Mengenal Ajaran Catur Guru yang Patut dihormati

94 Kelas V SD Ada sebuah kerajaan bernama Astina Pura dengan Raja Drestarastra. Di dalam kerajaan ini terdapat dua keluarga besar yakni Keluarga Panca Pandawa dan keluarga Seratus Korawa. Sifat Panca Pandawa adalah keluarga damai, jujur, taat, dan patuh terhadap perintah. Keluarga Seratus Korawa sifatnya loba, tamak, curang, tidak taat kepada perintah, egois, dan selalu ingin berkuasa. Sang Prabhu mengajarkan ilmu perang dan memanah kepada semua putra- putranya baik Pandawa maupun Korawa. Pada suatu saat ketika sedang dilakukan latihan ilmu memanah datang Bambang Ekalawya dari kejauhan. Dia sangat tertarik dan berminat sekali belajar memanah. Datanglah dia untuk ikut belajar bersama dengan Pandawa dan Korawa. Oleh Rsi Drona permohonan Bambang Ekalawya ditolak karena Bambang Ekalawya bukan dari kaum bangsawan. Pulanglah Bambang Ekalawya ke rumahnya. Sampai di rumah atas kreativitasnya sendiri Ekalawya membuat patung Rsi Drona, karena mereka sangat kagum dengan keahlian dan kepintaran Rsi Drona dalam memanah. Setiap hari patung itu dipuja dan dihormati oleh Bambang Ekalawya sebelum belajar memanah. Akibat dari keyakinan dan tujuannya yang mulia, maka Bambang Ekalawya mendapat anugrah berupa kepandaian dalam memanah. Singkat cerita suatu saat Rsi Drona mengajak murid-muridnya pergi memanah. Saat itu Bambang Ekalawya juga melihat dan ingin ikut menguji kemampuannya. Setelah diadakannya uji coba terhadap muridnya, Bambang Ekalawya mencoba memanah dan selalu tepat pada sasarannya. Melihat kejadian itu, semua murid Rsi Drona heran, termasuk Rsi Drona pun heran dan bertanya kepada Bambang Ekalawya, “Siapakah yang mengajarimu memanah?” Bambang Ekalawya pun bercerita tentang kisahnya sampai pada membuat patung Rsi

D. Mengenal Ajaran Catur Guru yang Patut dihormati

Sumber: Dokumen Kemendikbud Gambar 4.49 Bambang Ekalawya memuja patung Rsi Drona Cerita Singkat Bambang Ekalawya Bhakti kepada Rsi Drona T ID A K U N T U K D IG A N D A K A N 95 Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti Drona untuk disembah karena mengagumi Rsi Drona. Oleh Rsi Drona hal itu dianggap salah karena tanpa seijinnya Bambang Ekalawya membuat patung dirinya. Oleh karena itu, dihukumlah Bambang Ekalawya dengan memotong ibu jari tangannya. Dengan maksud agar tidak ada yang mengalahkan muridnya dalam memanah terutama Sang Arjuna. Menyimak ceritra Bambang Ekalawya, maka kita lebih meyakini lagi bahwasanya yang memberikan anugrah kepada Bambang Ekalawya adalah Guru SwadyayaTuhan Yang Maha Adil dan Maha Penyayang terhadap umatnya. Cerita singkat Panca Pandawa dan Seratus Korawa berguru kepada Rsi Drona. Dalam hal berguru sikap Panca Pandawa selalu jujur berani, dan benar, taat dan patuh serta selalu hormat kepada perintah guru Guru Susrusa, akibatnya, apa yang diharapkan dalam belajar dapat dicapai terutama dalam Ilmu Danur Dara ilmu menggunakan panah, sopan santun, sikap susila dan etika. Panca Pandawa akhirnya menjadi keluarga panutan terutama sekali dalam menjalankan ajaran Panca Satya yaitu Satya Hradaya, Satya Wacana, Satya Laksana, Satya Mitra dan Satya Semaya. Satya Hredaya artinya setia pada pikiran, Satya Wacana artinya setia pada kata- kata, Satya Laksana artinya setia pada perbuatan, Satya Mitra artinya setia pada saudara teman, dan Satya Semaya artinya setia pada janji. Seratus Korawa yang bersifat egois dan angkuh, selalu ingin menang sendiri dengan tidak punya sikap sopan santun. Akibatnya selalu dikalahkan oleh Panca Pandawa dalam hal kualitas pendidikan. Oleh karena itu, mereka lalu memikirkan niat-niat jahatnya untuk menaklukan Panca pandawa, terutama Sang Bima yang dianggap paling kuat agar bisa ditaklukkan oleh Duryodana. Duryodana minta kepada Rsi Drona agar memerintahkan Bima untuk mencari Tirta Kamandalu di dalam lautan dengan tujuan agar sang Bima mati terseret arus gelombang laut. Rsi Drona pun memerintahkan Sang Bima mencari Tirta Kamandalu ke

E. Menerapkan Ajaran Catur Guru