2
Kelas V SD
Dalam negara yang berdaulat khususnya Indonesia setiap warga negaranya wajib memeluk salah satu agama atau kepercayaan yang
dianutnya sesuai pasal 29 UUD 1945. Setiap agama yang sah di Indonesia memiliki sebuah Kitab suci sebagai dasar acuan dan sebagai sumber
hukumnya. Oleh karena itulah sebagai umat beragama Hindu, sudah memiliki sumber hukum yang jelas disebut Kitab Suci Veda.
Pustaka Suci Veda merupakan sumber hukum tertulis bagi umat Hindu yang digunakan sebagai petunjuk dalam melaksanakan kegiatan
keagamaan. Ada yang disebut Sruti dan adapula yang disebut Smerti. Kedua Kitab ini tidak boleh dipertentangkan, karena keduanya
merupakan Kitab suci.
Kata Veda dapat dikaji dari dua pendekatan yaitu etimologi dan semantik. Kata Veda berasal dari urat kata kerja Vid yang artinya
mengetahui dan Veda berarti ‘pengetahuan suci’, kebenaran sejati, “pengetahuan tentang ritual”, kebijakan tertinggi, “pengetahuan
spiritual sejati tentang kebenaran abadi”, ajaran suci atau Kitab suci sumber ajaran agama Hindu.
Menurut Maha Rsi Sayana, kata Veda berasal dari urat kata Vid yang berarti untuk mengetahui, dan Veda yang berarti Kitab suci,
mengandung ajaran luhur untuk menuntun menuju kehidupan yang baik dan menghindarkan dari bentuk kejahatan.
Sebagai Kitab suci, Veda adalah Kitab suci agama Hindu. Sebagai Kitab suci agama Hindu, maka ajaran Veda diyakini dan dipedomani oleh umat
Hindu sebagai satu-satunya sumber bimbingan dan informasi yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari ataupun untuk waktu-waktu
tertentu. Diyakini sebagai Kitab suci karena sifat dan isinya merupakan wahyu Tuhan Yang Maha Esa sehingga disebut Apauru
şeya. Sebagai Kitab suci, Veda adalah sumber ajaran agama Hindu, sebab
dari Veda-lah mengalir ajaran yang merupakan kebenaran agama Hindu. Dari Kitab Veda Sruti mengalirlah ajarannya yang dikembangkan
dalam Kitab-Kitab Smerti, Itihasa, Purana, Tantra, Darsana, dan Tattwa- tattwa yang kita warisi di Indonesia.
1. Pendahuluan
A. Menjalankan Kitab Suci Veda sebagai Sumber Hukum Hindu
2. Memahami Kitab Suci Veda
T ID
A K
U N
T U
K D
IG A
N D
A K
A N
3
Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti
Pengumpulan berbagai mantra menjadi himpunan buku-buku adalah merupakan usaha kodifikasi Veda. Sloka-sloka yang ribuan banyaknya
diturunkan ke dunia ini tidak sekaligus, melainkan diturunkan secara bersamaan pada tempat-tempat yang berbeda dari zaman ke zaman
selama ribuan tahun. Untuk mencegah agar sloka-sloka itu tidak hilang dan selalu dapat diingat, banyak usaha-usaha yang dilakukan untuk
menyusun atau mengumpulkan sloka-sloka itu.
Dalam menyusun kembali ribuan sloka-sloka itu tidaklah mudah mengingat umur yang sudah tua dan kemungkinan telah banyak yang
hilang. Ilmu tulis-menulis baru dikenal sekitar tahun 800 S.M., sehingga dapat dibayangkan kalau sloka yang telah turun sejak tahun 2000-
1500 S.M., dimana pada saat penulisannya kemungkinan banyak yang telah terjadi. Di sinilah kesukaran-kesukaran yang dijumpai oleh Para
Wipra atau Maha Rsi dalam menghimpun dan mensistematisir isinya. Kodifikasi yang dilakukan terhadap sloka-sloka Veda memiliki sistem
yang khusus. Dalam sistem kodifikasi ada beberapa kecenderungan yang dipergunakan sebagai cara perhimpunannya, yaitu
1. didasarkan atas usia sloka-sloka termasuk tempat geografis turunnya sloka-sloka itu;
2. didasarkan atas sistem pengelompokan isi, fungsi, dan guna
mantra-mantra itu; 3. didasarkan atas resensi menurut sistem keluarga atau kelompok
geneologi. Berdasarkan sistem pertimbangan materi dan ruang lingkup isinya,
jelas bahwa jumlah jenis buku Veda itu banyak. Walaupun demikian kita harus menyadari bahwa Veda itu mencakup berbagai aspek kehidupan
yang diperlukan oleh manusia.
Maha Rsi Manu membagi jenis isi Veda ke dalam dua kelompok besar yaitu Veda Sruti dan Veda Smerti. Pembagian dalam dua jenis
ini selanjutnya dipakai untuk menamakan semua jenis buku yang dikelompokkan sebagai Kitab Veda baik secara tradisional maupun
secara institusional ilmiah. Dalam hal ini kelompok Veda Sruti merupakan kelompok buku yang isinya hanya memuat “Wahyu” sruti. Kelompok
Kodifikasi Veda
B. Disiplin Melaksanakan Kitab Suci Veda sebagai Pedoman dalam Tindakan
T ID
A K
U N
T U
K D
IG A
N D
A K
A N
4
Kelas V SD
kedua Smerti adalah kelompok yang sifat isinya sebagai penjelasan terhadap “Sruti”. Jadi, merupakan “manual”, buku pedoman yang isinya
tidak bertentangan dengan Sruti. Kalau kita bandingkan dengan ilmu politik, “Sruti”, merupakan UUD-nya Hindu sedangkan “Smerti” adalah
UU Pokok dan UU Pelaksanaannya adalah Nibandha. Kedua-duanya merupakan sumber hukum mengikat yang harus diterima. Oleh karena
itu, dalam Kitab Manavadharma
śā
stra II.10. ditegaskan:
Srutistu wedo wijneyo dharmasastram tu wai smrtih. te sarwarthawam imamsye tathyam dharmahi nirbabhau.
Terjemahannya:
Sesungguhnya Sruti Wahyu adalah Veda demikian pula Smerti itu adalah dharma- sastra, keduanya harus tidak boleh diragukan dalam hal