1
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Lanjut usia
adalah seseorang
yang telah
mencapai usia
60 tahun
ke atas
Notoatmojo, 2007.
Batasan lanjut
usia menurut
dokumen perkembangan
lanjut usia
dalam kehidupan
bangsa yang
diterbitkan oleh
Departemen Sosial
dalam rangka
pencanangan hari
lanjut usia
nasional tanggal
29 Mei
1996 oleh
Presiden RI,
batas umur
lanjut usia
adalah 60
tahun atau
lebih Setiabudi,
1999. Batasan
lansia menurut
WHO meliputi,
usia pertengahan
middle age
yaitu usia
antara 45
sampai 59
tahun, lanjut
usia elderly
yaitu usia
antara 60
sampai 74
tahun, lanjut
usia tua
old yaitu
usia antara
76 sampai
90 tahun,
dan usia
sangat tua
very old
yaitu usia
diatas 90
tahun. Jumlah
populasi lanjut
usia dibeberapa
daerah Indonesia
menurut BPS
pada tahun
2010, di
DIY:12,48, Jawa
Timur 9,36,
Jawa Tengah
9,26, Jawa
Barat 7,09.
dan Bali
8,77. Maka
dengan demikian
berdasarkan ketentuan
badan dunia,
Indonesia termasuk
sebagai negara
berstruktur penduduk
tua populasi
lansia di
atas 7
. Saat
memasuki usia
lanjut manusia
mengalami beberapa
kemunduran pada
sistem-sistem biologisnya.
Akumulasi defisit
pada usia
lanjut seperti
kelemahan otot,
gangguan keseimbangan
dan abnormalitas
neuromuscular yang
berakibat terjadinya
penurunan mobilitas
yang dapat
meningkatkan resiko
jatuh dan
kesulitan dalam
menjalankan aktivitas
sehari-hari. Menurunnya
kemampuan biologis
tersebut menyebabkan
populasi lansia
rawan mengalami
kejadian jatuh.
Faktor yang
mempengaruhi adanya
kejadian jatuh
pada lansia
yakni faktor
diri
sendiri, faktor
aktivitas, faktor
lingkungan dan
faktor obat-obatan.
Faktor host
diri lansia
salah satunya
adalah mengenai
masalah keseimbangan
pada tubuh
yang sering
menyebabkan lansia
tiba-tiba jatuh
Probosuseno, 2008.
Survei komunitas
melaporkan, sekitar
30 lansia
di atas
60 tahun
pernah mengalami
jatuh setiap
tahunnya dan
separuhnya pernah
jatuh lebih
dari sekali.
Bahkan pada
lanjut usia
di atas
80 tahun,
sekitar 50
pernah mengalami
jatuh. Walaupun
tidak semua
kejadian jatuh
mengakibatkan luka
atau memerlukan
perawatan, tetapi
kejadian luka
akibat jatuh
meningkat terutama
pada usia
di atas
85 tahun.
Pada lansia
yang jatuh,
sekitar 5
mengalami patah
tulang, sekitar
1 patah
tulang paha
dan 5-11
mengalami luka
berat. Luka
merupakan penyebab
kematian nomor
lima pada
lansia dan
sebagian besar
luka terjadi
akibat jatuh
Probosuseno, 2008.
Masalah keseimbangan
yang menurun
pada lansia
merupakan penyebab
kejadian jatuh
pada populasi
lansia, terutama
keseimbangan dinamis
yang diperlukan
untuk menunjang
kegiatan berjalan.
Keseimbangan dinamis
merupakan kemampuan
tubuh untuk
mempertahankan posturnya
pada saat
Center of
Gravity COG
berubah seperti
saat berjalan.
Keseimbangan merupakan
integrasi yang
kompleks dari
sistem somatosensorik
visual, vestibular,
proprioceptive dan
motorik muskuloskeletal,
otot, sendi
jaringan lunak
yang keseluruhan
kerjanya diatur
oleh otak
terhadap respon
atau pengaruh
internal dan
eksternal tubuh.
Bagian otak
yang mengatur
meliputi, basal
ganglia, Cerebellum, dan
area assosiasi
Batson, 2009.
Equilibrium adalah
sebuah bagian
penting dari
pergerakan tubuh
dalam menjaga
tubuh tetap
stabil sehingga
manusia tidak
jatuh walaupun
tubuh berubah
posisi. Statis
Equlibrium yaitu
kemampuan tubuh
untuk menjaga
keseimbangan pada
posisi diam
seperti pada
waktu berdiri
dengan satu
kaki, berdiri
diatas balance
board. Dinamik
Equilibrium adalah
kemampuan tubuh
untuk mempertahankan
posisi pada
waktu bergerak.
Keseimbangan bukanlah
kualitas yang
terisolasi, namun
mendasari kapasitas
kita untuk
melakukan berbagai
kegiatan yang
merupakan kehidupan
kegiatan normal
sehari-hari Huxham
et al.,2001.
Metode untuk menilai resiko jatuh pada lansia salah satunya adalah Functional Gait Assessment FGA. Functional Gait Assessment adalah alat ukur
keseimbangan yang digunakan untuk mengukur tingkat resiko jatuh pada lansia dengan mengukur mobilitas sejauh 6 meter. Pengukuran keseimbangan dengan
Functional Gait Assessment dilakukan karena keseimbangan merupakan faktor utama terjadinya jatuh dan penelitian lain yang menyebutkan 30 lansia dengan
umur diatas 60 tahun pernah mengalai jatuh tiap tahunnya atau lebih. Pada subjek tes yang mendapat skor Functional Gait Assessment dibawah 22 dari skor
maksimal 30 diklasifikasikan beresiko jatuh lebih besar Diane et al.,2010. Untuk meningkatkan keseimbangan dinamis dan mengurangi resiko jatuh
pada lansia maka harus ada program latihan yang diberikan. Ada beberapa program latihan yang bisa diberikan pada lansia, salah satunya adalah Balance Strategy
Exercise yang merupakan kombinasi dari Ankle Strategy exercise, Hip Strategy exercise, dan Stepping Strategy exercise. Selain itu ada juga latihan Isotonic
Quadriceps Exercise yang memfokuskan pada penguatan otot quadriceps untuk meningkatkan keseimbangan.
Kedua program itu dapat meningkatkan keseimbangan dan menurunkan resiko jatuh pada Functional Gait Assessment. Oleh karena itu peneliti tertarik
untuk menganalisa sekaligus untuk memberikan kontribusi pada hidup lansia.
1.2 Rumusan Masalah