Tabel Hasil Pengujian PENDAHULUAN

4.3 Tabel Hasil Pengujian

Pada pengujian yang telah dilakukan, beberapa data yang didapatkan akan ditampilakan dalam bentuk tabel sebagai berikut : Tabel 4.1 Tabel Pengujian Enkripsi dan Dekripsi File No Nama File Ukuran Sebelum enkripsi Byte Ukuran setelah enkripsi Byte Selisih Ukuran Byte Lama Enkripsi ms Lama Dekripsi ms Selisih Waktu ms 1 TXT 34735 34746 11 217 222 5 2 DOCX 516287 516298 11 1886 1943 57 3 GIF 876805 876816 11 3164 3306 142 4 PDF 888670 888680 10 3196 3651 455 5 HTM 1119815 1119826 11 3680 4230 550 6 JPEG 1259495 1259506 11 4487 4716 229 7 XML 2159029 2159040 11 7689 8082 393 8 DOC 3229696 3229707 11 11412 12033 621 9 DOT 3237376 3237386 10 12353 12998 645 10 MP3 3540949 3540960 11 12514 13250 736 11 BMP 5760054 5760064 10 20883 21593 710 12 RAR 8953050 8953060 10 31956 33466 1510 13 RTF 11099907 11099918 11 39272 41440 2168 14 MP4 15642624 15642634 10 55322 58461 3139 Pada tabel 4.1 diperoleh ukuran file yang akan dienkripsi file asli berbeda dengan ukuran file yang terenkripsi cipherfile. Ukuran file yang terenkripsi lebih besar daripada ukuran file aslinya. File asli yang memiliki ukuran file ganjil asli akan memiliki selisih ukuran file dengan file yang telah dienkripsi senilai 11 byte, sedangkan file asli yang memiliki ukuran file genap akan memiliki selisih ukuran file dengan file yang telah dienkripsi senilai 10 byte. Selisih file dengan 11 byte ini dikarenakan pada file yang terenkripsi telah ditambahi sebuah pengenal dengan nama “HANNA”. Pengenal tersebut memiliki ukuran file 5 byte, 4 byte digunakan Universitas Sumatera Utara untuk menyimpan ukuran file, 1 byte digunakan untuk informasi kunci, dan 1 byte merupakan penambahan karakter untuk perkalian kunci matriks dengan file. Selisih file dengan 10 byte ini dikarenakan pada file yang terenkripsi telah ditambahi sebuah pengenal dengan nama “HANNA”. Pengenal tersebut memiliki ukuran file 5 byte, 4 byte digunakan untuk menyimpan ukuran file, dan 1 byte digunakan untuk informasi kunci. 1 byte penambahan karakter tidak dilakukan karena banyaknya kunci matriks yaitu matriks 2x2 maka tidak ada penambahan karakter karena ukuran file memenuhi untuk matriks 2x2. Sedangkan file yang memiliki ukuran file yang ganjil, jika dibagikan dengan banyaknya matriks kunci yaitu matriks 2x2 maka akan ada karakter yang tidak memenuhi untuk matirks kunci 2x2 sehingga dibutuhkan penambahan karakter sembarang yang bernilai 1 byte . Untuk lama enkripsi dan dekripsi file diperoleh berbanding lurus dengan ukuran file-nya. Semakin besar ukuran file yang dienkripsi maupun didekripsi akan semakin lama proses enkripsi dan dekripsinya. Tabel 4.2 Tabel Pengujian Enkripsi dan Dekripsi Kunci Banyak Barisan w Banyak Barisan Cipherkey Lama Enkripsi Lama Dekripsi ms ms 2 16 137 4 8 35 8 4 34 3 16 2 34 512 Pada tabel 4.2 diperoleh ukuran atau banyak barisan cipherkey yang berbeda-beda. Banyak barisan tersebut dipengaruhi oleh banyaknya barisan superincreasing yang akan digunakan sebagai kunci privat, dimana banyaknya barisan superincreasing berbanding terbalik dengan dengan banyak barisan cipherkey , semakin pendek barisan superencrasing semakin banyak barisan cipherkey dan sebaliknya semakin panjang barisan superincreasing semakin sedikit barisan cipherkey. Untuk lama enkripsi dan dekripsi kunci akan berbanding urus dengan ukuran atau banyaknya barisan superincreasing. Semakin Universitas Sumatera Utara panjang barisan superincreasing yang digunakan untuk enkripsi maupun dekripsi kunci akan semakin lama juga proses enkripsi dekripsinya, semakin pendek barisan superincreasing yang digunakan untuk enkripsi maupun dekripsi kunci, akan semakin cepat proses enkripsi dekripsinya.

4.4 Grafik Hasil Pengujian