Teknik Pengumpulan Data Gambaran Umum

Purposive Sampling. Sampel dalam penelitian ini adalah karyawan PT. Borwita Citra Prima Sidoarjo yag telah bekerja minimal 2 tahun sejumlah 127 orang karyawan. Pedoman pengukuran sampel menurut Ferdinand 2002:48 adalah sebagai berikut : a. 100-200 sampel untuk teknik maksimum Likelihood Estimation. b. Tergantung pada jumlah parameter yang diestimasi. Pedomannya adalah 5-10 kali jumlah parameter yang diestimasi. c. Tergantung pada jumlah indikator yang digunakan dalam seluruh variabel laten. Jumlah sampel adalah jumlah indikator dikali 5-10. Bila terdapat 20 indikator, besarnya sampel adalah 100-200.

3.3. Teknik Pengumpulan Data

3.3.1. Jenis Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data premier yang diperoleh dengan menyebarkan kuisoner kepada karyawan PT. Borwita Citra Prima Sidoarjo.

3.3.2. Sumber Data

Data bersumber dari jawaban pertanyaan yang diajukan kepada responden, dilokasi pengumpulan data yaitu karyawan PT. Borwita Citra Prima Sidoarjo. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

3.3.3. Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam skripsi ini dilakukan dengan menggunakan cara : a. Wawancara Mengumpulkan data atau bahan-bahan keterangan dengan cara melakukan Tanya jawab secara langsung dengan pihak yang berwenang di PT. Borwita Citra Prima Sidoarjo. b. Kuisoner Mengumpulkan data dengan cara menyebarkan daftar pertanyaan untuk diisi agar memperoleh jawaban langsung dari karyawan PT. Borwita Citra Prima.

3.4. Teknik Analisis dan Pengujian Hipotesis

3.4.1. Teknik Analisis

Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah Structural Equation Modelling SEM yang merupakan sekumpulan teknik statistik yang memungkinkan pengujian suatu hubungan yang rumit, yaitu hubungan antara satu atau lebih variabel independent dengan satu atau lebih variabel dependent yang diestimasi secara simultan. Metode ini ditujukan bukan untuk menghasilkan teori melainkan untuk menguji teori. Persamaan dari SEM terbagi menjadi dua persamaan struktural structural equation dan persamaan model pengukuran measurement model equation, Ferdinand, 2002:45. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Gamabar 3.1 : Model SEM Kompensasi X1 Motivasi X2 Kepuasan Kerja X2 Gaji X1.1 Tunjangan X1.3 Bonus X1.2 Kebutuhan X2.3 Lingkungan Kerja X2.1 Keinginan dan Harapan X2.2 Kondisi Kerja Y1.4 Rekan Kerja Y1.3 Kesempatan Pengembangan Karir Y1.2 Jenis Pekerjaan Y1.1 Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

3.4.2. Uji Realibilitas dan Validitas

Variabel atau dimensi yang diukur melalui indikator-indikator dalam pertanyaan perlu dilihat realibilitasnya dan validitasnya, dimana hal ini dijelaskan Ferdinand 2002:193 sebagai berikut : a. Uji Realibilitas Uji ini ditafsir dengan menggunakan koefisien Alpha Cronbach. Jika nilai alpha cukup tinggi berkisar 0,50-0,60 dapat ditafsir suatu hasil pengukuran relatif konsisten apabila pengukuran diulangi dua kali atau lebih, dengan kata lain instrumen tersebut dapat diandalkan. b. Uji Validitas Validitas yang digunakan disini adalah validitas konsturk yang merujuk pada sejauh mana uji dapat mengukur apa yang sebenarnya kita ukur.

3.4.3. Uji Outlier dan Multivariate

Outlier adalah observasi yang muncul dengan nilai-nilai ekstrim baik secara univariate maupun multivariate, yaitu yang muncul karena kombinasi karakteristik unik yang dimilikinya dan terlihat sangat jauh berbeda dari observasi lainnya Ferdinand, 2002:52. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

3.4.3.1. Uji Outlier Univariate

Deteksi terhadap adanya outlier univariate dapat dilakukan dengan menentukan ambang batas yang akan dikategorikan sebagai outlier dengan cara mengkonversi nilai data penelitian kedalam standart score atau biasa yang disebut z-score yang mempunyai rata-rata nol dengan standart deviasi sebesar satu. Bila nilai-nilai itu dinyatakan dalam format yang standart, maka perbandingan antar besaran nilai dengan mudah dapat dilakukan. Untuk sampel besar diatas 80 observasi pedoman evaluasi adalah nilai ambang batas dari z-score itu berada pada rentang 3 sampai dengan 4 Ferdinand, 2002:98. Oleh karena itu apabila ada observasi yang memiliki z-score 3,0 maka akan dikategorikan sebagai outlier.

3.4.3.2 . Uji Outlier Multivariate

Evaluasi terhadap outlier multivariate perlu dilakukan sebab walaupun data yang dianalisis menunjukkan tidak ada outlier pada tingkat univariate, tetapi observasi itu dapat menjadi outlier bila sudah saling dikombinasikan. Mahalanobis untuk tiap observasi dapat dihitung dan menunjukkan jarak sebuah observasi dari rata-rata semua variabel dalam sebuah ruang multidimensional. Uji terhadap multivariate dilakukan dengan cara kriteria jarak Mahalanobis pada tingkat p0,001. Jarak Mahalanobis itu dapat dievaluasi dengan menggunakan nilai X2 pada derjat kebebasan sebesar jumlah item yang digunakan dalam penelitian. Apabila nilai jarak Mahalanobisnya lebih besar dari nilai X2 tabel adalah outlier multivariate. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

3.4.4. Uji Normalitas Data

Adapun metode yang digunakan untuk mengetahui apakah data tersebut berdistribusi normal atau tidak adalah menggunakan uji critical ratio dari Swekness dan Kurtosis dengan ketentuan sebagai berikut : a. Jika nilai critical yang diperoleh melebihi rentang +- 2,58, maka distribusi adalah titik normal. b. Jika nilai critical yang diperoleh berada pada +- 2,58, maka distribusi adalah normal.

3.4.5. Uji Hipotesis

Analisis yang digunakan untuk menjawab hipotesis dalam penelitian ini menggunakan model persamaan struktur atau SEM dengan menggunakan paket program Amos 4,0 dan SPSS versi 13.0. SEM adalah teknik multivariat yang mengkombinasikan aspek multiple regression dan factor analysis untuk mengestimasikan hubungan saling ketergantungan secara simultan Hair et al, 2006:88. Hair et al 2006:88 menjelaskan bahwa pola “confirmatory” menunjukkan prosedur yang dirancang untuk mengevaluasi utilitas hipotesis dengan pengujian fit antara model teoritis dan data empiris. Jika model teoritis menggambarkan “good fit” dengan data maka model dianggap sebagai yang diperkuat. Sebaliknya suatu model teoritis tidak diperkuat jika teori tersebut mempunyai suatu “poor fit” dengan data. Amos Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. dapat menguji apakah model “good fit” atau “poor fit”, jadi “good fit” model yang diuji sangat penting dalam penggunaan SEM. Pengujian terhadap model yang dikembangkan dengan berbagai kriteria goodness of fit, yakni Chi-square, Probability, RMSEA, GFI, AGFI, CMINDDF, TLI, CFI. Apabila model awal tidak good fit dengan data, maka model dikembangkan dengan pendekatan two step approach to SEM. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Tabel 3.1 : Goodness Of Fit Indices Goodness Of Fit Index Keterangan Cut-Off Value X2-Chi-Square Menguji apakah covariance populasi yang destimasi sama dengan covariance sample Diharapkan kecil, 1 sampai dengan 5 atau paling baik diantara 1 dan 2 Probability Uji signifikan terhadap perbedaan matrics covariance data dan matrics covariance yang destimasi Minimum 0,1 atau 0,2 atau - 0,05 RMSEA Mengkompensasi kelemahan chi-square pada sampel besar -0,08 GFI Menghitung proporsi tertimbang varians dalam matrics sample yang dijelaskan oleh matrics covariance populasi yang diestimasi -0,90 AGFI GFI yang disesuaikan terhadap DF -0,90 CMINDDF Kesesuaian antara data dan model -2,00 TLI Perbandingan antara model yang diuji terhadap baseline model -0,95 CFI Uji kelayakan model yang tidak sensitive terhadap besarnya sampel dan kerumitan model -0,94 Sumber : Hair et al 2006 Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum

Perusahaan 4.1.1. Sejarah dan Latar Belakang Perusahaan Awal berdiri PT. Borwita Indah tahun 1976, didirikan oleh Hady Karyono sebagai perusahaan distribusi obat-obatan yang melayani apotik dan toko obat. PT. Borwita Indah beralamat di Jl. Kunir no. 9 Surabaya. Tahun 1988 PT. Borwita Indah secara resmi diangkat oleh PT. Richadson Vicks Indonesia, perusahaan afiliasi dari PT. Procter Gamble atau lebih dikenal dengan sebutan PG, sebagai salah satu distributor di Surabaya. Dan tahun 1990 karena bisnis yang terus berkembang, PT. Borwita Indah memisahkan operasi consumer goods di Jl. Raya Margorejo Indah 14 Surabaya. Karena keberhasilannya di dunia distributor, pada tahun 1992 PT. Borwita Indah diangkat sebagai salah satu distributor PG untuk wilayah Jawa Timur. PG merubah bentuk kerjasamanya dengan distributor dari multi distributor menjadi single distributor, sehingga PT. Borwita Indah diangkat kembali oleh PG menjadi Distributor Tunggal dengan wilayah Jawa Timur. Di tahun yang sama PT. Borwita Indah menambah partner bisnis baru dengan PT.Gillette. Pada tahun 1995 bisnis consumer goods di PT. Borwita Indah semakin berkembang, sehingga dibuka sebuah perseroan baru dengan spesialisasi consumer goods dengan nama PT. Borwita Citra Prima. Pada tahun yang sama, PG menambah wilayah Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. operasi PT. Borwita Citra Prima menjadi Jawa Timur dan Bali. Untuk itu PT. Borwita Citra Prima membuka kantor cabang di Malang, Jember, Kediri, Madiun dan Denpasar. Pada tahun 1996, PT. Borwita Citra Prima membuka cabang baru di jalan Sikatan 41B Surabaya untuk operasional Borwita consumer goods non-PG. Pada tahun 1997, ekspansi stock point PT. Borwita Citra Prima menjadi 15 kantor diseluruh Jawa Timur dan Bali. PT. Borwita Citra Prima untuk pertama kalinya merubah konsep vanselling menjadi konsep BTDT Book Today Deliver Tomorrow dengan nama MST Multi Selling Team . Mengganti konsep jobership atau sub-distributor dengan direct distributor operation diseluruh wilayah Jawa Timur dan Bali untuk operasional PG. Tahun 1999 pembaharuan kontrak yang terakhir dengan PG mencakup wilayah Jawa Timur, Bali dan Nusa Tenggara Timur. Pada tahun 2002, PT. Borwita Citra Prima dipercaya oleh principal baru PT. BAT Indonesia untuk wilayah Jawa Timur. Tahun 2003 PG kembali mempercayai PT. Borwita Citra Prima dengan memberikan wilayah Sulawesi. Sebagai bentuk rencana perusahaan untuk terus mengembangkan organisasi, maka pada tahun 2004 dimulai pembentukan Korporat PT. Borwita Citra Prima dengan dibangunnya kantor dan gudang yang baru di Jl. Raya Taman, Sepanjang, Sidoarjo. PT. Borwita Citra Prima mengembangkan bisnisnya untuk produk food makanan dengan masuknya PT. Ceres yang menjadi salah satu pilar baru bisnisnya. Desember 2007, PT. SunCo memilih PT. Borwita Citra Prima sebagai partner untuk area Bali. Selain itu PT. Borwita Citra Prima juga memperoleh Best Distributor PG. Februari 2009, SunCo memperluas jaringan distribusi di PT. Borwita Citra Prima ke area Manado. Sampai saat Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. ini total PT. Borwita Citra Prima adalah distributor dari 19 principal dengan karyawan mencapai 953 orang dengan memiliki 14 branch dan 21 depo sub branch.

4.1.2 Visi dan Misi Perusahaan

a. Visi PT. Borwita Citra Prima Menjadi mitra usaha pilihan utama bagi semua pihak melalui kepemimpinan dalam memberikan kepuasan pelanggan. b. Misi PT. Borwita Citra Prima Mendistribusikan produk-produk unggulan dalam jangkauan konsumen secara efektif, efisien dan inovatif melalui 8 budaya kerja, yaitu :  Kepemimpinan Leadership Kami memberikan inspirasi dan memimpin semua pihak untuk mencapai hasil terbaik.  Kemitraan Partnership Kami membangunkepercayaan dengan menjalankan kewajiban sesuai komitmen dengan penuh tanggung jawab.  Inovasi Innovation Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Kami melakukan terobosan inovatif untuk memberikan hasil maksimal dengan mengoptimalkan sumber daya.  Kepiawaian Roots Kami memberikan kualitas layanan berdasarkan pengalaman dan keahlian.  Kesinambungan Sustainability Kami membangun kemitraan jangka panjang melalui keunggulan yang berkesinambungan.  Integritas Integrity Kami bekerja dengan etika yang baik.  Pengembangan yang berkelanjutan Continous Improvement Kami senantiasa mengembangkan sumber daya manusia, menyempurnakan proses kerja dan memperluas jaringan distribusi.

4.1.3. Lokasi Perusahaan

Lokasi PT. Borwita Citra Prima berada di Jl. Raya Taman, Sepanjang, Sidoarjo. Pemilihan lokasi ini telah direncanakan secara matang dengan mempertimbangkan beberapa hal, yaitu : Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 1. Sidoarjo dipandang belum ada perusahaan pesaing sejenis, sehingga tingkat persaingan masih rendah. 2. Terletak di kawasan industri yang berada di tengah kota dan memilik akses jalan yang sangat memadai untuk dilewati kontainer dan mobil pengangkut barang. 3. Jauh dari tempat pemukiman warga, sehingga tidak ada warga yang berdemo akibat adanya polusi baik udara, air dan suara.

4.1.4. Stuktur Organisasi

Perusahaan Struktur organisasi sangatlah penting untuk dimiliki bagi perusahaan karena akan memudahkan pimpinan berkomunikasi dengan staffnya. Sehingga tujuan akhir dari perusahaan tersebut dapat dicapai dengan lebih mudah. Pada PT. Borwita Citra Prima, struktur organisasi berfungsi untuk memudahkan pengaturan kerja dan tanggung jawab terhadap tugas pada masing-masing bagian. Proses manajerial yang ada pada PT. Borwita Citra Prima dimulai dari setiap Supervisor, Sales, Finance Accounting, Logistic dan Human Resources dari setiap cabang bertanggung jawab kepada kepala cabang atau Branch Manager masing-masing wilayah. Branch Manager masing-masing wilayah bertanggung jawab kepada Region Manager yang kemudian Region Manager bertanggung jawab secara langsung ke kantor pusat divisi Supply Chain Operation . Struktur organisasi PT. Borwita Citra Prima adalah sebagai berikut : Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Gambar 4.1 Struktur Organisasi PT. Borwita Citra Prima Sumber : PT. Borwita Citra Prima. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Dikantor pusat sendri system pertanggung jawabannya adalah sebagai berikut : - Chanel Leader Modern dan Food Beverage Manager bertanggung jawab langsung kepada National Sales Manager. - Regional Manager, Logistic dan Customer Service bertanggung jawab langsung kepada Supply Chain Operation Manager . - Finance Team, Accounting Team dan Tax Team serta Audit Team bertanggung jawab langsung kepada Finance Accounting Manager. - Information Technology Team bertanggung jawab langsung kepada Information Technology Manager. - Recruiting Training, Compensation Benefit dan Legal Team bertanggung jawab langsung kepada Human Resource Manager. - Masing-masing manajer bertanggung jawab langsung kepada Managing Director atas kelancaran semua proses dalam divisi masing-masing. - Managing Director bertanggung jawab kepada President Director atas keseluruhan bisnis yang terjadi di PT. Borwita Citra Prima mulai dari cabang hingga pusat. - President Director bertanggung jawab kepada principal atas semua kinerja perusahaan dalam mendistribusikan barang dari principal. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Deskripsi Jabatan : 1. President Director  Menentukan visi perusahaan serta menetapkan target perusahaan. 2. Managing Director  Memastikan visi dan target perusahaan yang telah ditetapkan oleh President Director terlaksana dan tercapai.  Menerjemahkan visi dan target dari President Director ke target per divisi.  Memastikan semua divisi bekerja dan berjalan sesuai dengan visi perusahaan. 3. Selling  Memastikan target penjualan dari perusahaan dan principal bisa dicapai.  Menentukan strategi Sales Team untuk mencapai target-target penjualan.  Selling Manager membawahi divisi Chanel Leader MAS dan Food Beverage Manager , dengan job description sebagai berikut : a. Channel Leader MAS Retail  Bertanggung jawab terhadap pengembangan bisnis dan target penjualan di modern retail.  Mengembangkan kemampuan menjual dari tim penjualan sehingga mampu menjawab tantangan bisnis yang ada di modern retail. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. b. Food Beverage Manager  Bertanggung jawab terhadap keseluruhan bisnis di divisi Food Beverage . 4. Supply Chain Operation  Memastikan operasional semua cabang berjalan dengan baik dan sesuai dengan SOP Standart Operating Procedure.  Memastikan ketersediaan barang dan ketepatan waktu pada saat mengirim barang ke pelanggan di semua cabang dalam keadaan baik.  Memastikan kondisi gudang dan kantor disetiap cabang dalam keadaan baik.  Menentukan SOP cabang dan logistik baru apabila diperlukan.  Supply Chain Operation Manager membawahi Logistic Team, Regional Operation Customer Service , dengan job description sebagai berikut : a. Logistic Team  Mensupport cabang dalam hal logistik seperti pengiriman ke pelanggan, pengadaan barang dan operasional gudang. b. Regional Operation  Memimpin arearegioncabang-cabang untuk menjadi region yang standart dalam operasionalnya dan menjadi pimpinan dari kepala cabang di satu region. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.  Memastikan semua proses di cabang-cabang berjalan sebagaimana mestinya, sesuai dengan SOP atau arahan dari Process Owner. c. Customer Service  Melakukan proses order dari customer dan juga tim penjualan.  Mengatasi teleponkomplain dari pelanggan. 5. Finance Accounting  Memastikan alur kas berjalan dengan baik.  Memastikan target keuangan yang ditetapkan bisa dipenuhi.  Memastikan SOP bagian keuangan, akuntan dan administrasi berjalan dengan baik di cabang, serta menentukan SOP baru keuangan dan akuntan bilaman diperlukan.  Finance Accounting Manager membawahi Finance Team, Accounting Team dan Tax Team, dengan job description sebagai berikut : a. Finance Team  Menjalankan tugas-tugas administrasi keuangan perusahaan Account ReceivableAccount Payable . b. Accounting Team  Menjalankan tugas administrasi akuntansi perusahaan. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. c. Tax Team  Menjalankan tugas administrasi perpajakan. 6. Information Technology  Memastikan semua software dan hardware di perusahaan berjalan sebagaimana mestinya, dan mampu untuk mendukung operasional cabang dengan baik.  Mendukung semua fungsi dalam data untuk pengambilan keputusan.  Information Technology Manager membawahi Information Technology Team , dengan job description sebagai berikut : a. Information Technology Team  Melakukan support bagi perusahaan yang berhubungan dengan data, software dan hardware. 7. Human Resources  Memastikan pengadaan SDM bisa dipenuhi sesuai dengan rencana.  Memantau kinerja semua karyawan di perusahaan.  Mengadakan training yang diperlukan karyawan untuk pengembangan sumber daya manusia perusahaan.  Human Resource Manager membawahi Recruitment Training, Compensation Benefit dan Legal, dengan job description sebagai berikut : Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. a. Recruitment Training  Mempersiapkan serta melakukan proses rekrutment karyawan baru.  Menyusun konsep dan melaksanakan training SDM perusahaan. b. Compensation Benefit  Bertanggung jawab untuk membuat laporan-laporan administratif yang berkaitan dengan gaji dan bonus karyawan. c. Legal  Bertanggung jawab terhadap masalah-masalah hokum perusahaan. 8. Business Development  Menjalankan dan bertanggung jawab terhadap proyek-proyek yang dilakukan bersama dengan principal untuk pengembangan bisnis ke depan.  Business Development Manager membawahi Project Team, dengan job description sebagai berikut : a. Project Team  Mempersiapkan dan bertanggung jawab atas pelaksanaan proyek- proyek yang dilaksanakan bersama principal. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

4.2. Deskripsi Hasil Penelitian