Faktor yang mempengaruhi Kriteria

pernyataan dari RoweKhan 1990 mengenai lansia yang berhasil adalah yang sehat secara fisik dan mental. Lansia yang menderita suatu penyakit berarti gagal dalam penuaannya. Konsep kepuasan hidup oleh Dreyer 1989 yang mengacu kepada Neurgaten, Havighurst, dan Tobin 1968 memiliki lima ciri yaitu Suardiman, 2011 : 1. Semangat, memiliki energi untuk berpartisipasi dalam berbagai wilayah kehidupan, suka mengerjakan sesuatu, antusias. 2. Resolusi dan keteguhan menerima tanggung jawab sebagai milik kehidupan pribadinya 3. Congruence, keselarasan antara keinginan dan tujuan yang dicapai, perasaan bahwa sesuatu telah diselesaikan seperti yang diinginkan. 4. Konsep diri positif, berpikir tentang dirinya sebagai seseorang yang berharga. 5. Suasana hati, menunjukkan kebahagiaan, optimis, dan senang dengan hidupnya. Jadi, Successful aging adalah kesuksesan proses penuaan lansia dalam menghadapi perubahan-perubahan yang terjadi di masa akhir perkembangannya dan kesuksesan dalam mencapai tujuan hidup mereka.

3. Faktor yang mempengaruhi

Successful Aging Menurut Santrock 2002 terdapat tiga faktor yang mempengaruhi Successful aging, yaitu a Seleksi Hal ini didasarkan pada penurunan fungsi kapasitas dan fungsi tertentu, yang mengarah pada penurunan kemampuan di sebagian wilayah kehidupan. b Optimisasi Optimisasi adalah munculnya kemungkinan untuk mempertahankan kemampuan pada beberapa fungsi tubuh yang mengalami penurunan dengan latihan dan teknologi yang tersedia. c Kompensasi Kompensasi terjadi ketika tuntutan yang dihadapi lansia sudah melampaui kapasitas lansia di perkembangannya.

4. Kriteria

Successful Aging Beberapa hal yang dapat digunakan sebagai kriteria Successful Aging dalam proses penuaan Rowe Kahn, 1997 dalam Papalia, dkk, 2009 : 1. Terhindar dari penyakit atau keterbatasan yang berkaitan dengan penyakit. 2. Mempertahankan fungsi fisik dan kognitif dengan baik. 3. Mempertahankan keterlibatan sosial yang aktif dan aktivitas produktif aktivitas, dibayar,atau tidak dibayar, yang memiliki nilai sosial. Ahli lain memiliki pandangan mengenai kriteria successful aging yang dibedakan menjadi dua yaitu Vaillant dalam Cavanaugh, 2006 : a. Kriteria successful aging berdasarkan kesehatan lansia : 1 Berdasarkan penilaian dokter lansia tidak mengalami cacat fisik rata-rata di usia 75 tahun. 2 Kesehatan fisik subjektif yang baik tidak ada masalah dengan kegiatan sehari-hari 3 Kehidupan yang panjang tanpa kecacatan b. Kriteria successful aging berdasarkan keterlibatan sosial dan kegiatan yang produktif : 1 Sehat mental 2 Terdapat 8 hal yang digunakan untuk menilai kepuasan hidup lansia yaitu pernikahan, pekerjaan yang memberikan penghasilan, memiliki keturunan, persahabatan dan kontak sosial, hobi, agama, kegiatan pelayanan masyarakat, dan rekreasi olah raga. Berdasarkan kriteria-kriteria di atas maka, peneliti menyimpulkan beberapa hal yang dapat menjadi indikator successful aging lansia di masa tuanya yaitu : 1. Sehat secara fisik mampu mempertahankan fungsi fisik 2. Mempertahankan fungsi kognitif dengan baik. 3. Sehat Mental , menganggap dirinya positif, berharga, suasana hati yang positif 4. Memiliki kemauan untuk terlibat dengan kegiatan-kegiatan sehari- hari baik dalam lingkungan sosial dan kegiatan produktif Dari uraian penjelasan di atas maka dapat disimpulkan bahwa successful aging adalah kesuksesan proses penuaan lansia dalam menghadapi perubahan-perubahan yang terjadi di masa akhir perkembangannya. Kriteria successful aging lansia tidak hanya dilihat dari kesehatan fisik dan mental saja, namun juga berdasarkan penilaian atau pandangan lansia sendiri dalam pencapaian tujuan hidupnya. Lansia yang berhasil dalam penuaannya juga tidak menarik diri dari lingkungan sosialnya. Di balik semua kriteria di atas tetap perlu menekankan pentingnya menerima dan menyesuaikan diri terhadap perubahan-perubahan yang memang harus dilalui.

C. Dukungan Sosial Pramurukti