, terutama guru TK agar mengetahui
tentang kepribadian masing-masing. Apakah perilaku anda sebagai guru itu sudah
benar, apakah cara mendidik anda sudah benar, apakah sikap dan perilaku anda
berpengaruh pada anak didik atau tidak. Guru juga sebaiknya mengetahui tentang
potensi diri yang ia miliki. Sebab, ketika seseorang merasa terlalu percaya diri, ia akan
cenderung tidak ingin menambah ataupun memperbaiki potensinya. Jadi, seorang guru
harus berkaca pada diri sendiri, harus sadar tentang dirinya, bagaimana cara mengatasi
ketika ada kekurangan, dan bagaimana cara mengembangkannya.

DAFTAR PUSTAKA
Buku :
@daundantonius, Tim @psikologID. 2015. I Know You. Jakarta: @loveable
Kuswara, E. 1991. Teori-Teori Kepribadian. Bandung: PT. ERESCO
R. M. Dahlan, Muhtarom. 2016. Menjaid Guru Yang Bening Hati : Strategi Mengelola Hati di
Abad Modern. Yogyakarta : Deepublish.
Satiadarma, Monty P. 2001. Persepsi Orang Tua Membentuk Perilaku Anak: Dampak
Pygmalion Di Dalam Keluarga. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia.
Peraturan Pemerintah :
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 84 Tahun 2014
Tentang Pendirian Satuan Pendidikan Anak Usia Dini
Internet :
http://anamutz40.blogspot.co.id/2009/10/perbedaan-aliran-psikoanalisa.html diakses pada
25/10/2017 pukul 10.40 WIB
http://bioliciousedu.blogspot.co.id/2012/02/pengembangan-kepribadian-guru.html diakses
pada 25/10/2017 pukul 13.08 WIB
http://digilib.uinsby.ac.id/411/5/Bab%202.pdf diakses pada 25/10/2017 pukul 14.04 WIB
http://motivatoracademy.com/sukses-dengan-memaksimalkan-pengembangan-diri-selfdevelopment/ diakses pada 25/10/2017 pukul 15.07 WIB
Lain-lain :
Suryanto. 2017. PPT Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian

Dokumen yang terkait

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

MANAJEMEN PEMROGRAMAN PADA STASIUN RADIO SWASTA (Studi Deskriptif Program Acara Garus di Radio VIS FM Banyuwangi)

29 282 2

PENGEMBANGAN TARI SEMUT BERBASIS PENDIDIKAN KARAKTER DI SD MUHAMMADIYAH 8 DAU MALANG

57 502 20

PERANAN ELIT INFORMAL DALAM PENGEMBANGAN HOME INDUSTRI TAPE (Studi di Desa Sumber Kalong Kecamatan Wonosari Kabupaten Bondowoso)

38 240 2

KEBIJAKAN BADAN PENGENDALIAN DAMPAK LINGKUNGAN DAERAH (BAPEDALDA) KOTA JAMBI DALAM UPAYA PENERTIBAN PEMBUANGAN LIMBAH PABRIK KARET

110 657 2

ANALISIS PROSPEKTIF SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA PADA PT MUSTIKA RATU Tbk

273 1263 22

PENERIMAAN ATLET SILAT TENTANG ADEGAN PENCAK SILAT INDONESIA PADA FILM THE RAID REDEMPTION (STUDI RESEPSI PADA IKATAN PENCAK SILAT INDONESIA MALANG)

43 322 21

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PEMAKNAAN BERITA PERKEMBANGAN KOMODITI BERJANGKA PADA PROGRAM ACARA KABAR PASAR DI TV ONE (Analisis Resepsi Pada Karyawan PT Victory International Futures Malang)

18 209 45

STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK PARTAI POLITIK PADA PEMILIHAN KEPALA DAERAH TAHUN 2012 DI KOTA BATU (Studi Kasus Tim Pemenangan Pemilu Eddy Rumpoko-Punjul Santoso)

119 459 25