Tahap pengenalan Mycobacterium tuberculosis

2.2 Tahap pengenalan Mycobacterium tuberculosis

Interaksi antara M.tuberculosis dengan sel tubuh sangat kompleks walaupun penelitian yang sangat mendalam dan lama telah dilakukan, namun belum sepenuhnya dapat diungkap. Pada tahap ini difokuskan pada PRRs dalam pengenalan PAMPs spesifik dari mikobakterium, menginduksi sinyal intraseluler untuk memproduksi sitokin dan menginisiasi respons imun adaptif. Secara skematik dijelaskan dalam Gambar 2.2. Reseptor host bagian utama yang ikut terlibat dalam phagositosis bakteri daripada complement receptors dan scavenger receptors Kleinnijenhuis et al., 2011. Gambar 2.2 Pola reseptor pengenal dalam mengenali mikobakterium dan downstream signalling pathways Mikobakterium dapat dikenali melalui pattern recognition receptors PRRs yang berbeda-beda pada host. Reseptor intraseluler maupun ekstraseluler keduanya ikut terlibat dalam proses ini. Setelah mengenali mikobakterium, kaskade sinyal intraseluler diaktivasi dengan ditunjukkannya aktivasi transkripsi NF- B. Setelah transkripsi, terjadi induksi produksi kemokin dansitokin proinflamasi dan anti- inflamasi. Tipe kaskade sinyal yang terinduksi tergantung pada tipe PRR yang mengenali komponen M.tuberculosis Kleinnijenhuis et al., 2011. 2.2.1 Toll-Like Receptors TLR Patogen seperti bakteri, virus, fungi dan protozoa mengekspresikan seperangkat molekul yang bersifat “class-specific” dan “mutation resistant” yang dinamakan PAMP pathogen-associated molecular pattern. Sebaliknya sel tubuh yang terlibat dalam sistem immune natural innatenonspecific dapat mengenali PAMP melalui motif PRR pattern recognition receptor. Dikenal 3 macam anggota family PRR meliputi Toll-like receptor TLR, NOD-like receptor NLR dan RIG-like receptor RLR. Lokasi TLR berada pada membran sel plasma dan membran endosomal, sedangkan lokasi NLR dan RLR berada intraseluler Ma’at, 2009. Pada akhir abad ke-20, penelitian yang dilakukan oleh Toll menunjukkan bahwa ada reseptor yang sangat penting dalam mekanisme pertahanan tubuh terhadap infeksi jamur pada Drosophilia, yang hanya dimiliki oleh respon imun alamiah. Setahun kemudian, reseptor yang dijumpai oleh Toll mirip pada mamalia sekarang dikenal sebagai TLR4 menunjukkan bahwa reseptor tersebut dapat menginduksi ekspresi gen yang berperan dalam respon inflamasi. Disamping itu ditemukan bahwa adanya point mutation gen TLR4, strain tikus tidak responsif terhadap LPS. Aktivasi imunitas alamiah innate immunity merupakan tahap yang penting dalam perkembangan antigen-specific acquired immunity Takeda dan Akira, 2005. TLR didistribusikan pada berbagai jenis sel di dalam tubuh, seperti terlihat pada Tabel 2.1. Masing-masing TLR diekspresikan pada subset leukosit yang berlainan, serta setiap TLR mendeteksi atau mengenali PAMP yang berlainan pula. Aktivitas TLR oleh PAMP spesifik membentuk signal lewat domain TIR guna menginduksi aktivasi NF- B dan ekspresi gen inflamatori untuk mengeleminasi infeksi. Domain TIR berikatan dengan 5 molekul adaptor, seperti MyD88, Mal MyD88 adaptor-likeTIRAP TIR domain-containing adaptor protein, Trif TIR- domain-containing adaptor inducing interferon-beta, TRAM Trif-released adaptor molecule dan SARM SAM and ARM-containing protein Ma’at., 2009. Reseptor membran TLR dibagi dalam 2 group: pertama, TLR1, TLR2, TLR4, TLR5, TLR6, TLR10, TLR11, TLR12 dan TLR13 merupakan tipikal TLR permukaan sel. Kedua, TLR3,TLR7 dan TLR9 dijumpai terutama pada membrane endosom. Secara filogenetik, TLR dibagi dalam 6 famili, yaitu TLR1, TLR3, TLR4, TLR5, TLR7 dan TLR11. TLR mengenali dan diaktivasi oleh berbagai macam PAMP, seperti DNA bakterial, LPS, peptidoglikan, asam teikhoat, flagellin, pilin, dsRNA viral, dan zimosan fungi. Sebagai contoh: TLR2 mengenali peptidoglikan dan asam teikhoat dari bakteri Gram positif, sedangkan TLR4 mengenali lipopolisakarida LPS dari dinding sel bakteri Gram negatif. Aktivasi TLR tersebut memicu ekspresi berbagai sitokin seperti: IFN- , IL-2, IL-6, IL-8, IL-12, IL-16 dan TNF-  Pasare dan Medzhitov, 2005. Tabel 2.1 Distribusi TLR pada berbagai tipe sel, ligan dan asal ligan Ma’at, 2009. Reseptor Tipe sel Ligan PAMP Asal ligan TLR1 Terdapat diberbagai sel Triasil lipopeptida Faktor terlarut Bakteri mikobakteria Neisseria meningitides TLR2 Sel dendritik, sel polimorfonuklear dan monosit Heat Shock Protein 70 Peptidoglikan Lipoproteinlipopeptida Virus hepatitis C core dan protein NS3 Inang Bakteri Gram positif Berbagai patogen virus hepatitis C TLR3 Sel dendritik, sel NK, sel epithelial dan sel endothelial dsRNA Virus TLR4 Makrofag, sel polimorfonuklear, sel dendritik, sel endothelial, tetapi tidak dijumpai pada limfosit Lipopolisakarida Protein ‘envelope’ Taxol Bakteri Gram negatif Virus ‘mouse mammary- tumor ’ Tumbuhan TLR5 Monosit, sel dendritik ‘ immature’, sel epithelial, sel NK dan sel T Flagellin Bakteri TLR6 Diekspresikan level tinggi pada sel B, dan level rendah pada monosit dan sel NK Zymosan Asam lipoteikhoat Lipopeptida diasil Fungi Bakteri Gram positif Mikoplasma TLR7 Sel B, sel dendritik prekursor plasmasitoid ssRNA Imidasoquinolin Virus Senyawa sintetik TLR8 Monosit, diekspresikan level rendah pada sel NK dan sel T ssRNA Imidasoquinolin Virus Senyawa sintetik TLR9 Sel dendritik prekursor plasmasitoid, sel B, makrofag, sel polimorfonuklear, sel NK dan sel mikroglial. DNA yang mengandung CpG Bakteri, malaria dan virus TLR10 Sel B, sel dendritik prekursor plasmasitoid Belum diketahui Belum diketahui TLR11 Belum diketahui Molekul ‘profillin-like’ Toxoplasma gondii Respon imun alamiah setelah infeksi mikobakterial diperantarai oleh pengenalan komponen mikobakterial oleh PRR sehingga terjadi aktivasi beberapa TLR. Genom DNA dari strain Mycobacterium bovis, bacillus Calmette-Guerin BCG, mempunyai kemampuan untuk meningkatkan aktivitas sel NK dan menginduksi IFN tipe 1 pada sel limfa murine dan sel limfosit darah tepi manusia. Aktivitas imunostimulasi dari DNA mikobakterial ditunjukkan dengan adanya sekuens palindrom yaitu motif 5’-CG-3’, yang sekarang disebut sebagai motif CpG dan dikenal dapat mengaktivasi TLR9 Hemmi et al., 2000. Dinding sel mikobakterial mengandung beberapa lapisan glikolipid seperti lipoarabinomannan LAM, lipomannan LM, dan phosphatidyl-myo-inositol mannoside PIM dikenali oleh TLR2. Lipoprotein 19-kDa. M.tuberculosis juga mengaktivasi makrofag melalui TLR2. TLR 4 juga diperkirakan dapat mengenali komponen mikobakterial tersebut Saiga et al., 2010. Secara invivo dijelaskan mekanisme pertahanan tubuh melalui signal yang dimediasi oleh TLR dengan menggunakan mencit defisiensi MyD88, komponen penting pada signal TLR. Mencit dengan defisiensi MyD88 sangat rentan dengan infeksi saluran pernafasan oleh kuman M.tuberculosis. Keadaan yang berbeda ditemukan bahwa mencit dengan defisiensi TLR menunjukkan kerentanan terhadap infeksi M.tuberculosis tidak sehebat dibandingkan dengan defisiensi MyD88. Kerentanan mencit dengan defisiensi TLR2 terhadap M.tuberculosis bervariasi dari beberapa penelitian yang berbeda, sedangkan mencit dengan defisensi TLR4 tidak menunjukkan kerentanan yang tinggi terhadap infeksi M.tuberculosis. Laporan menyebutkan bahwa mencit defisiensi TLR9 rentan terhadap infeksi M.tuberculosis dan lebih rentan lagi jika mencit yang defisiensi pada TLR2 dan TLR9. Penemuan ini mengindikasikan bahwa berbagai macam TLR berperan dalam tahap pengenalan mikobakterium. Laporan terbaru menyebutkan bahwa mencit yang defisiensi TLR2TLR4TLR9 menunjukkan kelainan phenotype yang lebih ringan dibandingkan dengan mencit yang defisiensi MyD88. Perlu studi lebih lanjut apakah hanya TLR atau ada molekul lain selain TLR dalam aktivasi MyD88 untuk mediasi respon imun alamiah terhadap infeksi M.tuberculosis. TLRMyD88 merupakan komponen independent dari imunitas alamiah yang terlibat dalam induksi respon imun adaptif selama infeksi M.tuberculosis Saiga et al., 2010. Gambar 2.3 Pengenalan M.tuberculosis oleh Toll-like receptors TLR2 mengenali beberapa komponen derivat M.tuberculosis. TLR9 mengenali DNA mikobakterial termasuk motif CpG di dalam endosom. Pengenalan mikobakterial yang TLR-dependent ini menginduksi aktivasi signaling pathways melalui molekul adaptor MyD88 dengan menunjukkan aktivasi ekspresi gen Saiga et al., 2010. MyD88 berperan penting dalam aktivasi respons imun alamiah terhadap M.tuberculosis. Selanjutnya IL-1 receptor-associated kinases IRAK, TNF receptor-associated factor TRAF 6, TGFβ-activated protein kinase 1 TAK1 dan mitogen-activated protein MAP kinase direkrut dalam kaskade signal dengan menunjukkan aktivasi dan translokasi inti dari faktor transkripsi seperti nuclear transcription factor NF- B Takeda dan Akira, 2004. Keadaan ini menunjukkan transkripsi gen yang terlibat dalam aktivasi respon imun alamiah, terutama dalam produksi sitokin proinflamasi seperti TNF, IL- 1β, dan IL-12 serta nitric oxide NO Akira, 2003. TLR4 diaktivasi oleh heat shock protein 6065, suatu protein yang disekresikan oleh berbagai spesies M.tuberculosis Bulut et al., 2005. TLR9 mengenali unmethylated CpG motifs dalam DNA bakteri. Studi in vitro menunjukkan bahwa M. tuberculosis menginduksi pengeluaran IL-12 dalam sel dendritik tergantung dengan TLR9. Eksperimen in vivo menunjukkan bahwa ketika mencit diinfeksikan dengan M.tuberculosis dosis tinggi, mencit yang kekurangan TLR9 lebih cepat mati dibandingkan dengan mencit yang normal Bafica et al., 2005. TLR8 dapat mengenali single-stranded RNA ssRNA virus RNA. Hal yang menarik diungkapkan oleh Davila dkk pada tahun 2008, yaitu terjadi peningkatan ekspresi protein TLR8 dalam makrofag setelah diinfeksikan dengan BCG Davila et al., 2008. Sampai sekarang hanya penelitian ini yang mengemukakan peran penting TLR8, namun bagaimana mekanisme TLR8 mengenali M.tuberculosis dan signal intraselulernya masih belum jelas. 2.2.2 NOD Like Receptors NOD like receptors NLRs merupakan keluarga dari protein yang sangat mirip dengan keluarga protein plant R resistance, yang mempunyai peran penting dalam pertahanan terhadap patogen pada tumbuhan. Keluarga NLR pada mamalia mengandung lebih dari 20 anggota dengan struktur yang sederhana. Inti molekul tersebut dibentuk oleh nucleotide-binding domain, yang diberi nama NACHT, NAIP, CIITA, HET-E, dan TP-1 Shi et al., 2003 atau NOD nucleotide oligomerization domain. Bagian C-terminal mengandung ulangan seri kaya leucin, yang lebih dahulu mengenali PAMPs dari patogen dan mengawali aktivasi molekul. Bagian N-terminal molekul mengandung bagian efektor dari CARD caspase activation and recruitment domain, PYRIN, atau BIR baculovirus inhibitor of apoptosis repeat domain Proell et al., 2008. NLR yang mengandung CARD seperti misalnya NOD1 dan NOD2 terlebih dahulu membentuk oligomer dan kemudian merekrut receptor-interacting protein 2 RIP2 atau CARD containing kinase-RICK, melalui interaksi CARD-CARD sehingga menunjukkan pengerahan NF- B Dufner et al., 2006. NOD2 adalah reseptor intraseluler yang memediasi rangsangan produksi sitokin proinflamasi dari infeksi M.tuberculosis. NOD2 merupakan reseptor untuk peptidoglikan bakteri. Mencit dengan defisiensi NOD2 menunjukkan gangguan produksi sitokin proinflamasi dan nitric oxide ketika diinfeksikan dengan M.tuberculosis. Namun kerentanan mencit dengan defisiensi NOD2 terhadap infeksi M.tuberculosis masih bervariasi Divangahi et al., 2008. 2.2.3 C-Type Lectins C-type lectins merupakan keluarga PRR yang terlibat dalam pengenalan struktur polisakarida dari patogen. Mannose Receptor MR, CD206 terdiri dari 8 rantai bagian pengenal karbohidrat dan satu bagian yang kaya cystein. MR banyak diekspresikan pada makrofag alveolar. Rangsangan mikobakterium melalui MR menyebabkan produksi sitokin anti-inflamasi seperti IL-4 dan IL-13, menghambat produksi IL-12, dan kegagalan mengaktivasi respon oksidatif. Man-LAM dan komponen utama lain dari dinding sel M.tuberculosis seperti PIMs merupakan ligan alami mikobakterium untuk MR. Ikatan M.tuberculosis dengan MR dapat menginduksi fagositosis, namun fusi fagosom dengan lisosom terbatas Kleinnijenhuis et al, 2011. Perbedaan level mannosylation antara strain M.tuberculosis bisa juga berpengaruh terhadap pengenalan oleh C-type lectins. Torrelles dan Schlesinger pada tahun 2010 menyebutkan bahwa perbedaan virulensi antara strain M.tuberculosis bisa berkaitan dengan ekspresi Man-LAM pada dinding sel Torrelles dan Schlesinger, 2010. 2.2.4 DC-SIGN Dendritic cell-specific intercellular adhesion molecule-3 grabbing nonintegrin DC-SIGN, CD209 berperan penting dalam interaksi antara sel dendritik dengan M.tuberculosis. Reseptor ini terutama diekspresikan pada sel dendritik dalam bentuk sebagai PRR dan reseptor adesi, berperan dalam migrasi sel dendritik dan interaksi antara sel dendritik-sel T. Bagian pengenalan karbohidrat dari DC-SIGN mengenali Man-LAM dan lipomannans. -glucan bagian dominan polisakarida kapsul juga sebagai ligan untuk DC-SIGN. Setelah mengenali struktur M.tuberculosis, DC-SIGN memacu respon imun anti-inflamasi dengan cara maturasi sel dendritik yang terinfeksi dan menginduksi produksi IL-10 Kleinnijenhuis et al, 2011. 2.2.5 Dectin-1 Dectin-1 merupakan reseptor yang terdiri dari bagian pengenalan karbohidrat ekstraseluler dan bagian ITAM intraseluler. Reseptor ini terutama diekspresikan pada makrofag, sel dendritik, netrofil, dan subset sel T. Dectin-1 terutama mengenali β-glucan yang terdapat pada patogen fungi, namun hal ini juga diperkirakan berperan penting dalam pengenalan M.tuberculosis Kleinnijenhuis et al, 2011. Laporan terakhir dikemukakan bahwa dectin-1 berperan penting pada pengenalan M.tuberculosis dalam imunitas alamiah dan menginduksi respon Th1 dan Th17 Van De Veerdonk et al., 2010. Gambar 2.4 Pengenalan mikobakterium oleh pattern recognition receptors PRRs Beberapa PRR seperti NOD-like receptors dan C-type lectin receptors, memediasi pengenalan M.tuberculosis. NOD2, merupakan anggota NOD- like receptors, mengenali N-glycolyl MDP di dalam sitoplasma sel M.tuberculosis. DC-SIGN dan dectin-1 merupakan anggota dari C-type lectin receptors, berperan pada pengenalan mikobakterium. Selain itu, Mincle menunjukkan pengenalan terhadap TDM merupakan suatu glikolipid dari dinding sel mikobakterium Saiga et al., 2010.

2.3 Imunitas alamiah dan Pertahanan Tubuh Terhadap M. tuberculosis