Metode Analisis Data METODOLOGI PENELITIAN

24 b. Partisipan B Proses perubahan pemahaman secara asimilasi pada partisipan B disajikan dalam tabel 4.2. Tabel 4.2. Proses perubahan pemahaman Partisipan B secara asimilasi P : Peneliti, R : Partisipan Pemahaman Siswa Keterangan Terdapat dua jenis gaya gesek, yaitu gaya gesek statis dan gaya gesek saat benda yang bergerak ketika diberi gaya P :Gaya gesek itu bisa terjadi berapa kali? R : dua kali, waktu benda diberi gaya masih diam, dan waktu diberi gaya kemudian bergerak P : Apa istilah buat dua gaya gesek itu? R : Gaya gesek statis sama satu lagi lupa P : Statis untuk yang diam atau bergerak bendanya? R : yang diam P : Kalau kita bergerak gitu ada energi apa ya namanya? R : energi kinetik P : kalau benda diberi gaya kemudian bergerak, ada gaya gesek apa? R : gaya gesek kinetik Pernyataan ini menunjukkan partisipan sudah mengetahui jenis gaya gesek, namun untuk istilah gaya gesek kinetis belum dipahami partisipan. Maka peneliti memberikan pertanyaan tentang energi kinetik untuk mengarahkan partisipan untuk mengembangkan pemahamannya asimilasi Partisipan B awalnya sudah mengetahui bahwa gaya gesek dapat terjadi dua kali, yaitu saat benda diam ketika didorong dan saat benda bergerak saat didorong. Namun partisipan hanya mengetahui istilah gaya gesek statis, untuk gaya gesek kinetik belum diketahui. Maka peneliti 25 memberikan pertanyaan mengenai energi kinetik untuk mengarahkan partisipan ke gaya gesek kinetik. Ternyata partisipan berhasil memahami bahwa ketika benda bergerak saat didorong terdapat gaya gesek kinetik. Berarti disini terjadi perubahan pemahaman secara asimilasi. c. Partisipan C Proses perubahan pemahaman secara asimilasi pada partisipan C disajikan dalam tabel 4.3. Tabel 4.3. Proses perubahan pemahaman Partisipan C secara asimilasi P : Peneliti, R : Partisipan Pemahaman Siswa Keterangan P : Terus maksudnya permukaan mempengaruhi gaya gesek gimana? R : ya kasarhalus permukaannya gitu P : istilahnya apa itu? R : lupa P : Pernah denger koefisien gesek? R : pernah tapi lupa P : kalau di pemuaian itu kan, kecepatan memuai benda tergantung sama koefisien muai bendanya. Jadi misalnya besi sama aluminium kan beda bahan terus koefisien muainya beda. Kira- kira kalau di koefisien gesek gimana? R : Oh iya, koefisien gesek itu tingkat kasarhalusnya permukaan P : Kalau dorong lemari di karpet sama di lantai, mana yang lebih besar gaya geseknya? R : yang di karpet lebih besar karena lebih kasar Pernyataan ini menunjukkan bahwa partisipan sudah memahami, tapi belum bisa menyebutkan koefisien gesek Untuk mengarahkan partisipan memahami koefisien gesek, diberi contoh tentang koefisien pemuaian Pada bagian ini ditunjukkan partisipan sudah mengembangkan pemahamannya tentang koefisien gesek asimilasi 26 Partisipan cukup memahami bahwa permukaan yang kasarhalus mempengaruhi nilai gaya gesek. Namun partisipan belum mengetahui tentang koefisien gesek. Maka peneliti memberi bantuan analogi pada koefisien pemuaian. Ternyata partisipan terbantu dengan analogi tersebut untuk mengetahui definisi koefisien gesek yang dibuktikan dengan pernyataan, “oh iya, koefisien gesek itu tingkat kasarhalus permukaan.” Perubahan pemahaman dari belum mengetahui definisi koefisien gesek menjadi mengetahui definisi koefisien gesek ini terjadi proses asimilasi. d. Partisipan D Tidak terjadi perubahan pemahaman secara asimilasi e. Partisipan E Tidak terjadi perubahan pemahaman secara asimilasi Proses asimilasi terjadi ketika partisipan diberi pertanyaan tentang kelanjutan dari penjelasan yang telah ia berikan, misalnya tentang akibat dari gaya. Selain itu proses asimilasi juga terjadi saat partisipan diberi analogi tentang istilah yang hamper serupa misalnya energi kinetik, koefisien pemuaian. Pada proses asimilasi partisipan tidak mengubah skema awalnya, namun hanya mengembangkan dan melengkapinya saja. Proses asimilasi dialami oleh partisipan A tentang definisi gaya, partisipan B tentang jenis gaya gesek, dan partisipan C tentang koefisien gesek. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI